DALAM MASYARAKAT
MAJEMUK
Oleh: Prof.Dr.H.Duski Samad, M.Ag
Wakil Ketua FKUB Sumatera Barat
Disampaikan Di Kemenag Darmasraya,
Sabtu, 8 Oktober 2016.
IDENTITAS:
Nama Lengkap: PROF. DR. H. DUSKI SAMAD, M.
Ag
Tempat Lahir : Nagari Sikabu Lubuk Alung,
Padangpariaman Sumatera Barat
Tanggal Lahir : 18 Juli 1960
Jabatan
: Guru Besar Fakultas Tarbiyah IAIN
Imam Bonjol Padang
Alamat
:Jln. Ambon I No. 4 Wisma Indah IV
Siteba Padang Sumatera Barat, HP.08136327130
Email. duskisamad60@gmail.com
www.prof.duski.wordpres.com
MASYARAKAT INDONESIA
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk,
terdiri atas berbagai kelompok masyarakat dengan latar
belakang berbeda, baik suku, agama, budaya maupun ras.
Meski demikian, mereka bisa hidup berdampingan, rukun
dan harmonis sejak awal.
Di sisi lain, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang
religius, dan hal ini masih tetap bertahan sampai kini, di
tengah-tengah arus modernisasi dan globalisasi ini.
Dalam sebuah masyarakat yang majemuk memang tidak
mudah menjaga harmoni atau kerukunan tersebut, karena
masing-masing kelompok memiliki keyakinan, pendapat dan
aspirasi yang bervariasi, yang bisa menimbulkan konflik di
antara mereka.
IDEOLOGI PEMERSATU
Para bapak pendiri republik (founding fathers) sepakat
menjadikan negara ini sebagai Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), dengan semboyan bhinneka tunggal ika
Pada masa persiapan kemerdekaan tahun 1945 para
pendiri republik sudah membahas tentang dasar negara.
Terjadi perdebatan antara pendukung negara berdasarkan
Islam dan pendukung pemisahan antara negara dan agama.
Perdebatan ini berujung dengan kompromi dalam bentuk
Piagam Jakarta, yakni tetap menjadikan Pancasila sebagai
dasar negara. Sila pertama berbunyi: Ketuhanan dengan
berkewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya.
Anak kalimat ini kemudian dihapus dan digantikan dengan
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Umat beragama saat ini tidak lagi mempertentangkan
antara Pancasila dan agama, karena keduanya pada
dasaranya tidak saling bertentangan.
DAMAI KEBUTUHAN
MEMBACA KONFLIK
KONFLIK AGAMA
Di antara konflik yang mudah diprovokasi ada konflik berlatar
belakang agama. Begitu sensitifnya persoalan agama bagi
masyarakat Indonesia, sehingga konflik sosial dan ekonomi
pun seringkali ditarik ke wilayah agama untuk mendapatkan
dukungan yang lebih banyak dari pemeluknya.
10
MEMBANGUN RUKUN
11
PENJAGA DAMAI
PENGUATAN PEMAHAMAN
Tidak menjadikan agama sebagai faktor pemecah belah
(disintegratif), tetapi menjadi faktor pemersatu (integratif)
dalam kehidupan masyarakat.
Agama semestinya tidak dipahami secara eksklusif dan
ekstrim. Agama perlu dipahami dengan memperhatikan pula
konteks dan kondisi obyektif bangsa Indonesia yang
majemuk (multi-kultural, multi-agama dan multi-etnis).
Pemahaman keagamaan semestinya bersifat moderat,
dengan tanpa mengorbankan ajaran-ajaran dasar agama.
Pemahaman semacam ini akan menghasilkan ajaran agama
yang mengedepankan kasih sayang (rahmah), perdamaian
(salm), toleransi (tasmuh) dalam hubungan antarmanusia.
13
MELURUSKAN KEKERASAN
Perjuangan aspirasi harus dilakukan secara legal dan
konstitusional serta bijaksana (hikmah), tidak dengan caracara kekerasan dan pemaksaan, apalagi dengan cara teror.
Demikian pula, kontrol tidak bisa dilakukan dengan tindakan
kekerasan main hakim sendiri, meski hal ini dilakukan atas
nama
amar maruf nahy munkar. Eksekusi terhadap
pelanggaran hukum tetap dilakukan oleh aparat negara yang
berewenang.
Apapun alasannya, cara-cara kekerasan dan terorisme,
baik dalam kerangka perjuangan aspirasi maupun dalam
kerangka kontrol (protes), jelas bertentangan dengan hukum
negara dan ajaran agama, dan bahkan menodai agama itu
sendiri dan nilai-nilai kemanusiaan. Dan sebenarnya
penggunaan kekerasan dan terorisme atas nama agama
inipun terjadi karena pemahaman yang salah (distorsi)
terhadap ajaran-ajaran agama.
14
KEBIJAKAN KUB
Kini pemerintah mengeluarkan kebijakan kerukunan umat
beragama dg keluarnya Peraturan Bersama (PBM) Menteri
Agama dan Menteri dalam Negeri No. 9/2006 dan No. 8/2006
tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil
Kepala daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat
Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat
Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadah.
Sebelum penetapan PBM, Menteri Agama mengundang
organisasi-organisasi keagamaan yg mewakili agama-agama
resmi di Indonesia untuk membahas dan merumuskan
rancangan PBM tsb, sehingga PBM ini juga merupakan
kesepakatan majelis-majelis agama yang ada, yakni (1)
Mejelis Ulama Indonesia (MUI), (2) Persekutuan GerejaGereja Indonesia (PGI), (3) Konferensi Waligereja Indonesia
(KWI), (4) Parisada Hindu Dharma Indonesia (PARISADA),
dan (5) Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI).
15
KERUKUNAN
Untuk mencapai kesatuan dan persatuan harus
mencari common denominator: suatu persamaan
kriteria pengikat dalam satu pokok, senasib.
Pertama, Ukhuwah Insaniyah yaitu persaudaraan
diantara sesama manusia, secara menyeluruh.
(QS. Al-hujurat, 13)
Kedua, Ukhuwah Rabbaniyah yaitu ikatan diantara
mereka yang percaya kepada TME. al-Anbiya:107
Ketiga, yang lebih khusus adalah Ukhuwah
Islamiyah yang berarti ikatan persaudaraan
sesama umat Islam. (QS.al-Hujurat :9-10).
UKHUWAH :
1.
2.
3.
UKHUWAH INSANIYAH
INTEGRASI
Penyamaan persepsi sistim kerja sama
internal umat dalam bingkai ukhuwah.
Komitmen Berpegang Teguh Pada Allah.
Peringatan akan
Perpecahan(Ashabiyah) Bukan dari
golonganku yang bardakwah pada golongan
ashabiyyah.
Nikmat Ukhuwah sambil melarang
tafarruq,
Berhusnuzhan dan Hilangkan Dikotomi
Modernis-Tradisional, dll.
MENGAPA KONFLIK?
Faktor Pertama: Pengetahuan Islam yang
kurang. QS.al-Maidah: 14
Kedengkian diantara sesama Muslim.
(QS.al-Syuraa: 14, QS 2:213,QS 3:19, QS
45:17).
Tidak mau menggunakan akal pemikiran.
(QS.al-Hasyr:14).
Kecintaan kepada Dunia. (QS.Ali Imran:
152).
Kepemimpinan Non Islam, (QS.Hud:116).
(al-Taubah :71).
Suudzon
Dengki
Iri
Ujub
Takabur
Riya
Ghibah
2.
3.
TOLERANSI MODAL
PEMBAGUNAN
MUI menempatkan Indonesia, negara
mahaad (dalam perjanjian) sesuai amanat
founding father dan UUD 1945.
Pembangunan untuk semua, partisipatif.
Menjaga sensitivitas nilai masing2 agama.
Menghormati local wisdom,penyebaran dan
pendirian rumah ibadah, tanah ulayat, PBM.
Mengawal etika pengembala, patarang sajo
lampu awak, jaan di padamkan lampu urang.
PERAN ULAMA
Ulama sebagai pewaris Nabi.
Sikap hidup ulama, (QS,35:28).
Derajatnya mulia.(QS.Mjadillah,11).
Ulama juga berfungsi sebagai perekat
ukhuwah Islamiyah.
Ulama membentengi aqidah umat.
Ulama penegak Amar Maruf Nahyi
Mungkar.
Ulama adalah khadimul ummah.
{10}