Anda di halaman 1dari 28

REFERAT HIPERTENSI

ILMU PENYAKIT JANTUNG


David Chandra wijaya
20120420044

HIPERTENSI

Definisi
Tekanan darah sistolik yang 140mmHg

atau peningkatan darah diastolik yang


90mmHg.
Hasil pengukuran tersebut dilakukan 2 atau
lebih pemeriksaan dan di rata-rata.

Hipertensi merupakan silent killer dimana

gejala dapat bervariasi pada masingmasing individu dan hampir sama dengan
gejala penyakit lainnya.

Epidemiologi
Menurut AHA (American Heart Association) pada
tahun 2012, satu dari tiga orang dewasa menderita
hipertensi. Menurut data statistik, penderita
hipertensi sekitar 50 juta (21,7%) orang dewasa
Amerika yang menderita hipertensi, Thailand
17%, Vietnam 34,6%, Singapura 24,9%, Malaysia
29,9%. Di Indonesia, prevalensi hipertensi berkisar 615%.
Indonesia 2007 31,7%
Indonesia 2013 25,8%

Klasifikasi
Hipertensi Esensial (Primer) (95%)
Hipertensi esensial merupakan suatu bentuk

tekanan darah tinggi yang tidak diketahui


penyebabnya dan tanpa tanda-tanda kelainan di
dalam tubuh. Biasa muncul pada usia antara 25-55
tahun sedangkan usia di bawah 20 tahun jarang
ditemukan. Patogenesis hipertensi esensial
adalah multifaktorial. Faktor- faktor yang
terlibat dalam patogenesis hipertensi esensial
antara lain faktor genetik, hiperaktivitas sistem
saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek
natriuresis.

Klasifikasi
Hipertensi Sekunder (5%)
Hipertensi sekunder antara lain penggunaan

estrogen, penyakit ginjal, Hipertensi


vaskuler ginjal, hiperaldosteronisme primer
dan sindrom chusing, kehamilan serta obatobatan.

Klasifikasi
Berdasarkan bentuk Hipertensi :
Hipertensi diastolik {diastolic
hypertension}
Hipertensi campuran (sistol dan diastol
yang meninggi)
Hipertensi sistolik (isolated systolic
hypertension).

Klasifikasi
Hipertensi Pulmonal

Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah


pada pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak
nafas, pusing dan pingsan pada saat melakukan aktivitas.
Hipertensi Pada Kehamilan
Ada 4 jenis hipertensi yang terdapat pada saat kehamilan, yaitu:
a. Preeklampsia-eklampsia atau disebut juga sebagai hipertensi
yang diakibatkan kehamilan/keracunan kehamilan.
b. Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejak
sebelum ibu mengandung janin.
c. Preeklampsia pada hipertensi kronik, yang merupakan
gabungan preeklampsia dengan hipertensi kronik.
d. Hipertensi gestasional atau hipertensi yang sesaat. Penyebab
hipertensi dalam kehamilan sebenarnya belum jelas.

Faktor Resiko
Umur
Jenis kelamin
Riwayat keluarga
Genetik (factor resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol)
Kebiasaan merokok
Konsumsi garam
Konsumsi lemak jenuh
Kebiasaan konsumsi minum-minuman beralkohol
Obesitas
Kurang aktifitas fisik
Stres
Penggunaan estrogen

Patogenesis

Manifestasi klinis
Menurut Elizabeth J. Corwin, sebagian besar tanpa

disertai gejala yang mencolok dan manifestasi klinis


timbul setelah mengetahui hipertensi bertahun-tahun
berupa:
Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai
mual dan muntah, akibat tekanan darah intrakranium.
Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena
hipertensi.
Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan
filtrasi glomerolus.
Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler.

Manifestasi klinis
Di masa lalu -- "klasik" -- sakit kepala, epistaksis

(mimisan), dan pusing.


Gejala klasik tersebut lebih sering tidak
ditemukan antara pasien hipertensi
dibandingkan pasien pada umumnya. Gejala
lain, seperti flushing, berkeringat, dan
penglihatan kabur, lebih umum pada pasien
hipertensi.
Secara umum, sebagian besar hipertensi pasien
tidak menunjukkan gejala dan didiagnosis
hanya dengan pengukuran tekanan darah
selama pemeriksaan fisik rutin

Diagnosa
Anamnesa
Pemeriksaan fisik

Penatalaksanaan

Gaya hidup
Modifikasi gaya hidup utama terbukti dapat

menurunkan BP termasuk berat badan


pengurangan orang-orang yang kelebihan
berat badan atau obesitas.
Menurut Dietary Approaches to Stop
Hypertension ( DASH ) makan makanan yang
kaya kalium dan kalsium, mengurangi
konsumsi sodium, aktivitas fisik, dan
mengurangi konsumsi alkohol. Modifikasi gaya
hidup dapat mengurangi BP, meningkatkan
keefektifan obat antihipertensi, dan
menurunkan resiko kardiovaskular.

Medikasi
Data hasil uji klinis membuktikan bahwa

menurunkan BP dengan beberapa kelas obat,


termasuk angiotensin converting enzyme inhibitor
(ACEI), angiotensin receptor blocker (ARB), betablocker (BBS), kalsium channel blockers (CCBs),
dan thiazide-jenis diuretik, semua akan
mengurangi komplikasi dari hypertension.
Diuretik harus digunakan sebagai terapi awal
untuk sebagian besar pasien dengan hipertensi,
tunggal atau dalam kombinasi dengan salah satu
kelas lainnya (ACEI, ARB, BBS, CCBs) terbukti
bermanfaat.

Follow up dan monitoring


Kunjungan yang lebih sering akan diperlukan

untuk pasien dengan tahap 2 hipertensi atau


dengan komplikasi kondisi komorbiditas.
Setelah BP pada target dan stabil, kunjungan
tindak lanjut biasanya dapat pada interval 3
sampai 6 bulan.
Komorbiditas, seperti gagal jantung, penyakit
yang berhubungan seperti diabetes, dan
kebutuhan untuk tes laboratorium
mempengaruhi frekuensi kunjungan.
Faktor risiko harus ditangani.

Daftar pustaka
Kementerian Kesehatan RI. InfoDATIN PUSAT

DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN


KESEHATAN RI Hipertensi. Jakarta
Lilly, L. S. 2011. Pathophysiology of Heart
Disease 5th edition. Philadelpia. Harvard Medical
School
National High Blood Pressure Education
Program. 2003. The Seventh Report of the Joint
National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure. U. S. Departement of Health and
Human Services

Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai