BESI
PENDAHULUAN
Hingga saat ini di indonesia masih terdapat 4 masalah gizi utama yaitu KKP (Kurang Kalori
Protein), Kurang vitamin A, Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI) dan kurang zat besi yang
disebut Anemia Gizi. Sampai saat ini salah satu masalah yang belum nampak menunjukkan
titik terang keberhasilan penanggulangannya adalah masalah kekurangan zat besi atau
dikenal dengan sebutan anemia gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang paling
umum dijumpai terutama di negaranegara sedang berkembang.anemia gizi pada
umumnya dijumpai pada golongan rawan gizi yaitu ibu hamil, ibu menyusui, anak balita,
anak sekolah, anak pekerja atau yang berpenghasilan rendah.
Prevalensi anemia gizi yang tinggi pada anak sekolah membawa akibat negatif yaitu
rendahnya kekebalan tubuh sehingga menyebabkan tingginya angka kesakitan. Khusus
pada anak balita, keadaan anemia gizi secara perlahan lahan akan menghambat
pertumbuhan dan perkambangan kecerdasan, anak anak akan lebih mudah terserang
penyakit karena penurunan daya tahan tubuh, dan hal ini tentu akan melemahkan keadaan
anak sebagai generasi penerus.
SKENARIO
Ny A. 30 tahun datang ke poliklinik FK UKRIDA dengan keluhan lemas
sejak 1 bulan yang lalu.Keluhan ini dirasa memberat terutama jika sedang
beraktifitas, pasien mengaku belakangan ini hanya mengkonsumsi
sayuran. Adanya riwayat demam, paparan radioaktif dan kencing
berwarna seperti teh disangkal. Di keluarga pasien tak ada yang sakit
seperti ini.Riwayat obstetri, pasien GOPOAO, dengan riwayat mens
teratur. Pemeriksaan fisik: conjungtiva anemis, sclera non ikterik, lien
tidak teraba. Hasil lab : Hb: 9g/dL. Diff count: 1/1/0/73/22/2/1
RUMUSAN MASALAH
Ny.A dengan keluhan lemas sejak 1 bulan yang lalu, memberat jika
sedang beraktifitas.
Hb
Laki-laki dewasa
< 13 g/dL
< 12 g/dL
Perempuan Hamil
< 11 g/dL
KLASIFIKASI ANEMIA
Mikrositik Mikrositer
(MVC <80 fl ; MCH < 27
pg)
Normokromik Normositer
(MVC 80-95 fl ; MCH 2734
pg)
Makrositer
(MVC > 95 fl)
Megaloblastik (Anemia
Defisiensi Folat & Vitamin
B12)
ANAMNESIS
Identitas Pasien
Riwayat Penyakit Sekarang
Apakah ada gangguan fungsi
Apakah ada nyeri atau sakit di tempat lain
Apakah ada keluhan lain
Apakah BAK normal atau berkurang
Bagaimana warna BAK
Bagaimana Riwayat Kehamilan
Apakah ada muntah-muntah, lesu dam tidak nafsu makan
Demam
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
Keadaan umum
Adakah tanda-tanda icterus ?
Adakah koilonikia (kuku seperti sendok) atau
keilotis angularis (peradangan pada sudut mulut
sehingga tampak bercak pucat keputihan ?
Adakah tanda kerusakan trombosit (memar dan
petechiae) ?
Adakah atrofi papil lidah ?
Palpasi
Kuku
Palpasi hati , limpa, abdomen
HASIL
Conjungtiva anemis,
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kadar Hb dan Inderks eritrosit MCV < 70 g/dL
2. Leukosit diff count
3. SADT anemia hipokromik mikrositer, sel pensil, kadang sel target
4. Kadar besi serum < 50 mg/dL, TIBC meningkat > 350 mg/dl, ST < 15 %
5. Kadar serum ferritin < 20 g/dl
6. Pengecatan besi sumsum tulang (biru prusia) cadangan besi negative
7. Pemeriksaan feses curiga infeksi cacing
Hasil :
Diff count: 1/1/0/73/22/2/1
MANIFESTASI KLINIS
Gejala Khas Defisiensi Besi
Koilonychia
Atrofi papil lidah
Stomatitis angularis (cheilosis) adanya keradangan
pada sudut mulut sehingga tampak sebagai bercak
berwama pucat keputihan
Disfagia
Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan akhloridia
Pica keinginan untuk memakan bahan yang tidak
lazim, seperti: tanah liat, es, tern, dan lain-lain.
Sindrom Plummer Vinson atau disebut juga sindrom
Paterson Kelly adalah kumpulan gejala yang terdiri dari
anemia hipokromik mikrositer, atrofi papil lidah, dan
disfagia.
ETIOLOGI
Kebutuhan zat besi meningkat anak dalam masa pertumbuhan,
kehamilan, laktasi
Kehilangan zat besi karena perdarahan cth pada traktus
gastrointestinal (tukak peptic, ca gaster)
Konsumsi zat besi yang kurang
Gangguan absorpsi zat besi pasca gastrektomi
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi di Dunia
Laki dewasa
Wanita
hamil
Wanita hamil
Afrika
Amerika
Indonesi
6%
Latin
3%
a
16-50%
tak 20%
17-21%
25-48%
60%
39-46%
46-92%
PATOGENSIS
Trait Thalassemia
Anemia Sideroblastik
Derajat anemia
Ringan
Ringan
MCV
Menurun
Menurun/N
Menurun
Menurun/N
MCH
Menurun
Menurun/N
Menurun
Menurun/N
Besi serum
Menurun < 30
Menurun < 50
Normal /
Normal /
TIBC
Meningkat >360
Menurun<300
Normal /
Normal /
Saturasi transferin
Menurun/N 10-20%
Negatif
Positif
Positif kuat
Protoporfirin eritrosit
Meningkat
Meningkat
Normal
Normal
Feritin serum
Elektrofoesis
Normal
Normal
Hb A2 meningkat
Normal
PENATALAKSANAAN
Terapi kausal terapi terhadap penyebab perdarahan. Misalnya
pengobatan cacing tambang, pengobatan hemoroid, pengobatan
menorhagia.
Pemberian preparat besi untuk mengganti kekurangan besi dalam tubuh
(iron replacement therapy) Ferrous sulfat peroral 3x200 mg (3-6bulan)
Vitamin C 3x100 mg (membantu absorpsi zat besi)
Terapi besi parenteral buat intoleransi oral, gangguan pencernaan dll
PENCEGAHAN
Besi daging sapi dan daging lainnya.
Folat jus jeruk dan buah-buahan, pisang, sayuran berdaun hijau tua,
kacang polong dan dibentengi roti, sereal dan pasta.
Vitamin B-12 daging dan produk susu.
Vitamin C jeruk, melon dan beri, membantu meningkatkan penyerapan
zat besi.
PROGNOSIS
Dubia ad bonam
KESIMPULAN
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya
besi yang diperlukan untuk sintesis hemoglobin.Diperkirakan sekitar 30%
penduduk dunia menderita anemia, dan lebih dari setengahnya
merupakan anemia defisiensi besi.
Penyebab utama anemia defisiensi besi adalah konsumsi zat besi yang
tidak cukup dan absorbsi zat besi yang rendah dan pola makan yang
sebagian besar terdiri dari nasi dan menu yang kurang beraneka ragam.
Anemia defisiensi besi juga dipengaruhi oleh faktorfaktor lain seperti
sosial ekonomi, pendidikan, status gizi dan pola makan, fasilitas
kesehatan, pertumbuhan, daya tahan tubuh dan infeksi. Faktor- faktor
tersebut saling berkaitan
DAFTAR PUSTAKA
Anemia. Dalam: Gleadle, Jonathan.At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik.Jakarta:Erlangga; 2003. h. 84-5.
Anemia Defisiensi Besi. Dalam: Silbernagl,Stefan. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta : EGC ; 2007. h.38-9
Pemeriksaan Konjuctiva dan Sklera. Dalam: Bickley, Lynn. Bates Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Edisi 8.
Jakarta: EGC; 2009.h.151
Anemia Defisiensi Besi. Dalam: Sudoyo, Aru W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi IV. Jakarta : FK UI; 2006.h.634-40
Pemeriksaan Kelenjar Limfe. Dalam: Bickley, Lynn. Bates Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Edisi 8. Jakarta :
EGC ; 2009.h.167-8
Pemeriksaan Hati, Limpa, dan Massa Abdomen. Dalam: Bickley, Lynn. Bates Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan.
Edisi 8. Jakarta : EGC ; 2009. h. 342-9
Hitung Darah Lengkap.Diunduh dari http://spiritia.or.id/li/pdf/LI121.pdf. Diunduh 17 February 2016
Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar. Dalam: Sudiono, Herawati, dkk. Penuntun Patologi Klinik Hematologi. Jakarta : FK
UKRIDA; 2009. h.38-43 ; 69-74; 79-81; 88
Anemia Defisiensi Besi. Dalam: Sudiono, Herawati, dkk. Penuntun Patologi KlinikHematologi. Jakarta : FK UKRIDA ; 2009. h.109
Conrad, Marcel. Iron Deficiency Anemia Workup. 4 Agustus 2009. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/202333-workup#showall. Diunduh 17 February 2016