Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 3

Anissa Nurziah
Bunga Arbaini
Firyal Tsana
Inggit Bastian
Jihan Zakkiyah
Lutfiah Suhariah
M. Hasanudin
Nur Alizeh
Rindy Dwi
Siti Jihan F
Yeni Risma nela

PERANAN PERS DALAM


KEHIDUPAN MASYARAKAT
DEMOKRATIS

PEMANASAN
1. Apakah yang dimaksud dengan Pers ?
2. Mengapa perlu ada Kode Etik Jurnalistik
dalam pelaksanaan Kebebasan Pers di
Indonesia ?

PENGERTIAN PERS

Secara Etimologi

Pers berasal dari Bahasa Inggris press, to press, yang


berarti artinya menekan.
Dalam arti sempit, Pers diartikan sebagai surat kabar dan
majalah Dalam arti luas, Pers menyangkut media massa
(surat kabar, radio, televisi dan film).

Oemar Seno Adji

Pers dalam arti sempit, adalah penyiaran-penyiaran pikiran,


gagasan atau pun berita-berita dengan kata tertulis.
Freedom of the press,
Pers dalam arti luas, memasukkan di dalamnya semua
media komunikasi yang memancarkan pikiran dan
perasaan seseorang baik dengan kata-kata tertulis maupun
dengan lisan. freedom of speech

Menurut UU No. 40 tahun 1999


Pers adalah lembaga sosial dan wahana
komunikasi massa yang melaksanakan
kegiatan
jurnalistik
meliputi
mencari,
memperoleh,
memiliki,
menyimpan,
mengolah dan menyampaikan informasi baik
dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara,
suara dan gambar, serta data dan grafik
maupun dalam bentuk lainnya dengan
menggunakan media cetak, media elektronik
dan segala jenis saluran yang tersedia

TEORI PERS
TEORI PERS OTORITARIAN
Teori ini muncul berkaitan erat dengan pandangan filosofis tentang
hakikat negara dan masyarakat.
Teori ini membenarkan adanya sensor pendahuluan, pembredelan,
pengendalian produksi secara langsung oleh pemerintah dan
sebagainya, yang dikukuhkan oleh peraturan perundang-undangan.
Keberadaan pers sepenuhnya bertujuan untuk mendukung
pemerintah yang bersifat otoritas, sehingga pemerintah langsung
menguasai, mengawasi dan mengendalikan seluruh media massa.
Pers merupakan alat penguasa untuk menyampaikan keinginannya
kepada rakyat. Andai pun ada kebebasan pers, kebebasannya itu
pun tidak harus menyalahkan atau mengkritik penguasa.
Prinsip utama teori ini menurut Mc. Quail adalah sebagai berikut :
Media selamanya (akhirnya) harus tunduk kepada penguasa
Penyensoran dapat dibenarkan
Kecaman terhadap penguasa atau terhadap penyimpangan
dari kebijakan resmi tidak dapat diterima
Wartawan
tidak
mempunyai
kebebasan
di
dalam
organisasinya.

TEORI PERS LIBERTARIAN


Teori Libertarian berpendapat bahwa pers harus memiliki
kebebasan yang seluas-luasnya untuk membantu manusia
mencari dan menemukan kebenaran yang hakiki tersebut.
Pers merupakan sarana penyalur hati nurani rakyat untuk
mengawasi dan menentukan sikap terhadap kebijakan
pemerintah. Karenanya ia bukanlah alat kekuasaan
pemerintah, sehingga ia harus bebas dari pengaruh dan
pengawasan pemerintah.
Teori ini memandang sensor merupakan tindakan yang
inkonstitusional terhadap kemerdekaan pers.
Menurut Krisna Harahap Pers Libertarian, mempunyai tugas
sebagai berikut :
Melayani kebutuhan kehidupan ekonomi (iklan)
Melayani kebutuhan kehidupan politik
Mencari keuntungan (demi kelangsungan hidupnya)
Menjaga hak warga negara
Memberi hiburan.

TEORI TANGGUNG JAWAB SOSIAL


Teori ini lahir pada awal abad ke-20, sebagai protes terhadap Teori
Libertarian yang mengajarkan kebebasan mutlak, yang dianggap telah
menimbulkan kemerosotan moral masyarakat.
Teori ini mengemukakan dasar pemikiran bahwa kebebasan pers
harus disertai dengan tanggung jawab kepada masyarakat.
kebebasan pers itu perlu dibatasi oleh dasar moral, etika dan hati
nurani insan pers. Prinsip dasar pandangannya adalah bahwa
kemerdekaan pers harus disertai dengan kewajiban-kewajiban, antara
lain untuk bertanggung jawab kepada masyarakat.
Menurut Krisna Harahap prinsip utama teori ini adalah sebagai
berikut:
Media mempunyai kewajiban tertentu kepada masyarakat
Kewajiban tersebut dipenuhi dengan menetapkan standar yang tinggi atau
professional
tentang
keinformasian,
kebenaran,
obyektivitas,
keseimbangan, dsb.
Dalam menerima dan menerapkan kewajiban tersebut, media seyogyanya
dapat mengatur diri sendiri dalam kerangka hukum dan lembaga yang ada
Media seyogyanya menghindari segala sesuatu yang mungkin
menimbulkan kejahatan, yang akan mengakibatkan ketidaktertiban atau
penghinaan terhadap minoritas etnik atau agama
Media hendaknya bersifat pluralis dan mencerminkan kebhinekaan
masyarakatnya dengan memberi kesempatan yang sama untuk
mengemukakan berbagai sudut pandang dan hak untuk menjawa
Masyarakat memiliki hak mengharapkan standar prestasi yang tinggi dan
intervensi dapat dibenarkan untuk mengamankan kepentingan umum.

TEORI PERS KOMUNIS


Teori
ini
beranjak
dari
ajaran
Karl
Marx
yaitu
Marxisme/Komunisme.
Menurut Teori Pers Komunis, Pers merupakan alat pemerintah
(partai yang berkuasa) dan bagian integral dari negara,
sehingga pers harus tunduk kepada pemerintah.
Pers Komunis berfungsi sebagai alat untuk melakukan
indoktrinasi massa.
Fungsi dan Peranan Pers Komunis sebagai alat pemerintah
dan partai, pers harus menjadi suatu collective propagandist,
collective agitation dan collective organizer.
Ciri-ciri Teori Pers Komunis ini adalah :
Media berada di bawah pengendalian kelas pekerja,
karenanya ia melayani kepentingan kelas tersebut
Media tidak dimiliki secara pribadi
Masyarakat berhak melakukan sensor dan tindakan hukum
lainnya untuk mencegah atau menghukum setelah
terjadinya peristiwa publikasi anti masyarakat.

SIFAT PERS
Liberal Democration Press (Pers Demokrasi Liberal)
Dalam demokrasi liberal, kebebasan pers dipersepsikan sebagai kebebasan
yang tanpa batas. Artinya, kritik dan komentar pers dapat dilakukan kepada
siapa saja, termasuk kepada kepala negara sekali pun .
Contoh : Presiden Amerika Serikat, Richard Nixon misalnya tumbang setelah
dihujat habis-habisan oleh pers AS, karena skandal watergate-nya.

Communist Press (Pers Komunis)


Pers Komunis terbetuk karena latar belakang pemerintahan negara yang
menitik beratkan pada kekuasaan tunggal, yaitu ditangani partai komunis.
Dengan demikian, suara pers harus sama dengan suara partai komunis yang
berkuasa.

Authoritarian Press (Pers Otoriter)


Pers otoriter lahir pada saat pemerintahan Nazi Jerman, di bawah
kepemimpinan Fuehrer Adolf Hitler (1936-1945) yang sangat terkenal
keotoriterannya.
Pers dilarang melakukan kritik dan kontrol kepada pemerintah dan pers
hanya untuk kepentingan penguasa.

Freedom and Responsibility Press (Pers Bebas dan Bertanggung


Jawab)
Istilah ini semula merupakan slogan dari negara-negara Barat, yang
menginginkan kebebasan pers harus dipertanggung jawabkan kepada
kehidupan bermasyarakat.

Development Press ( Pers Pembangunan)


Istilah ini dimunculkan oleh para jurnalis dari negara-negara yang
sedang berkembang (development country).
Alasannya, negara-negara yang sedang berkembang itu sedang giatgiatnya melakukan pembangunan.
MenurutWilbur Schramm Pers Pembangunan memiliki ciri-ciri :
1. Pers harus dapat menciptakan iklim pembangunan di negaranya.
2. Pers harus mampu mengarahkan perhatian masyarakat dari
kebiasaan lama menjadi perilaku yang lebih maju lagi.
3. Pers harus mampu memperluas pandangan (cakrawala) bagi
masyarakatnya.
4. Pers harus mampu meningkatkan aspirasi dan mendorong
masyarakat berpola pikir ke arah kehidupan yang lebih baik lagi.
5. Pers harus mampu menetapkan norma sosial.

Five Foundation Press (Pers Pancasila)


Pers Pancasila dilahirkan oleh bangsa Indonesia karena falsafah
negaranya adalah Pancasila.
Pers Pancasila mencari keseimbangan dalam berita atau tulisannya
demi kepentingan dan kemaslahatan semua pihak sesuai dengan
konsensus demokrasi Pancasila.

MISI PERS

IKUT MENCERDASKAN BANGSA

MENEGAKKAN KEADILAN

MEMBERANTAS KEBATILAN

1)

Fungsi Pendidik

FUNGSI PERS

yaitu melalui karya-karya tercetaknya dengan segala isi, baik


langsung atau
pun tidak langsung dengan sifat
keterbukaannya
dan membantu masyarakat
meningkatkan
budayanya.

2)

Fungsi Penghubung

Dengan ciri universalitasnya, pers merupakan sarana lalu-lintas


hubungan
antara manusia.
Melalui pers akan tumbuh saling pengertian atau dapat pula
digunakan oleh lembaga-lembaga kemasyarakatan untuk
menumbuhkan kontak antar manusia agar tercipta saling
pengertian dan saling tukar pandangan bagi
perkembangan dan
kemajuan hidup manusia.

3)

Fungsi Pembentuk Pendapat Umum

melalui rubrik-rubrik dan kolom-kolom tertentu seperti tajuk


rencana,
pikiran pembaca, pojok dan lain-lain,
merupakan suatu ruang untuk
memberikan
pandangan
atau pikiran kepada khalayak pembaca.

4)

Fungsi kontrol
Pers berusaha melakukan bimbingan dan pengawasan kepada
masyarakat
tentang tingkah laku yang benar atau tingkah
laku
yang tidak dikehendaki oleh
khalayak.

Anda mungkin juga menyukai