Anda di halaman 1dari 13

REVIEW JURNAL

MAHDA MARHAENIA
D52113315

JURNAL 1:
THE ROLE OF WATER IN CITY CENTER, THROUGH
LOCATION OF RAKITJE.
Latar Belakang

Penelitian ini dilator belakangi oleh masalah dari daerah pesisir yang terlupakan dan hancur dari Zagreb, dan atas dasar
bagaimana penjelasan dari situasi saat ini dapat menjadi pedoman dan kesimpulan yang bisa diterapkan melalui dokumen
perencanaan masa depan untuk menciptakan ruang yang lebih menyentuh penduduk kota, karena ruang publik tanpa
pengguna dan aktivitas di dalamnya, tidak akan memenuhi esensi keberadaan dari ruang publik. Maka perlu dipahami
integrasi area sungai dan area air lainnya di inti kota untuk memudahkan penyelesaian hambatan yang mungkin terjadi.
Isu
Daerah pesisir yang kian terlupakan dan makin kehilangan esensinya sebagai ruang publik.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi eksisting daerah pesisir dan sungai di Kota Zagreb ditinjau dari fungsinya sebagai ruang publik?
2. Bagaimana perencanaan ruang publik yang sesuai untuk diterapkan di pesisir dan sungai di Kota Zagreb?
. Metode
Metode yanag digunakan merupakan model pendekatan internasional pengembangan sungai (bangunan, blok dan zona
perkotaan), dengan penekanan pada contoh-contoh dari praktek perencanaan dan perencanaan kota, dengan berbagai
pendekatan desain sesuai dengan struktur dan pola ruang kota.
Penjabaran konsep dasar dan studi kasus, didasarkan pada sejarah (metode kronologis), pemantauan zona sepanjang
sungai melalui dokumentasi perencanaan, zona kontak dan arahan penting dalam dokumen perencanaan yang
mempengaruhi pembangunan wilayah pesisir; metode perbandingan komparatif dari kegiatan sosial dalam dua dimensi:
ruang dan waktu; -metodologi statistik dengan menggunakan data dari masa lalu dan membandingkannya dengan situasi
yang ada.

Analisis
Berdasarkan arahan perencanaan Kota Zagreb tahun 1889, terdapat pagar penghalang antara sungai dan
kota lama Gradac yang merupakan konstruksi stasiun kereta api. Keberadaan konstruksi ini dinilai sebagai
ancaman yang akan menghambat pertumbuhan kota ke arah sungai yang merupakan bagian paling menarik
dari kota tersebut.
Pada perencanaan tahun 1936, dicanangkan bahwa perkembangan kota akan menyeberangi Sungai Sava ke
arah timur dan barat. Namun, pada kenyataannya Kota Zagreb tidak berkembang sebagaimana mestinya ,
sehingga menciptakan area suburban. Masalah yang selanjutnya dihadapi adalah banjir yang menggenangi
kota dan merupakan kiriman dari Sungai Sava akibat perencanaan yang kurang matang. Sampai pada kahir
abad ke-20, pembangunan di tepian sungai Sava masih belum pesat akibat dari permasalahan yang telah
disebutkan diatas.
Pada tahun 1961 terjadi banjir bandang di Sungai Sava sehingga dibangun tanggul untuk
menanggulanginya. Setelah proyek pembangunan tanggul terselesaikan, dibangun lah Pusat Olahraga dan
Rekreasi Jarun dengan modifikasi dari perencanaan kota sebelumnya dengan tujuan untuk mengembalikan
fungsi ruang publik pada daerah perairan.
Hasil
Proyek perkotaan Danau Rakitje, menjadi pusat perkembangan baru, dimana sebuah kota terkait dengan
permukaan air, dan sesuai dengan arahan perencanaan, proyek ini menolak bagian pinggiran kota. Proyek ini
menunjukkan masalah utama pembangunan di air, khususnya yang berlokasi di Rakitje, dan yang lebih lanjut
pengembangan itu mengamati elemen kunci dari peristiwa sosial, perkembangan dan pembentukan yang
saling interkoneksi, dan oleh karena itu meningkatkan kesadaran dan tradisi. Proyek ini memberikan
panduan lebih lanjut di bidang perencanaan kota dan arsitektur untuk segmen tertentu pada subjek ini.

JURNAL 2:
PORT CITIES AND URBAN WATERFRONT: TRANSFORMATION AND
OPPORTUNITIES.
Latar Belakang
Dewasa ini, revitalisasi pantai adalah salah satu fenomena paling menarik dari pembaruan perkotaan dari
dekade terakhir, membawa 'kota di atas air' di seluruh dunia sebagai konsep baru. Setelah bertahun-tahun
terlupakan, kehadiran elemen alami -air- telah terbukti menjadi daya tarik besar dalam kehidupan seharihari.
Regenerasi kawasan tepian air haruslah memperhatikan konsep yang berkelanjutan antara pelabuhan dan
kota dan untuk regenarasi kawasan tepian air. Kualitas air, akses publik dan gratis dan air, ruang publik,
pengembangan bertahap dan fleksibel dan partisipasi bersama dalam keseluruhan proses serta campuran
fungsi dan kegunaan dan kolaborasi antara lembaga publik dan swasta adalah beberapa aspek kunci yang
perlu harus diperhitungkan dalam regenarasi perkotaan. Unsur-unsur ini, dirangkum dalam 10 Prinsip untuk
Pembangunan Berkelanjutan Kawasan Tepian air.
Isu
Revitalisasi pantai sebagai regenerasi pembangunan kota di kawasan tepian air.
Rumusan Masalah
Bagaimana prinsip pembangunan berkelanjutan di kawasan tepian air?
Metode
Metode analisis komparatif dengan memperhatikan pembangunan kawasan tepian air di beberapa kota yang
mengembangkan konsep regenerasi kota di kawasan tepian air.

Analisis
Adapun sepuluh prinsip pengembangan kawasan tepian air yang berkelanjutan adalah;
1. Keamanan dan peningkatan kualitas air dan lingkungan
2. Kawasan tepian air merupakan bagian dari perkotaan dan sangat berpengaruh pada vitalitas kota.
3. Identitas bersejarah merupakan karakter yang membangun kawasan.
4. Penggunaan lahan campuran merupakan prioritas pembangunan yang utama untuk dikembangkan di
kawasan tepian air.
5. Ruang public yang mudah diakses dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
6. Perencanaan yang bekerja sama antara pemerintah dan swasta untuk mempercepat proses pembangunan
7. Partisipasi publik adalah elemen dari konsep keberlanjutan.
8. Kawasan tepian air merupakan proyek jangka panjang dalam pengembangannya dan sangat menantang
baik dalam aspek arsitektural, ruang public, dan seni.
9. Revitalisasi merupakan proses yang terus berlangsung, sehingga diperlukan analisis yang matang terkait
fungsi kawasan tepian air. Perencanaan yang ada juga harusnya fleksibel dan dapat beradaptasi dengan
perubahan yang mungkin terjadi selama proses revitalisasi.
10. Pembangunan kawasan tepian air diharapkan memanfaatkan jaringan internasional yang ada untuk
meningkatkan keuntungan, karena pembangunan kawasan pesisir adalah tugas kompleks yang bersifat
multidisiplin.
. Hasil
Regenerasi kawasan tepian air merupakan keuntungan bagi suatu kota dimana air memegang peranan penting
dan menjadi aspek penting pembangunan berkelanjutan, meningkatkan hubungan antar ruang dan guna
lahan, bangunan antara ruang, pelabuhan dan fungsi kota, serta aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial.

JURNAL 3:
GLOBAL FORCES: ROTTERDAM WATERFRONT
(THE NETHERLANDS)
Latar Belakang
'Dari kota pelabuhan dunia menjadi sebuah kota Eropa yang sepenuhnya terhubung sebagai bagian dari
pengembangan Delta Metropolis'. Begitulah singkatnya tujuan transformasi tepian laut Rotterdam. Pada tahun
2001, di mana Rotterdam merupakan Modal Budaya Eropa, yang digunakan untuk mewujudkan tujuan ini.
Dalam rangka untuk menghasilkan ide-ide dan inspirasi, warga dan pengguna yang berada pada daerah tepian
laut serta pengembang dikumpulkan untuk saling berkonsultasi dimana negara-negara Eropa lainnya seperti;
London, Baltimore, Hamburg dan Barcelona juga telah diundang untuk memberikan ide-ide terkait
perencanaan tepian air di Rotterdam.
Isu
Transformasi tepian laut Rotterdam yang berdampak pada aspek budaya, fungsi lahan, dan perencanaan kota.
Rumusan Masalah
1.

Bagaimana dampak transformasi tepian laut Rotterdam terhadap aspek budaya?

2.

Bagaimana dampak transformasi tepian laut Rotterdam terhadap fungsi lahan?

3.

Bagaimana dampak transformasi tepian laut Rotterdam terhadap perencanaan kota?

. Metode
Metode yang digunakan dalam jurnal ini adalah perbandingan komparatif dengan beberapa studi kasus di
Belanda dengan objek yang berbeda namun memiliki persamaan yaitu membahas terkait transformasi

Analisis
Populasi penduduk yang tinggal dan bekerja di kantor dekat sungai saat ini tergolong tinggi. Ini adalah
daerah dengan pemandangan panorama fantastis yang ada kota Belanda dimana tak ada yanga dapat
menandingi. Penggunaan lahan untuk budaya, rekreasi dan hiburan sebagai ekspresi spesifik hidup
perkotaan justru jarang ditemukan, sehingga perlunya pengembangan budaya perkotaan, rekreasi,
dan hiburan pada kawasan tepian air.
Terkait dengan pertanyaan ini bagaimana hubungan antara perekonomian dan waktu luang dan
kegiatan sehari-hari dari kota di sungai bisa berkembang. Dapat tepian berkembang menjadi
pengalaman budaya dan ekonomi? Atau 'kota biasa' merupakan pilihan yang tepat, tepi laut dengan
ruang terbuka mengesankan, kegiatan maritim dan banyak ruang untuk publik merupakan pola ruang
yang tepat.
Hasil
Ada dua latar belakang yang menyebabkan perdebatan tentang transformasi tepian air Rotterdam.
Salah satunya adalah skenario investasi yang optimal dalam industri hiburan dan yang lainnya adalah
realisasi dari pembangunan berkelanjutan dari kota di atas air. Skenario ini, dan segala sesuatu yang
terkait dengan transformasi tepian air Rotterdam, dianggap sebagai hal yang patut untuk dibahas lebih
lanjut. Tujuannya adalah untuk memberikan inspirasi, untuk mencari tujuan umum dan untuk
menemukan jawaban atas pertanyaan bagaimana kekayaan yang sangat besar dari ide-ide untuk
Rotterdam Waterfront bisa menyatu menjadi visi pembangunan untuk 15 tahun mendatang.

JURNAL 4:
WATERFRONT LAND USE CHANGE AND MARINE
RESOURCE CONDITIONS: THE CASE OF NEW BEDFORD
AND FAIRHAVEN , MASSACHUSETTS.
Latar Belakang
Tantangan utama dalam menghitung dampak jangka panjang mengenai pengelolaan perikanan di
masyarakat nelayan pesisir adalah kurangnya pemahaman tentang interaksi antara perubahan stok ikan
dan guna lahan kawasan pesisir. Sehingga penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti interaksi tersebut di
wilayah New Bedford / Fairhaven menggunakan parcel level data dan sistem informasi geografis (GIS).
Model regresi logistik digunakan untuk menilai dampak dari perubahan sumber daya kelautan terhadap
guna lahan kawasan pesisir. Meskipun keputusan tata guna lahan dipengaruhi oleh banyak pasar yang
kompleks dan faktor regulasi, pada penelitian ini dideteksi hubungan yang signifikan antara kondisi stok
ikan dan guna lahan kawasan pesisir.
Isu
Perubahan stok sumberdaya kelautan yang dipengaruhi oleh guna lahan kawasan pesisir.
Rumusan Masalah
Bagaimana guna lahan kawasan pesisir mempenagruhi sumberdaya kelautan di sekitarnya?
Metode
Metode yang digunakan merupakan metode analisis spasial dengan program GIS untuk mengidentifikasi
perubahan guna lahan selama 20 tahun di wilayah studi kemudian dihubungkan dengan data statisitik
perikanan yang ada. Setelah itu dimasukkan ke dalam formula parcel level data untuk mengevaluasi

Analisis
Data guna lahan spasial bersumber dari Masachusetts Waterway Regulation Program (MWRI)
yang mengatur tentang guna lahan kawasan pesisir dan hak penggunaan wilayah pesisir untuk
publik. Perubahan guna lahan diteliti berdasarkan informasi tentang aktivitas guna lahan dan
perubahan guna lahan di kota dan pelabuhan selama beberapa periode belakangan. Kemudian
informasi/data yang telah diperoleh, secara lebih lanjut diolah menggunakan GIS. Hingga
diperoleh bahwa guna lahan di wilayah studi terbagi dalam: pemancingan, pengolahan (bibit ikan
ataupun makanan berbahan dasar ikan), perbaikan (perbaikan mesin dan bengkel perahu yang
berlokasi di pelabuhan), transportasi (transit penumpang/barang, pengepakan barang, dan
tempat penyimpanan ikan), dan lahan yang diperuntukkan sebagai sarana rekreasi kapal/perahu.
Data sumberdaya kelautan bersumber dari Northeast Fisheries Science Center of The National
Marine Fisheries Service (NMFS) yang berisi tentang spesies yang sumberdaya yang ada di
wilayah studi. Dalam studi ini diteliti 28 spesies ikan dan karang ada pada wilayah studi.
Hasil
Probabilitas pilihan penggunaan lahan dipengaruhi oleh kondisi sumberdaya laut, ukuran, lokasi
(kota), regulasi, dan penggunaan lahan di periode sebelumnya. Perencanaan kawasan tepian air
idealnya memperhatikan kondisi sumberdaya kelautan sekitar seperti yang terjadi pada studi
kasus di New Bedford, dalam area pelabuhan.

JURNAL 5:
IMPACT ANALYSIS OF LAKEFRONT LAND USE
CHANGES ON LAKE AREA IN WUHAN, CHINA.
Latar Belakang
Wuhan, pusat kota yang terhubung dengan Sungai Yangtze di China, terkenal dengan sumber daya danau. Namun,
daerah danau kota mengalami penurunan sebesar 37,4% dari tahun 1991 hingga 2005. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis hubungan antara pengurangan area danau dan perubahan penggunaan lahan tepi danau di Wuhan.
Sejak tahun 1990-an pertumbuhan penduduk di Wuhan berkembang sangat pesat emncapai 62%. Sehingga
urbanisasi dianggap telah mengurangi areal danau di perkotaan. Aktivitas manusia yang tak terkendali dalam
pemanfaatan danau merupakan salah satu akibat dari pengurangan areal danau di perkotaan.
Isu
Berkurangnya area danau terkait dengan perubahan penggunaan lahan tepian danau dan aktivitas manusia.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana proprosi perubahan penggunaan lahan mempengaruhi pengurangan luasan area danau
2. Bagaimana korelasi spasial antara penggunan lahan tepian danau dengan semakin berkurangnya luasan areal
danau?
3. Bagaimana perpindahan pusat danau dipengaruhi oleh perubahan penggunaan lahan tepian danau?

Metode
Metode penelitian dengan meneliti citra dari Landsat TM/ETM dengan memperbandingkan citra
kota pada tahun 1991 dan 2005, dimana terlihat jelas perkembangan Kota Wuhan yang padat,
sementara peraturan perundangan yang melindungi danau masih belum disempurnakan.
Adapun rumus MNDWI digunakan untuk mendeteksi badan air. Sementara ISODATA digunakan
untuk mengkategorikan jenis penggunaan lahan pada studi ini.
Analisis
Dari analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa pada area pusat kota terjadi perubahan guna
lahan di tepian danau dari fungsi vegetasi menjadi lahan terbangun yang memiliki dampak
negatif bagi area danau. Selain itu, terdapat perubahan penggunaan lahan dari area terbangun
menjadi area basah seperti kolam yang berdampak positif untuk perluasan area danau.
Sementara pada pinggiran kota, perubahan danau menjadi lahan pertanian merupakan
penyebab utama berkurangnya danau di wilayah pinggiran kota.
Hasil
Penelitian ini secara kuantitatif menganalisis dampak dari perubahan penggunaan lahan danau
di daerah danau di Wuhan, Cina. Penggunaan lahan di kabupaten kota dan pinggiran kota
dibagi menjadi enam kategori yang berbeda, dan diekstraksi dari Landsat TM / ETM + gambar
penginderaan jauh yang diambil pada tahun 1991 dan 2005. Perubahan tata ruang lahan danau
menggunakan selama periode ini terletak dan dibandingkan dengan menggunakan GIS.

PERBEDAAN/GAP
Variabel perbandingan yang berbeda
Metode analisis yang berbeda, terdapat jurnal dengan metode analisis
spasial, metode analisis kuantitatif (dengan formula/rumus), dan metode
analisis kualitatif.

TEMA: PERUBAHAN GUNA LAHAN


KAWASAN TEPIAN AIR

Anda mungkin juga menyukai