Anda di halaman 1dari 53

*CACAT BAWAAN

BAYI BARU LAHIR

Sundariningsih,SS
T

HIDROCHEPALUS

Rongga Otak
mengandung
cairan terlalu
banyak.

*Keadaan fisiologis otak yang

mengakibatkan bertambahnya cairan


serebrospinalis ( CSS ) dengan atau
pernah dengan tekanan intra kranial
yang meninggi sehingga terdapat
pelebaran ruangan mengalirkan CSS.

*HIDROCEFALUS

* Tengkorak kepala membesar


* Muntah dan nyeri kepala
* Kepala terlihat lebih besar dari tubuh
* UUB melebar dan tdk menuup pd waktunya, teraba
tegang dan menonjol
* Dahi lebar, kulit kepala tipis dan mengkilat
* Pelebaran vena kulit kepala
* Pergerakan bola mata tdk teratur
* Gangguan kesadran di akibatkan kerusakan syaraf.
* Sunset sign (iris menyerupai matahari terbenam

*Tanda dan gejala

*Adalah :

Selaput otak dan isi


kepala menyembul
keluar, karena adanya
suatu lubang pada tulang
tengkorak atau tulang
belakang

*MENINGOKEL
dan

1.
2.
3.

4.

Sebelum operasi , bayi dimasukkan ke dalam


inkubator dengan kondisi tanpa baju.
Bayi dalm posisi telungkup atau tidur jika
kantongnya besar untuk mencegah infeksi.
Berkolaborasi dengan dokter anak, ahli bedah
saraf, ahli ortopedi , dan ahli urologi,
terutama pada tindakn pembedahan, dengan
sebelumnya melakukan informed consent dan
informed choice pada keluarga.

*Penatalaksanaan . . .

*Labioskizis/Labiopalatoskizi

s yaitu kelainan kotak


palatine (bagian depan serta
samping muka serta langitlangit mulut) tidak menutup
dengan sempurna.

Labioskizis dan
labiopalatoskizi
z

1. factor Genetik atau keturunan,material genetic dalam


kromosom mengalami mutasi gen ataupun kelainan
kromosom
2. Kurang Nutrisi contohnya defisiensi Zn dan B6, vitamin C
pada waktu hamil, kekurangan asam folat.
3. Radiasi
4. Terjadi trauma pada kehamilan trimester pertama.
5. Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi janin
contohnya seperti infeksi Rubella dan Sifilis,
toxoplasmosis dan klamidia
6. Stres emosional
7. Pengaruh obat teratogenik, termasuk jamu dan
kontrasepsi hormonal, akibat toksisitas selama
kehamilan, misalnya kecanduan alkohol, terapi penitonin.

*Etiologi . . .

*Jenis . . . .

1. Celah di bibir (labioskizis)


2. Celah di gusi (gnatoskizis)
3. Celah di langit (palatoskizis)
4. Celah dapat terjadi lebih dari
satu organ mis = terjadi di
bibir dan langit-langit
(labiopalatoskizis)

*Klasifikasi . . . .

Ada beberapa gejala dari bibir sumbing yaitu


:
1. TERJADI PEMISAHAN LANGIT LANGIT
2. TERJADI PEMISAHAN BIBIR
3. TERJADI PEMISAHAN BIBIR DAN LANGIT
LANGIT.
4. INFEKSI TELINGA BERULANG.
5. BERAT BADAN TIDAK BERTAMBAH.
6. PADA BAYI TERJADI REGURGITASI NASAL
KETIKA MENYUSUI YAITU KELUARNY AIR
SUSU DARI HIDUNG.

*GEJALA DAN TANDA

*Cacat terbentuk pada trimester


pertama kehamilan, prosesnya
karena tidak terbentuknya
mesoderm, pada daerah
tersebut sehingga bagian yang
telah menyatu (proses nasalis
dan maksilaris) pecah kembali.

*Patofisiologi

*Penanganan untuk bibir sumbing adalah dengan cara

operasi.
*Operasi ini dilakukan setelah bayi berusia 2 bulan,
dengan berat badan yang meningkat, dan bebas dari
infeksi oral pada saluran napas dan sistemik.
*Dalam beberapa buku dikatakan juga untuk
melakukan operasi bibir sumbing dilakukan hukum
Sepuluh (rules of Ten) yaitu, Berat badan bayi
minimal 10 pon, Kadar Hb 10 g%, dan usianya minimal
10 minggu dan kadar leukosit minimal 10.000/ui.

*PENATALAKSANAAN

* a. Menyusu ibu
* Menyusu adalah metode pemberian makan

terbaik untuk seorang bayi dengan bibir sumbing


tidak menghambat pengahisapan susu ibu. Ibu
dapat mencoba sedikit menekan payudara untuk
mengeluarkan susu. Dapat juga mnggunakan
pompa payudara untuk mengeluarkan susu dan
memberikannya kepada bayi dengan
menggunakan botol setelah dioperasi, karena
bayi tidak menyusu sampai 6 mgg

*Perawatan . . .

* Dot domba, Karena udara bocor disekitar sumbing

dan makanan dimuntahkan melalui hidung, bayi


tersebut lebih baik diberi makan dengan dot yang
diberi pegangan yang menutupi sumbing, suatu dot
domba (dot yang besar, ujung halus dengan lubang
besar), atau hanya dot biasa dengan lubang besar.
* Botol peras, Dengan memeras botol, maka susu
dapat didorong jatuh di bagian belakang mulut
hingga dapat dihisap bayi
* Ortodonsi, Pemberian plat/ dibuat okulator untuk
menutup sementara celah palatum agar
memudahkan pemberian minum dan sekaligus
mengurangi deformitas palatum sebelum dapat
dilakukan tindakan bedah definitive

*Lanjutan . . .

*Athresia Esophagus adalah

perkembangan embrionik abnormal


esophagus yang menghasilkan
pembentukan suatu kantong (blind
pouch), atau lumen berkurang tidak
memadai yang mecegah perjalanan
makanan / sekresi dari paring ke
perut.

*Atresia esofagus . . .

* Dalam anamnesa : kehamilan ibu disertai hidramnion (

60%)
Perlu dilakukan kateterisasi esophagus dengan kateter
No.6-10 f
Bila kateter terhenti pada jarak 10 cm -> diduga atresia
esophagus
Bila pada bayi baru lahir timbul sesak napas disertai
dengan air liur yang banyak meleleh ke luar dan
pernafasan berbuih
Segera setelah lahir bila diberi minum bayi akan batuk
dan sianosis karena aspirasi cairan ke jalan napas

*Gejala dan Tanda :

*Atresia esofagus . . .

* Pemasangan segera kateter esophagus dan

dihisap secara berkala


* Posisi bayi setengah duduk bila terdapat fistel
ke esophagus atau bila tidak diketahui ada
tidaknya fistel
* Bila tidak ada fistel, kepala diletakkan lebih
rendah dari tubuh
* Pembedahan korektif secepatnya

*Penatalaksanaan :

*Hernia diafragmatika

*Pengertian: masuknya isi abdomen ke

dalam rongga thorax melalui diafragma


*Organ-organ yang sering mengalami
diafragma antara lain: lambung, usus
halus, colon dan sebagian hati
*Etiologi: adanya gangguan penutupan pada
lipatan pleuro peritoneal pada minggu ke
VII-IX kehidupan intrauterine

*HERNIA DIAFRAGMA

*Pada minggu VII-IX intrauterine terjadi

gangguan penutupan lipatan


pleuruperitoneal sehingga terdapat lubang
diafragma yang tidak hanya ditutupi oleh
lapisan pleura dan peritoneum yang
memungkinkan sebagian isi rongga perut
masuk ke dalam rongga dada

*Patofisiologi

Tergantung berapa banyak bagian perut yang masuk


ke rongga dada, bila sebagian besar isi perut masuk
ke dalam rongga dada, akan muncul gejala ganguan
pernapasan seperti:
* Sianosis
* Sesak napas
* Sakit perut berulang
* Retraksi sela iga
* Perut cekung
* Pekak (perkusi)
* Bunyi pernapasan paru yg sakit akan melemah
* Muntah

*Menifestasi klinis

*Beri O2 bila tampak sianosis


*Posisikan bayi duduk= tekanan isi perut
berkurang= paru =diafragma akan bebas
*Pasang NGT untuk kompresi perut
*Jika keadaan bayi sudah stabil tindakan
operatif dapat dilakukan

*Penatalaksanaan

*Antara hati dan usus halus

terdapat saluran yang berfungsi


sebagai tempat mengalirnya
empedu yang di produksi hati
menuju usus. Jika saluran ini
tersumbat, maka hal ini disebut
sebagai obstruksi biliaris

*OBSTRUKSI BILIARIS

*Tersumbatnya saluran

empedu sehingga empedu


tidak dapat mengalir
kedalam usus untuk
dikeluarkan ( sebagai
strekobilin ) didalam feses

*Penyebab obstruksi biliaris

1. Batu empedu
2. Karsinoma duktus biliaris
3. Karsinoma kaput panksreas
4. Radang duktus biliaris komunis yang
menyebabkan striktura
5. Ligasi yang tidak sengaja pada duktus
biliaris komunis.

* Obstruksi duktus biliaris ini sering

ditemukan, kemungkinan desebabkan

1.

2.
3.

Pada dasarnya penatalaksanaan pasien dengan


obstruksi biliaris bertujuan untuk
menghilangkan penyebab sumbatan atau
mengalihkan aliran empedu.
Tindakan tersebut dapat berupa tindakan
pembedahan misalnya pengangkatan batu atau
reseksi tumor.
Dapat pula upaya untuk menghilangkan
sumbatan dengan tindakan endoskopi baik
melalui papila vater atau dengan laparoskopi.

* Penatalaksanaan

*buntunya saluran pada


duodenum yang
biasanya terjadi pada
ampula vateri.

*ATRESIA DUODENI

* Bayi yang mengalami atresia duodeni sering

mengalami muntah proyektil yang berwarna


hijau setelah lahir,berat badan menurun dan
perut kembung di daerah epigastrium pada 24
jam atau sesudahnya.
* Sementara itu, pada foto polos dalam posisi
tegak akan diperoleh hasil adanya gambaran
pelebaran lambung dan bagian proksimal
duodenum, tanpa adanya udara dibagian lain
usus.

*Gambaran klinis

*1. Perbaiki keadaan umum dengan

mengatasi defisit cairan tubuh yang di


timbulkan oleh muntah muntah sebelum
operasi.
*2.Berikan infromed consent dan infromed
choice sebelim dilakukan rujukan atau
tindakan pembedahan.

*Penatalaksanaan . . .

*Atresia Ani . . .

*Definisi: yaitu suatu keadaan dimana


lubang anus & rekti tertutup oleh
membran
*Gambaran klinik
Bayi muntah-muntah dalam 24-48
jam setelah lahir dan tidak dapat
defekasi mekonium

*Atresia Ani . . .

* Selama 24 48 jam pertama kelahiran, bayi


mengalami muntah2 & tdk ada defekasi
mekonium.
* Perut kembung kemudian disusul muntah
* Bising usus meningkat
* Tdk ada lubang anus
* Ileus obstruktif
* Dapat terjadi fistel

*Tanda dan gejala

*Anus tampak merah


*Usus melebar
*Kadang-kadang tampak ileus obstruksi
*Termometer/colok dubur yang dilakukan

tertahan
*Pada penyumbatan yang lebih tinggi,
dimana ia muncul 24-48 jam dengan gejala
perut kembung, muntah berwarna hijau

*Pemeriksaan fisik

*Mungkin dapat terjadi fistula

rektovaginal (pada wanita)/


rektourinarius (pada laki-laki)
*Pemeriksaan foto rontgen stelah
24 jam, pemeriksaan urin untuk
mengetahui adanya mekonium

*Lanjutan . . .

*Eksisi membran anal


*Fistula: kolostomi sementara SP >3 bulan
kemudian dilaksanakan koreksi

Asuhan yang diberikan


*Rehidrasi: infus
*Isap cairan lambung
*Observasi TTV
*Informasi dan penjelasan ortu

*Penatalaksanaan . . .

*Fimosis . . .

*Definisi: adalah penyempitan pada

prupesium yang dapat menyebabkan


bayi/anak sukar berkemih

*Tanda dan gejala:


Bayi sukar berkemih
Kulit prepusium menggelembung
seperti balon
Bayi atau anak menangis keras sebelum
urin keluar

*Fimosisi . . .

* Penatalaksanaan

Sunat
Melebarkan lubang prepusium
dengan cara mendorong ke belakang
kulit prepusium dan kemudian
ujungnya dibersihkan dengan kapas
Pencegahan infeksi luka dengan
saleb antibiotik

* Penyebab: adanya smegma


pada ujung preputium

*Hipospedia . . .

*Hipospadia adalah suatu


keadaan dimana lubang
uretra terdapat di penis
bagian bawah, bukan di
ujung penis.

*Hipospedia . . .

*Hipospedia . . .

*Pembesaran tuberkulum kelamin dan

perkembangan selanjutnya dari penis dan


uretra tergantung pada tingkat testosteron
selama embriogenesis.
*Jika testis gagal untuk menghasilkan
jumlah yang cukup dari testosteron atau
jika sel-sel struktur genital kekurangan
reseptor androgen yang memadai yaitu
enzim konversi androgen-5 alpha-reductase
dapat menyebabkan hipospadia.

*Etiologi . . .

*Genetik dan faktor

nongenetik terlibat dalam


penyebab hipospadia dimana
angka kejadian keluarga
dari hipospadia ditemukan
pada sekitar 28% pasien.

*Lanjutan . . .

berdasarkan letak ostium


uretra eksterna maka
hipospadia dibagi 5 tipe:
Anterior (60-70%)
* Hipospadia tipe glans
* Hipospadia tipe coronal
Midle (10-15%)
* Hipospadia tipe penil
Posterior (20%)
* Hipospadia tipe penoscrotal
* Hipospadia tipe perineal

*Klasifikasi

*
*
*

Setelah operasi, pasien diberikan kompres


dingin pada area operasi untuk dua hari
pertama.
Metode ini digunakan untuk mengurangi
edema dan nyeri dan menjaga bekas luka
operasi tetap bersih.
Pada pasien dengan repair flip flop
diversi urinari dilakukan dengan menggunakan
kateter paling kecil dan steril yang melewati
uretra sampai ke kandung kemih.
Pasien dengan kateter suprapubic dilepas
pada hari ke lima post operatif dan di evaluasi
ada tidaknya fistula

*Perawatan Pasca Operasi

*Terima Kasih . . .

Anda mungkin juga menyukai