Anda di halaman 1dari 34

HERMENETIK NARASI

Narasi Biblikal
Membaca Alkitab Sebagai suatu Karya
Literatur

Aturan Dalam Membaca


Alkitab
Aturan#1: Melihat Cerita sebagai suatu
undangan untuk membagi pengalaman
dengan karakter-karakter di dalamnya.

Susunan Cerita
1. Setting
2. Karakter
3. Plot

Setting adalah
bentuk fisik
serta konteks
temporal dan
kultural cerita.
3

Susunan Cerita
1. Setting adalah
Fisik

Setting is also
Temporal

Setting is also
Kultural

Fungsi Setting Cerita


Mengatur Situasi dan Tekanan cerita
Yunus
Elia
Simbolisasi
Kel. 14
Rut 2:2
Membuktikan Struktur dan Kesatuan
Sumur: Kej. 21, 24, 26, 29
Mengidentifikasi worldview & Kulture
Dan. 3, Dan. 5
Kej. 11
7

Aturan #2: Perhatikan setiap detil setting,


analisa bagaimana tempat, waktu dan
budaya dari cerita berkontribusi
terhadap pesan dalam cerita

Susunan Cerita
1. Setting
2. Karakters
3. Plot

Karakter
mewujudkan
banyak hal dan
memproduksi
tindakan.
9

Gambaran Karakter
1. Gambaran Langsung
Yusuf (Kej. 39:6)
Ribkah (Kej. 24:16)
2. Respon Karakter
Daniel (Da. 6:5)
Daud (1 Sam. 16:11, 17:42-44)
3. Pikiran dan Perkataan Karakter
Amnon (2 Sam. 13:1-2, 14-16)
10

Gambaran Karakter
4. Karakter Diri
Ayub 23:10-12, 29:1-25
5. Tindakan Karakter
Raja Yoas (2 Rj. 13:14-19)
Pahlawan-Pahlawan Daud (2 Sam. 23:817)

11

Aturan #3: Pergunakan setiap detil yang


relevan dalam cerita (gambaran
langsung, respons satu dan lainnya,
karakter dari setiap pemikiran dan
perkataan sendiri, gambaran diri, dan
tindakan) untuk mengetahui setiap
karakter dalam cerita.

12

Susunan Cerita
1. Setting
2. Karakter
3. Plot
Plot Merupakan
susunan dari
peristiwaperistiwa.

13

Posisi Plot Dalam Cerita


Bagaimana karakter

berperilaku pada
konflik dalam cerita?
Bagaimana
protagonist (yang
diharapkan menang)
menyelesaikan
konflik dalam
cerita?
14

Tipe-Tipe konflik dalam Plot


Fisik
Manusia versus Lingkungan
Keluaran (UL. 8:2-4)

Konflik Karakter
Manusia versus Manusia
Jakob dan Esau, Daud dan Saul, Daniel
and Nebukadneser

Moral atau Konflik Spiritual


Manusia melawan dirinya
Samson, Salomo
15

Aturan #4: Identifikasi natur dari


konflik dalam plot (manusia versus
lingkungan, manusia versus
manusia, manusia melawan dirinya)
dalam cerita, dan temukan
bagaimana mereka di/ber-kembang
(kan) dan bagaimana diselesaikan.

16

Cerita Membangun Rasa Ingin


Tahu
Mengapa cerita menarik

bagi saya?
Gideon (Hak. 6-8)

Bagaimana saya bisa

terlibat di dalamnya?
Kain and Habel (Kej. 4)

17

Aturan #5: Tanya diri anda bagaimana


cerita ini menciptakan rasa ingin tahu,
ketertarikan dan rasa senang?

18

Berjalan dgn sang Protagonist


Apakah dia akan berhasil?
Tergantung pilihan yang dibuat
Abraham

Tergantung dari reaksi yang muncul


setelah melakukan kesalahan
Saul

Cerita yang baik membawa kita masuk

dalam alam sang protagonis

19

Aturan#6: Perhatikan sang Protagonis


dalam cerita. Sebab dialah yang
menjadi tolak ukur pengalaman hidup
yang tujuannya untuk menyingkapkan
hal penting mengenai pengalaman dan
nilai-nilai manusia.

20

Aturan #7: Tentukan mengapa suatu cerita menjadi


cerita walaupun terdiri dari beberapa episode.
Hal ini akan mengantar anda untuk memahami
bagian-bagian dan kerangka cerita itu sendiri.

Perhatikan kembali terma-terma:


Kesatuan
Koherensi
Penekanan

21

Atruan #8: Bertanya pada diri sindiri, dengan


cara bagaimana protagonis diuji? dan
pilihan-pilihan apa yang dia miliki?

Perhatikan kembali terma-terma:


Tipe-tipe ujian
Antesenden (mendahului)
Kejadian-kejadian/ fakta-fakta yang terjadi
Konsekuensi-Konsekuensi

22

Rule #9: Perhatikan perubahan penting yang


terjadi antara awala dan akhir cerita, penyebab
perubahan tersebut, dan bagaimana perubahan
tersebut mentransformasi karaketer-karakter
yang ada.

Kilas balik terma2:

Kilas balik terma2:

Plot tragis

Plot Penghormatan

Plot menyedihkan

Plot degeneratif

Plot komik

Cerita revelasi

23

Aturan #10: Perhatikan foil (karakter yg kontras


dengan karakter lain),ironi yang dramatis, dan
puisi keadilan dalam narasi. Semua
digunakan narator untuk mendapat reaksi dari
anda, dan membantu anda menggapai arti
cerita.
Examples:
Foil Lot foil nya Abraham, Kain foil-nya Habel
Ironi Ayub berakhir bahagia, Samson berakhir
kebodohan
Puisi Keadilan Kematian absalom, Haman
digantung
24

Aturan #11: Tanya diri anda; Seperti apa


jadinya cerita jika detail dibiarkan tanpa
gambaran jelas?
Petunjuk:
Narator sering membuat petunjuk untuk
tidak langsung menuju poin utama secara
langsung.
Anda sengaja dibuat menanti,
memperhatikan, dan berjalan bersama dia.
Pada Akhirnya anda harus dapat memahami
pesan moral dari ceria, sama seperti yang
mereka lakukan.

25

Aturan #12: Apakah kejadian dan karakterisasi


dalam cerita memberikan efek bagaimana
anda merasa kejadian-kejadian dan karakterkarakter yang ada? Perhatikan pola setuju
dan/atau tidak setuju untuk melihat apa arti
suatu cerita.

Contoh:
Nabot dan kebun anggurnya (1 Raj. 21:116)

26

8 Kesalahan umum
1. Merubah narasi menjadi alegori
Jangan melihat pengertian diluar

yang diharpakan serta membuat


semua detil dan simbol dalam
pengertian lain, jika bukan suatu
cerita alegori.
Alegori merupakan konstruksi fiksi.
Untuk itu tidak ada narasi historis
yang full alegoris.
27

2. Dekonstekstualisasi Cerita:
Jangan mengabaikan konteks
historis dan sastra dan
berkonsentrasi pada bagian kecil
suatu cerita.
Anda akah kehilangan pentunjuk
yang ditinggalkan narator untuk
menafsir cerita.

28

3. Selektif memilih bagian yang akan


ditafsir
Jangan pernah berkonsentrasi
pada kata-kata dan frase khusus
semata, sebab anda akan gagal
menyeimbangkan bagian-bagian
dan keseluruhan cerita.

29

4. Salah menggabungkan elemen


dalam cerita
Bisa berakibat ledakan hasil yang
salah
Contoh Memikirkan bagaimana
Daud menguasai Yerusalem (2 Sam.
5:6-7 and Hak.1:8)

30

5. Redefinisi terma dan kalimat-kalimat


Jangan membelokkan atau
mendangkalkan arti dan elemenelemen cerita untuk menangkal
dampaknya bagi situasi anda
sendiri.
Contoh: Kej. 19 merupakan ayat
yang menentang pemerkosaan dan
bukan aktivitas homoseksual.

31

6. Menggunakan ekstra kanonikal


otoritas
Jangan menggunakan kunci
eksternal untuk mencari kebenaran
dalam cerita.
Contoh: Mormon menggunakan
kitab mormon untuk menafsirkan
Yoh. 10:16

32

7. Moralizing
Hal ini terjadi jika anda secara
otomatis melekatkan muatan moral
dalam setiap cerita.
Contoh: pengalaman perbudakan di
Mesir bukan pelajaran bagaimana
berurusan dengan musuh/lawan

33

8. Personalisasi atau individualisasi


Tidak semua bagian alkitab ditujukan
untuk memberikan dampak bagi
persoalan setiap manusia.
Tidak ada naskah biblikal yang ditulis
khusus untuk anda atau untuk saya
Jangan menjadi monkey-see,
monkey-do dalam membaca cerita
Alkitab (Mat. 27:5)

34

Anda mungkin juga menyukai