Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN SYOK HEMORAGIK

PADA PASIEN MULTITRAUMA


OLEH:
MASITHA PRILINA YUSMAR (71 2014
049)
Pembimbing
:
dr. Achmad Marwan,Sp.An.,M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN

SYOK

SYOK HIPOVOLEMIK
SYOK HEMORAGIK
SYOK KARDIOGENIK
SYOK DISTRIBUTIF
SYOK OBSTRUKTIF

suatu sindrom klinis yang


ditandai
dengan
adanya
gangguan sistem sirkulasi
yang mengakibatkan tidak
adekuatnya
perfusi
dan
oksigenasi
untuk
mempertahankan
metabolisme
sel
secara
normal
syok yang terjadi akibat
berkurangnya
volume
plasma di intravaskuler

SYOK HEMORAGIK
paling banyak karena
kasus
perdarahan:
multi trauma

Trauma
Dehidrasi
berat
Perdarahan
hebat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI:
Gangguan sistem sirkulasi yang
mengakibatkan
tidak
adekuatnya
perfusi dan oksigenasi jaringan yang
disebabkan
oleh
berkurangnya
volume intravascular.
HIPOTENSI

SIANOSIS PERIFER

TAKIKARDI

HIPERVENTILASI

SYOK HIPOVOLEMIK

SYOK HIPOVOLEMIK

KULIT DINGIN
PUCAT BASAH

D
I
T
A
N
D
A
I

ETIOLOGI
PERDARAHAN
Multi trauma
Hematom subkapsular hati
Aneurisma aorta pecah
Perdarahan
gastrointestinal
Cedera limpa
Fraktur pelvis
Kehamilan ektopik

KEHILANGAN
PLASMA

Luka bakar luas


Pancreatitis
Deskuamasi kulit
Sindrom Dumping

KEHILANGAN
CAIRAN

Muntah hebat

Dehidrasi

Diare

Terapi

diuretic

agresif

Diabetes insipidus

yang

PATOFISIOLOGI
Product A
Feature 1
Feature 2
Feature 3

Product B
Feature 1
Feature 2
Feature 3

KARDIOVASKULAR

Tiga variabel seperti; pengisian atrium, tahanan


terhadap tekanan ventrikel dan kontraktilitas
miokard, bekerja keras dalam mengontrol volume
sekuncup. Curah jantung, penentu utama dalam
perfusi jaringan adalah hasil kali volume sekuncup
dan frekuensi jantung. Hipovolemia menyebabkan
penurunan
pengisian
ventrikel,
yang
pada
akhirnya menurunkan volume sekuncup. Suatu
peningkatan frekuensi jantung sangat bermanfaat
namun
memiliki
keterbatasan
mekanisme
kompensasi
untuk
mempertahankan
curah
jantung.

KARDIOVASKULAR

Tiga variabel seperti; pengisian atrium, tahanan


terhadap tekanan ventrikel dan kontraktilitas
miokard, bekerja keras dalam mengontrol volume
sekuncup. Curah jantung, penentu utama dalam
perfusi jaringan adalah hasil kali volume sekuncup
dan frekuensi jantung. Hipovolemia menyebabkan
penurunan
pengisian
ventrikel,
yang
pada
akhirnya menurunkan volume sekuncup. Suatu
peningkatan frekuensi jantung sangat bermanfaat
namun
memiliki
keterbatasan
mekanisme
kompensasi
untuk
mempertahankan
curah
jantung.

KARDIOVASKULAR

Tiga variabel seperti; pengisian atrium, tahanan


terhadap tekanan ventrikel dan kontraktilitas
miokard, bekerja keras dalam mengontrol volume
sekuncup. Curah jantung, penentu utama dalam
perfusi jaringan adalah hasil kali volume sekuncup
dan frekuensi jantung. Hipovolemia menyebabkan
penurunan
pengisian
ventrikel,
yang
pada
akhirnya menurunkan volume sekuncup. Suatu
peningkatan frekuensi jantung sangat bermanfaat
namun
memiliki
keterbatasan
mekanisme
kompensasi
untuk
mempertahankan
curah
jantung.

GASTROINTESTINAL

Akibat aliran darah yang menurun ke


jaringan intestinal, maka terjadi peningkatan
absorpsi endotoksin yang dilepaskan oleh
bakteri gram negatif yang mati di dalam
usus. Hal ini memicu pelebaran pembuluh
darah serta peningkatan metabolisme dan
bukan
memperbaiki
nutrisi
sel
dan
menyebabkan depresi jantung.

GINJAL

Gagal ginjal akut adalah satu komplikasi dari syok


dan hipoperfusi. Frekuensi terjadinya sangat jarang
karena cepatnya pemberian cairan pengganti.
Secara fisiologi, ginjal mengatasi hipoperfusi
dengan mempertahankan garam dan air Pada
saat aliran darah di ginjal berkurang, tahanan
arteriol aferen meningkat untuk mengurangi laju
filtrasi glomerulus, yang bersama-sama dengan
aldosteron dan vasopresin bertanggung jawab
terhadap menurunnya produksi

TAHAPAN SYOK
1. Tahapan KOMPENSASI
2. Tahapan DEKOMPENSASI
3. Tahapan IREVERSIBEL

TAHAPAN KOMPENSASI

Tahap awal syok saat tubuh masih mampu


menjaga fungsi normalnya. Tanda atau gejala
yang dapat ditemukan pada tahap awal seperti
kulit pucat, peningkatan denyut nadi ringan,
tekanan darah normal, gelisah,dan pengisian
pembuluh darah yang lama. Gejala-gejala pada
tahap ini sulit untukdikenali karena biasanya
individu yang mengalami syok terlihat normal.

TAHAPAN DEKOMPENSASI

Dimana tubuh tidak mampu lagi mempertahankan


fungsi-fungsinya. Yang terjadi adalah tubuh akan
berupaya menjaga organ-organ vital yaitu dengan
mengurangi aliran darah ke lengan, tungkai, dan perut
dan mengutamakan aliran ke otak, jantung, dan paru.
Tanda dan gejala yang dapat ditemukan diantaranya
adalah rasa haus yang hebat, peningkatan denyut
nadi,penurunan tekanan darah, kulit dingin, pucat,
serta kesadaran yang mulai terganggu.

TAHAPAN IREVERSIBEL

Dimana kerusakan organ yang terjadi telah menetap dan


tidakdapat diperbaiki. Tahap ini terjadi jika tidak dilakukan
pertolongan sesegera mungkin, maka aliran darah akan
mengalir sangat lambat sehingga menyebabkanpenurunan
tekanan darah dan denyut jantung. Mekanisme pertahanan
tubuh akan mengutamakan aliran darah ke otak dan
jantung sehingga aliran ke organ-organ seperti hati dan
ginjal menurun. Hal ini yang menjadi penyebab rusaknya
hati ,maupun ginjal. Walaupun dengan pengobatan yang
baik sekalipun, kerusakan organ yang terjadi telah
menetap dan tidak dapat diperbaiki.

GAMBARAN KLINIS

Peningkatan frekuensi jantung dan nadi (takikardi),


Pengisian nadi yang lemah
Kulit dingin dengan turgor yang jelek, ujung-ujung
ektremitas yang dingin dan pengisian kapiler yang
lambat.
Hipotensi (tekanan darah sistolik kurang dari 90
mmhg atau mean arterial pressure (map) kurang
dari 60 mmhg)
Oliguria (urine output kurang dari 20ml/jam atau
0.3ml/kg/jam)

Stadium Syok hemoragik berdasarkan


persentase volume kehilangan darah

GAMBARAN KLINIS

TATALAKSANA

AKSES PEMBULUH DARAH


Harus segera didapatkan akses ke pembuluh darah
Paling baik dengan 2 kateter intravena ukuran besar, sebelum
dipertimbangkan jalur vena sentral.
Kateter yang digunakan adalah kateter pendek dan kaliber besar
Tempat terbaik jalur intravena orang dewasa adalah lengan
bawah.
Bila tidak memungkinkan digunakan akses pembuluh sentral atau
melakukan venaseksi.
Pada anak-anak < 6 tahun, teknik penempatan jarum intraosseus
harus dicoba sebelum menggunakan jalur vena sentral.
Jika kateter vena telah terpasang, diambil darah untuk crossmatch,
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan toksikologi, serta tes
kehamilan pada wanita subur serta analisis gas darah arteri

TERAPI AWAL CAIRAN


Larutan Ringer Laktat adalah cairan pilihan
pertama sedangkan NaCl fisologis adalah
pilihan kedua
Jumlah
cairan
yang
diberikan
adalah
berdasarkan hukum 3 untuk 1 = 300 ml larutan
elektrolit
darah
hilang
pasien
dewasa untuk
dengan 100
beratml
badan
70 kgyang
dengan
derajat
perdarahan III membutuhkan jumlah cairan sebanyak 4.410
cairan kristaloid.
Hal ini didapat dari perhitungan [(BB x % darah untuk masingmasing usia x % perdarahan) x 3], yaitu [70 x 7% x 30% x 3].

untuk bolus cairan inisial dapat diberikan 1-2 L


cairan kristaloid, pada pasien anak diberikan 20
cc/kg BB.

EVALUASI RESUSITASI CAIRAN DAN


PERFUSI ORGAN
UMUM
KHUSUS

Capilary refill time < 2 detik


MAP 65-70 mmHg
Saturasi O2 >95%

Urine output > 0.5 ml/kg/jam (dewasa) ; >


1 ml/kg/jam (anak)
CVP 8-12 mmHg
ScvO2 > 70%

TRANSFUSI DARAH
Tujuan utama transfusi darah adalah
memperbaiki
kemampuan
mengangkut
oksigen dari volume darah
Pemberian darah juga tergantung respon
penderita terhadap pemberian cairan
Bila keadaan membaik TD meningkat, nadi
normal, denyut nadi menguat, perfusi perifer
membaik, produksi urine meningkat, bila Hb
> 8 gr% dilakukan observasi vital sign
Bila Hb < 8 gr% berikan transfusi perlahanlahan

Anda mungkin juga menyukai