Anda di halaman 1dari 24

HERMENETIKA

OLEH: INDRA TJAHYADI

KONSEP DASAR

Manusia adalah zoon logon echon


atau al insan hayawan naathiq atau
mahluk berbicara.
Ada (being) yang dapat dimengerti
adalah bahasa (Gadamer).
Dunia adalah bagian dari bahasa
karena dunia manusia dibentuk oleh
bahasa.
Jadi, untuk memahami dunia maka
harus memaknai dunia dengan jalan
interpretasi subjektif-objektif.

ETIMOLOGI

Hermeneuein (Latin) = to
interprete = memaknai

PENGERTIAN

Ilmu, teori, atau paham


mengenai penafsiran.

SEBELUM ZAMAN MODERN

Mencurahkan perhatian utama


pada cara bagaimana membaca
teks-teks keagamaan seperti
Alkitab.

DI ZAMAN MODERN

Tidak hanya digunakan untuk


membaca teks-teks
keagamaan, tetapi meluas ke
pembacaan teks-teks yang
bersfat umum.

PRINSIP KUNCI

Makna
Bahasa sebuah tradisi.
Teks
Interpretasi model subjektifobjektif.

PENJELASAN

Makna adalah konsentrasi utama


hermenetika.
Makna selalu terikat pada bahasa
sebuah tradisi.
Teks disusun bahasa.
Makna teks = makna bahasa yang
digunakan teks.
Makna diproduksi melalui
interpretasi model subjektif objektif.

Interpretasi model subjektifobjektif adalah


interpretasi/penafsiran yang
mengandaikan adanya
komunikasi antara subjek dan
objek.

TUJUAN AKHIR

Konsensus/kesepakatan bersama
atas sebuah makna:

Tujuan akhir dari hermeneutika adalah


pemahaman yang lebeih baik atau
pemaknaan (sense making) dari
interaksi berbagai konstruksi yang
sudah ada, lalu dianalisis agar lebih
mudah difahami pihak lain, sehingga
akhirnya dicapailah sebuah konsensus.
(Alwasilah, 2008: 127).

MAKNA
HERMENETIKA

FENOMENOLOGI

Berkonsentrasi
pada makna yang
terdapat pada
bahasa sebuah
tradisi.

Makna ada pada


kesadaran
perorangan.

HERMENETIKA
ONTOLOGIS
HANS-GEORG GADAMER

Disebut juga hermenetika


filosofis.
Memusatkan perhatiannya pada
ontologi (being).
Konsep kunci:
Fusi

horison/meleburnya
cakrawala
Lingkungan hermenetika
prasangka

Kondisi hermenetis merupakan


kenyataan eksistensi manusia,
dan hermenetika filosofis
memusatkan perhatiannya pada
penjelasan fenomenologis
(eksistensial) tentang Dasein
(kondisi eksistensi atau
keberadaan-di-dunia).

Rangkaian proses hermenetik


merupakan suatu kondisi ontologis
dari pemahaman.
Proses hermenetik berproses dari
komunalitas yang mengikatkan
manusia dengan tradisi secara
umum dan dengan objek interpretasi
manusia secara khusus.
Hermenetika menjadi penghubung
antara finalitas dengan universalitas,
dan antara teori dengan praksis.

Menurut Gadamer (dalam Denzin


dan Lincoln, 2009: 140150)
aktivitas interpretasi bukan sematamata pilihan metodologis yang
mungkin bagi para imuwan, tetapi
lebih merupakan kondisi sebenarnya
dari penelitian manusia itu sendiri.
Oleh karena itu, di dalam
hermentika, para peneliti terlibat
dalam produksi makna itu sendiri
melalui keikutsertaan mereka dalam
rangkaian pembacaan dan
interpretasi.

Kriteria keotentikan mencakup


sebuah dialektika yang
digambarkan dengan istilah
meleburnya cakrawala (fusi
horison) (Gadamer):
melihat

benda-benda secara
antar-subjektif, dari sudut
pandang pribadi dan dari sudut
pandang orang-orang lain (dari
dalam dan dari luar).

Identifikasi

akan terlaksana antara


pespektif pembaca masa kini
dengan pespektif sejarah dalam
teks, yang kemudian
memunculkan suatu perspektif
yang unik yanng bukan
seluruhnya ini maupun yang
lainnya.

Penafsir harus menerima kenyataan


bahwa tidak ada cara apa pun juga
untuk melepaskan dari lingkungan
hermenetika:suatu konsep yang
didasarkan pada kontradiksi yang
menyatakan bahwa agar dapat
memahami suatu bagian teks
seseorang harus memunyai
pengetahuan mengenai
keseluruhannya, sementara
pemahaman mengenai keseluruhan
teks tergantung pada
pemahamannya pada setiap bagian.

Oleh karena itu, setiap usaha


untuk melepaskan diri dari
lingkungan hermenetika adalah
penolakan terhadap keberadaan
sejarahnya sendiri.

Makna-makna merupakan
bagian dari kenyataan sejarah
sebuah teks dan tidak sematamata diproyeksikan padanya.
Kritera koherensi teks
merupakan kriteria yang
menentukan karena makna
jelas hanya karena ia masuk
akal.

Hermenetika berusaha menemukan


kebenaran dalam sebuah teks.
Kebenaran dalam istilah
hermenetika tidak dapat dipisagkan
dari prasangka.
Hermenetika menaruh perhatian
terhadap cara mendapatkan
penafsiran wacana yang jelas
menurut keadaannya tanpa harus
meremehkan kejelasan itu sendiri.

Bagaimanapun makna tekstual


itu dapat ada dan terpisah dari
kesadaran individual.
Makna suatu teks terdapat di
luar penulisnya, tidak hanya
kadang-kadang tetapi selalu.
Memahami bukanlah kegiatan
pengungkapan kembali tetapi
kegiatan yang produkstif.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai