Anda di halaman 1dari 25

DASAR-DASAR PERILAKU

INDIVIUAL
BAB 2

Anggota Kelompok
Linda Widyana A
Marine Almira G
Nixie Nadia A
Alfina Ghayu R
Deama Ratna
Herry Indra A
Dimas Asyari

KECERDASAN adalah suatu


karakteristik yang dibawa individu
ketika mereka bergabung dalam
suatu organisasi

KEMAMPUAN adalah kapasitas


seorang individu untuk melakukan
beragam tugas daam suatu
pekerjaan

KEMAMPUAN ITELEKTUAL adalah


kemampuan yang dibutuhkan untuk
melakukan berbagai aktivitas mental
berpikir, meneta dan memecahkan
masalah.
Contoh tes kemampuan itelektual :
IQ, SAT, ACT, GMAT, LSAT, MCAT

Individu cerdas adalah pelaku kerja


yang lebih baik. Individu cerdas
mempelajari pekerjaan dengan lebih
cepat, lebih mampu beradaptasi
dalam keadaan yang berubah, dan
lebih baik dalam menemukan solusi
untuk meningkatkan kinerja.

MULTIKECERDASAN
Kecerdasan mengandung empat
subbagian:
KOGNITIF
SOSIAL
EMOSIONAL
KULTURAL

Kecerdasan Kognitif meliputi


kecerdasan yang telah lama diliput
oleh tes-tes kecerdasan tradisional.

Kecerdasan Sosial adalah


kemampuan seseorang untuk
berhubungan secara efektif dengan
individu lain.

Kecerdasan Emosional adalah


kemampuan untuk mengidentifikasi,
memahami, dan mengelola emosi.

Kecerdasan Kultural adalah


kesadaran akan pebedaanperbedaan lintaskultural dan
kemampuan untuk berfungsi secara
berhasil dalam situasi lintas kultural.

KEMAMPUAN FISIK kemampuan


melakukan tugas-tugas yang
menuntut stamina, keterampilan,
kekuatan, dan karakteristik serupa.

KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK
BIOGRAFIS
Karakteristik perseorangan seperti
usia, gender, ras, dan masa
jabatan yang diperoleh secara
mudah dan objektif dari arsip pribadi
seseorang.

Pembentukan : Alat
Manajerial
Karena pembelajaran terjadi pada saat
sebelum dan selama bekerja, manajer akan
menaruh perhatian pada bagaimana mereka
dapat mengajarkan karyawan untuk
berperilaku melalui cara-cara yang paling
menguntungkan organisasi. Ketika kita
mencoba membentuk individu dengan
membimbing mereka selama pembelajaran
yang dilakukan secara bertahap, kita sedang
melakukan pembentukan perilaku (shaping
behavior)

Metode Pembentukan Perilaku


Terdapat empat cara pembentukan perilaku :
a. Penegasan Positif
dengan menindaklanjuti respons dengan sesuatu
yang menyenangkan.
b. Penegasan Negatif
dengan menindaklanjuti respons dengan
penghentian atau penarikan sesuatu yang tidak
menyenangkan.
c. Hukuman
adalah menyebabkan sebuah kondisi tidak
menyenangkan dalam upaya menghilangkan
perilaku yang tidak diharapkan.
d. Peniadaan
menghapuskan semua penegasan yang
mempertahankan sebuah perilaku.

Jadwal Penegasan
Dua jenis utama jadwal penegasan
adalah berkesinambungan dan berkala.
Jadwal penegasan berkesinambungan
menegaskan perilaku yang diharapkan
setiap kali dan setiap waktu penegasan
tersebut dilakukan. Sebaliknya, dalam
sebuah jadwal berkala tidak setiap
kesempatan dari perilaku yang
diharapkan ditegaskan, tetapi penegasan
diberikan cukup sering untuk membuat
perilaku tersebut cukup berharga untuk
diulang.

Penegasan berkala dapat berupa tipe rasio


atau interval.
Jadwal rasio bergantung pada seberapa
banyak respons yang dibuat oleh subjek.
Individu ditegaskan setelah memberikan
sejumlah jenis perilaku tertentu.
Jadwal interval bergantung pada
seberapa banyak waktu yang telah
berlalu sejak penegasan sebelumnya.
Dalam waktu interval, individu ditegaskan
pada perilaku sesuai yang pertama
setelah kurun waktu tertentu berlalu.

Penegasan dapat juga diklasifikasikan menjadi


tetap atau variabel
Jadwal interval tetap adalah member jarak
penghargaan pada interval waktu yang seragam.
Jadwal interval variabel adalah mendistribusikan
penghargaan pada waktu sedemikian sehingga
penegasan tersebut tidak dapat diprediksikan.
Jadwal rasio tetap adalah mencetuskan
penghargaan setelah sejumlah respon yang
tetap atau konstan.
Jadwal rasio variabel adalah memvariasikan
penghargaan secara relatif terhadap perilaku
individu

Modifikasi Perilaku
Mod PO adalah penerapan atas konsep
penegasan kepada individu dalam situasi
kerja. Program Mod PO yang umum
mengikuti sebuah model lima langkah
pemecahan masalah :
1. Mengidentifikasi perilaku penting
2. Mengembangkan data lini dasar
3. Mengidentifikasi konsekuensi-konsekuensi
perilaku
4. Mengembagkan dan menerapkan sebuah
strategi intervensi
5. Mengevaluasi perbaikan kinerja

Pembelajaran
Setiap perubahan perilaku yang relatif
permanen, terjadi sebagai hasil dari
pengamalan.
1. Pembelajaran melibatkan perubahan
2. Perubahan tersebut haruslah mendarah
daging
3. Beberapa bentuk pengalaman
diperlukan untuk pembelajaran

Teori Pembelajaran
1. Teori pengondisian klasik
jenis pengondisian dimana individu merespon
beberapa stimulus yang tidak biasa dan
menghasilkan respon baru.
2. Teori pengondisian operant
jenis pengondisian dimana perilaku sukarela yang
diharapkan menghasilkan penghargaan/mencegah
sebuah hukuman
3. Teori Pembelajaran Sosial
Teori pembelajaran sosial adalah pandangan bahwa
orang-orang dapat belajar melalui pengamatan dan
pengalaman langsung.

Studi kasus
1. Kondisi apakah jika ada yang menurut anda
membenarkan penggunaan hukuman?
menurut kelompok kami, penggunaan
hukuman bisa diterapkan pada karyawan yang
mempunyai kinerja yang selalu buruk.
Misalnya pada contoh kasus, karyawan yang
tidak dapat menjual mobil dalam jumlah yang
ditentukan dalam waktu tertentu. Ditambah
lagi, menurut studi kasus, pemberian
hukuman tersebut terbukti efektif untuk
meningkatkan kinerja karyawan

2. Apakah menurut anda kebanyakan


manajer menggunakan hukuman,
jika iya mengapa?
menurut studi kasus, banyak
manajer yang menggunakan
hukuman dalam meningkatkan
kinerja karyawan, hal tersebut
dilakukan agar karyawan lebih
tertmotivasi untuk mencapai target
pekerjaannya.

3. Apakah aspek negatif dari penggunaan hukuman?


Dari penggunaan penegasan positif?
aspek negatif dari penggunaan hukuman menurut
kami adalah aspek psikologis dari karyawan, dapat
menimbulkan stres pada karyawan jika hukuman
terlalu sering dan berlebihan.
sedangkan aspek negatif dari penggunaan positif
menurut kami adalah sikap karyawan akan terbuai
karena adanya pujian dari atasan dan justru
membuat karyawan tidak termotivasi lagi untuk
bekerja dengan baik karena merasa telah puas
dengan kinerjanya sekarang

4. Pernahkah anda bekerja untuk


seorang atasan yang menggunakan
hukuman? Apakah respon perilaku
anda?
pada realitanya kami belum pernah
bekerja, namun apabila menghadapi
atasan yang menggunakan
hukuman, kita bisa menerima jika
kita melakukan kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai