Anda di halaman 1dari 14

ASSALAMUALAIKU

M WR.WB

PERAWAT
DISPENSING

PENGERTIAN
1.

PERAWAT

. Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan,


keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan
keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu dan kiat yang
dimilikinya dalam batas-batas kewenangan yang dimilikinya.
(PPNI, 1999 ; Chitty, 1997).
. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat
baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(Keputusan
Menteri
Kesehatan
1239/MenKes/SK/XI/2001 tentang Registrasi
Perawat pada pasal 1 ayat 1)

dan

Nomor
Praktik

2. DISPENSING

Dispensing berasal dari kata dispense yang dapat berarti


menyiapkan, menyerahkan, dan mendistribusikan obat.

Fenomena perawat/mantri dispensing sebenarnya bukan hal


baru di dunia kesehatan Indonesia. Praktek ini telah berlangsung
sedemikian lama dan menjadi kebiasaan.
Hal yang tidak disadari oleh pasien bahwa sebenarnya praktek
tersebut melanggar hukum jika di lingkungan tersebut terdapat
apotek yang dapat dijangkau.

PENDAPAT
Pada masa lalu, praktek perawat/mantri dispensing dapat
dimaklumi karena jumlah apotek yang sangat terbatas. Namun, saat
ini peraturan yang berlaku menyatakan bahwa praktek dispensing
hanya boleh dilakukan pada kondisi yang sangat spesifik misalnya
di daerah yang sangat terpencil.
Hal ini berdasarkan PP RI No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian, yang termasuk pekerjaan kefarmasian adalah
pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau
penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan
obat tradisional.
Dengan adanya PP ini, maka dispensing merupakan salah satu

Praktek dispensing juga dapat membuka celah bagi oknum


perawat/mantri untuk memberikan obat tertentu tanpa
berdasarkan pertimbangan klinis yang benar karena tidak
adanya pengawasan dari pihak Apoteker. Praktek ini
seharusnya dihentikan karena praktek dispensing
perawat/mantri adalah ilegal dan dapat merugikan pasien.

Adanya perawat/mantri dispensing dapat merugikan pasien


dari segi biaya dan pelayanan.
Dari segi biaya, menyebabkan harga obat lebih mahal.
Dari segi pelayanan, menyebabkan pasien kehilangan
haknya untuk mendapatkan asuhan kefarmasian. Tanpa
adanya asuhan kefarmasian, tidak ada sistem yang
mengelola dan memonitor dampak obat secara efektif.

Selain itu, pasien juga kehilangan haknya untuk mendapatkan


informasi dan mendapatkan pelayanan kesehatan khususnya
pelayanan asuhan kefarmasian yang berperan dalam pencegahan
kesalahgunaan obat (drug misuse), penggunaan obat yang
berlebih (drug overuse), penyalahgunaan obat (drug abuse), dan
efek-efek obat yang tidak diinginkan.

Praktek perawat/mantri dispensing secara nyata menyalahi


moral atau etika di dunia Farmasi maupun Perawat itu sendiri.
Dengan adanya praktek perawat/mantri dispensing tersebut,
Tenaga Farmasi tidak dapat melaksanakan tugasnya untuk
memberikan asuhan kefarmasian.

SOLUSI
1. Perlu pembentukan aturan baru, untuk mengatur
secara jelas, terkait batasan tugas dan wewenang tiap-tiap
tenaga kesehatan dalam suatu aturan yang khusus dan
terperinci, sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang
keliru dari berbagai pihak.
2. Perlu profesionalisme dari Tenaga
Kefarmasian/Apoteker, dalam hal ini apoteker juga
diharapkan untuk selalu ada di apotek karena
ketidakhadiran apoteker akan terus menjadi alasan bagi
perawat bahkan dokter untuk melaksanakan dispensing,
sebagai akibat kurang berperannya apoteker di apotek
dalam memberikan informasi obat pada pasien.

3. Perlu kerjasama antara Tenaga Kefarmasian dan


Perawat,
dalam hal ini perawat/mantri harus memahami betul bahwa
dispensing obat adalah pekerjaan kefarmasian dan yang
memiliki kewenangan untuk melakukannya adalah apoteker
dibantu tenaga teknis kefarmasian.

KESIMPULAN
Dispensing obat merupakan wewenang seorang Tenaga
Kefarmasian. Perawat atau mantri tidak berwenang dalam tindakan
dispensing obat. Kecuali, pada situasi spesifik yang darurat
misalnya:
Tidak meratanya distribusi dokter dan Tenaga Farmasi di
Indonesia. Sehingga, terdapat daerah yang tidak memiliki
tenaga dokter dan tenaga farmasi sama sekali. Maka pekerjaan
tersebut terpaksa dipikul oleh perawat.
Sebab kalau perawat tidak melaksanakan tugas dari profesi
kedokteran dan profesi kefarmasian tersebut, maka masyarakat
akan terlantar. Mereka menjadi korban akibat tidak bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan.

TH

U
O
Y
ANK

WASSALAMUALAIKU
M WR.WB

Anda mungkin juga menyukai