Anda di halaman 1dari 20

NAMA :RAHMITA SARI

NIM : 1307079
TINGKAT : IIB

AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG


MAKASSAR
2015-2016

GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR


PENYAKIT JANTUNG KORONER

I. Konsep Medis
A. Defenisi
Penyakit
jantung
koroner
adalah
penyempitan/penyumbatan di arteri koroner
karena adanya endapan lemak dan kolesterol
sehingga mengakibatkan suplai darah ke jantung
menjadi terganggu.
B. Etiologi
Yang tak dapat diubah : usia, jenis kelamin,
riwayat keluarga, dan ras
Yang dapat diubah : Hiperlipidemia, Hipertensi,
Merokok, Diabetes mellitus, Diet, dan Pola hidup

C. Patofisiologi
Aterosklerosis dimulai ketika kolestrol berlemak
tertimbun di intima arteri besar. Timbunan ini,
dinamakan ateroma atau plak akan menganggu
absorbsi nutrien oleh sel-sel endotel yang
menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah
dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini
menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel
pembuluh darah yang terkena akan mengalami
nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya
lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah
terhambat. Pada lumen yang menyempit dan
berdinding kasar, akan cenderung terjadi
pembentukan bekuan darah, hal ini menjelaskan
bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler,
diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang

perdarahan ke dalam plak; dan penimbunan lipid


terus-menerus. Bila fibrosa pembungkus plak
pecah, maka debris lipid akan terhanyut dalam
aliran darah dan menyumbat arteri dan kapiler di
sebelah distal plak yang pecah.
Struktur anatomi arteri koroner membuatnya
rentan terhadap mekanisme aterosklerosis.
Seperti yang dapat dilihat pada gambar 28-1,
arteri tersebut berpilin dan berkelok-kelok saat
memasuki jantung, menimbulkan kondisi yang
rentan untuk terbentuknya atheroma.
D.
1.
2.
3.

Manifestasi klinis
Nyeri dada
Perubahan pola EKG
Aneurisma ventrikel

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tes laboratorium
Enzim jantung
Kimia darah
Sinar x dada dan fluoroskopi
EKG
Katerisasi jantung
Ekokardiografi

F. Komplikasi
1. Gagal jantung kongestif
jantung
2. Syok kardiogenik
ventrikel
3. Edema paru akut
Tromboembolisme
4. Disfungsi otot papilaris

6. Ruptur
7. Aneurisma
8.
9. Perikarditis

G. Pengobatan
1. Menghentikan, atau mengurangi atau regresi
dari proses aterosklorosis dengan cara
mengendalikan faktor-faktor resiko:
a. Tidak merokok
b. Latihan fisik sesuai dengan kemampuan
jantung penderita
c. Diet untuk mencapai profil lemak yang baik
dan berat badan yang ideal.
d. Mengendalikan tekanan darah tinggi, DM, dan
stress mental.
2. Pengobatan farmakologi untuk berbagai bentuk
kekurangan oksigen miokard
e. Angina stabil
1. Nitrat : nitrogliserin dan ISDN
2. Penyekat beta : propranolol
3. Antagonis calcium : nifedipin, diltiazen,

b. Angina tidak stabil


1. Preparat nitrat
2. Penyekat beta
3. Antagonis kalsium
4. Anti trombosit
c. Angina fariant
5. Preparat nitrat
6. Antagonis calsium
7. Penyekat beta
8. Prazosin
d. Infark miokard akut
9. Morfin IV secara titrasi
10.Preparat nitrat
11.Penyekat beta
12.Beri O2
13.Streptokinase

3. Pengobatan non farmakologi :


a. PTCA (angioplasty coroner transluminal
perkutan)
b. CABG (coronary artery bypass graft)

A. Pengkajian
1. Keluhan utama : nyeri dada.
2. Riwayat penyakit sekarang
P: Nyeri setelah beraktivitas dan tidak
berkurang dengan istirahat dan setelah diberikan
nitrogliserin.
Q: Seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau
digambarkan klien. Sifat keluhan nyeri seperti
tertekan
R: Lokasi nyeri di daerah substernal atau nyeri
di atas periakrdium. Penyebaran dapat meluas di
dada. Dapat terjadi nyeri serta ketidakmampuan
bahu dan tangan.
Q:Klien biasa ditanya dengan menggunakan
rentang 0-5 dan klien akan menillai seberapa jauh
rasa nyeri yang dirasakan. Biasanya pada saat

T: Sifat mula timbulnya, gejala timbul mendadak.


Lama timbulnya (durasi) nyeri dada dikeluhkan
lebih dari 15 menit.
3. Riwayat penyakit dahulu
mengkaji apakah sebelumnya klien pernah
menderita nyeri dada, darah tinggi, DM, dan
hyperlipidemia.
Tanyakan
mengenai
obat
antiangina nitrat dan penghamabt beta serta
obat-obat antihipertensi. Catat adanya efek
samping yang terjadi di masa lalu
4. Riwayat keluarga
Perawat menanyakan tentang penyakit yang
pernah dialami keluarga serta bila anggota
keluarga yang meninggal, maka penyebab
kematian juga ditanyakan.
5. Riwayat pekerjaan dan kebiasaan

6. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik klien terdiri atas keadaan
umum dan B1-B6 a. Keadaan umum
Pada pemeriksaan keadaan umum klien biasanya
didapatkan kesadaran baik atau compos mentis
dan akan berubah sesuai tingkat gangguan yang
melibatkan perfusi system saraf pusat.
b. breathing
Terlihat sesak, frekuensi napas melebihi normal,
dan keluhan napas seperti tercekik. Biasanya
juga terdapat dispnea kardia.
c. bleeding
Inspeksi: Inspeksi adanya parut
Palpasi: Denyut nadi perifer melemah.
Auskultasi: Tekanan darah biasanya menurun
akibat penurunan volume sekuncup pada IMA.
Perkusi: Tidak ada pergeseran batas jantung.

Kesadaran biasanya CM, tidak didapatkan sianosi


perifer.
e. Bladder
Pengukuran volume keluaran urine berhubungan
dengan asupan cairan.
f. Bowel
Kaji pola makan klien apakah sebelumnya
terdapat peningkatan konsumsi garam dan lemak.
Adanya nyeri akan memberikan respons mual dan
muntah.
g. Bone
Hasil yang biasa terdapat pada pemeriksaan B6
adalah sebagai berikut.
Aktivitas, gejala : kelemahan, tidak dapat tidur,
gerak statis, dan jadwal olahraga tidak teratur.
Tanda
:
takikardi,
dispnea
pada
saat

a. Tes laboratorium seperti enzim jantung dan


kimia darah
b. EKG
c. Echocardiogram
d. Kateterisasi jantung
e. CT angiogram koroner
f. Magnetic Resonance Angiogram
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri
yang
berhubungan
dengan
ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen
dengan kebutuhan miokardium sekunder dari
penurunan suplai darah ke miokardium.
2. Aktual / risiko tinggi menurunnya curah
jantung yang berhubungan dengan perubahan
frekuensi atau irama koduksi elektrikal.
3. Aktual / risiko gangguan perfusi perifer yang

C. Intervensi
Nyeri
yang
berhubungan
dengan
ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen
dengan kebutuhan miokardium sekunder dari
penurunan suplai darah ke miokardium.
Tujuan : Dalam waktu 1 x 24 jam terdapat
penurunan respons nyeri dada
Kriteria hasil : Secara subjektif klien menyatakan
penurunan rasa nyeri dada, secara objektif
didapatkan TTV dalam batas normal, wajah rileks,
tidak terjadi penurunan perfusi perifer.
Intervensi
Rasional
Catat
karakteristik Variasi penampilan dan
nyeri, lokasi, intensitas, perilaku klien karena

Berikan oksigen
tambahan dengan kanul
nasal atau masker
sesuai indikasi

Meningkatkan jumlah
oksigen yang ada untuk
pemakaian miokardium
dan mengurangi
ketidaknyamanan
karena iskemia
Atur posisi semi fowler / Dengan posisi semi
fowler
fowler ekspansi paru
maksimal sehingga
memudahkan
pernapasan.
Kolaborasi pemberian
Nitrat berguna untuk
terapi farmakologis
control nyeri dengan
antiangina
efek vasodilatasi
(nitrogliserin)
koroner

Aktual / risiko tinggi menurunnya curah jantung


yang berhubungan dengan perubahan frekuensi
atau irama koduksi elektrikal.
Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam tidak terjadi
penurunan curah jantung.
Kriteria hasil : stabilitas hemodinamik baik
(tekanan darah dalam batas normal curah
jantung )
Intevensi
Rasional
Pantau frekuensi
Perubahan frekuensi
jantung dan irama
dan irama jantung
menunjukkan
komplikasi distrimia
Pantau data
Enzim memantau
laboratorium enzim
perluasan infark,

=Pertahankan
pemasukan total cairan
2.000 ml/ 24 jam dalam
toleransi kardiovaskular

Berikan diet tanpa


garam

Memenuhi kebutuhan
cairan tubuh orang
dewasa, tetapi
memerlukan
pembatasan dengan
adanya dekompensasi
jantung.
Natrium meningkatkan
retensi cairan dan
meningkatkan volume
plasma yang
berdampak terhadap
peningkatan beban
kerja jantung sehingga
akan meningkatkan
kebutuhan pada

Aktual / risiko gangguan perfusi perifer yang


berhubungan dengan menurunnya curah jantung
Tujuan : dalam 2x24 jam perfusi perifer
meningkat
Kriteria hasil : klien tidak mengeluh pusing, TTV
dalam batas normal, CRT < 3 detik, urine > 600
ml/hari
Intervensi
Rasional
Kaji warna kulit, suhu,
Mengetahui derajat
sianosis, nadi perifer,
hipoksemia dan
dan diaphoresis secara peningkatan tekanan
teratur
perifer
Pantau urine output
Penurunan curah
jantung mengakibatkan
menurunnya produksi
urine, pemantauan

terjadinya syok
kardiogenik
Catat adanya keluhan
Keluhan pusing
pusing
merupakan manifestasi
penurunan suplai darah
ke jaringan otak yang
parah
Pertahankan cara
Jalur yang paten
masuk
heparin (IV)
penting untuk
D. Evaluasi
sesuai
indikasi
pemberian obat darurat
1. Bebas
nyeri
2. Menunjukkan peningkatan curah jantung
3. Terhindar dari risiko penurunan perfusi perifer

Anda mungkin juga menyukai