Si
BIODATA
NAMA
PENDIDIKAN
PROTOKOL KELAS
Perkuliahan dimulai pukul 18.30 berakhir
pukul 21.00
Masuk tepat waktu, paling lambat 20 menit
Silent HP, jangan terdistraksi dengan pesan
singkat/media sosial
Jika ada panggilan HP silahkan keluar untuk
menjawab
Ijin tidak masuk karena sakit /urusan sangat
mendesak hubungi saya.
Pilih Ketua kelas
Kusumasari Suryadi S.Pi, M.Si STIE AKHMAD DAHLAN
PROPORSI PENILAIAN
Komponen dan Bobot Penilaian :
Komponen Nilai
Bobot
Kehadiran
10 %
Tugas
20 %
UTS
30 %
UAS
40 %
Standar Penilaian :
Nilai Angka
Nilai Huruf
80 100
70 - 79
56 69
45 - 55
0 - 44
JADWAL PERKULIAHAN
Hari
Selas
a
Jam
18.30-21.00
PERTEMUAN
I
II
III
IV
VI
VII
VIII
IX
20/9
27/9
4/10
11/10
18/10
25/10
1/11
8/11
15/11
1,2
3,4
5,6
UTS
7,8
9,10
11,1
2
13,14
UAS
MATERI PERKULIAHAN
1.
Pendahuluan
2.
Konsep Dasar Teori Baris dan Deret Serta Penggunaannya dalam Bisnis dan
Ekonomi
3.
Konsep Dasar Teori Fungsi, Teori Fungsi Linier dan Penerapannya Dalam
Bisnis dan Ekonomi
4.
Konsep Dasar Teori Diferensial dan Penerapannya Dalam Bisnis dan Ekonomi
5.
6.
7.
Diferensial
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
UAS
Fungsi
Sederhana,
Diferensial
Fungsi Majemuk,
BARIS HITUNG
Baris hitung yaitu baris bilangan di mana pola perubahan dari
satu suku ke suku berikutnya besarnya tetap dan pola
perubahan tersebut dapat diperoleh dari selisih antara
satu suku ke suku sebelumnya.
Contoh : 2, 4, 6, 8,
S1 (suku pertama)
S2 (suku kedua)
S3 (suku ketiga)
S4 (suku keempat)
10, 12 .......Sn
= 2 S1 = a = 2
= 4 S2 = a + b = 2 + 2 = 4
= 6 S3 = a + 2b = 2 + (2)2 = 6
= 8 S4 = a + 3b = 2 + (3)2 = 8
Contoh Soal
1. Diberikan suku ke tiga dan suku ke tujuh masing-masing sebesar 150 dan 170.
= a + ( n 1 ) b = 150 150 = a + 2b
= a + (n 1 ) b = 170 170 = a + 6b - 20 = - 4b
b = -20 / -4 = 5
150 = a + 2b
150 = a + 2x5
150 = a + 10
150 10 = a
140 = a
DERET HITUNG
Deret hitung yaitu deretan bilangan yang tersusun dengan
aturan dimana suku pertama nya sama dengan suku pertama
baris hitungnya, suku keduanya merupakan penjumlahan dua
suku pertama baris hitungnya, suku ketiganya merupakan
penjumlahan tiga suku pertama baris hitungnya, dan seterusnya.
Baris hitung : 2, 4, 6, 8, 10, 12 ..... Maka Deret hitung : 2, 6, 12, 20, 30, 42, ...
D1 = 2,
D2 = 2 + 4 = 6,
D3 = 2 + 4 + 6 = 12
D4 = 2 + 4 + 6 + 8 = 20 Dst
dimana Dn = n/2 ( a + Sn ) atau Dn = n/2 { 2a + ( n 1 ) b}
Contoh Soal :
Sebuah baris hitung mempunyai suku pertama yang bernilai
140. Beda antar suku 5. Hitunglah suku ke-10nya ?
Berapakah Jumlah lima suku pertamanya ?.
a = 140, b = 5
S10 = 140 + ( 10 1 ) 5
= 140 + 45
= 185
D5 = 5/2 ( 2.140 + ( 5 1 ) 5 )
= 5/2 ( 280 + 20 )
= 5/2 ( 300 )
= 750
BARIS UKUR
Baris ukur yaitu baris bilangan di mana pola perubahan dari satu suku ke suku
berikutnya besarnya tetap dan pola perubahan tersebut dapat diperoleh dari
perbandingan antara satu suku sengan suku sebelumnya
Contoh : 2, 6, 18, 54, 162, ...... Sn
S1 (suku pertama) = 2
S2 (suku kedua) = 6
S3 (suku ketiga) = 18
S4 (suku keempat) = 54
S5 (suku kelima) = 162
Sn (suku ke n) = dst.
Pola perubahan dari satu suku ke suku berikutnya dilambangkan dengan
r (rasio) dan perbesarannya adalah perbandingan atara dua suku yang
berurutan dengan suku berikutnya, sehingga r = 6/2 = 18/6 = 54/18 =
162/54. maka r = 3.
S1 (suku pertama) = a = 2
S2 (suku kedua) = ar = 2.3 = 6
S3 (suku ketiga) = ar2 = 2.3^2 = 2.9 = 18
S4 (suku keempat) = ar3 = 2.3^3 = 2.27 = 54
S5 (suku kelima) = ar4 = 2.3^4 = 2.81 = 162
Sn (suku ke n) Untuk menentukan suku ke n diperoleh rumus
Sn = ar ^n-1
DERET UKUR
Deret Ukur yaitu deretan bilangan yang tersusun dengan aturan di mana
suku pertamanya sama dengan suku pertama baris ukurnya, suku keduanya
merupakan penjumlahan dua suku pertama baris ukurnya, suku ketiganya
merupakan penjumlahan tiga suku pertama baris ukurnya, dan seterusnya.
Ada dua rumus yang digunakan dalam deret ukur:
Mencari nilai suku ke n dari deret ukur
Sn = a x ^ 1.
a
=
suku pertama
p
=
pengganda
n
=
indeks suku
Contoh:
Berapa nilai suku yang ke 6 dari deret 2, 4, 8, 16, 32,
Diket
:
a=2|p=2|n=6
Dita :
S6 ?
Jwb :
S6 = a x ^ 1.
S6 = 2 x 2^6 1.
S6 = 2 x 25
S6 = 2 x 32
S6 = 64
D5 = , (1 ^.)1 .
D5 = ,2 (1 ,2^5.)1 2.
D5 = ,2 (1 32)1.
D5 = ,2 (31)1.
D5 = ,(62)1.
D5 = 62
PENGGUNAAN DALAM
EKONOMI
Dalam bidang bisnis dan ekonomi,
teori atau prinsip-prinsip deret sering
diterapkan dalam kasus-kasus yang
menyangkut perkembangan dan
pertumbuhan.
Releva
n
Apabila
perkembangan atau
pertumbuhan suatu
gejala tertentu
berpola seperti
perubahan nilai-nilai
suku sebuah deret
hitung atau deret
ukur, maka teori deret.
a
a
460
460
460
n
n
n
= 720 520
= 200
= 200 + (n 1) 130
= 200 + 130n 130
= 70 + 130n
= (460-70): 130
= 390:130
=3
Jadi:
1. Penerimaan tahun pertama = a = 200.000.000
2. Perkembangan tiap tahun = b = 130.000.000
3. Penerimaan sebesar 460.000.000 pada tahun ke n = 3
=
=
=
jumlah sekarang
tingkat bunga pertahun
jumlah tahun
Rumus diatas mengandung anggapan tersirat bahwa bunga diperhitungkan/ dibayarkan satu kali dalam satu tahun. Apabila bunga diperhitungkan atau dibayarkan lebih dari satu kali (missal m kali,
masing-masing i/m pertermin) dalam satu tahun maka jumlah dimasa depan menjadi:
Fn = P (1 + ,-.) m.n
m = frekuensi pembayaran bunga dalam satu tahun
Suku (1 + i) dan (1 + ,-.) dalam dunia bisnis dinamakan actor bunga majemuk (compounding interest factor) yaitu suatu bilangan yang lebih besar dari satu bilangan yang dapat dipakai untuk
menghitung jumlah dimasa yang akan datang dari suatu jumlah sekarang.
Dari rumus diatas dengan manipulasi matematis dapat dihitung nilai sekarang apabila yang diketahui jumlahnya dimasa datang. Nilai sekarang (Present Value) dari suatu jumlah uang tertentu dimasa
datang adalah:
P = ,1-,(1+)-.. atau P = ,1-,(1+,-.)-...
suku ,1-,(1+)-.. atau ,1-,(1+,-.)-... dinamakan actor diskon to (discount factor) yaitu suatu bilangan yang lebih kecil dari satu yang dapat dipakai untuk menghitung nilai sekarang dari suatu
jumlah dimasa datang.
Contoh Soal 1:
Seorang pengusaha meminjam uang di bank sebanyak Rp 250 juta, untuk jangka waktu 4 tahun, tingkat bunga yang berlaku adalah 12% pertahun. Dari data tersebut berapa seluruh uang yang harus
dikembalikan pengusaha tersebut pada saat pelunasan? Apabila perhitungan pembayaran bunga dibayar 4 bulanan, berapa jumlah uang yang harus dikembalikan?
Diket
:
P=250.000.000 | n=4 | i=12%=0,12 |m=3
Dita
:
a. F4 jika dikembalikan pada saat pelunasan
b. F4 jika dibayar 4 bulanan
Jwb
:
a. F4=P(1+i)n
F4=250.000.000(1+0,12)4
F4=250.000.000(1,12)4
F4=250.000.000(1,57)
F4=393379840
b.
F4= P(1+ ,-.)m.n
F4=250.000.000(1+ ,0,12-3.)3.4
F4=250.000.000(1+0,04)12
F4=250.000.000(1,04)12
F4=250.000.000(1,601)
F4=400.258.054,64
Contoh 2:
Tabungan seorang nasabah akan menjadi Rp56.700.000 tiga tahun yang akan datang. Jika tingkat bunga bank yang berlaku 6% pertahun berapa tabungan nasabah tersebut pada saat sekarang?
Apabila pembayaran bunga tidak pertahun tetapi persemester berapa tabungan nasabah tersebut pada saat sekarang?
Diket
:
F=56.700.000 | i=6%=0.06 | n=3 | m=2
Dita
:
a.
P Jika tingkat bunga bank yang berlaku 6% pertahun
b.
P
pembayaran bunga tidak pertahun tetapi persemester
Jwb:
a.
P=,1-,(1+)-..F
P=,1-,(1+0,06)-3..56.700.000
P=,56.700.000-,,1,06.-3..
P=,56.700.000-1,19.
P=47.647.058,82
b.
P=,1-,(1+,-.)-...
P=,1-,(1+,0,06-2.)-3.2..F
P=,56.700.000-,(1,03)-6..
P=,56.700.000-1,19.
P=47.647.058,82
Deret Hitung
- Suku ke-n dari DH
- Jumlah n suku
Deret Ukur
- Suku ke-n dari DU
- Jumlah n suku
Dan penerapannya dalam dunia ekonomi
22
Deret : Rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah-kaidah tertentu.
Suku : Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan pembentuk deret.
Macam-macam deret :
- Deret Hitung
- Deret Ukur
- Deret Harmoni
23
Deret hitung : deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan penjumlahan terhadap sebuah bilangan
tertentu.
Bilangan yang membedakan suku-suku dari deret hitung dinamakan pembeda, yang tak lain adalah selisih
antara nilai dua suku yang berurutan.
Contoh :
5, 10, 15, 20, 25, 30 (pembeda 5)
90, 80, 70, 60, 50, 40 (pembeda -10)
24
Sn = a + (n - 1)b
S3 = 15 = a + 2b = a + (3 - 1)b
a = suku pertama / s1
S4 = 20 = a + 3b = a + (4 - 1)b
b = pembeda
S5 = 25 = a + 4b = a + (5 - 1)b
n = indeks suku
S6 = 30 = a + 5b = a + (6 - 1)b
25
J n Si S1 S 2 ........... S n
i 1
4
J 4 Si S1 S 2 S 3 S 4
i 1
5
J 5 S i S1 S 2 S3 S 4 S 5
i 1
6
J 6 S i S1 S 2 S3 S 4 S5 S 6
i 1
26
27
J 4 4a 6b 4a (4 1)b
2
5
n
J 6 6a 15b 6a (6 1)b
2
n
atau J n 2a (n 1)b
2
n
a a (n 1)b
2
n
(a S n )
2
Sn
28
29
S1 5 a
S 2 10 ap
S 3 20 app
ap
2 1
ap 2 ap 31
n-1
S
ap
n
3
4 1
S 4 40 appp
ap ap
4
5 1
S 5 80 apppp ap ap
S 6 160 appppp ap 5 ap 6 1
a suku pertama
p pengganda
n indeks suku
30
J n Si S1 S 2 S3 S 4 ........... S n
i 1
J n a ap ap ap ....... ap
2
n2
ap
n 1
(1)
pJ n ap ap ap ap ....... ap ap
2
(2)
31
J n pJ n a ap
J n (1 p ) a (1 p )
n
a (1 p )
a ( p 1)
Jn
atau J n
1 p
p 1
n
p 1
p 1
32
33
Bila bunga dibayar lebih sekali dalam setahun, misal m kali, maka :
i mn
Fn P (1
)
m
1
P
F
n
(1 i )
1
atau P
F
mn
(1 i / m)
Pt = P1 R t-1
Dimana
R =1+r
P1 = jumlah pada tahun pertama (basis)
Pt = jumlah pada tahun ke-t
r = persentase pertumbuhan per-tahun
t = indeks waktu (tahun)
37
TERIMAKASIH
Selamat Belajar
38