Pisah Harta
Pisah Harta
Berdasarkan pasal 8 ayat (2) UU PPh, penghasilan suamiisteri dikenakan pajak secara terpisah apabila :
Suami-isteri telah hidup terpisah berdasarkan putusan
hakim
Dikehendaki secara tertulis oleh suami-isteri berdasarkan
perjanjian pemisahan harta dan penghasilan
Dikehendaki oleh isteri yang memilih untuk menjalankan
hak dan kewajiban perpajakannya sendiri
Contoh soal
Samsul adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai
profesi sebagai seorang dokter. Samsul memperoleh penghasilan
bruto (kotor) selama setahun dari praktek dokter sebesar
Rp.250.000.000,00, sehingga penghasilan neto setahun dari praktek
dokter tersebut adalah sebesar Rp100.000.000,00 (250.000.00 x 40
%). Samsul mempunyai seorang isteri yang berprofesi sebagai
arsitek dengan penghasilan bruto (kotor) sebesar Rp.300.000.000,00,
sehingga penghasilan neto sebagai arsitek adalah sebesar
Rp.135.000.000,00 (300.000.000 x 45%), Samsul dan istrinya belum
memiliki anak. Sebelum menikah, mereka sepakat untuk
memisahkan harta dan penghasilan mereka dan disahkan dalam
bentuk surat pernyataan dari pengadilan. pengenaan pajaknya
dihitung berdasarkan jumlah penghasilan neto sebesar
Apabila suami dan isteri pisah harta dan penghasilan maka untuk masing-masing suami
dan isteri pengenaan pajak terutangnya dihitung sebagai berikut :
Suami :100.000.000x 19.000.000 = 8.085.106
235.000.000
Isteri : 135.000.000x 19.000.000 = 10.914.894
235.000.000