Anda di halaman 1dari 33

WELCOME AND

LETS STUDY
PERPAJAKAN
GUYS !!!

KELOMPOK 3
S1AK14 A
KELOMPOK 3 :
1.
2.
3.
4.
5.

CITRA DEWI
14080694015
DESY RACHMATUS S.
14080694043
AAL BINTI QURROTA A. 14080694061
LULUK MUFIDA
14080694075
BUDI HARSONO
14080694077

Pengertian PPN
PPN

atau

singkatan

dari

Pajak

Pertambahan Nilai adalah Pajak tidak


Langsung

yang

pertambahaan

dikenakan
nilai

pada

atau

setiap

transaksi

penyerahan barang dan atau jasa kena


pajak

dalam

pendistribusiannya

produsen dan konsumen.

dari

Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983
tentang Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah
dan beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 42 Tahun
2009

Dasar Hukum

Di dalam
daerah
pabean

Kegiatan
Konsumsi
Atas barang
atau jasa
yang
terutang
pajak

Dikenai Pajak Pertambahan Nilai

Sifat Pemungutan
Dikenakan
Atas
Konsumsi
Objek
pengenaan
adalah
konsumsi di
dalam daerah
pabean.

Objektif
Melekat
kepada objek
yang dikenai
pajak.

Tidak
Langsung
Secara riil
dapat
dialihkan,sehin
gga terdapat
pihak
penanggung
jawab pajak,
penanggung
pajak, dan
pemikul beban
pajak.

Barang Kena Pajak (BKP)


Adalah
barang
yang
dikenai
PPN/PPnBM
BKP
Berwujud
BKP
BKP Tak
Berwujud (Hak
Paten,
Lisensi, HAKI)

BKP Berwujud
Bergerak
( Barang Dagang
)
BKP Berwujud
Tak Bergerak
(Barang
Bangunan)

Barang Kena Pajak Tidak Berwujud


Penggunaan hak cipta di bidang kesastraan, kesenian,
desai/model, rencana, formula/proses rahasia, dan hak serupa
lainnya.
Hak menggunakan peralatan /perlengkapan industrial,
komersia,dll
Pemberian pengetahuan di bidang industrial, komersial,
atau ilmiah.
Pemberian bantuan tambahan terkait ketiga point
sebelumnya.
Hak menggunakan gambar hidup, pita video, atau pita suara.
Pelepasan hak yang berkenaan penggunaan HAKI dan hak yang
disebutkan sebelumnya.

Pengecualian Barang Kena Pajak


Barang hasil pertambangan dan
pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya.
Minyak mentah, gas bumi, panas bumi,
batubara,asbes, bijih logam dan mineral batuan.
Barang kebutuhan pokok yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat banyak.
Beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, garam, daging,
telur, susu, buah buahan, dan sayur sayuran.
Makanan dan minuman yang disajikan di
hotel, restoran, jasa boga atau
katering.
Uang, emas batangan, dan surat
berharga.

Jasa Kena Pajak (JKP)


JKP adalah kegiatan pelayanan yang menyebabkan suatu
fasilitas, kemudahan atau hak menjadi tersedia untuk
dipakai.

Pengecualian JKP

Jasa Pelayanan Kesehatan


(Jasa
dokter,kebidanan,psikolog)
Jasa Pelayanan Sosial
(Jasa pemadam kebakaran,panti
jompo)

Jasa Pengiriman Surat dengan


Perangko
Jasa Keuangan
(Jasa pembiayaan, menempatkan
dana)

Jasa Asuransi
Jasa Keagamaan
(Jasa pemberian khotbah,dll)
Jasa Pendidikan
(Penyelenggaraan pendidikan
umum)
Jasa Perhotelan
(Penyewaan kamar, ruangan,
dll)

Objek pemungutan
(Pasal 4 UU PPN)

Penyerahan

BKP
Berwujud

BKP Tak
Berwujud
(BKP-TB)

JKP

Impor
Dipungut
Ditjen Bea
Cukai

BKP

Pemanfaatan
di dalam
daerah pabean
atas:

BKP-TB
dari
luar
daerah
pabean

JKP dari
luar
daerah
pabean

Ekspor Oleh
Pengusaha
Kena Pajak

BKP
Berwujud

BKP-TB

JKP

Tarif PPN

Tarif PPN
yang berlaku
saat ini
adalah 10%

Tarif PPN
atas ekspor
BKP adalah
0%

tarif PPN
dapat diubah
serendahrendahnya 5%
dan
setinggitingginya
15%.

Dasar Pengenaan Pajak (DPP) PPN


Harga
Tidak termasuk

jual atas BKP,.


PPN dan potongan harga.

Penggantian atas JKP.


Tidak termasuk PPN dan potongan harga.
Nilai Ekspor.
Nilai berupa uang yang seharusnya diminta oleh
eksportir
Nilai Impor.
Nilai berupa uang yg menjadi dasar penghitungan bea masuk
ditambah pungutan

Nilai Lain
Niai lain yg dijadikan dasar pengenaan pajak PPN

Perhitungan PPN
PPN = Dasar Pengenaan Pajak (DPP) x tarif
pajak
Contoh :
PKP A menjual tunai BKP kepada PKP B dengan harga jual sebesar
Rp 50.000.000,00
PPN yang terutang adalah sebagai berikut:
10% x Rp 50.000.000,00 = Rp 5.000.000,00
PPN sebesar Rp 5.000.000,00 tersebut merupakan pajak keluaran, yang
dipungut oleh PKP A sedangkan bagi PKP B, PPN tersebut merupakan
pajak masukan.

Saat Terutangnya PPN

1. Penyerahan BKP
2. Impor BKP
3. Penyerahan JKP
4. Pemanfaatan BKPTB dari luar daerah pabean
5. Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean
6. Ekspor BKP
7. Ekspor JKP
8. Ekspor BKPTB
9. Kegiatan membangun sendiri

Tempat Terutangnya
PPN
Penyerahan /
ekspor BKP dan JKP

Impor BKP

Tempat tinggal atau tempat


kedudukan atau tempat kegiatan
usaha

Tempat BKP dimasukan dan


dipungut melalui DJ Bea dan
Cukai

Pemanfaatan BKPTB
dan JKP

Tempat tinggal atau tempat


kedudukan atau tempat kegiatan
usaha

Kegiatan membangun
sendiri

Tempat bangunan tersebut


didirikan

Pajak Masukan dan Keluaran


Pajak Masukan

Pajak Keluaran

Pajak yang seharusnya sudah dibayar


oleh PKP atas perolehan BKP / JKP /
pemanfaatan BKPTB / JKP / impor BKP

Pajak yang wajib dipungut oleh


PKP atas penyerahan BKP / JKP /
ekspor BKP / JKP / BKPTB

Faktur Pajak
Faktur pajak merupakan bukti pemungutan PPN yang
dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak atau Ditjen Bea Cukai
(atas impor).

Faktur pajak merupakan bukti administratif


yang memungkinkan PKP melakukan pengkreditan
PPN Masukan.

Faktur dapat berupa bukti transaksi umum


yang dipersamakan.

Contoh Faktur Pajak

SPT MASA PPN

SPT MASA PPN 111

SPT

MASA PPN 111 DM

SPT MASA PPN 1107 PUT

Kompensasi dan Restitusi PPN

Masa pajak Mei 2010 : Rp 2.000.000


Pajak Keluaran
: Rp 4.500.000
Pajak masukan
yang dapat dikreditkan : Rp 4.500.000
Pajak yang lebih bayar : Rp 2.500.000
( pajak yang lebih bayar tersebut dapat
dikompensasikan ke masa pajak berikut nya)

THANKS AND
ALWAYS STUDY
PERPAJAKAN
GUYS !!!

PPN atas Membangun Sendiri


Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (PMK) Nomor
163/PMK.03/2012 tentang Batasan dan Tata Cara Pengenaan Pajak
Pertambahan Nilai Atas Kegiatan Membangun Sendiri

Dikenakan PPN apabila

Penyetoran dan Pelaporan


PPN yang terutang
sebesar 10% x 20%
dari seluruh biaya
yang dikeluarkan

Disetorkan seluruhnya
menggunakan SSP a/n orang
pribadi atau badan yang
melakukan kegiatan membangun
sendiri ke Kantor Pos atau
Bank

Tanggal 15 bulan
berikutnya setelah
berakhirnya masa
pajak.

Orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan membangun


sendiri wajib melaporkan pada KPP di tempat bangunan
tersebut berada dengan mempergunakan SSP lembar ketiga
bukti setoran PPN paling lama akhir bulan berikutnya
setelah berakhirnya masa pajak.
Pajak Masukan yang dibayar sehubungan dengan kegiatan
membangun sendiri tidak dapat dikreditkan.

Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak

Saat dan Tempat Terutang Pajak

Pajak Penjualan atas Barang Mewah


(PPnBM)

Pengertia
Berdasarkan undang-undang
yang berlaku di Indonesia, Pajak
n
Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) merupakan pajak yang
dikenakan pada barang yang tergolong mewah yang dilakukan
oleh produsen (pengusaha) untuk menghasilkan atau mengimpor
barang tersebut dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.

Tarif Pajak penjualan barang


mewah

Menurut Pasal 8 Undang-Undang No. 42


Tahun 2009, tarif pajak penjualan
atas barang mewah ditetapkan paling
rendah 10% (sepuluh
persen) dan
paling tinggi sebesar 200% (dua ratus
persen). Jika pengusaha melakukan
ekspor
Barang
Kena
Pajak
yang
tergolong mewah maka akan dikenai
pajak dengan tarif sebesar 0% (nol
persen).

Prinsip dan Pertimbangan


Pemungutan PPnBM

Agar tercipta keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen yang


berpenghasilan rendah dan konsumen yang berpenghasilan tinggi

Untuk mengendalikan pola konsumsi atas Barang Kena Pajak yang


tergolong mewah

Perlindungan terhada produsen kecil atau tradisional

Mengamankan penerimanaan negara

Prinsip Pemungutan Pajak Penjualan atas Barang Mewah ialah hanya


1 (satu) kali saja, yaitu pada saat:

Penyerahan oleh pabrikan atau produsen Barang Kena Pajak yang


tergolong mewah

Impor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah

Barang Kena Pajak yang


Tergolong Mewah

Barang yang bukan merupakan barang kebutuhan pokok

Barang yang hanya dikonsumsi oleh masyarakat tertentu

Barang

yang

hanya

dikonsumsi

oleh

masyarakat

berpenghasilan tinggi

Barang yang dikonsumsi hanya untuk menunjukkan status


atau kelas sosial

Penghitungan dan
Laporan
Pajak

Penjualan

atas

Barang

Mewah

(PPnBM)

dihitung

dengan cara mengalikan persentase tarif PpnBM dengan


nilai

Dasar

dikenakan

Pengenaan

pajak,

Pajak

termasuk

(harga
PPN).

barang

sebelum

Sedangkan,

untuk

membuat laporan PpnBM harus menggunakan formulir SPT


Masa PPN 1111. Selama masih berada dalam satu periode
pajak

yang

sama,

Pajak

Penjualan

atas

Barang

Mewah

tersebut dapat dilaporkan bersama dengan PPN dan PPN


Impor. Pelaporan PpnBM harus segera dilakukan paling
lama pada akhir bulan berikutnya setelah tanggal faktur
dibuat.

Contoh dan Penghitungan PPnBM


Pengusaha Kena Pajak D mengimpor Barang Kena Pajak yang
tergolong Mewah dengan Nilai Impor sebesar Rp5.000.000,00
Barang Kena Pajak yang tergolong mewah tersebut selain
dikenai PPN juga dikenai PPnBM misalnya dengan tarif 20%.
Penghitungan PPN dan PPnBM yang terutang atas impor Barang
Kena Pajak yang tergolong mewah tersebut adalah:
Dasar Pengenaan Pajak = Rp 5.000.000,00
PPN = 10% x Rp5.000.000,00
= Rp500.000,00
PPn BM = 20% x Rp5.000.000,00
= Rp1.000.000,00

Subjek Pajak

THANKS AND
ALWAYS STUDY
PERPAJAKAN
GUYS !!!

Anda mungkin juga menyukai