Pemicu 3
Pemicu 3
Letak
Fungsi
Mengumpulkan &
memindahkan
gelombang suara ke
telinga tengah
Pinna
Mengumpulkan
gelombang suara dan
menyalurkannya ke
saluran telinga;
berperan dalam
lokalisasi suara
Meatus auditorius
eksternus
(liang telinga)
Mengarahkan
gelombang suara ke
membran timpani;
mengandung rambutrambut penyaring&
mensekresikan kotoran
telinga (ear wax)untuk
menangkap partikelpartikel asing
Telinga tengah
Letak
Fungsi
Memindahkan getaran
dari membran timpani
ke cairan di koklea,
dalam prosesnya
memperkuat energi
suara
Berosilasi secara
sinkron dengan
getaran membran
timpani serta
menghasilkan gerakan
seperti di perilimfe
koklea dengan
frekuensi yang sama
Telinga dalam
koklea
Letak
Fungsi
Tempat sistem sensorik
untuk mendengar
Jendela oval
Bergerak bersama-sam
dengan gerakan stapes yang
melekat padanya; gerakan
jendela oval menyebabkan
perilimfe koklea bergerak
Skala vestibuli
Skala timpani
Duktus koklearis
(skala media)
Membran basilaris
Organ corti
Telinga dalam
koklea
Letak
Fungsi
Tempat sistem sensorik
untuk mendengar
Membran tektorial
Jendela bundar
Telinga dalam
Aparatus
vestibularis
Letak
Fungsi
Tempat sensorik untuk
keseimbangan, dan
memberikan masukan yang
penting untuk
mempertahankan postur &
keseimbangan
Kanalis
semisirkularis
Mendeteksi akselerasi
(percepatan) atau
deselerasi (perlambatan)
rotasional atau angular
Utrikulus
Mendeteksi :
1.Perubahan posisi kepala
menjahui sumbu vertikal
2.Mengarahkan akselerasi
& deselerasi linear secara
horizontal
Sakulus
Terletak disamping
utrikulus
Mendeteksi :
1.Perubahan posisi kepala
menjahui sumbu horizontal
2.Mengarahkan akselerasi
Tuba Eustachius
Basal pharyngeal pouch.
Otopharyngeal tube - pharyngotympanic
tube.
menghub kavitas telinga tengah dengan
nasofaring
proteksi ventilasi (keseimbangan telinga
tengah) & bersihan kavitas telinga tengah
(pengeringan cairan )
Normal = tertutup.
Saat lahir 17-17mm, sempit, horizontal.
Terbuka o/ otot palati tensor
Dewasa 36mm. Lebar dan 45o. Terbuka o/
Faal Pendengaran
Mechanism of hearing:
Fisiologi Pendengaran
18
FISIOLOGI PENDENGARAN
Mekanisme pendengaran
Air
Condaction
Mengubah gelombang suara dari hantaran udara menjadi getaran cairan di
telinga dalam.
Telinga luar (Pinna, meatus auditorius eksternus dan membrana timpani)
Pinna
(mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke saluran telinga luar)
Sel rambut organ corti mengubah gerakan cairan menjadi sinyal saraf
Bone condaction
berjalan melalui penghantar tulang getaran
sumber suara menggetarkan tulang kepala
menggetarkan perylimph pada skala vestibuli
skala tympani penghantaran udara
penghantaran melalui tulang dapat dilakukan
dengan percobaaan rine, sedangkan
penghantaran bunyi melalui tulang kemudian
dilan-jutkan melalui udara dapat dilakukan
dengan percobaan weber
kecepatan penghantaran suara terbatas, makin
tambah usia makin berkurang daya tangkap
suara atau bunyi yang dinyatakan antara 30
20.000 siklus/detik
Diskriminasi Nada
Diskriminasi nada adalah kemampuan
membedakan berbagai frekuensi gelombang
suara yang datang
Bergantung pada bentuk dan sifat
membrana basilaris
Ujung membran (pendek & kaku)
bergetar maximum pd nada frekuensi tinggi
Daerah Helikotrema ( lebar & lentur)
bergetar maximum pd nada frekuensi
rendah
Korteks Pendengaran
Setiap daerah di membrana basilaris berhubungan
dengan daerah tertentu di korteks pendengaran
dalam lobus temporalis
Neuron korteks hanya diaktifkan oleh nada-nada
tertentu
Neuron aferen menangkap sinyal auditorius dari
sel rambut keluar dari koklea melalui saraf
auditorius
Jalur saraf antara organ corti dan korteks
pendengaran melibatkan beberapa sinaps
terutama sinaps di batang otak dan talamus
Batang Otak masukan pendengaran untruk
kewaspadaan & arousal
Talamus menyortir & memancarkan sinyal ke
atas
Organ corti
Mengandung sel rambut auditori yg merupakan
reseptor suara.
Ada 15000 sel rambut di setiap koklea, disusun
menjadi 4 baris pararel (1 baris sel rambut dalam dan
3 baris sel rambut luar)
Menonjol dari setiap sel rambut sejumlah 100 rambut
yg disebut stereocilia
Sel rambut merupakan mekanoreseptor,
menghasilkan signal neural ketika permukaan rambut
tertekan secara mekanik karena gerakan cairan di
telinga dalam
Sel rambut dalam mentrasformsikan kekuatan
mekanik suara menjadi impulse elektrik
pendengaran, mengirim signal pendengaran ke otak
melalui jalur aferen
Histologi Pendengaran
Auricula (Pinna)
Tulang rawan
elastis yg
ditutupi kulit.
Membran timpani
Bangunan oval
8x10mm yg
meneruskan
gelombang suara ke
tulang pendengaran
di telinga tengah.
Lapisannya :
a) Permukaan luar
epitel skuamosa.
b) Jaringan ikat kasar
(serat kolagen,
elastin, fibroblas).
Serat radial &
sirkumferensial
u/mempertahankan
kekuatan membran
timpani.
c) Dalam epitel selapis
kuboid.
Bagiannya :
a. Pars flasid (Shrapnell
membrane)
Telinga Tengah
Dilapisi epitel selapis gepeng
yang berada di atas lamina
propria tipis, yang melekat erat
pada periosteum di bawahnya.
Telinga dalam
Terdiri dari 2 labirin.
Labirin tulang terdiri atas
sejumlah ruangan di dalam pars
petrosa tulang temporal yang
dihuni labirin membranosa.
Duktus semisirkularis muncul
dari utrikulus
Kelainan
daun telinga
hematoma
Perikondritis
pseudokista
Kelainan
telinga luar
Kelainan
liang telinga
Kelainan
kongenital
serumen
Otitis
Benda asing
eksterna
di liang
sirkumskript
telings
Otitis
a
Otitis
eksterna
eksterna
Otomikosis
difus
Herpes zoster
virus
Infeksi kronis liang
telinga
Keratosis obturans dan
kolesteatoma eksterna
Otitis eksterna
maligna
Bats ear
Mikrotia dan atresia liang
telinga
Fistula preaurikular
SIRKU
MSKR
IPTA
AKUT
EKSTER
NA
DIFUS
MALIG
NA
OTITIS
MEDIA
AKU
T
SUPURA
TIF
KRO
NIS
SEROSA
INTERN
A
LAINN
YA
AKU
T
KRO
NIS
ADHESIVA
VESTIBUL
AR
NEURITIS
LABYRINT
HITIS
Fistula Preaurikula
Fistula terbentuk akibat kegagalan
penggabungan tuberkel pertama dan kedua
kelainan herediter yang dominan
Lokasi : depan tragus; berbentuk bulat/lonjong
dengan ukuran seujung pensil.
sering keluar sekret asal kelenjar sebasea di
muara fistula
Bila obstruksi dan infeksi fistula -> pioderma
atau selulitis fasial
Th/ : antibiotik (akut), insisi (abses), operasi
(cairan keluar berkepanjangan/rekuren)
Fistula Preaurikular
Bats ear
Daun telinga > lebar dan > menonjol
Tidak mengganggu fungsi
pendengaran
Menimbulkan dampak psikis -> perlu
operasi otoplasti
Perikondritis
Radang tulang rawan pada kerangka daun
telinga
Etiologi : trauma akibat kecelakaan,
operasi daun telinga yang terinfeksi, dan
komplikasi pseudokista daun telinga
Tatalaksana: antibiotik
Komplikasi : cauliflower ear
Inflammation of Auricle
Pseudokista
Benjolan di daun telinga akibat kumpulan
cairan kekuningan diantara lapisan
perikondrium dan tulang rawan telinga
Manifestasi klinis : benjolan di daun telinga
yang tidak nyeri dan tanpa sebab
Terapi: mengeluarkan cairan secara steril ->
balut tekan dengan bantuan semen gips
selama seminggu -> perikondrium melekat
pada tulang rawan
Komplikasi : perikondritis
Serumen
hasil poduksi kelenjar sebasea, kelenjar
seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan
partikel debu
Letak normal : 1/3 luar liang telinga
Konsistensi normal : lunak, terkadang kering
Pengaruh : faktor usia, iklim, keturunan, dan
lingkungan
Mempunyai efek proteksi
Penumpukan serumen -> Tuli konduktif
Telinga masuk air -> serumen mengembang
Serumen
Th/ :
1.Serumen lunak -> kapas yang dililitkan pada
pelilit kapas
2.Serumen keras -> pengait/kuret
3.Apabila kedua cara di atas tidak berhasil :
serumen dilunakkan terlebih dahulu dengan
tetes karbogliserin 10% selama 3 hari
4.Bila serumen sudah terlalu jauh terdorong ke
liang telinga maka dilakukan irigasi air
hangat ( sesuai suhu tubuh )
Otitis Eksterna
Radang liang telinga akut maupun kronis
Etiologi : infeksi jamur, virus, dan bakteri
Faktor predisposisi :
1.perubahan pH di liang telinga -> basa
2.Keadaan udara yang hangat dan lembab
3.Trauma ringan ketika mengorek telinga
Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga
Etiologi : Pityrosporum, Aspergillus,
Candida albican
Faktor presisposisi : kelembaban yang
tinggi di liang telinga
Pityrosporum -> terbentuknya sisik yang
mirip ketombe ; predisposisi otitis eksterna
bakterialis
Tanda dan gejala : rasa gatal dan penuh di
liang telinga, sering pula tanpa keluhan
Otomikosis
Terapi :
1.Membersihkan liang telinga dengan asam
asetat 2% dalam alkohol, larutan iodium
povidon 5% atau tetes telinga yang
mengandung antibiotik dan steroid.
2.Kadang diperlukan salep antijamur yang
mengandung nistatin,klotrimazol
Bullous Myringitis
Merupakan bentuk khusus dr otitis externa,
yg dikarakteristikan dgn gambaran fluidfilled hemorrhagic blebs pada membran
timpani dan kulit bagian dalam meatus
external.
Etiologi :
Virus influenza
Mycoplasma pneumoniae
Bullous Myringitis
Manajemen
Komplikasi
Terapi analgesia
adekuat
Terapi antibiotik
oral/topikal : bila ada
inflamasi
Menjaga telinga tetap
bersih dan kering utk
preventif dari infeksi
sekunder
Sensorineural hearing
loss
Perforasi membran
timpani
Obstruksi Tuba
Dapat terjadi oleh berbagai kondisi :
peradangan nasofaring, peradangan adenoid
atau tumor nasofaring
Gejala klinik awal (sumbatan o/ tumor) :
terbentuk cairan pada telinga tengah (OM
serosa)
OM serosa kronik -> kemungkinan karsinoma
nasofaring
Sumbatan mulut tuba di nasofaring ok
Bellocq tampon atau sikatriks akibat trauma
operasi (adenoidektomi)
2. Barotrauma (Aerotitis)
a.Definisi
perubahan tekanan yang tiba-tiba di luar
telinga tengah sewaktu di pesawat terbang
atau menyelam tuba gagal membuka
b. Patofisiologi
Perbedaan tekanan >90 cmHg otot tidak
mampu membuka tuba tekanan negatif
di rongga telinga tengah cairan keluar
dari pembuluh darah kapiler mukosa &
ruptur pembuluh darah cairan di telinga
tengah dan rongga mastoid tercampur
darah.
c. Gejala :
Kurang dengar
Nyeri dalam telinga
Autofoni
Perasaan ada air dalam telinga
Tinitus
Vertigo
d. Penatalaksanaan
Dekongestan lokal
Perasat Valsava (bila tidak ada infeksi
pada jalan napas atas)
Miringotomi (bila cairan menetap di
telinga tengah sampai beberapa minggu)
Pipa ventilasi (Grommet)
e. Pencegahan
Mengunyah permen karet atau melakukan
perasat valsava (sewaktu pesawat terbang
mulai mendarat)
3. Otitis Media
Adalah peradangan sebagian atau seluruh
mukosa telinga tengah, tuba Eustachius,
antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.
3. Otitis Media
Sembuh /
normal
Gg tuba
Tekanan
negatif
telinga
tengah
ETIOLOGI:
Barotitis
Alergi
Infeksi
Sumbatan
(sekret, tampon,
tumor)
Tuba tetap
terganggu
tanpa infeksi
Efusi
OME
Tuba tetap
terganggu +
infeksi
OMA
Sembuh
OMSK
OME
Klasifikasi
Otitis media supuratif
Otitis media supuratif akut
Otitis media supuratif kronis
Otitis media serosa
Otitis media serosa akut (barotrauma = aerotitis)
Otitis media serosa kronis
Otitis media spesifik
Otitis media tuberkulosa
Otitis media sifilitika
Otitis media adhesif
Streptococcus hemolyticus
Staphylococcus aureus
Pneumokok
H.influenzae
E.coli
Streptococcus anhemolyticus
Proteus vulgaris
Pseudomonas aeruginosa
Stadium
Oklusi Tuba
Eustachius
Stadium
Hiperemis
Stadium
Supurasi
Stadium
Perforasi
Stadium
Resolusi
Gambaran
retraksi
membran
timpani
Kadang
membran
timpani
nampak
normal/keruh
pucat
Efusi
mungkin
sudah
terjadi,tetapi
susah
dideteksi
Sukar
dibedakan
dengan otitis
media serosa
akibat
Pembuluh
darah
melebar
Membran
timpani
hiperemis +
edem
Sekret
mungkin
masih
bersifat
eksudat
yang serosa
Edema hebat
pada mukosa
telinga tengah
Hancurnya
sel epitel
superficial
Eksudat yang
purulen di
kavum
timpanibulgi
ng ke arah
liang telinga
luar
Sangat sakit,
nadi dan suhu
, nyeri di
telinga ber+
Tekanan
nanah tidak
ber- iskemia
Nekrosis:
Terjadi
ruptur
membran
timpani dan
nanah
keluar
mengalir
dari telinga
tengah ke
telinga luar
Suhu badan
turun
Anak
menjadi
tenang
Membran
timpani ttp
utuhnormal
kembali
Terjadi
perforasisek
ret ber-,kering
Daya tahan
tubuh
baik/virulensi
kumah
rendahresol
usi tanpa
pengobatan
OMAOMSK
jika perforasi
menetap
OMA otitis
media serosa
c. Patofisiologi
Faktor penyebab utama : sumbatan tuba
eustachius sehingga pencegahan invasi
kuman terganggu.
Pencetusnya : infeksi saluran napas atas.
Mudah terjadi pada bayi
d. Manifestasi klinis
Gejala klinis tergantung stadium penyakit
dan umur pasien
anak :
Rasa nyeri di dalam telinga dan suhu
tubuh yang tinggi
Biasanya terdapat riwayat batuk pilek
sebelumnya
orang dewasa :
Gangguan pedengaran berupa rasa
penuh dan kurang dengar
bayi dan anak kecil :
Suhu tubuh yang tinggi (>39,50c)
Gelisah
Sulit tidur
Tiba-tiba menjerit saat tidur
Diare
Kejang
Kadang memegang telinga yang sakit.
Terapi
Stadium
oklusi
Stadium
Stadium
presupuras supurasi
i
Stadium
perforasi
Stadium
resolusi
Obat tetes
hidung:
HCl efedrin
0.5% dalam
larutan
fisiologik
(<12thn)
HCl 1%
dalam
larutan
fisiologik
(>12thn dan
dewasa)
Antibiotik
bila ec.
kuman
Obat tetes
hidung
Analgetika
Antibiotik
Ampisilin
50100mg/kg
BB per hari
4dosis
Amoksisilin
40mg/kg
BB/hari 3
dosis
Eritromisin
40mg/kg
BB/hari
Obat cuci
telinga H2O2
3% 3-5hari
Antibiotik
Membran
timpani
berangsur
normal
Sekret tidak
ada lagi
Perforasi
menutup
Antibiotik
Miringotom
i bila
membran
timpani
masih utuh
Letak perforasi
Letak perforasi penting u/ menentukan
jenis/tipe OMSK
Perforasi dpt ditemukan daerah sentral,
marginal, atau atik.
Perforasi sentral perforasi trdpt di pars
tensa, sedangkan di seluruh tepi perforasi
masih ada sisa membran timpani.
Perforasi marginal sebagian tepi
perforasi lgsg berhubungan dg anulus atau
sulkus timpanikum
Perforasi atik perforasi yg terletak di
pars flaksida
2.
Komplikasi
Telinga tengah
Perforasi membran timpani persisten
Erosi tulang pendengaran
Paralisis nervus fasialis
Telinga dalam
Fistula labirin
Labirinitis supuratifa
Tuli saraf (sensorineural)
4.
Komplikasi
Ekstradural
abses ekstradural
Trombosis sinus lateralis
Petrositis
SSP
meningitis
Abses otak
Hidrosefalus otitis
Petrositis
Mastoiditis koalesen
Labirinitis
Tuli saraf/sensorineural
Abses ekstradura
Abses subdura
Abses otak
Meningitis
Tromboflebitis sinus lateralis
Hidrosefalus otikus
2.Komplikasi ekstrakranial
Abses retroaurikular
Abses Bezolds
Abses zigomatikus
Labirinitis supuratif
Labirinitis supuratif akut difus
Labirinitis supuratif kronik difus
d. Prognosis
Labirinitis serosa toksin disfungsi labirin
tanpa invasi sel radang.
Labirinitis supuratif sel radang
menginvasi labirin fibrosis dan osifikasi.
Etiologi
Terganggunya fungsi
tuba eustachius
Adenoid hipertrofi
Adenoitis
Sumbing palatum
Tumor di nasofaring
Barotrauma
Sinusitis
Rinitis
Defisiensi
imunologik atau
metabolik
Klasifikasi
Otitis media serosa akut
Otitis media serosa kronik
Etiologi
Sumbatan tuba karena tersumbatnya tuba
Gejala
Pendengaran berkurang utama
Rasa tersumbat pada telinga
Suara sendiri terdengar lebih nyaring atau
berbeda pada telinga yang sakit
Terasa cairan yang bergerak dalam telinga
Tinitus, vertigo, atau pusing ringan
Otoskopi membran timpani retraksi
Tuli konduktif garpu tala
Pengobatan
Medikamentosa
Obat vasokonstriktor lokal (tetes hidung)
Antihistamin
Perasat valsava tanda-tanda infeksi jalan
napas atas
Pembedahan
Miringitomi gejala menetap
Pemasangan pipa ventilasi masih belum sembuh
Etiologi
Karena gejala sisa dari OMA
Infeksi virus
Keadaan alergi
Gangguan mekanis tuba
Gambaran klinik
Perasaan tuli lebih menonjol (40-50
dB)
Otoskopi membran timpani utuh,
retraksi, suram, kuning kemerahan,
atau keabu-abuan
Pengobatan
Mengeluarkan sekret dengan miringitomi
dan memasang pipa ventilasi
Pada kasus baru dekongestan tetes
hidung serta kombinasi anti histamindekongestan per oral kadang bisa
berhasil
Pemeriksaan
Otoskopi
Pneumatic otoscope
Meniupkan udara secara perlahan ke gendang
telinga, dan melihat pergerakannya
Tympanometry.
Mengukur gerakan membran timpani dengan
mengubah tekanan di dalam telinga
Acoustic reflectometry.
Menggunakan alat yang menghasilkan suara
dalam berbagai frekuensi
Gambaran klinik
Pendengaran berkurang dengan riwayat
infeksi telinga
Otoskopi gambaran membran timpani
bervariasi mulai dari sikatriks minimal,
suram sampai sikatriks berat, disertai
bagian-bagian yang atrofi atau
timpanosklerosis plaque
PERFORASI MEMBRAN
TIMPANI
PERFORASI MEMBRAN
TIMPANI
Definisi:
Perforasi: lubang
Membran timpani: gendang telinga
Hilangnya sebagian jaringan dari membrane
timpani yang menyebabkan hilangnya
sebagian atau seluruh fungsi dari membrane
timpani.
ETIOLOGI PERFORASI
MEMBRAN TIMPANI
Infeksi akut pada telinga tengah
Trauma fisik dari telinga, yang tersering
adalah pukulan yang keras kearah telinga
dalam, tenaga yang timbul dapat
memecahkan atau merobek membran timpani.
Beberapa trauma yang lain adalah, perubahan
tekanan pada telinga yang berubah secara
mendadak, pada contohnya sering pada
penyelam, yang didahului dengan gangguan
pada saluran telinga dan mulut, peradangan
ataupun infeksi.
PEMERIKSAAN PERFORASI
MEMBRAN TIMPANI
Pemeriksaan penunjang yang
dibutuhkan biasanya adalah:
Otoskopi
Timpanometri
Test pendengaran (Audiologi)
(Swabach, Webber, dan Rinne)
NORMAL
PENGOBATAN PERFORASI
MEMBRAN TIMPANI
Terapi pengobatan pada perforasi membran timpani
ditujukan untuk mengendalikan infeksi pada telinga
tengah.
Penggunaan anti bacterial (Antibiotik oral atau tetes
telinga) sebaiknya digunakan jika hasil kultur dan
resistensi sudah didapatkan.
Penyumbatan pada lubang baik dengan lemak atau
bahan sintetis yang tidak menimbulkan reaksi tubuh
penerima (timpanoplasty).
Pengobatan ini memiliki tingkat keberhasilan 80
hingga 90 % tergantung dari besarnya perforasi
maupun komplikasi yang timbul.
Pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri yang
timbul
PROGNOSIS PERFORASI
MEMBRAN TIMPANI
Adanya perforasi atau robekan pada
membran timpani menimbulkan rasa
tidak nyaman, tetapi biasanya akan
sembuh dengan sendirinya dalam
waktu 2 bulan.
Hilangnya fungsi pendengaran
biasanya untuk sementara waktu.
Tympanosclerosis
Tympanosclerosis adalah suatu kondisi di
mana terdapat kalsifikasi jaringan di telinga
tengah yg jika meluas dapat mempengaruhi
pendengaran.
Tympanosclerosis dapat diklasifikasikan
sebagai:
Myringosclerosis - hanya melibatkan membran
timpani
Intratympanic tympanosclerosis mempengaruhi
bagian telinga tengah lain: the ossicular chain,
atau yg lebih jarang mastoid cavity
Patofisiologi
Tympanosclerosis
Terdapat deposit kalsifikasi pd membran
timpani, ossicular chain, tympanic cavity
dan mastoid
Diperkirakan merupakan hasil dari
inflamasi persisten dan biasanya
berhubungan dgn infeksi kronik telinga
tengah
Terdapat proliferasi fibroblast
penumpukan serat kolagen dlm jumlah yg
byk hyaline mass formation
penumpukan kalsium
Etiologi Tympanosclerosis
Etiologi masih belum jelas, mungkin
disebabkan suatu bentuk jaringan parut
yang terkait dengan peradangan kronis
telinga tengah
Faktor penyebab dan yg berkaitan :
Pemeriksaan Penunjang
Tympanosclerosis
Otoscopic examination
Pure tone audiometry - defines
extent and type of hearing loss
Tympanometry - the tympanogram
result can be affected by
tympanosclerosis
CT - may help with diagnosis of
disease within the middle ear cavity
Tympanosclerosis
Diagnosa Banding
Auditory canal
obstruction due to wax or
debris
Otosclerosis
Tympanic perforation
Chronic otitis media
(chronic suppurative otitis
media and otitis media
with effusion or 'glue ear')
Cholesteatoma
Glomus tumours (rare)
Manajemen
Hearing aids
Surgery
CHOLESTEATOMA
Definisi: kista epitelial yg berisi deskuamasi
epitel (keratin) terbentuk terus +
menumpuk
(Gray) kolesteatoma: ep. Kulit yg berada pada
tempat yg salah
Klasifikasi:
Kongenital
Kolesteatoma didapat primer (paling sering)
Kolesteatoma didapat sekunder
Teori patogenesis:
teori invaginasi (primer), teori migrasi & metaplasi
(sekunder)
Fs t. eustachius terggg
Inflamasi kronik t.
tengah cth: chronic
otitis media
Kolesteatoma akuisital
Terbentuk setelah anak lahir
Terbagi atas :
a. Kolesteatom akuisital primer
Dasar terapi
Untuk tipe aman dapat dilakukan terapi
konservatif ataupun medikamentosa
Pemberian obat cuci telinga ( H2O2 3% )
Antibiotik & kortikosteroid tetes
Antibiotik oral ( ampicillin atau eritromycin )
Miringoplasti / timpanoplasti
Penyulit terapi
Perforasi membran timpani
Sumber infeksi dari faring,
nasofaring, hidung, sinus paranasal
Terbentuk jaringan patologis yang
irreversibel pada rongga mastoid
Gizi dan higien yang kurang
Prognosis
Daftar Pustaka
Sherwood L. Human physiology. 5th ed.
Belmont: Thomson Learning, 2004.
Junqueira LC, Cerneiro J, Kelley RO.
Basic histology. 8th ed. Connecticut:
Appleton & Lange, 1995.
Efiaty AS, Nurbaiti I, Jenny B, Ratna
DR. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala dan Leher.
Edisi keenam. Jakarta: FKUI, 2007.