Anda di halaman 1dari 18

KLAUSA

Ulfa Himawati
(0540027112)
Mayke Ratna Maryana (0540027512)
Ratnawati
(0540028812)
Marselina Fernando
(0540029512)
Susi Ikhmah
(0540029612)
Nurmira Lestari N.
(0540030912)

KLAUSA
adalah

satuan gramatikal yang memiliki


tataran di atas frasa dan di bawah kalimat,
berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya
terdiri atas subjek dan predikat, dan berpotensi
untuk menjadi kalimat.
Dalam konstruksinya yang terdiri atas Subjek dan
Predikat klausa dapat disertai dengan Objek,
Pelengkap, dan Keterangan, ataupun tidak.
Dalam hal ini, unsur inti klausa adalah Subjek dan
Predikat. Tetapi, dalam prakteknya unsur Subjek
sering dihilangkan. Misalnya dalam kalimat
majemuk (atau lebih tepatnya kalimat plural) dan
dalam kalimat yang merupakan jawaban.

Misalnya :
Bersama dengan istrinya, Bapak Soleh
datang membawa oleh-oleh.
Kalimat diatas terdiri atas tiga klausa,
yaitu klausa (a) bersama dengan
istrinya, klausa (b) Bapak Soleh
datang, dan klausa (c) membawa
oleh-oleh.
Klausa (a) terdiri atas unsur P, diikuti
Pel.
klausa (b) terdiri atas S dan P, dan
klausa.
Klausa (c) terdiri atas P diikuti O.

Ciri-ciri Klausa
Dalam

klausa
terdapat
satu
predikat, tidak lebih dan tidak
kurang.
Tidak memiliki intonasi akhir dan
tanda baca.
Dapat menjadi kalimat jika diberi
intonasi final.
Merupakan bagian dari kalimat plural.
Dapat
diperluas
dengan
menambahkan atribut fungsi.

Jenis-jenis Klausa
Berdasarkan
1.

2.

kelengkapan sifatnya :
Klausa inti adalah klausa yang dapat
berdiri sendiri dan merupakan klausa
pokok atau induk kalimat.
Klausa bawahan adalah kalusa yang
tidak dapat berdiri sendiri karena
belum
lengkap.
Dalam
kalimat
majemuk
klausa
bawahan
berkedudukan sebagai anak kalimat
yang berfungsi memperluas subjek,
objek, keterangan atau pelengkap.

Untuk

menentukan klausa bawahan atau


anak kalimat, kita dapat melihat
beberapa karakternya.
Klausa bawahan biasanya memiliki kata
hubungan sebagai berikut :
1. Kausal : sebab, karena
2. Tujuan : supaya, agar
3. Waktu : ketika, sejak, pada saat, setelah
4. Sebatas : selain, kecuali
5. Perluasan subjek atau objek : bahwa
6. Sebab akibat : sehingga
7. Perlawanan : meskipun, walaupun.

Berdasarkan kelengkapan unsur


intinya klausa
Klausa lengkap memiliki
unsur inti (Subjek dan Predikat)
yang lengkap.
2. Klausa tak lengkap hanya
memiliki unsur Subjek atau
Predikat saja.
1.

Berdasarkan ada tidaknya unsur


negasi
Klausa positif tidak terdapat
unsur negasi
2. Klausa negatif terdapat unsur
negasi berupa jangan, bukan,
tidak, belum
1.

Berdasarkan kategori primer


predikatnya
Klausa verbal Predikatnya berupa
frase verbal (kata kerja).
Contoh : Nenek mandi.
Susi menari.
Sapi itu beranak.
Matahari terbit.

1.

2.

Klausa non verbal Predikat


berupa frase non verba.

Klausa

nonverbal masih bisa


dibedakan lagi menjadi (1) klausa
nominal, (2) klausa adjektival, (3)
klausa preposisional, (4) klausa
numeral, dan (5) klausa adverbial.
Contoh:
Yang kita belakebenaran
Budi pekertinyamulia
Akubagainelayan yang
kehilangan arah
Yang dikorupsi300 juta rupiah
Kedatangannyakemarin sore

Klausa nominal
Klausa

nominal, yaitu klausa


yang predikatnya berupa nomina
atau frase nominal. Contohnya,
Ayahnya petani di desa itu.
Dia dulu guru bahasa.

Pacarnya
karyawan
bank
swasta.

Klausa adjektival
Klausa

ajektival adalah klausa


yang predikatnya berkategori
ajektif, baik berupa kata maupun
frase. Contoh :
Ibu guru itu cantik sekali
Bumi ini sangat luas
Sekolah sudah tua sekali

Klausa preposisional

Klausa numeral

Klausa adverbial
Klausa

adverbial, yaitu klausa


yang predikatnya berupa
adverbia.Misalnya, klausa
bandelnya teramat sangat.
Dalam bahasa Indonesia klausa
adverbial sangat terbatas,
sejalan dengan jumlah kata atau
frase adverbia yang memang
tidak banyak.

Berdasarkan kemungkinan untuk


menjadi kalimat.
Klausa bebas klausa yang
dapat berdiri sendiri sebagai
kalimat tunggal.
2. Klausa terikat klausa yang
dapat bergabung dengan klausa
lain membentuk kalimat plural.
1.

Anda mungkin juga menyukai