Anda di halaman 1dari 31

ANAMNESIS

Keluhan Utama:
Nyeri sendi pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan lutut.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Poliklinik Puskesmas Tanralili mengeluh nyeri


sendi pergelangan tangan kanan sejak 4 minggu yang lalu. Nyeri
dirasakan menusuk-nusuk dan memberat saat tangan kanan
menggenggam seperti menggenggam gelas atau mencuci dan memeras
pakaian. Nyeri memberat bila digerakkan tetapi terasa berkurang bila
diistirahatkan. Awalnya pergelangan tangan dikatakan tidak terlalu
nyeri, namun semakin hari nyeri dirasakan semakin hebat hingga
pergelangan tangan kanan sulit digerakkan dan menjadi bengkak dan
merah.

Selain itu pasien juga mengeluh nyeri pada pergelangan


kaki kanan, lutut kanan, pergelangan kaki kiri, dan lutut kiri
yang mulai dirasakan sejak 8 tahun yang lalu. Awalnya nyeri
muncul pertama kali pada pergelangan kaki kanan, kemudian
disusul secara berturut-turut, nyeri pada lutut kanan,
pergelangan kaki kiri, dan lutut kiri. Nyeri dirasakan seperti
ngilu-ngilu dan biasanya muncul bila pasien berdiri atau
berjalan lama. Namun apabila pasien duduk atau tidur, nyeri
dirasakan sedikit berkurang. Nyeri dirasakan terus-menerus
hingga malam hari menjelang tidur.

Pasien mengaku terdapat rasa kaku pada


pergelangan kaki kanan, lutut kanan, pergelangan
kaki kiri, dan lutut kiri pada pagi hari setelah bangun
tidur. Sendi terasa kaku dan agak sulit digerakkan.
Rasa kaku tersebut berlangsung selama 5 menit dan
menghilang secara perlahan.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien

memiliki riwayat hiperkolesterol


diabetes melitus sejak 10 tahun yang lalu.

dan

Riwayat Pengobatan
Pasien

pernah berobat ke dokter dan


diberikan obat pereda nyeri, namun keluhan
muncul kembali saat efek obat habis.

Riwayat Keluarga
Pasien

mengatakan tidak ada di keluarganya


yang mengalami sakit yang sama dengan
yang dikeluhkan pasien.

Riwayat Sosial
Pasien

menjalani rutinitasnya setiap hari


sebagai ibu rumah tangga yang mana
dirasakan lebih banyak bergerak dibanding
istirahat.
Pasien
mengaku
jarang
mengonsumsi jeroan atau kacang-kacangan,
namun pasien mengatakan sering makan tahu
dan tempe.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Present

Keadaan umum : kesan sakit sedang

Kesadaran

VAS

: 7/10

Tekanan darah

: 130/70 mmHg

Nadi

: 88 kali/menit, reguler, isi cukup

Respirasi

: 20 kali/menit, reguler

Suhu aksila

: 36,6 C

Tinggi badan

: 162 cm

Berat badan

: 75 kg

BMI

Status Gizi

: Compos mentis (GCS E4V5M6)

: 28,62 kg/m2
: Lebih/overweight (menurut WHO 1998)

Status General
Pemeriksaan Umum

Mata

: kesan anemis -/-, ikterus -/-, reflek pupil +/+ isokor,


edema palpebra -/-

THT

: Telinga : sekret -/-, hiperemis -/-, reflex membrane


timpani +/+

Hidung

Tenggorokan : Tonsil T1/T1, faring hiperemis (-)

Lidah

Leher

: sekret (-), mukosa nasalis intak/intak


: papil atrofi (-)
: JVP 0 cmH2O, kelenjar tiroid normal, pembesaran
kelenjar getah bening (-)

Thorax : Simetris (+), retraksi (-)

Cor :
Inspeksi

: Tidak tampak pulsasi iktus cordis

Palpasi

: Iktus kordis teraba pada ICS V, 1 cm lateral MCL sinistra

Perkusi

: Batas atas jantung ICS II kiri


Batas kanan jantung 1 cm lateral PSL kanan ICSV
Batas kiri jantung 2 cm lateral MCL kiri ICS V

Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)

Pulmo :
Inspeksi

: Simetris statis dan dinamis

Palpasi

: Vocal fremitus N/N

Perkusi

: Sonor/sonor

Auskultasi : Vesikuler +/+, Ronki -/-, Wheezing -/-

Abdomen

Inspeksi

:
: distensi (-), pelebaran pembuluh darah (-),
penonjolan massa (-)

Auskultasi : bising usus (+) normal


Palpasi

: hepar/lien tidak teraba, ginjal tidak teraba


dengan ballotement (-/-), nyeri tekan (-), nyeri
ketok annulus Costa Vertebrae (-/-), undulasi (-/-)

Perkusi

: timpani, shifting dullness (-)

Ekstremitas : lihat tabel pemeriksaan sendi, CRT <2 detik

Pemeriksaan Lokal Sendi

Sendi

Inspeksi

Palpasi

Gerakan

Auskultasi

Sekitar sendi

Siku (D)

Bengkak (-)
Merah (-)
Luka (-)
Kelainan bentuk (-)

Bengkak (-)
Hangat (-)
Nyeri tekan (-)

Fleksi 130
Ekstensi 0

Krepitasi (-)

Nyeri otot (-)

Siku (S)

Bengkak (-)
Merah (-)
Luka (-)
Kelainan bentuk (-)

Bengkak (-)
Hangat (-)
Nyeri tekan (-)

Fleksi 130
Ekstensi 0

Krepitasi (-)

Nyeri otot (-)

Pergelangan tangan (D)

Bengkak (+)
Merah (+)
Luka (-)
Kelainan bentuk (-)

Bengkak (+)
Hangat (+)
Nyeri tekan (+)

Ekstensi 30
Fleksi 30
Deviasi radial 10
Deviasi ulnar 15

Krepitasi (-)

Tidak ada
kelainan

Pergelangan tangan (S)

Bengkak (-)
Merah (-)
Luka (-)
Kelainan bentuk (-)

Bengkak (-)
Hangat (-)
Nyeri tekan (-)

Ekstensi 80
Fleksi 80
Diviasi radial 20
Deviasi ulnar 30

Krepitasi (-)

Tidak ada kelainan

Lutut (D)

Bengkak (+)
Merah (-)
Luka (-)
Kelainan bentuk (-)

Bengkak (+)
Hangat (-)
Nyeri tekan (+)

Fleksi 90
Ekstensi 0

Krepitasi (+)

Nyeri otot betis


(+)

Lutut (S)

Bengkak (-)
Merah (-)
Luka (-)
Kelainan bentuk (-)

Bengkak (-)
Hangat (-)
Nyeri tekan (+)

Fleksi 90
Ekstensi 0

Krepitasi (+)

Nyeri otot betis


(+)

Pergelangan kaki (D)

Bengkak (+)
Merah (-)
Luka (-)
Kelainan bentuk (-)

Bengkak (+)
Hangat (-)
Nyeri tekan (+)

Fleksi plantar 20
Fleksi dorsal 10
Inversi<15
Eversi<10

Krepitasi (-)

Nyeri otot di
sekitar maleolus
medial-lateral (+)

Pergelangan kaki (S)

Bengkak (-)
Merah (-)
Luka (-)
Kelainan bentuk (-)

Bengkak (-)
Hangat (-)
Nyeri tekan (+)

Fleksi plantar 20
Fleksi dorsal 10
Inversi<15
Eversi<10

Krepitasi (-)

Nyeri otot di
sekitar maleolus
medial-lateral (+)

DIAGNOSIS KERJA
Observasi

nyeri sendi multipel ec. osteoartritis (genu


dekstra et sinistra, ankle dekstra et sinistra, wrist dekstra)
dd/ rheumatoid arthritis, acute gout arthritis.

DM

type II.

Hiperkolesterolemia.

RENCANA PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Darah

Lengkap (terutama asam urat).

Rheumatoid
Laju

factor.

endap darah.

Rontgen

Ankle, Genu AP/Lat Dekstra et Sinistra,


Wrist AP/Lat Dekstra.

PENATALAKSANAAN
Meloxicam

1 x 7,5 mg pc.
Ranitidin 2 x 150 mg ac.
Metformin 3 x 500 mg ac.
Simvastatin 1 x 10 mg an.
Fisioterapi dan penurunan berat badan.

PROGNOSIS
Dubia ad bonam.

OSTEOARTHRITIS

Defenisi
Osteoartritis

(OA) merupakan penyakit sendi


degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan
kartilago sendi. Vertebra, panggul, lutut, dan
pergelangan kaki paling sering terkena OA.

Epidemiologi
Prevalensi

OA lutut secara radiologis di Indonesia cukup


tinggi, yaitu mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada
wanita.

Diperkirakan

1 sampai 2 juta orang lanjut usia di


Indonesia menderita cacat karena OA. Pada abad
mendatang tantangan terhadap dampak OA akan lebih
besar karena semakin banyaknya populasi yang berumur
tua.

Etiologi

Pada umumnya penderita Osteoarthritis etiologinya tidak diketahui.


Namun beberapa faktor yang disebut-sebut mempunyai peranan atas
timbulnya Osteoarthritis antara lain:

Umur

Jenis kelamin

Suku bangsa

Genetik

Kegemukan dan penyakit metabolik

Cedera sendi (trauma), pekerjaan dan olah raga

Gejala klinis
Anamnesis
Nyeri

sendi

Hambatan
Kaku

gerakan sendi

pagi

Krepitasi
Pembesaran
Perubahan

sendi (deformitas)

gaya berjalan

Pemeriksaan fisis
Krepitasi
Hambatan

gerak

Pembengkakan
Tanda-tanda

sendi yang seringkali asimetri

peradangan

Perubahan

bentuk (deformitas) sendi yang permanen

Perubahan

gaya berjalan

Nodus

heberden dan bourchard

Pemeriksaan penunjang
X-Ray
Ct-

Scan

MRI

Diagnosis

OA lutut dapat ditegakkan bila terdapat


3 dari kriteria diagnosis ACR.

Berikut Tabel Kriteria diagnosis osteoarthritis lutut


menurut The
American
College
of
Rheumatology (ACR) 1986

Klinis dan laboratoris


Klinis dan radiologis
Nyeri lutut ditambah Nyeri lutut ditambah Nyeri
sedikitnya

lima

Klinis
lutut
ditambah

dari sedikitnya satu dari tiga sedikitnya tiga dari enam

sembilan hal berikut ini:

hal berikut ini:

hal berikut ini:

- Usia >50 tahun

- Usia >50 tahun

- Usia > 50 tahun

- Kekakuan <30 menit

- Kekakuan <30 menit

- Kekakuan <30 menit

- Krepitasi

- Krepitasi + osteofit

- Krepitasi

- Nyeri tulang

- Nyeri tulang

- Pembengkakan tulang

- Pembengkakan tulang

- Perabaan tidak hangat

- Perabaan tidak hangat

- LED <40 mm/jam


- RF < 1:40
- Tanda cairan sinovia
OA
Keterangan : LED: laju endap darah (Westergen); RF: rhematoid factor,
tanda cairan sendi osteoarthritis adalah jernih, viskus, atau hitung sel darah
putih kurang dari 2.000/mm3

Penatalaksanaan
Terapi

non farmakologis:

Edukasi

Terapi fisik dan rehabilitasi

Penurunan berat badan

Terapi

farmakologis

Obat Anti Inflamasi non Steroid (OAINS)

Analgetik topical

Chondroprotective agent: Tetrasiklin, Asam


hialuronat, Glikosaminoglikan, Kondroitin sulfat,
Vitamin C, Superoxide Dismutase, Steroid Intraartrikuler.
Terapi bedah

Prognosis
OA

biasanya berjalan lambat. Problem utama yang sering


dijumpai adalah nyeri. Hal ini menyebabkan pasien harus
hidup dengan cara yang baru, seperti perubahan pola
makan, olahraga, manipulasi obat- obatan yang diberikan,
dan pemakaian alat pembantu.

KESIMPULAN
Perbadaan

OA

RA

Gout

Gejala

Nyeri saat
berjalan

Nyeri dan kaku


saat bangun
pagi, membaik
dengan aktivitas

Nyeri mendadak,
bengkak

Patologi

Degenerasi

Autoimun

Tofus

Jumlah sendi

Poli

Poli, simetris

Mono

Tipe sendi

Kecil dan besar

kecil

Kecil dan besar

lokasi

Pinggang, lutut,
vertebra, DIP, PIP

MCP, PIP,
Pergelangan
tangan, kaki

MTP 1, kaki,
pergelangan kaki,
lutut

Temuan sendi
khusus

Nodus bouchard,
nodus heberden

Swan neck
appereance

Kristal urat

Radiologi

Osteofit

Osteopenia, erosi

Erosi

Lab

Normal

RF (+)

Asam urat

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai