Anda di halaman 1dari 19

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi
Pembentukan Batubara

Tempat Pembentukan
Batubara
1. Teori Insitu
Proses

pembentukan batu bara terjadi di


tempat asal tumbuhan tersebut berada.
Tumbuhan yang telah mati akan langsung
tertimbun lapisan sedimen dan kemudian
mengalami proses pembatubaraan tanpa
mengalami
proses
perpindahan
tempat.
Batubara yang dihasilkan dari proses ini
memiliki kualitas yang baik. Penyebaran
batubara jenis ini sifatnya merata dan luas, bisa
dijumpai di wilayah Muara Enim, Sumatera
Selatan.

2. Teori Drift
Batubara terbentuk bukan di tempat asal tumbuhan

itu berada. Tumbuhan yang telah mati akan


terangkut air hingga terkumpul di suatu tempat dan
mengalami proses sedimentasi dan pembatubaraan.
Kualitas batubara yang dihasilkan dari proses ini
tergolong kurang baik karena tercampur material
pengotor
pada
saat
proses
pengangkutan.
Penyebaran batubara ini tidak begitu luas, namun
dapat dijumpai di beberapa tempat seperti di
lapangan
batubara
delta
Mahakam
Purba,
Kalimantan Timur.

Umur Batubara
Pembentukan batubara memerlukan kondisi-kondisi

tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu


sepanjang sejarah geologi. Pembentukan batubara dimulai
sejak periode pembentukanKarbon(Carboniferous
Period) yang dikenal sebagai zaman batu bara pertama
yang berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun
yang lalu (jtl). Zaman Karbon adalah masa pembentukan
batubara yang paling produktif dimana hampir seluruh
deposit batubara (black coal) yang ekonomis di belahan
bumi bagian utara terbentuk. Pada Zaman Permian, kirakira 270jtl, juga terbentuk endapan-endapan batubara
yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti
Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier
(70 - 13jtl) di berbagai belahan bumi lain.

Materi Pembentuk Batubara


1. Algae
DariZaman

Pre-kambriumhingga Ordovisium
dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan
batubara dari perioda ini.

2. Silofita
DariZaman

Silurhingga
Devon
Tengah,
merupakan turunan dari algae. Sedikit endapan
batubara dari perioda ini.

3. Pteridofita
Umur Devon

Atas hingga Karbon Atas. Materi utama


pembentuk batubara berumur Karbon di Eropa dan
Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji,
berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim
hangat.

4. Gimnospermae
Kurun

waktu mulai dariZaman Permianhingga Kapur


Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam
buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin)
tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan
glossopteris adalah penyusun utama batubara Permian
seperti di Australia, India dan Afrika.

5. Angiospermae
Dari

Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis


tumbuhan modern, buah yang menutupi biji,
jantan dan betina dalam satu bunga, kurang
bergetah dibanding gimnospermae sehingga,
secara umum, kurang dapat terawetkan

Interpretasi Lingkungan
Pengendapan
Lingkungan pengendapan dari masing masing

litotipe
Vitrain

dan Clarain, diendapkan di daerah


pasang surut dimana terjadi perubahan muka
air laut
Fusain, diendapkan pada lingkungan dengan
kecepatan
pengendapan
rendah,
yaitu
lingkungan air dangkal yang dekat dengan
daratan
Durain, deindapkan dalam lingkungan yang
lebih dalam lagi, diperkirakan lingkungan laut
dangkal

Interpretasi lingkungan pengendapan berdasarkan

mikrolitotipe
Vitrit, berasal dari kayu-kayuan seperti batang, dahan,

akar, yang menunjukkan lingkungan rawa berhutan.


Clarit, berasal dari tumbuhan yang mengandung serat
kayu dan diperkirakan terbentuk pada lingkungan rawa.
Durit, kaya akan jejak jejak akar dan spora, hal ini
diperkirakan terbentuk pada lingkungan laut dangkal.
Trimaserit, yang kaya akan vitrinit terbentuk di
lingkungan rawa, sedangkan yang kaya akan liptinit
terbentuk di lingkungan laut dangkal clan yang kaya
akan inertinit terbentuk dekat daratan.

Faktor-Faktor Dalam Pembentukan Batubara


1. Posisi Geoteknik
Posisi

geoteknik adalah letak suatu tempat


yang merupakan cekungan sedimentasi yang
keberadaannya dipengaruhi oleh gaya-gaya
tektonik lempeng. Proses tektonik yang terjadi
akan berpengaruh pada penyebaran batubara
yang terbentuk. Makin dekat cekungan
sedimentasi batubara yang terbentuk atau
terakumulasi dengan posisi kegiatan tektonik,
maka kualitas batubara yang dihasilkan akan
semakin baik.

2. Keadaan Topografi Daerah


Daerah

tempat tumbuhan berkembang baik


merupakan daerah yang relatif mempunyai
ketersediaan air. Tempat tersebut mempuyai
topografi
yang
relatife
lebih
rendah
dibandingkan dengan daerah yang ada
disekelilingnya. Makin luas daerah dengan
topografi rendah, maka makin banyak pula
tanaman yang tumbuh, sehingga makin banyak
pula bahan pembentuk batubara.

Iklim Daerah
Iklim

sangatlah berperan penting dalam


pertumbuhan tanaman. Didaerah yang berilklim
tropis, hampir semua tanaman dapat hidup
yang dikarenakan tingkat curah hujan dan
ketersediaan matahari sepanjang waktu yang
memungkin tanaman tumbuh dengan cukup
baik. Oleh karena itu, didaerah yang beriklin
tropis
pada
masa
lampau
sangatlah
memungkinkan didapatkan endapan batubara
dalam jumlah banyak, sebaliknya pada daerah
yang beriklim subtropics mempunyai endapan
batubara yang relative lebih sedikit.

4. Proses Penurunan Cekungan Sedimen


Cekungan

sedimentasi yang ada di alam


relative dinamis, artinya dasar cekungan akan
mengalami
proses
penurunan
atau
pengangkatan. Makin sering dasar cekungan
sedimentasi mengalami proses penurunan,
maka batubara yang terbentuk akan semakin
tebal.

5. Umur Geologi
Jaman Karbon (350 juta tahun yang lalu),

merupakan awal munculnya tumbuh-tumbuhan


di dunia. Sejalan dengan proses tektonik yang
terjadi, daerah tempat tumbuhnya tanaman
telah
mengalami
prosescoalificationcukup
lama, sehingga menghasilkan mutu batubara
yang sangat baik. Jenis batubara dengan jenis
ini banyak dijumpai di belahan bumi bagian
Utara. Contohnya: Amerika Utara dan Eropa
(pada kedalam 3 mil yang membentang dari
Scotlandia sampai Selesia (Polandia)).

6. Jenis Tumbuh-Tumbuhan
Batubara yang terbentuk dari tumbuhan keras

dan berumur tua akan lebih baik debandingkan


dengan
batubara
yang
terbentuk
dari
taanaman berbentuk semak dan hanya
berumur semusim. Makin tinggi tingkataan
tumbuhan dan makin tua umur tumbuhan
tersebut, apabila menalami proses coalification,
akan menghasilkan batubara dengan kualitas
baik.

7. Proses Dekomposisi
Proses dekomposisi tumbuhan merupakan bagian dari

transformasi biokimia pada bahan organik. Selama


porses pembentukkan batubara, sisa tumbuhan akan
mengalami perubahan baik secara fisik maupun
kimia. Setelah tumbuhan mati, proses degradasi
biokimia lebih berperan. Proses pembusukan (decay)
kan terjadi sebagai akibat kinerja dari mikrobiologi
dalam bentuk bakterianaerobic. Bakteri ini bekerja
dalam keadaan tanpa oksegen, menghancurkan
bagaian yang lunak dari tumbuhan seperti cellulose,
protolasma, dan karbohidrat. Proses ini membuat
kayu berubah menjadi lignit, bitumina

8. Sejarah Setelah Pengendapan


Makin dekat posisi cekungan sedimentasi terhadap

posisi geoteknik yang selalu dinamis, akan


mempengaruhi perkembangan batubara. Selama
waktu itu pula, proses geokimia dan metamorfisme
organik akan ikut berperan dalam mengubah
gambut (endapan sedimen organik yang mudah
terbakar dengan kandungan airlebih dari 75%)
menjadi batubara. Proses ini akan dipercepat pula
apabila daerah tersebut mengalami proses intrusi
magmatis. Panas yang dihasilkan dari proses intrusi
magmatis akan mempercepat proses coalification,
sehingga kadar C akan lebih tinggi dari H2O.

9. Struktur Geologi Cekungan Sedimen


Makin banyak perlipatan dan pensesaran yang

terjadi di lapisan sedimen yang mengandung


batubara, secara teoritis akan meningkatkan
kualitas dari batubara tersebut.

10. Metamorfosa Organik


Peningkatan mutu batubara sangat ditentukan

oleh faktor tekanan dan waktu. Tekanan dapat


diakibatkan oleh lapisan sedimen penutup yang
tebal atau karena adanya tektonik. Makin lama
selang waktu dari mulai bergradasi sampai
terbentuk batubara, maka makin baik mutu dari
batubara yang diperoleh. Factor tersebut dapat
mempercepat proses metamorfosa organik.
(Prof. Ir. Sukandarrumidi, M.Sc Ph.D, 2006).

Anda mungkin juga menyukai