Anda di halaman 1dari 53

Pengembangan Pembelajaran

Penjasorkes Berbasis Kur 2013


Prof. Dr. Adang Suherman, M.A.,
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Universitas Pendidikan Indonesia

Bandung, 25 Oktober 2013


Prodi POR, SPs, UPI

Tujuan Kegiatan
A. Mengenal Esensi Perubahan Kur 2013
B. Perbedaan Kur 2013 dan sebelumnya
C. Mengetahui konsekuensi perubahan
D. Perubahan pembelajaran kur 2013
E. Pembelajaran saintifik dan tematik
F. Pengertian tematik
G. Karakteristik pemebalajaran (ciri)
H. Rambu-rambu mnggunakan pembelajaran tmtik
I. Pemilihan tema
J. langkah pembelajaran tematik
1.
2.
3.
4.

Pemetaan KD: (Cara KD_tema dan Tema_KD)


Menetapkan jarinag tema
Penyusunan silabus pembelajaran tema
Penyusunan RPP

K. Pengelolaan kelas: alat, ruang, siswa,


L. penutup

ANAK BELAJAR DARI LINGKUNGANNYA

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki.


Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi.
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri.
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri.
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri.
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan perlakuan baik, ia belajar keadilan.
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh
kepercayaan.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi
dirinya.
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang, ia belajar menemukan
cinta dalam kehidupannya.
(Hukum Dorothy dalam Yudianto, 2011)

PEMBUAT PERUBAHAN
Profesional

Prinsip
Efisiensi

Prinsip
Moralitas

Perkembangan Kurikulum di Indonesia


1975
Kurikulum
Sekolah Dasar

1947
Rencana Pelajaran
Dirinci dalam Rencana
Pelajaran Terurai

1994
Kurikulum 1994

1968
Kurikulum
Sekolah Dasar

1945 1955 1965

1975

1985

1995

1984
Kurikulum 1984

1964
Rencana
Pendidikan
Sekolah Dasar

1973
Kurikulum Proyek
Perintis Sekolah
Pembangunan
(PPSP)

2004
Rintisan
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi
(KBK)

2013
Kurikulum 2013

2005

2015
2006
Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan
(KTSP)

1997
Revisi Kurikulum 1994
6

Elemen Perubahan

Standar
Kompetensi
Lulusan

Standar Proses

Elemen
Perubaha
n

Standar Isi

Standar
Penilaian
7

Elemen Perubahan
Elemen

Kompeten
si Lulusan
Keduduka
n mata
pelajaran
(ISI)

Pendekat
an
(ISI)

Deskripsi
SD

SMP

SMA

SMK

Adanya peningkatan dan keseimbangan soft


skills dan hard skills yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan
Kompetensi yang semula diturunkan dari
mata pelajaran berubah menjadi mata
pelajaran dikembangkan dari
kompetensi.
Kompetensi dikembangkan melalui:
Tematik
terpadu
dalam semua
mata

Mata
pelajaran

Mata
8
pelajaran

Vokasinal

Perubahan untuk Semua Mata Pelajaran


N
o

Implementasi
Kurikulum Lama

Kurikulum Baru

Materi disusun untuk


memberikan
pengetahuan kepada
siswa

Materi disusun seimbang mencakup


kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan

Pendekatan
pembelajaran adalah
siswa diberitahu tentang
materi yang harus
dihafal [siswa diberi
tahu].

Pendekatan pembelajaran
berdasarkan pengamatan,
pertanyaan, pengumpulan data,
penalaran, dan penyajian hasilnya
melalui pemanfaatan berbagai
sumber-sumber belajar [siswa
mencari tahu]

Penilaian pada
pengetahuan melalui
ulangan dan ujian

Penilaian otentik pada aspek


kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan berdasarkan
portofolio.

Keseimbangan antara sikap, keterampilan


dan pengetahuan untuk membangun
soft skills dan hard skills

PT
SMA/KKnowledge

Skill

SMP
SD
Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960).

Attitude

Proses yang Mendukung Kreativitas


PROSES
PEMBELAJARAN

Pendekatan integratif (SD),


Saintifik, dan Kontekstual
Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
Observing [mengamati]
Questioning [menanya]
Associating [menalar]
Experimenting [mencoba]
Networking [Membentuk jejaring]

PROSES
PENILAIAN

Penilaian Otentik
Penilaian berbasis portofolio
Pertanyaan yang tidak memiliki jawaban
tunggal
Memberi nilai bagi jawaban nyeleneh
Menilai proses pengerjaannya bukan
hanya hasilnya
11
Penilaian spontanitas/ekspresif

PENYEMPURNAAN POLA
PIKIR

Penyempurnaan Pola Pikir (1)

Teacher
Centered

Student
Centered

Satu Arah

Interaktif

Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus


memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki
kompetensi yang sama.

Pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta


didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media
lainnya)

Penyempurnaan Pola Pikir (2)


Peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana
saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet

Terisolasi

Jejaring

Pasif

AktifMencari
& Kritis

Pembelajaran siswa aktif mencari semakin


diperkuat dengan model pembelajaran
pendekatan sains (saintifik)

Penyempurnaan Pola Pikir (3)


Pengalaman yang diperoleh
akan lebih beragam dengan multi media (AVA).

Belajar
Sendiri

Belajar
Kelompok

Media
Tunggal

Produktivitas kerja akan semakin meningkat jika


dilakukan secara kelompok (n (n-1))

Multi
Media

Penyempurnaan Pola Pikir (4)


Dengan memperkuat pengembangan
potensi khusus yang dimiliki setiap
peserta didik.

Berbasis
Massal

Kebutuhan
Pelanggan
Monodicipline

Multidicipline

Pembelajaran yang Mendukung


Kreativitas
:
2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh
melalui pendidikan, 1/3 berasal dari genetik.

2/3 kemampuan kecerdasan dari genetik dan 1/3 dari


pendidikan.

Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:


-

Observing [mengamat]
Questioning [menanya]
Experimenting [mencoba]
Associating [menalar]
Networking [Membentuk jejaring]

(Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard


Business Review)

17

CREATIVITY?
Creativity may be defined in many
ways.
In term of process, Creativity is the
process of
sensing problems or gaps in information,
forming ideas or hypotheses,
testing and modifying these hypotheses,
and
communicating the results.

Konsep-Hukum Universal
Hukum Pengetahuan:
Tidak berlaku hukum
kekekalan massa
Tidak berlaku hukum
konservasi energi
Tidak berlaku hukum
beda potensial

Hukum Kreativitas:
Kreativitas adalah
menular
Kreativitas adalah
benda gas
Kreativitas tidak
dibatasi oleh sumber
daya tetapi oleh
imaginasi
Berlaku hukum
universal
pengetahuan
Kapasitas belajar

Konsep Pembelajaran bersifat


konstekstual

Contextual Teaching and Learning(CTL) approach


merupakan konsep belajar yang mengaitkan materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
dan masyarakat (Shulman)
Levels

Description

Examples

1 Declarativ Knowing conceptually


e
knowledge

Knowing the concept of


developmentally
appropriate curriculum and
instruction

2 Procedural Applying the concept in


knowledge the actual teaching
(before, during, and after
instruction)

Knowing how to write


lesson plans that use
developmentally
appropriate teaching
strategies

3 Conditiona
l

Knowing how to modify


activities in class when

Modifying the concept to


fit the contexts

MODEL PEMBELAJARAN BERSIFAT


SAINTIFFIK
1. Inquiry learning (convergen, divergent,
guided discovery, problem solving)
2. Problem-based learning.
3. Cooperative learning..
4. Project-based learning.
5. Authentic assessment.

Kerangka Pikir Strategi Pembelajaran


Penelitian (Inquiry learning)
Mengajar sesungguhnya adalah mengajarkan siswa
bagaimana belajar efektif dan efisien: capacity of learning
efectivelly and efficiency
Kegiatan meneliti merupakan bagian integral dalam
kehidupan nyata di lingkungan profesional maupun akademia
Siswa mempelajari pengatahuan dengan cara yang sama
seperti bagaimana pengatahuan itu sendiri
diperoleh/berkembang.
strategi Inquiry meujuk pada proses dan keterampilan yang
digunakan oleh para scientis dalam melakukan penelitian .
Startegi inquiry melibatkan pemahaman mengenai
bagaimana dan mengapa pengetahun berubah dalam
merespon bukti2, analisis logis, dan berbagai penjelasan
yang diperdebatkan dalam komunitasnya (NRC 2000, p. 21).

Kerangka Pikir Strategi


Problem-based learning
Masalah merupakan bagian yang tidak bisa
dipisahkand ari kehidupan dan setiap orang harus
mampu mengatasinya
Siswa diberi masalah baik yang bersifat nyata
maupun buatan guru sendiri
Malasah tersebut harsu dipecahkan dengan
melibatkan berpikir kritis
Pemikiran kritis, idealnya diambil dari berbagai
disiplin ilmu
Masalah yang diberikan pada siswa hendaknya sesusi
dengan karakteristik siswanya untuk menignkatkan
minat dan partisipasi belajarnya

Kerangka Pikir Strategi Pembelajaran


Kerjasama (Cooperative learning)
Manusia adalah mahluk sosial, keterampilan
sosial merupakan penentu keberhasilan hidup
individual maupun komunal
Siswa belajar bekerja bersama dalam sebuah
kelompok yang terfokus pada tujuan bersama
melalui kolaborasi dan saling menghargai
Setiap siswa dalam kelompok harus membuat
kontribusi yang sma pentingnya terhadap
pencapaian tujuan bersama
The group has not achieved untill all of its
members have achieved

Kerangka Pikir Strategi pembelajaran


Program dan produk (Project-based learning)
Produk yang berguna dan realistik dari suatu program
atau pekerjaan merupakan tuntutan setiap profesi
Siswa bekerja secara baik secara individu (independen)
atau kolaborasi untuk mengerjakan program yang
sesuai dengan minat atau keahliannya
program atau produk yang dikerjakan seringkali
menguntungkan bagi orang lain, berguna dalam
penanaman keterampilan sosial, dan seringkali terkait
dengan kemampuan pemberian layanan kepada orang
lain (service learning)
Penekanan diberikan pada pembiasaan menghasilkan
produk kerja yang realistis dan berguna

Kerangka Pikir Strategi Penilaian


Sebenarnya (Authentic assessment)
Nilai hasil ujian yang tertera dalam rapot bersifat
intrumental/sementara, nilai yang sedungguhnya adalah
kulaitas dan kuantitas proses dan hasil yang dilakukan
seseorang dalam menjalani kehidupannya baik sebagai
guru maupun profesi lainnya
Siswa dinilai berdasarkan pekerjaan yang betul-betul
refresentatif, relevan, pada lingkungan nyata, dan sesuai
dengan karir yang digelutinya
Salah satu contoh penilaian otentik adalah portefolio,
yaitu kumpulan bukti produk pekerjaan siswa yang
representatif dan bermakna/sesuaif tujuan dan
menggambarkan perkembangan kemajuan usaha/proses
maupun hasil belajarnya.

Pendekatan Saintifik
Scientific Method
(Sund & Leslie, 1973)

Project Based Learning


(The George Lucas Educational
Foundation, 2005)

Stating the problem

Starts With the Essential Question

Formulating hypotheses

Design a Plan for the Project

Designing an experiment

Creates a Schedule

Making observation

Monitor the Students and the


Progress of the Project

Collecting data from the experiment Assess the Outcome


Drawing conclutions.

Evaluate the Experiences

Esensi Pendekatan Saintifik


1

Merujuk pada teknik investigasi atas suatu


fenomena/gejala, memperoleh pengetahuan baru,
atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan
sebelumnya.

Lebih mengedepankan penalaran induktif, yaitu


memandang fenomena atau situasi secara spesifik
untuk kemudian menarik simpulan secara
keseluruhan.

Berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat


diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsipprinsip penalaran yang spesifik.

Memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data


melalui observasi atau eksperimen, mengolah
informasi/data, menganalisis, kemudian
memformulasi, dan menguji hipotesis.

DISAIN UMUM saintifik approach


Model pembelajaran ini menekankan pada hasrat belajar tentang segala
sesuatu secara lebih bermakna dengan cara mendapatkan dan
mengorganisir data, memahami masalah dan solusinya, mengembangkan
konsep yang bermakna untuk melakukannya. Setiap rancangan model
memiliki penekanan yang berbeda-beda, (perolehan informasi dan konsep,
pembuatan konsep dan uji hipotesis, kreativitas berpikir), garis besar
rancangannya sbb.

Tujuan Kurikulum dan tantangan


Kurikulum pendidikan jasmani 2013

TUJUAN KURIKULUM
MEMPERSIAPKAN INSAN INDONESIA
UNTUK MEMILIKI KEMAMPUAN HIDUP
SEBAGAI PRIBADI DAN
WARGANEGARA YANG PRODUKTIF,
KREATIF, INOVATIF, DAN AFEKTIF
SERTA MAMPU BERKONTRIBUSI PADA
KEHIDUPAN BERMASYARAKAT,
BERBANGSA, BERNEGARA DAN
PERADABAN DUNIA.

Masalah Pembelajaran Saintifik


Terbatasnya jumlah guru yang berkeyakinan bahwa siswa dapat
berpikir produktif (medapatkan sesuatu yang tidak diketahui
dan diingat sebelumnya), akibatnya para guru:
berlebihan dalam mengandalkan daya ingat siswa,
melupakan penciptaan lingkungan yg dapat membuat anak mencari
tau,
lebih menekankan pada recall and reproduction,
mengabaikan problem solving, creative thinking, and decision making.

Wacana integratif non latar belakang penjas bahkan penjas


dihilangkan (kompas.com, rabu 11 des 2013)
Pengenalan saintifik dalam kurikulum baru muncul dalam
kurikulum 2013 sekarang, itupun baru sebatas dokumen belum
pada kenyataan
Kecenderungan saintifik diajarkan baru sebatas konseptual dan
diajarkan secara direktif bukan sebagai sebuah cara berpikir a
way of thinking or discovery and inquiry

Peluang dan Tantangan Penjas pada


Kur 2013
Penjas dapat menjangkau semua ranah
perilaku seperti domain fisik, sosial, afektif,
dan kognitif
Penjas memiliki kontribusi unik: spt kebugaran
jasmani, keterampilan gerak, . . . .
kurikulum 2013 berbasis sain dan tidak lagi
banyak didikte atau menghafal
kurikulum 2013 SD selain saintifik juga
integratif
kurikulum 2013 peluang sekaligus juga
tantangan bagi duniapendidikan jasmani

Konsep Pembelajaran Tematik


menggunakan tema sebagai pemersatu beberapa
mata pelajaran sekaligus dalam satu kali
pertemuan
menggunakan tema untuk memahami gejalagejala, konsep, baik yang berasal dari bidang studi
yang bersangkutan maupun dari bidang studi
lainnya.
Pendekatan yang mencerminkan dunia riil di dalam
rentang kemampuan dan perkembangan anak.
Suatu cara integrasi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan secara simultan dalam proses
pembelajaran dan atau integrasi berbagai konsep
dasar yang berkaitan.

Ciri pembelajaran tematik


Berpusat pada anak didik;
Memberikan pengalaman langsung kepada
anak didik;
Pemisahan antara mata pelajaran tidak
begitu nyata dan jelas;
Menyajikan suatu konsep dari berbagai mata
pelajaran dalam suatu proses pembelajaran
Bersifat fleksibel;
Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai
dengan minat dan kebutuhan anak didik.

Rambu-Rambu Penggunaan Tematik


Tidak semua mata pelajaran harus disatukan.
Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi
dasar lintas semester
Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, tidak
harus dipadukan, namun diberikan secara tersendiri.
Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema
tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema lain
maupun disajikan secara tersendiri.
Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan
membaca, menulis, dan berhitung serta pananaman
nilai-nilai moral.
Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan
karakteristik siswa, lingkungan dan daerah setempat.

Pertimbangan Pemilihan
Tema
Rentang kedekatan tema dengan
kehidupan anak
Rentang tingkat kesulitan tema bagi
anak
Rentang kemenarikan tema bagi
anak, termasuk persitiwa-peristiwa
yang menarik minat anak

Tahapan pemilihan tema


Memilih KD dalam kurikulum;
Mengidentifikasi tema yang sesuai dengan
KD;
Menata dan mengurutkan tema
berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan
tema;
Menjabarkan tema ke dalam sub-sub tema
agar cakupan tema tidak terlalu luas;
Memilih subtema yang sesuai.

Langkah Pembelajaran
Tematik
1. Daftar Tema
2. Pemetaan Kompetensi
Dasar/jaringan tema
3. Penyusunan silabus pembelajaran
tema
4. Penyusunan RPP

Pemetaan Kompetensi
Dasar

Pemetaan Kompetensi
Dasar

Menetapkan jaringan tema

Memetakan jaringan tema dengan KD


dalam Mapel Sendiri (Penjasorkes)

Penyusunan silabus pembelajaran


tematik (cara 1)

Penyusunan silabus pembelajaran tematik (cara


2)

Fenomena aktivitas fisik lingkungan anak SD: playing for life; AASC;
video games : lempar tangkap, petak, kain, target, tennis

Penyusunan RPP
Tema atau mata pelajaran yang akan
dipadukan, kelas, semester
Tujuan pembelajaran; KD, Indikator
Alat dan media, serta sumber yang
digunakan
Kegiatan Pembelajaran
pendahuluan,
inti, dan
penutup.

Penilaian dan tindak lanjut

Kesimpulan dan Rekomendasi


Dampak langsung yangdirasakan para guru dari adanya kur 2013 adalah standar isi,
proses, dan penilaian
Diantara beberapa dampak standar proses adalahproses pembelajaran yang integratif
dan saintifik
Integratif maksudnya pembelajaran harus selalu terintegrasi dengan mapel lain
manakala memungkinkan
Saintifik salahsatunya ditandai dengan kebiasaan siswa diberitahu menjadi siswa
mencari tahu
Pembelajaran integratif antar mata pelajaran sangat memungkinkan dilakukan oleh guru
kelas karena mereka dipersiapkan mengajar semua mata pelajaran SD, kecuali: agama,
Penjasor, kerajinan.
Pembelajaran integratif dalam penjasor harus dilakukan secara kolaborasi dengan guru
kelas karena guru penjas tidak dipersiapkan untuk mengajar semua mata pelajaran SD,
namun penjas dari sejak dulu memang diberikan secara terintegrasi
Dengan kur 2013, ausmsi bahwa penjas adalah unik, komprehensif, dan dapat
menjangkau seluruh ranah perilaku, semakin tertantang
Guru penjas harus makin lebih menunjukkan kemampuan melakukan pembelajaran
terpadu demikian juga pendekatan saintifiknya
Pembelajaran saintifik sangat merentang dari mulai: group investigation, discovery,
convergen dan divergen problem solving, inquiry, Problem based learning
Implementasi perubahan pembelajaran dalam penjas berbasis kur 2013 dilakukan
secara bertahap dan meaningful berorientasi pada karakteristik siswa, tujuan, dan
lingkungan pembelajaran tempat mengajar
Keberanian untuk melakukan perubahan harus segera dilkukan sekalipun tidak sekaligus
membuahkan hasil yang baik, karena tanpa usaha, perubahan yang lebih baik tidak

Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai