Anda di halaman 1dari 35

Kelompok 4 :

Agata Vika
Dyah Ayu Ambarwati
Kirana Rizky
Ratih Guswinda
Ronaa

REALISASI PANCASILA

B
A

E
F

Realisa
si
Pancasi
la

A . PENGANTAR

Merealisasikan pancasila sangat penting


karena pancasila merupakan dasar filsafat,
pandangan hidup pada hakikatnya adalah
merupakan suatu sistem nilai, yang pada
gilirannya untuk dijabarkan, direalisasikan
serta diamalkan dalam kehidupan secara
konkrit dalam konteks bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

Dalam merelisasikan dan mengamalkan


Pancasila , harus didasarkan pada
pengetahuan tentang Pancasila yang
benar. Dimana seseorang haruslah
mengetahui fungsi, kedudukan dan nilainilai Pancasila. Wujud realisasi dapat
merupakan realisasi norma hukum dan
juga norma moralitas.

Notonagoro mendiskripsikan bahwa


realisasi( pengalaman ) dalam fungsi dan
kedudukan Pancasila sebagai dasar negara,
adalah merupakan suatu realisasi atau
pengalaman yang bersifat obyektif.
Nilai- nilai Pancasila yang bersumber pada
sila-sila Pancasila yang merupakan nilai
universal, dan dalam pengertian inilah
Soekarno mengistilahkan weltanschauung.

Permasalahan pokok dalam aktualisasi


Pancasila sebagaimana wujud aktualisasi itu,
yaitu bagaimana nilai-nilai Pancasila yang
bersifat universal tersebut dijabarkan dalam
kaitannya dengan tingkah laku semua warga
dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, serta dalam hubungannya
dengan segala aspek dalam
penyelenggaraan negara.

Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan atas


dua macam yaitu aktualisasi Pancasila
Subjektif yaitu realisasi pada setiap individu,
dan aktualisasi Objektif yaitu realisasi dalam
segala aspek penyelenggaraan kenegaraan
dan hukum.

B. REALISASI PANCASILA YANG OBJEKTIF

Realisasi serta pengalaman Pancasila yang


objektif yaitu realisasi serta implementasi
nilai-nilai Pancasila dalam segala aspek
penyelenggaraan negara, terutama dalam
kaitannya dengan penjabaran nilai-nilai
Pancasila dalam praksis penyelenggaraan
negara dan peraturan perundang-undangan
di Indonesia.

Realisasi Pancasila yang subjektif , yaitu


pelaksanaan Pancasila pada setiap individu,
perseorangan termasuk pada
penyelenggaraan negara dalam hidup
bersama yaitu berbangsa dan bernegara.

Bahkan menurut Notonagoro pelaksanaan


Pancasila yang subjektif dari Pancasila dasar
filsafat negara ini justru lebih penting dan
lebih menentukan daripada pelaksanaan
Pancasila yang objektif dalam arti
pelaksanaan Pancasila yang Subjektif
merupakan persyaratan bagi keberhasilan
pelaksanaan Pancasila yang objektif.

Realisasi dan pengalaman Pancasila secara


objektif berkaitan dengan pemenuhan wajib
hukum yang memiliki norma-norma yang
tertuang dalam suatu sistem hukum positif.
Hal yang dimaksudkan agar memiliki daya
imperatif secara yuridis.

Aktualisasi subjektif lebih menentukan


keberhasilan aktualisasi Pancasila yang
objektif, dan tidak sebaliknya. Dapat juga
dikatakan bahwa aktualisasi secara objektif
itu akan berhasil secara optimal bilamana
didukung oleh aktualisasi atau pelaksanaan
Pancasila secara Subjektif.

Dalam realisasi Pancasila yang objektif


selain penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam
segala aspek penyelenggaraan negara juga
harus diwijudkan dalam moralitas para
penyelenggara negara.

C. Penjabaran Pancasila yang Objektif

adalah pelaksanaan dalam bentuk


realisasi dalam setiap aspek
penyelenggaraan negara, baik di bidang
legislatif, eksekutif, maupun yudikatif dan
semua bidang kenegaran dan terutama
realisasinya dalam bentuk peraturan
perundang-undangan negara Indonesia.

1. Tafsir Undang-Undang Dasra 1945


2. Pelaksanaa Undang-Undang Dasar 1945
3. Tidak mengurangi sifat-sifat undangundang yang tidak dapat diganggu gugat
4. Interpretasi pelaksanan undang-undang
harus lengkap dan menyeluruh
5. Asas Politik dalam kenegaraan dan tertib
hukum Indonesia serta Asas Kerohaniaan
Pancasila dalam tujuan negara

1.
2.
3.
4.
5.

Realisasi pelaksanaan konkritnya di


bidang kenegaraan antara lain :
Bentuk dan Kedaulatan dalam Negara
Hukum, Perudang-undangan, dan
Peradilan
Sisterm Demokrasi
Pemerintahan dari Pusat sampai Daerah
Politik Dalam dan Luar Negeri

6. Keselamatan, Keamanan, dan Pertahanan


7. Kesejahteraan
8. Kebudayaan
9. Pendidikan
10.Tujuan Negara
11.Reformasi dan Segala Pelaksanaanya
12.Pembangunan Nasional dan lain
Pelaksanaan Kenegaraan

Pancasila sebagai Dasar Filsafat


Pembangunan Nasional
Dasar Filasafat Pancasila sebagai dasar
filsafat negara merupakan dasar dan
sumber derivasi nilai-nilai dan normanorma dalam segala aspek
penyelenggaran negara termasuk
pelaksanaan pembangunan nasional.

Hakikat, arah, dan tujuan pembangunan


nasional adalah berdasarkan Pancasila
yang bersumber pada hakikat kodrat
manusia monopluralis yang merupakan
esensi dari Pancasila. Dengan demikian
maka Pancasila berkedudukan sebagai
landasan ideal pembangunan nasional
Indonesia.

D. Realisasi Pancasila yang Subjektif


Aktualisasi Pancasila yang subjektif adalah
pelaksanaan pada setiap pribadi
perseorangan, warganegara, individu,
penduduk, penguasa, dan orang Indonesia.
Fenomena konkrit yang ada pada seseorang
yang berkaitan dengan sikap dan tingkah
laku seseorang dalam realisasi Pancasila
secara subjektif disebut moral Pancasila.

Bila nilai-nilai Pancasila telah dipahami,


diresapi, dan dihayati serta berlangsung
secara terus-menerus sehingga melekat
dalam hati sanubari maka demikian itu
disebut dengan kepribadian Pancasila.
Dalam pengamalan Pancasila perlu adanya
suatu kondisi individu yang memiliki
kesadaran untuk merealisasikan Pancasila.

E. Internasionalisasi Nilai-nilai Pancasila

Realisasi nilai-nilai pancasila dalam bidang


pendidikan:
Pengetahuan
Suatu pengetahuan yang benar mengenai
pancasila dalam aspek nilai, norma dan
praksisnya. Dan harus disesuaikan pada
kemampuan individu. Karena tanpa pendidikan
yang cukup dapat dipastikan bahwa
pemahaman tetang ideologi dan filsafat hanya
dalam tingkatan pragmatis dan ini sangat
berbahaya bagi penerus bangsa.

Kesadaran
Selalu mengetahui petumbuhan keadaan
yang ada dalam diri.
Ketaatan
Selalu dalam keadaan kesediaan untuk
memenuhi kewajiban lahir dan batin
Kemampuan kehendak
Aspek yang cukup kuat untuk melakukan
perbuatan berdasarkan nilai pancasila

Watak dan hati nurani, agar orang selalu mawas


diri yaitu:
a. dengan menilai diri sendiri apakah dirinya
berbuat baik atau buruk
b. meyakini kebenaran pancasila
c. dengan ini daoat memunculkan ketahanan
ideologi yang berdasarkan kebenaran pancasila
sehingga da[at megamalkan dan dapat
mewarisi nilai pancasila
d. apabila semua telah terlaksna maka akan
memunculkan negara dan masyarakat pancasila

ada 2 bentuk realisasi, yaitu:


statis
yaitu nilai-nilai yang bersifat rokhaniah dan
universal yang sangat khas bersifat tetap
dan tidak berubah.
Dinamis
Aktualisasi selalu bersifat dinamis inovatif
sesuai dinamika masyarakat, bangsa dan
negara.

F. Proses Pembentukan Kepribadian


Kepribadian dan ketahanan ideologi adalah
sebagai berikut:
1. Pengetahuan yang lengkap dan jelas
tentang kebaikan dan kebenaran pancasila
2. Kemudian ditingkatkan ke dalam hati
nurani sampai adanya ketaatan untuk
merealisasikan pancasila

3. Kemudian disusul dengan adanya


kemampuan dan kebiasaan untuk
perbuatan mengaktualisasikan pancasila
4. Kemudian meningkat menjadi mentalitas
yaitu dengan selalu terselenggaranya
kesatuan lahir batin, akal, dan rasa.

Pancasila merupakan salah satu hal yang


sangat vital. Oleh karane itu
tenggelamnya pancasila dalam reformasi
yang berlangsung hampir 15 tahun
berakibat hilangnya estafet pewarisan nilai
pancasila yang mengakibatkan
kekosongan identitas. Maka perlu adanya
pembentukan kepribadian berdasarkan
nilai pancasila.

G. Sosialisasi dan Pembudayaan Pancasila


Epistemologi Realisasi Nilai-nilai
Pancasila
Jikalau kita ingin merealisasikan dan
mengamalkan Pancasila, harus dipahami
terlebih dahulu bahwa Pancasila adalah
suatu sistem nilai, dimana kelima sila
merupakan suatu kesatuan yang sistemik.
Jadi penjabaran, realisasi, maupun
sosialisasi tidak mungkin hanya berdasarkan
salah satu sila saja. Seluruh sila itu
merupakan suatu kesatuan yang sistemik,
hierarkis, dan bersifat korelatif.

Fungsi pokok Pancasila adalah sebagai dasar


filsafat Negara (sebagai Philosofische
Grondslag) sehingga perundang-undangan
lainnya disusun berdasarkan Pancasila.
Intinya adalah bahwa baik NKRI maupun
UUD 1945 bersumber pada filsafat
Pancasila.

Oleh karena itu sistem epistemologi dalam


ralisasi Pancasila adalah Pancasila sebagai
suatu sistem nilai, kemudian dijabarkan
dalam norma (baik norma hukum mapun
norma etika), yang kemudian dijabarkan
dalam suatu realisasi praksis atau dalam
suatu pengalaman yang bersifat kongkrit
dan empiris.

Proses Sosialisasi dan Pembudayaan Pancasila


1. Sistem Nilai (Pembudayaan Nilai-nilai
Pancasila), yaitu proses pembudayaan pada
domain values (nilai).
2. Sistem Sosial (Pembudayaan Pancasila pada
Kehidupan Sosial), yaitu proses pembudayaan
Pancasila dalam kehidupan sosial-budaya secara
konkret.
3. Wujud Fisik (Pembudayaan Pancasila dalam
Wujud Budaya Fisik), yaitu pembudayaan nilainilai Pancasila secara langsung dalam wujud
kebudayaan fisik.

Pancasila merupakan core values sistem


sosial-kebudayaan masyarakat Indonesia,
yaitu merupakan suatu esensi nilai
kehidupan sosial-budaya yang multikultural.
Oleh karena itu dalam proses pembudayaan
nilai-nilai Pancasila harus meliputi tiga
dimensi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai