Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 2

Anissa Megawati
Bella Octavia P.H
Fajar Egi M
Hega Silvalda
Jahra Tsamara
Laura Putri A
Miranda Salsadila
Ninda Ayu
Reza Stella
Shinta M
Vira Noviana

Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan negara dibagi
menjadi dua klasifikasi besar, yaitu:
1. sistem pemerintahan presidensial;
2. sistem pemerintahan parlementer.

Klasifikasi sistem pemerintahan presidensial dan


parlementer didasarkan pada hubungan antara
kekuasaan eksekutif dan legislatif.
Sistem pemerintahan disebut parlementer apabila badan
eksekutif sebagai pelaksana kekuasaan eksekutif
mendapat pengawasan langsung dari badan legislatif.
(Contoh Negara: Kerajaan Inggris, Belanda, India,
Australia, Malaysia)

Sistem pemerintahan disebut presidensial apabila badan


eksekutif berada di luar pengawasan langsung badan
legislatif. (Contoh Negara: AS, Pakistan, Argentina,
Filiphina, Indonesia)

Sistem Pemerintahan di
Indonesia
1. Sistem Pemerintahan Negara
Indonesia Berdasar UUD 1945
sebelum Diamandemen.
2. Sistem Pemerintahan Negara
Indonesia Berdasar UUD 1945
sesudah Diamandemen

Sistem Pemerintahan Negara Indonesia


Berdasar UUD 1945 sebelum
Diamandemen.

Sistem pemerintahan ini tertuang


dalam penjelasan UUD 1945 tentang
7 kunci pokok sistem pemerintahan.
Yaitu :

1. Indonesia adalah Negara yang berdasar atas


hukum (rechtsstaat)
2. Sistem Konstitusional.
3. Kekuasaan tertinggi di tangan MPR
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah
Negara yang tertinggi di bawah MPR.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada
DPR.
6. Menteri Negara adalah pembantu presiden,
dan tidak bertanggung jawab terhadap DPR.
7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.

Berdasarkan tujuh kunci pokok


tersebut, sistem pemerintahan
Indonesia menurut UUD 1945
menganut sistem pemerintahan
presidensial.
Sistem pemerintahan ini dijalankan
semasa Orde Baru dibawah
kepemimpinan Presiden Suharto.

Ciri dari sistem


pemerintahan
presidensial ini adalah
adanya kekuasaan yang
amat besar pada lembaga
kepresidenan.

Pada saat sistem pemerintahan ini,


kekuasaan presiden berdasar UUD
1945 adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Pemegang kekuasaan eksekutif.


Pemegang kekuasaan sebagai kepala pemerintahan.
Pemegang kekuasaan sebagai kepala Negara.
Panglima tertinggi dalam kemiliteran.
Berhak mengangkat & melantik para anggota MPR dari
utusan daerah atau golongan.
6. Berhak mengangkat para menteri dan pejabat Negara.
7. Berhak menyatakan perang, membuat perdamaian, dan
perjanjian dengan Negara lain.
8. Berhak mengangkat duta dan menerima duta dari Negara
lain.
9. Berhak memberi gelaran, tanda jasa, dan lain lain tanda
kehormatan.
10. Berhak memberi grasi, amnesty, abolisi, dan rehabilitasi

Grasi: pengurangan pidana (stafverminderend)


Amnesti: tindakan hukum yang mengembalikan
status tak bersalah kepada orang yang sudah
dinyatakan bersalah secara hukum sebelumnya.
Abolisi: keputusan menghentikan pengusutan
dan pemeriksaan perkara
Rehabilitasi: memulihkan nama baik
warganegara yang sebelumnya tercemar
oleh putusan hukuman yang kemudian
terbukti bahwa hukuman tersebut ternyata
oleh satu dan lain hal terbukti keliru.

Dampak negative yang terjadi dari sistem


pemerintahan yang bersifat presidensial
1. Terjadi pemusatan kekuasaan Negara pada satu
lembaga, yaitu presiden.
2. Peran pengawasan & perwakilan DPR semakin
lemah.
3. Pejabat pejabat Negara yang diangkat cenderung
dimanfaat untuk loyal dan mendukung
kelangsungan kekuasaan presiden.
4. Kebijakan yang dibuat cenderung menguntungkan
orang orang yang dekat presiden.
5. Menciptakan perilaku KKN.
6. Terjadi personifikasi bahwa presiden dianggap
Negara.
7. Rakyat dibuat makin tidak berdaya, dan tunduk
pada presiden

Dampak positif yang terjadi dari sistem


pemerintahan yang bersifat presidensial

1. Presiden dapat mengendalikan seluruh


penyelenggaraan pemerintahan.
2. Presiden mampu menciptakan
pemerintahan yang kompak dan solid.
3. Sistem pemerintahan lebih stabil,
tidak mudah jatuh atau berganti.
4. Konflik dan pertentangan antar
pejabat Negara dapat dihindari.

Sistem Pemerintahan Negara Indonesia


Berdasar UUD 1945 setelah Diamandemen
(1999 2002)
Pokok pokok sistem pemerintahan ini adalah sebagai berikut:
1. Bentuk Negara kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas
2. Bentuk pemerintahan adalah Republik.
3. MPR bukan lembaga tertinggi lagi.
4. Presiden adalah kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan.
5. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung
jawab kepada presiden.
6. Parlemen terdiri atas dua (bikameral), yaitu DPR dan DPD.
7. Kekuasaan Legislatif lebih dominan
8. Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat
9. Presiden tidak dapat membubarkan DPR

Sistem pemerintahan ini pada dasarnya


masih menganut sitem presidensial Tapi
dalam praktiknya banyak elemen-elemen
Sistem Pemerintahan Parlementer.
terbukti dengan presiden sebagai kepala
Negara dan kepala pemerintahan.
Presiden juga berada di luar pengawasan
langsung DPR dan tidak bertanggung
jawab terhadap parlemen.

Beberapa variasi dari sistem


pemerintahan presidensial di Indonesia
1. Presiden sewaktu waktu dapat diberhentikan
MPR atas usul dan pertimbangan dari DPR.
2. Presiden dalam mengangkat pejabat Negara
perlu pertimbangan dan/atau persetujuan DPR.
3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan
tertentu perlu pertimbangan dan/atau
persetujuan DPR.
4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar
dalam hal membentuk undang undang dan
hak budget (anggaran).

perubahan perubahan baru dalam


sistem pemerintahan Indonesia
1.
2.
3.
4.

Pemilihan presiden secara langsung


sistem bikameral
MPR bukan lembaga tertinggi lagi
pemberian kekuasaan yang lebih
besar kepada parlemen untuk
melakukan pengawasan dan fungsi
anggaran.

Sistem Pemerintahan
Parlementer
ciri- ciri
1. Badan legislative atau parlemen adalah satu satunya
badan yang anggotanya dipilih oleh rakyat melalui
pemilihan umum. Parlemen memiliki kekuasaan besar
sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif.
2. Anggota parlemen terdiri atas orang- orang dari partai
politik aygn memenangkan pemilihan umum. Partai
politik yang menang dalam pemilihan umum memiliki
peluang besar menjadi mayoritas dan memiliki
kekuasaan besar di parlemen.
3. Pemerintah atau kabinet terdiri atas para menteri dan
perdana meteri sebagai pemimpin kabinet. Perdana
menteri dipilih oleh parlemen untuk melaksanakan
kekuasaan eksekutif. Dalam system ini, kekuasaan
eksekutif berada pada perdana meteri sebagai kepala
pemerintahan.

4.

Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen


dan dapat bertahan sepanjang mendapat dukungan
mayoritas anggota parlemen. Hal ini berarti bahwa
sewaktu- waktu perlemen dapat menjatuhkan
cabinet jika mayoritas anggota parlemen
menyampaikan mosi tidak percaya kepada kabinet.
5. Kepala Negara tidak sekaligus sebagai kepala
pemerintahan. Kepala pemerintahan adalah
perdana menteri, sedangkan kepala negara adalah
presiden/sultan/raja
6. Sebagai imbangan, parlemen dapat menjatuhkan
kabinet. Kepala Negara dapat membubarkan
parlemen. Dengan demikian, presiden/ raja atas
saran perdana menteri dapat membubarkan
parlemen. Selanjutnya, diadakan pemilihan umum
lagi untuk memebentuk parlemen baru.

kelebihan dan kelemahan


Kelebihan
Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara
cepat karena terjadi menyesuaian pendapat
antara eksekutif dan legislative. Hal ini
disebabkan kekuasaan eksekutif dn legislative
berada pada satu partai atau koalisi partai.
Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan
pelaksanaan kebijakan public jelas.
Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen
terhadap cabinet sehingga cabinet menjadi
berhati hati dalam menjalankan pemerintahan.

Kekurangan
Kedudukan badan eksekutif/ cabinet sangat tergantung
pada mayoritas dukunga parlemen sehingga sewaktuwaktu cabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau cabinet
tidak bias ditentukan berakhir sesuai dengn masa
jabatannya karena sewaktu- waktu cabinet dapat bubar.
Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi
apabila para anggota cabinet adalah anggota parlemen
dan berasal dari partai mayoritas. Karena pengaruh
mereka yang besar di parlemen dan partai, anggota
cabinet dapat menguasai parlemen.
Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatanjabatan eksekutif. Pengalaman mereka menjadi anggota
parlemen dimanfaatkan dan menjadi bekal penting
untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.

Tugas
1. Sebut dan jelaskan Bentuk-bentuk
pemerintahan
2. Sebut dan jelaskan Sistem-sistem
Pemerintahan
3. Jelaskan keterkaitan antara bentuk-bentuk
pemerintahan dan sistem pemerintahan
4. Berikan pendapat anda mengenai
masalah Monarki di jogjakarta yang
dianggap tidak sesuai dengan sistem
demokrasi indonesia (menurut presiden SBY)

Anda mungkin juga menyukai