Anda di halaman 1dari 140

JARINGAN OTOT

Sel otot berasal dari lapisan mesoderm


Terdiri atas sel-sel yang telah berdiferensiasi

melalui proses pemanjangan secara


berangsur dan mengandung protein
kontraktil sekaligus sintesis protein miofibril
Struktur biologis protein ini membangun
tenaga untuk kontraksi sel dan
menghasilkan gerakan tubuh
3 jenis otot (otot polos, otot serat lintang,
otot jantung)

Bentuk seperti kumparan (fusiform)


Inti di tengah sel
Sitoplasma: homogen
Otot polos terkecil: pembuluh darah,
terbesar: uterus saat wanita hamil.
Lokasi: pd semua alat yg mampu
melakukan kontraksi di luar kehendak kita

OTOT POLOS
Sel-sel otot polos bebentuk fusiformis
Dg microscopis tdk tampak garis

1.
2.
3.
4.

melintang.
Proses kontraksi lambat dan tdk berada
dalam pengendalian kemauan sadar.
Didapatkan pada :
Dinding sal cerna.
Sal nafas.
Saluran keluar kelenjar.
Pembuluh darah.

Bentuk spt gelondong/kumparan


dg bagian
HISTOLOGIS
OTOT
POLOS
yg menebal mengandung inti ditengah.
P = 0,2 mm, tebal = 6m. Ukuran terkecil

15-20m pada PD. Pada Uterus yg


mengandung sel otot membesar dan
memanjang sampai 0,5mm.
Inti berbentuk eksentrik, oval/memanjang dg
2 nukleoli dan kromatin halus.
Pada kontraksi selubung inti berkerut.
Pada pewarnaan HE dlm sitoplasma tdk
tampak adanya struktur filamen untuk
kontraksi.
Dalam sarkoplasma terdapat butir-butir
glicogen untuk sumber energi.
Untuk nutrisi PD yg bercabang masuk
berkas otot.

PERSARAFAN
Menurut cara penghantaran imfuls saraf
oleh Bozler dibedakan 2 tipe :
1. Tipe multi unit.

Apabila tiap sel otot polos mendapatkan


rangsangan dari ujung2 saraf yg berasal
dari sebatang serabut saraf maka setiap sel
otot mendapatkan impuls pd waktu yg sama
sehingga kontraksi berlngsung bersamaan.
contoh : dinding ductus deferens.

2. Tipe viseral

sel selnya banyak gap junction dan relatif


sedikit persarafan dan

STRUKTUR HALUS SEL OTOT


Dalam sitoplasma terdapat 2 jenis

miofilamen yaitu:
1. Miofilamen halus.
2. Miofilamen kasar.
Miofilamen ini berjalan sejajar sumbu otot
polos dan diantara berkas miofilamen
terlihat mitokondria. Ujung-ujung selnya
menyusup satu sama lain pada waktu
kontraksi, miofilamen halus bergeser
menyusup antara miofilamen kasar.
Pada ME sarkolema ada lekukan kedalam
dinamakan kaveola-centrotubule berfungsi
untuk merambatkan imfuls lebih cepat.

OTOT SERAT LINTANG


Terdapat pada otot rangka, lidah,diafragma,

oesopagus proksimal dan otot wajah.


Serabut membentuk berkas2 yg digabungkan
dg jar. Pengikat tipis yg melanjutkan diri sbg
pembungkus = endomesium.
Berkas otot digabung menjadi berkas yg lebih
besar = perimisium.
Berkas tingkat II digabung lagi menjadi =
epimisium.

1.

2.
3.

Miofibril didalam serabut otot berakhir pada


permukaan dalam sarkolema.
Oleh gautier dibedakan 3 jenis serabut otot :
Serabut otot merah
Serabut otot lebih kecil, banyak
mitokondria, mioglobin dan PD dan memiliki
lempeng Z lebih tebal.
Serabut otot putih.
Serabut otot peralihan.

STRUKTUR MIKROSKOPIK
Sel otot serat lintang merupakan sel panjang

berinti banyak dg ketebalan yg sama,


berukuran 10-100 m sehingga disebut
serabut otot.
Potongan membujur terhadap sumbu panjang
serabut tampak garis2 melintang yg
dipisahkan oleh garis2 pucat sepanjang
serabut. Hal ini disebabkan miofibril2 dalam
sarkoplasma yg membias kembar silih berganti
dg yg biasa, semua sejajar memenuhi serabut.
Dibawah sarkolema sepanjang serabut otot
tampak inti berbentuk kumparan.

Struktur sel otot rangka


Inti di tepi sel
Sitoplasma mpy myofibril, pd mikroskop elektron
tampak myofilamen
Pd potongan membujur: sel-sel berdampingan,
menunjukkan batas sel yg tdk jelas spt sinsitium,
shg nukleus tampak banyak
Kontraksi: disadari

STRUKTUR HALUS OTOT SERAT


LINTANG
Sarkolema dg mikroskop terdiri atas :
1. Plasmalema dg strukturnya sbg unit
membrane.
2. Lapisan pembungkus ekstra seluler yg
bhnnya spt lamina basalis.
3. Anyaman halus serabut2 retikuler.

Filamen terdiri atas 2 jenis :


1. Miofilamen tebal, tebal 100 dan panjang

1,5m.
2. Miofilamen halus, tebal 50 dan panjang
2m.
Garis2 melintang sebenarnya berbentuk

cakram atau lempeng/scheibe. Ada 2 macam


lempeng :
1. Lempeng A (anisotop)/lempeng Q (quer
scheibe = lempeng melintang).
2. Lempeng I (isotrop).

LEMPENG A
Membias kembar sinar polarisasi.
Pew. HE warna merah.
Ditengah-tengah terdapat lempeng sempit

jernih disebut lempeng H (hensen scheibe) yg


terbagi oleh lempeng yg gelap disebut
lempeng M (mittel scheibe).

LEMPENG I
Tidak membias kembar sinar polarisasi.
Warna terang.
Terbagi oleh lempeng yg tipis dan berwarna

gelap disebut lempeng Z (zwischen scheibe).


Dg perbatasan lempeng A terdapat lempang
N (neben scheibe).

Miofilamen tebal merupakan berkas batang


yg lebih pendek tersusun membentuk
miofilamen sepanjang 1,5 m, molekul
tersebut merupakan protein yg dinamakan
miosin yg dipisahkan menjadi 2 bagian :
1. Light meromyosin (LMM) sepanjang 800
2. Heavy meromyosin (HMM) sepanjang 600

Miofilamen halus tersusun oleh molekul

protein berbentuk benang yg disebut F-actin


terdiri atas 2 untaian molekul berbentuk
bundar yg disebut G-actin.
Dalam alur molekul tersebut terdapat protein
panjang (tropomiosin).
Pada jarak 400 , pada molekul actin terdapat
gugus molekul Troponin melekat pada ujung
tropomiosin.

Organel lain yg terlibat proses kontraksi


adalah sarcoplasmic reticulum yg dapat kita
temukan :
1. Glikogen dalam bentuk butir2 untuk
cadangan energi.
2. Mioglobin digunakan untuk mengikat
oksigen.
3. Endoplasmic retikulum granuler dan
ribosom diabaikan karena otot rangka tdk
perlu mensintesis protein.

MEKANISME KONTRAKSI
Miofilamen halus dalam 1 sarkomer

mendekati miofilamen halus dipihak lain


(diantara miofilamen tebal).
Miofilamen halus bertumpu pada lempeng Z,
maka lempeng Z saling memendek waktu
kontraksi sarkomer diseluruh serabut
memendek.
(teori HUKLEY)

PROSES YG BERLANGSUNG
SEBELUM KONTRAKSI
Tonjolan miofilamen tebal kontak dengan molekul

lain.
Arah miring tonjolan menyebabkan gerakan
miofilamen tebal dan halus dalam arah
berlawanan.
Gerakan miofilamen menyebabkan pergeseran
antara filamen sehingga miofibril memendek.
Miofilamen halus menyusup dlm lempeng A
sehingga nampak fenomena lempeng H dan I
menyempit disertai mendekatnya lempeng Z
sarkomer memendek.

Energi selama kontraksi berasal dari ATP

menjadi ADP oleh enzim ATP-ase yg berada


pada ujung tonjolan miosin.
Seluruh siklus diatur oleh kadar Ca2+
Proses kontraksi diawali oleh rangsangan
pada sarkolema sehingga permeabilitas
sarkolema terhadap ion Na+ berubah
menyebabkan depolarisasi pada sarkolema
sampai tubul T menjulur ke retikulum
sarkoplasmic mengakibatkan permeabilitas
dindingnya terhadap ion Ca2+ berubah Ca2+
keluar pergeseran molekul2 aktin terhadap
miosin.

OTOT JANTUNG
Sel-sel berbentuk silinder, saling
berhubungan dg hubungan khusus
discus
intercalatus
Sitoplasma mirip otot rangka
Nukleus terlihat jelas, di pusat sel

Satu ciri unik yang dapat membedakan otot

jantung adalah adanya garis gelap melintang


yang melintasi deretan sel-sel jantung dgn
interval yang tidak teratur yang dinamakan
discus interkalaris
discus interkalaris adalah komplek pertautan
yang terdapat pada pertemuan antar sel-sel
otot jantung bersebelahan

HISTOGENESIS JARINGAN OTOT


Histogenesis otot polos berasal dari jaringan

mesenkim.
Histogenesis otot serat lintang diawali
pembentukan mioblas berinti satu terletak
ditengah sel tanpa miofibril yg mengadakan fusi
membentuk sinsitium diikuti pembentukn miofibril
sehingga inti terdesak ke tepi dibawah sarkolema.
Histogenesis otot jantung sejak embrio
perkembangan dari splanchnopleura yg terdapat
diluar endotel primordium jantung. Sejak awal
setelah terbentuk sel otot jantung definitif yaitu
pada saat pembuluh darah bersama jaringan
pengikat menembus endotel jantung.

REGENERASI JARINGAN OTOT


Regenerasi otot polos terbatas. Sel otot polos

baru berasal dari mitosis sel otot yg masih


ada atau sel mesenchim disekitar PD.
Regenerasi otot rangka dimulai dari serabut
yang ada. Inti yg terlepas dg sarkoplasma
akan berfungsi sbg mioblast yg akan
berkembang menjadi serabut otot baru.
Regenerasi otot jantung sangat sulit. Bila
terjadi kerusakan diganti oleh jaringan
pengikat yg berasal dari sekitarnya.

Dr. Ratna Purwaningrum

JARINGAN IKAT
1. Jaringan ikat sejati :
jarang .

padat (teratur dan tidak teratur).


2. Jaringan ikat penyokong :
Tulang dan tulang rawan.
3. Jaringan ikat bersifat khusus
Lemak
Elastin
Hemapoetik
Jaringan mukosa

JARINGAN IKAT LONGGAR TERDAPAT PADA :


Mengisi ruang antar serat dan selubung otot.
Menunjang jaringan epitel.
Membentuk lapisan yang menyelubungi

pembuluh darah dan pembuluh limfe.


Ditemukan pada stratum papilare dermis,
hipodermis, T.Serosa rongga peritoneum dan
Ruang pleura.
Kelenjar dan membran mukosa.

Konsistensi jaringan ikat longgar lembut, fleksibel,

vaskularisasinya baik, dan tidak tahan regangan.

JARINGAN PENGIKAT
Gambaran Histologi.
Terdiri dari macam-macam sel.
Terdapat substansi interselular.
Berasal dari jaringan mesenkim.

Fungsinya :
Mengikat, menghubungkan dan mengisi celah

antara jaringan lain.


Penyokong atau penopang.
Berfungsi khusus.

Fungsi dan gambaran histologi dikategorikan

beberapa kelompok :
Jaringan pengikat biasa ( connective tissue
proper ).
Jaringan pengikat penyokong yang mencakup
kartilago dan tulang.
Jaringan hemopoetik, darah dan jaringan
limfoid.

KOMPONEN YANG MENYUSUN JARINGAN


PENGIKAT T.A ( KOMPOSISI STRUKTUR )
1. Sel.
2. Substansi Dasar.

Merupakan substansi amorf tempat komfor lain dari


jaringan pengikat terendam.
Substansi dasar ini semacam mukopoli sakharid t.a
as.hialuronik yang tidak bergugus sulfat dan asam
khondroitin sulfat.
Juga terdapat bahan glikoprotein dapat diwarnai
dengan P.A schiff.
Air yang merupakan bagian dari cairan jaringan.

3. Komponen Fibriler, t.a

Serabut kolagen.
Protein kolagen, ukuran 1m 12 m.
Serabut kolagen terdiri dari gabungan serabut halus
ukuran 0,3 m- 0,5 m yang disebut : Fibril
( tersusun dari mikrofibril ukuran 400 ).

Berwarna putih :
Pewarna ( H.E ) : merah muda/ merah.
Pewarna Van Giessen : Merah cerah.
Pewarna mallory : biru.
Dapat diwarnai dengan zat warna asam, dengan

merubah PH dapat diwarnai dengan zat warna Basa.

Struktur halus

Pengamatan dengan M.E, mikrofibril


menggabungkan garis-garis melintang dinamakan :
Periodisitas aksial sebesar 640 molekul dasar
dinamakan Tropokolagen.
Serabut elastis
Disusun oleh protein elastin yang sangat tahan
terhadap pengaruh kimia. Warna : kuning

Serabut Retikuler

Dibentuk oleh protein kolagen didalam jaringan


pengikat terdapat serabut-serabut halus yang saling
berhubungan membentuk jala.
Terdapat gambaran periodisitasaksial jumlah serabut
kolagen.
Dapat diwarnai dengan PAS.
Banyak terdapat sebagai kerangka dalam jaringan
Limfoid dan hemopoetik.

Berdasarkan tingkat diferensiasi jaringan pengikat

dibedakan :
1. Jaringan pengikat Embrional.
2. Jaringan pengikat dewasa.

Jaringan Pengikat Embrional

Ada 2 jenis jaringan embrional yaitu :


a. Jaringan mesenkim, paling banyak berkembang
menjadi jaringan pengikat.
b. Jaringan mukosa, jaringan embrional yang terdapat
dalam tali pusat, humor vitreus.

Bentuk sel : Oval stelat dengan inti bentuk sel.


Batas selnya tidak jelas, diantara sel-sel terdapat

serabut atau kolagen yang berwarna easinofil, juga


terdapat bahan lendir. Pada tali pusat bahan
tersebut dinamakan Wharton Jelly.

Jaringan pengikat dewasa,Terdiri atas :


Jaringan pengikat longgar ( areolar ).
Jaringan pengikat padat.
Jaringan pengikat retikuler.
Jaringan pengikat berpigmen.
Jaringan lemak.

Jenis-jenis sel yang terdapat pada jaringan

pengikat longgar yaitu :


1. Fibroblast
Sel berbentuk kumparan dengan bagian yang
membesar mengandung inti yang berbentuk
avoid dengan butir-butir atau kromatoin halus
dan sebuah nukleus. Sitoplasma fibroblas
mempunyai tonjolan atau pucat. Pembentukan
serabut kolagen dimulai dengan sisntesis
tropokolagen oleh fibroblast yang disekresikan
yang akhirnya dipolimerasisasi diluar sel
menjadi fibril-fibril halus.

2. Sel lemak

Kelompok sel-sel lemak menjadi besar


terbentuklah jaringan lemak. Sel lemak
dibedakan dengan 2 jenis lain dengan adanya
penimbunan tetes-tetes lemak dalam
sitoplasma sampai terjadi penyatuan sehingga
inti bersama sitoplasma terdorong ke tepi.
( gambar : cincin stempel )
Pewarnaan : Sharlach R atau Suden IV

3. Plasmasit
Berasal dari perkembangan sejenis Limfosit yang

dinamakan Limfosit B, akan menghasilkan


antibody. Sehingga bila dijumpai banyak plasmasit
dalam jaringan menandakan ada aktivitas respon
Imun terhadap Ag Tertentu

Bentuk : Bulat panjang dengan inti bulat yang

terbentuk eksentrik susunan kromatin dalam inti


menyerupai roda sitoplasma bersifat basofil
karena aktif mensintesis Ab yang merupakan
protein.
Dalam sitoplasma dijumpai :
Endoplasmic Reticulum
Ribosom
Sentriole
Kompleks golgi

4.

Sel Makrofag
Punya kemampuan fagositosis, sangat berperan
dalam pertahanan tubuh. Sitoplasmanya
mengandung lisosom yang mengandung enzim
untuk melisis bakteri. Makrofag berasal dari
monosit dalam darah. Bila benda yang difagosit
rendah, maka sel makrofag berfungsi
membentuk sel raksasa / sel benda asing.

5.

Mastosit ( Mast Cell )


Bentuk sel avoid, inti bulat ditengah, Inti sulit
terlihat oleh butir-butir dalam sitoplasma
yang mengandung : Heparin, histamin, dan
enzim yang berhubungan dengan gejala
alergi anafilaksis.
Butir-butir ini dapat terlepas oleh alergen dan
Ab dari Ig jumlah yang menempel pada
permukaan sel. Gejala yang timbul gatal,
udema, sesak nafas dll

6.
7.

Sel masenkim muda.


Sel Imigran Contoh : Leukosit, Limfosit dan
monosit

Jaringan pengikat padat, t.a :


Jaringan pengikat padat Ireguler

Terdapat sebagai pembungkus organ, tendo, serabut


saraf, otot, dermis pada kulit
Jaringan pengikat Reguler, dibedakan atas
1. Jaringan pengikat padat kolagen reguler terdapat
sebagai tendo, ligamentum, fascia, aponeuresis dan
cornea.
2. Jaringan pengikat padat elastis

Terdapat sebagai ligamen Flavum, ligamen Vocale,


Ligamen Nuchae dan Ligamen Stylohyoideum.
Karena komponen elastis paling banyak maka dalam
keadaan segar ligamentum berwarna kuning.
Sebagai lembaran misalnya : Fascia Scarpae pada
dinding perut dan membrana fenestrata pada dinding
aorta

Jaringan Retikuler

Serabut bersama sel-selnya membentuk


kerangka atau stroma

Jaringan Pengikat Pigmen

Terdapat sebagai Tunika Suprachoroidea


dan lamina Fusca

Jaringan lemak

Jaringan lemak putih / kuning


Jaringan lemak coklat

JARINGAN LEMAK
Jenis Jaringan Ikat khusus yang t.u t.a sel

lemak.
Pria dewasa normal
: 1520% dari BB
Wanita normal
: 20-25 % dari BB
Merupakan cadangan energi terbesar
dalam tubuh ( dalam bentuk
trigliserida ).

Fungsi :
1. Cadangan energi yang efisien.
2. Isolator suhu bagi tubuh.
3. Lapisan lemak permukaan tubuh : membentuk

permukaan tubuh dan sebagai bantalan untuk


peredam goncangan tertentu pada telapak tangan
dan kaki.
4. Mengisi celah diantara jaringan lain.
5. Menahan organ-organ tertentu pada tempatnya.

Jenis Jaringan Lemak


A. Jaringan lemak unilokular kuning /

Biasa
Warna dari putih smp kuning tua bergantung
karotenoid yang larut dalam tetes lemak sel
itu. Terdapat pada orang dewasa, ditemukan
diseluruh tubuh kecuali

Kelopak mata
Penis
Scrotum
Aurikula telinga luar

HISTOLOGIS
Ukuran : 50 150 m
Sel cincin cap ( Signet Ring Cell )
Obesitas Hipertrofik : Penimbunan lemak yang

berlebihan pada sel-sel jaringan lemak putih


yang membesar melebihi biasanya.
Obesitas Hiperplastik : Penambahan jumlah sel
lemak
Histogenesis
Mesenkim Lipoblast
Sel lemak

B.

Jaringan Lemak Multilokular Coklat


Memiliki sejumlah vakuol lemak yang banyak
mitokondria. Warna coklat disebabkan oleh
banyaknya kapiler darah dalam jaringan ini
dan banyaknya mitokondria.
Fungsi :
Jaringan ini penting pada 3 bulan pertama
kehidupan, post natal karena menghasilkan
panas sehingga melindunginya terhadap
dingin dan menyusut pada orang dewasa.

Histologis
Berbentuk poligonal, ukuran < sel jaringan lemak

Unilokuler.
Sitoplasma mengandung tetes lipid.
Inti bulat dipusat.
Mitokondria banyak dengan sejumlah krista
panjang.

Histopatologis

Produksi panas meningkat karena mitokondria


yang ada di sel jaringan memiliki protein trans
membran yang disebut Thermogenin yang
memungkinkan energi yang dibangkitkan
tidak digunakan membentuk ATP tapi
dibebaskan sebagai panas

Histogenesis Jaringan Lemak


Pembentukan lemak primer

Pembentukan lemak yang berasal dari Lipoblast pada


waktu embrio yang mula-mula adalah sel lemak
multilokuler dan akhirnya menjadi sel lemak Unilokuler.
Pembentukan lemak sekunder Pembentukan jaringan
yang berasal dari sel-sel mesenkim sesudah lahir
pada manusia.

Ada keseimbangan antara proses

penimbunan dan pelepasan lemak oleh


sel-sel lemak dipengaruhi oleh faktor
hormonal dan sistem saraf otonom.
Kelenjar endokrin yang terlibat adalah :
Glandula hypophysis
Suprarenalis
Thyroid
Hormon sex
Hormon insulin

JARINGAN PENGIKAT

PENYOKONG
Terdiri atas :
1.Cartilago
2.Tulang
CARTILAGO
Fungsi Utama :
Menyokong jaringan lunak, oleh karena
Permukaannya halus, akan memudahkan
pergeseran bagi persendian.

Terdiri atas:

Bahan intersel (matriks tulang


rawan)
Rongga(lakuna)
Mengandung sel tulang rawan
(kondrosit)
Matriknya mengandung serabut
kolagen atau serabut elastin
yang mengandung
glikosaminoglikan.

Tidak mempunyai pembuluh darah, nutrisi

didapat dari:

a.
b.

Kapiler dalam jaringan


penyambungan didekatnya.
Melalui cairan sinovial dari cavum
sendi.

Tidak mempunyai pembuluh limfe dan saraf.


Mempunyai kemampuan tumbuh cepat.

Struktur Histologis Cartilago


Cartilago terdiri dari :
Komponen sel.
Serabut serabut.
Substansi dasar yang membentuk matriks.
Pada permukaan cartilago terdapat jaringan
pengikat padat fibrosa yang dinamakan
perichondrium, kecuali pada permukaan
persendian.

Atas dasar jumlah matriks dan komposisi


serabut- serabutnya dalam tubuh dibedakan
3 jenis cartilago :

Cartilago Hialin (terbanyak)


Cartilago Elastin
Cartilago Fibrosa.

Cartilago Hialin
Matriknya mengandung serabut

kolagen.
Pada keadaan segar tampak
putih bening (hyalas = gelas).
Khondrosit terdapat dalam ruang
yang dibatasi matriks yang
disebut lacuna.

Lacuna diisi oleh 1 atau lebih

kondrosit.
Bila lacuna terisi banyak
kondrosit disebut Sarang sel dan
sel selnya dinamakan Sel Isogen
karena berasal dari satu sel induk.
Memiliki sekat interseluler tipis
diantara sel, sehingga lacuna
primer t.a.beberapa lacuna
sekunder yang lebih kecil.

Chondrosit
Inti bundar dengan 1 2 nukleoli
Dalam keadaan hidup sitoplasma khondrosit
mengisi seluruh ruang lacuna.
Setelah difiksasi sitoplasma mengkerut
sehingga batas sel berduri duri.
Matriks Cartilago Homogen oleh karena :
Glikosaminoglikan merupakan komponen
utama matriks amorf yang terdiri atas :
As. Hialuronat dan proteoglikan.

Perichondrium
Merupakan jaringan pengikat yang
membungkus cartilago kecuali pada cartilago
artikularis.
Lapisan terluar terdiri dari jaringan padat
fibrosa (lapisan fibrosa).
Sel pada lapisan dalam perichondrium
berpotensi menjadi khondroblast yang akan
berubah menjadi khondrosit.
Lapisan dalam ini di sebut : Lapisan
Khondrogenik

Histogenesis Cartilago Hialin


Dibentuk oleh jaringan mesenchim.
Pada tempat pembentukan cartilago, sel-sel
jaringan mesenkim terdapat dalam substansi
amorf yang selnya mengalami perubahan
(sentrum khondrifikasi atau jaringan
protochondral).

Jaringan mesenchim disekitar Sentrum

khondrifikasi tsb berubah menjadi


perikhondrium.
Lapisan dari jaringan mesenchim yang

berdekatan dengan cartilago selnya relatif


kurang berdiferensiasi sehingga masih
mempunya kapasitas membentuk khondrosit
disebut : lapisan khondrogenik.

Cartilago hyalin didapatkan

pada :
Pada waktu embrio
Sebagai rangka sementara sampai
diganti secara berangsurangsur
oleh tulang.
Diantara epifisis dan diafisis tulang
panjang yang sedang tumbuh
(Diskus epifisis) berperanan pada
pertumbuhan longitudinal tulang
tersebut.

Pada orang dewasa


Dinding saluran pernafasan

(hidung sampai dengan


bronchus).
Ujung Ventral Iga.
Permukaan tulang di dalam
persendian (kartilago articularis).

Cartilago Elastin
Matriksnya mengandung serabut kolagen dan

sejumlah besar serabut elastin terdapat pada:


Cuping Telinga.
Dinding Saluran Telinga luar.
Tuba Eustachii.
Epiglotis.
Larynx.

Dalam keadaan segar, berwarna kuning dan

kurang tembus cahaya dan bersifat lentur.


Struktur Histologis
Sel bundar dalam lacuna dan membentuk sel

isogen, Substansi interselulernya merupakan


serabut elastin bercabang tidak searah yang
menyusun anyaman rapat.

Serabut elastin melanjutkan diri

kedalam perichondrium.
Cartilago elastin lebih sulit

mangalami proses degenerasi.

Cartilago Fibrosa

Tidak banyak ditemukan


ditubuh, terdapat pada :
Discus Intervertebralis.
Beberapa Cartilago Articularis.
Syimphisis Osseum Pubis.
Perlekatan tendo pada tulang.

Karena berhubungan erat

dengan jaringan padat maka


dapat dianggap sebagai bentuk
peralihan dari cartilago hyalin ke
jaringan pengikat padat.

Struktur Histologis :
Serabut-kolagen terdapat sebagai

anyaman padat dalam matriknya,


diantaranya membentuk berkas
tebal dan mendesak substansi dasar
homogen.
Matriks fibrokartilago bersifat
acidofilik karena ia mengandung
sejumlah besar serabut kolagen
kasar.

Fibrokartilago tidak mempunyai

perikondrium. Fibrokartilago
berkembang dari jaringan
persambungan padat dengan
diferensiasi fibroblas menjadi
kondrosit.

Cartilago dapat mengalami

kalsifikasi pada kondisi :


Khondrosit hipertrofi dan telah

dewasa.
Ion kalsium dan fosfat dalam

cairan tubuh cukup tinggi.


PH linkungan yang basa .

Substansi interseluler organik mempunyai

afinitas terhadap garam kalsium bila


konsentrasinya berada disekitar titik
pengendapan garam kalsium diendapkan
dalam substansi organik amorf .
Adanya enzim Alkali Fosfatase yang
digunakan untuk membebaskan ion fosfat dari
ester fosfat, sehingga kadar ion fosfat
meningkat.
Khondrosit yang hipertrofi meningkatkan
enzim alkali fosfatase.

Pertumbuhan dan Regenerasi Kartilago


Ada 2 cara pertumbuhan :
Aposisi : Perubahan fibroblas dalam
Perikhondrium.
Interstitial : Hasil mitosis khondrosit yang
telah ada.

Jaringan cartilago lama diganti

yang baru dengan cara


metaplasia jaringan pengikat.
Metaplasia ini terjadi pada
jaringan yang mengalami
tekanan mekanik, seperti
gesekan dari luar, sehingga dapat
menjelaskan mengapa pada
permukaan persendian terdapat
jaringan cartilago.

TULANG

TULANG

Perbedaan pokok dengan cartilago :


Tulang memiliki sistem kanalikuler yang
menembus substansi tulang.
Tulang memiliki jaringan pembuluh darah
untuk nutrisi sel sel tulang.
Tulang hanya dapat tambah secara aposisi.
Substansi interseluler tulang selalu
mengalami pengapuran.

Fungsi utama tulang sebagai

unsur kerangka tubuh :


Menyokong struktur struktur
berdaging.
Melindung organorgan vital
seperti yang terdapat dalam
rongga tengkorak atau dada.

Mengandung sumsum tulang,

tempat pembentukan sel sel


darah
Membentuk sistem tuas yang
akan melipat gandakan kekuatan
yang timbul selama kontraksi
otot rangka dan mengubahnya
menjadi gerakan tubuh.

Struktur Mikroskopik Tulang

Terdiri Atas :
Substantia Spongiosa
Substantia Compacta

Secara Histologis Jaringan

Tulang Terdiri Atas :


1. Tulang Muda / Tulang Primer.
Serabut kolagennya tersusun
secara acak.
2. Tulang Dewasa / Tulang
Sekunder.
Serabut kolagennya tersusun
secara teratur.

Jaringan Tulang Muda/ Primer


Dimulai pada proses kerusakan tulang maka

tulang yang tumbuh (tulang muda/ primer)


bersifat sementara, akan diganti dengan
tulang dewasa. Tetapi pada sutura tulang
pipih cranium dan procesus alveolaris rahang
jaringannya masih tulang primer, walau
tulangnya merupakan tulang dewasa.

Ciri lain :
Garam mineral kandungannya
sedikit
Jumlah Osteosit lebih banyak

Jaringan Tulang Dewasa

Terdapat pada kerangka orang


dewasa,
dengan ciri ciri :
Serabut serabut kolagen yang
tersusun dalam lamellae (lapisan)
setebal 3 - 7m,sejajar &
melingkari konsentris saluran
ditengah yang dinamakan :
Canalis Haversi .

Canalis Haversi yang dilalui oleh :


Pembuluh darah.
Serabut saraf.
Disi oleh jaringan pengikat longgar.
Diameter 22 110 m.
Keseluruhan struktur konsentris ini dinamai

Systema haversi atau Osteon.

Sel-sel tulang (osteosit) berada diantara /

didalam lamella.
Didalam setiap lamella serabut-serabut
kolagen berjalan sejajar secara spiral melilit
sumbu osteon.
Diantara masing masing osteon terdapat
substansi amorf yang merupakan bahan
perekat.

Susunan lamellae dalam diaphysis

mempunyai pola sebagai berikut :


Tersusun konsentris membentuk osteon.
Lamellae yang tidak tersusun konsentris

membentuk systema interstitialis.


Lamellae yang melingkari permukaan luar
membentuk: Lamellae Circumferentialis
Eksterna.
Lamellae yang melingkari permukaan dalam
membentuk: Lamellae Circumferentialis
Interna.

Canalis Volkmanni menembus dari permukaan

tulang secara tegak atau menyerong yang


akan berhubungan dengan pembuluh darah
yang berasal dari Canalis haversi.

Canalis volkmanni selain lebih besar, juga

tidak di kelilingi oleh lamellae.

Periosteum
Adalah bagian luar jaringan tulang yang

merupakan pengikat padat fibrosa.


Mengandung sedikit pembuluh darah yang
terdapat pada periosteum bercabang
cabang dan menembus bagian dalam
periosteum sampai ke canalis volkmanni.

Bagian dalam periosteum disebut : Lapisan

osteogenik mempunyai potensi membentuk


tulang yang diperlukan dalam proses
pertumbuhan tulang.
Periosteum dapat melekat pada jaringan

tulang oleh karena :


1.Pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang
2.Serabut serabut kolagen (Serabut

sharpey) yang

masuk kedalam tulang.

3.Serabut serabut elastin

Endosteum

Merupakan lapisan sel sel berbentuk


gepeng, membatasi rongga sum-sum tulang
dan melanjutkan diri keseluruh rongga
rongga dalam jaringan tulang.
Endosteum berasal dari jaringan sum sum
tulang yang berubah potensinya menjadi
osteogenik.

Sel pada jaringan tulang

Dibedakan 4 macam sel yaitu:


I. Sel Osteoprogenitor / Sel Osteogenik

Bersifat osteogenik
Terdapat pada permukaan jaringan tulang yaitu
periosteum bagian dalam dan endosteum.
Sel osteogenik pada periosteum bagian dalam
terutama menghasilkan sel osteoklas.
Sel osteogenik pada endosteum menghasilkan
sel osteoklas dan sel osteoblast.

Berbentuk : Gepeng
Apabila lingkungannya terdapat pembuluh

darah maka sel sel osteogenik akan


berdiferensiasi menjadi osteoblas.
Apabila lingkungannya tidak ada pembuluh
darah maka sel sel osteogenik akan
berdiferensiasi menjadi khondroblas. Hal ini
disebabkan oleh tekanan O2 disekitarnya
(Basset & Herman).

Mempersatukan thymidin (Tonna

dan Cronkite) menyebabkan sel


osteo progenitor berdiferensiasi
menjadi sel osteoklas.

II. Osteoblas
Bertanggung jawab atas pembentukan

matriks tulang, oleh karena itu banyak


ditemukan pada tulang yang sedang
tumbuh.
Pada waktu pembentukan matriks, sel
osteoblast tersusun berderet dalam 1
lapisan pada permukaan jaringan tulang
berbentuk kuboid atau silindris pendek yang
saling berhubungan melalui tonjolan
tonjolan pendek.

Inti pada puncak sel, kompleks

golgi di basal.
Sitoplasma basofil karena
mengandung Ribonukleo protein
aktif mensintesis protein.

III. Osteosit

Komponen sel utama dalam jaringan


tulang :
Detail morfologi diketahui dengan sediaan
gosok, didapat :
Bentuk gepeng punya tonjolan yang
bercabang didalam canaliculi.
Tonjolantonjolan yang berdekatan
berhubungan melalui Gap Junction.
Inti terletak ditengah.
Apabila terjadi kerusakan osteosit maka
terjadi kerusakan matriks (osteolisis).

Osteoblas dan osteosit

menghasilkan Alkalin fosfatase


diperlukan untuk melepas fosfat
yang diperlukan dalam
pembentukan garam kalsium.
Osteosit yang terlepas dari
lacuna punya kemampuan
menjadi sel osteoprogenitor
yang bisa berubah kembali
menjadi osteosit atau sel
osteoklas.

IV.Osteoklas
Sel raksasa, berukuran 20 m

100 m.
Inti sampai dengan 50 buah.
Menurut kollicker tahun 1873, sel
osteoklas berhubungan dengan
resorbsi tulang dibuktikan
dengan adanya sel osteoklas
dalam lekukan jaringan tulang
yang disebut Lacuna Howship.

Morfologi Osteoklas
Osteoklas Muda mempunyai permukaan inti

halus,kromatin halus dan tersebar rata,


sitoplasma basofil. Osteoklas Tua mempunyai
permukaan inti berlipat, kromatin terwarnai
gelap, sitoplasma acidofil.
Berasal dari fusi beberapa sel.
Sel osteoklas mengandung enzim hidrolitik
antara lain asam fosfatase .

Matriks Tulang
Merupakan substansi interseluler t.a 2
komponen :
A. Matriks Organik
Serabut kolagen (95%) dan substansi dasar
yang amorf terdiri atas mucopolisakharida
dan glikoprotein.
Matriks organik mempengaruhi kekuatan
tulang.

B. Matriks Anorganik
Bahan mineral yang sebagian besar

berbentuk sebagai kalsiumfosfat,


diendapkan sebagai bentuk amorf yang
kemudian disusun kembali sebagai kristal
kristal sepanjang 600 dan setebal 15 30 . Tersusun sepanjang serabut kolagen.
Bahan mineral lain : ion sitrat, karbohidrat,
magnesium dan natrium.
Kekerasan tulang tergantung dari kadar
bahan anorganik dalam matriks.

Kalsifikasi tulang Dipengaruhi oleh:


Pertambahan ion fosfat dan kalsium yang
dipengaruhi oleh alkali fosfatase dari
osteoblast dan hormon parathyroid serta
pemberian vitamin D atau makanan
mengandung garam kalsium yang
berlebihan.
PH karena kondisi asam lebih menjurus ke
pembentukan garam CaHPO4 dari pada
Ca3(PO4)2. CaHPO4 lebih mudah larut dari
pada Ca3(PO4)2.

Resorpsi Tulang Dipengaruhi oleh :


Osteoklas berbentuk primer dengan
melepaskan mineral yang disusul dengan
depolimerisasi molekul-molekul organik.
Osteoklas menyebabkan depolimerisasi
mukopolisakharida dan glikoprotein
sehingga garam mineral yang melekat
menjadi bebas.
Osteoklas berpengaruh pada serabut
kolagen.


1.

2.

Pertumbuhan Tulang Ada 2 osteogenesis


(pembentukan tulang) :
Osteogenesis Desmalis / Osteogenesis
Intramembranosa
Terjadi dalam membran jaringan, tulang yang
terbentuk disebut tulang desmal. Contoh :
tulang atap cranium.
Osteogenesis Enchondralis
Contohnya

Tulang-tulang panjang

Ruas tulang belakang

Basis cranium

Pertambahan Memanjang Tulang Pipa


Setelah berlangsung penulangan pada
pusat penulangan sekunder (diujung =
epiphysis), terdapat sisasisa khondrosit
diantara epiphysis & diaphysis.
Jaringan kartilago yang memisahkan
epiphysis dan diaphysis berbentuk lempeng
atau cakram disebut Discus epiphysealis.

Daerah daerah perkembangan, Berturut

a.
b.
c.
d.
e.

turut :
Zona Proliferasi, sel-sel kartilago
membelah diri menjadi deretan sel-sel
gepeng.
Zona Maturasi, sel kartilago bertambah
besar
Zona Hipertrofi, selmembesar dan
bervakuola
Zona Kalsifikasi, matriks kartilago
mengalami kalsifikasi
Zona Degenerasi, sel-sel kartilago
berdegenerasi dan terbukanya lacuna
sehingga terbentuk trabekula.

Pembesaran Diameter Tulang Pipa


Pertambahan diameter tulang pipa dengan
cara pertambahan
jaringan tulang
melalui penulangan periosteum lapisan
dalamdisertai pengikisan jaringan tulang
dari permukaan dalamnya. Sehingga walau
diameter tulang bertambah tapi
ketebalannya tetap

Perubahan Struktur Jaringan Tulang


Perubahan dimulai pada tempat yang
tersebar dalam bentuk rongga yang
disebabkan erosi tulang oleh sel sel
osteoklas.
Rongga tersebut meluas sehingga terbentuk
silindris memanjang, disusul masuknya
pembuluh darah dan jaringan sum-sum
tulang.

Bila rongga cukup besar, erosi berhenti dan


mulailah pembentukan tulang oleh
osteoblas, terbentuklah Sistem havers
dengan pembuluh darah ditengahnya,
Pada potongan melintang tulang pipa
didapatkan struktur :

Sistem havers lama


Sistem havers yang sedang
dibentuk
Ruang ruang karena erosi
Sisa sisa sistem havers sebagai
lamella intersitiil.

Persendian dan Membrana Synovialis

Berdasarkan keluasan gerakannya dibedakan


atas:
Synarthrosis : gerakan terbatas.
Diarthrosis : gerakan luas.
Pergerakan dari sendi diarthrosis oleh karena
ujung ujung tulangnya terdapat rongga
Disebut Cavum Articularis, rongga ini
berdinding jaringan ikat padat.

Kapsul pada sendi terdiri atas 2

lapisan yaitu:
Lapisan fibrosa disebelah luar.
Lapisan sinovial disebelah dalam.

Cairan dalam cavum sinovial dihasilkan

oleh sel sel sinovial, permukaan dalam


dibatasi sel sel berbentuk gepeng atau
kuboid. Dibawahnya terdapat jaringan ikat
longgar Atau padat dengan jaringan lemak.
Sel sel membran sinovial berasal dari
Jaringan mesenkhim dengan ME diketahui
sel-sel pembatas membran sinovial
Dibedakan 2 jenis :
Sel M
Sel F

Anda mungkin juga menyukai