Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENYUSUN :
dr. Ni Kadek Putri Wulandari
FROZEN SHOULDER
Penyakit kronis dengan gejala khas berupa keterbatasan
Penyakit kronis dengan gejala khas berupa keterbatasan
lingkup gerak sendi bahu ke segala arah, baik secara aktif
lingkup gerak sendi bahu ke segala arah, baik secara aktif
maupun pasif oleh karena rasa nyeri yang dapat
maupun pasif oleh karena rasa nyeri yang dapat
mengakibatkan gangguan aktivitas kerja sehari-hari
mengakibatkan gangguan aktivitas kerja sehari-hari
EPIDEMIOLOGI
Insiden 2%
Wanita lebih sering daripada pria
Sering pada usia dekade ke-5 sampe ke-7
Anatomi Shoulder
Klasifikasi Frozen
Shoulder
Frozen Shoulder primer
Faktor Intrinsik :
usia antara 40-60
thn, wanita, DM
Faktor Ekstrinsik:
immobilisasi,
kesalahan saat
bergerak
Etiologi
Teori Hormonal
pada umumnya frozen shoulder terjadi 60% pada wanita
bersamaan dengan menopause
Teori Genetik
ada beberapa kasus dimana kembar identik menderita
pada saat yang sama
Teori Autoimun
diduga penyakit ini merupakan respon autoimun
terhadap hasil rusaknya jaringan lokal
Teori Postur
berdiri lama dan berpostur tegap menyebabkan
pemendekan pada salah satu ligamen bahu.
Patogenesis
Durasi
Keterangan
Stadium I :
Painful
Freezing
phase
10-36
minggu
Stadium II :
Adhesive
phase
4-12 bulan
Stadium
III :
Resolution
phase
12-42 bulan
Gambaran patologis
Fase sangat nyeri
sinovitis jadi penebalan kapsular (terutama bagian
anterior posterior kapsul) disertai penurunan cairan
synovial.
Gejala: nyeri progresif, bertambah berat saat malam hari
Fase adhesif
fibrosis kapsul semakin berat dan penebalan pada
tendon rotator cuff, sendi glenohumeral makin
menyempit dan terjadi obliterasi.
Pemeriksaan fisik
Look:
Pada inspeksi, lengan ditahan di samping pada posisi
adduksi dan endorotasi. Atrofi ringan dari deltoid dan
supraspinatus mungkin nampak.
Feel:
Pada palpasi, terdapat difusi yang lembek dari
glenohumeral joint yang meluas ke area trapezius
interscapula
Move:
Pada frozen shoulder terdapat kehilangan kemampuan
untuk melakukan exorotasi.
Sebagai contoh, bila exorotasi dapat dilakukan dengan
bantuan dokter maka kita harus mempertimbangkan
diagnosis robekan pada rotator cuff. Pada frozen
shoulder, semua pergerakan sendi berkurang, dan bila
pergerakan terjadi itu disebabkan sendi thoracoscapular
Speed Test
Pemeriksa memberikan
tahanan pada shoulder
pasien yang berada
dalam posisi fleksi,
secara bersamaan pasien
melakukan gerakan
supinasi lengan bawah
dan ekstensi elbow. Tes
ini positif apabila ada
peningkatan tenderness
di dalam sulcus bicipitalis
dan ini merupakan
indikasi tendinitis
bicipitalis.
Pemeriksaan penunjang
Gambaran radiologi --> normal pada pasien frozen
shoulder
MRI melihat sebagian atau seluruh robekan rotator
cuff tidak rutin dilakukan dalam mendiagnosa frozen
shoulder.
Diagnosis Banding
Calsific tendinitis
Robekan rotator cuff
Oateoartritis
Tatalaksana
Tujuan: mengurangi nyeri dan inflamasi disertai
peningkatan ROM di semua bidang
- awal nyeri dan inflamasi pemberian es dan obatobatan anti inflamasi serta modifikasi aktivitas
- perbaikan ROM sangat penting latihan
- setelah terjadi perbaikan, latihan yang rinci harus
diajarkan kepada pasien
Tatalaksana
Stadium 1
Stadium 2
Stadium 3
Pulley Exercises
Komplikasi
kekakuan sendi bahu
kecenderungan terjadinya penurunan kekuatan
otot-otot bahu
terjadinya deformitas pada sendi bahu
atropi otot-otot sekitar sendi bahu
gangguan aktifitas keseharian
Laporan Kasus
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Tn. S
Umur : 62 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat
: Tambakboyo
Suku
: Jawa
Status
: Menikah
Agama
: Islam
Pekerjaan : Nelayan
No RM
: 3129
Tanggal
: 6 Agustus 2016
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Sendi bahu kanan sulit digerakkan
Keluhan Tambahan
Sendi bahu kanan terasa nyeri
RIWAYAT PEKERJAAN
Nelayan, riwayat mengangkat beban berat (+)
Pemeriksaan Fisik
KU
: Tampak Kesakitan
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
: 4-5-6
Vital sign
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi
: 92 x/menit, Reguler, Isi
dan Tegangan Cukup
Pernafasan
: 24 x/menit
Suhu aksiler : 36,3oC
Pemeriksaan Fisik
Kepala/leher
Kepala : Mesosefal
A/I/C/D : -/-/-/Pupil isokor 3 mm/3 mm, reflek pupil (+/+)
Leher simetris, JVP tidak meningkat
Pembesaran KGB(-), Deviasi trakea (-)
Thorax
I
P
P
A
: Gerak napas simetris, retraksi - / : gerak napas simetris, fremitus raba normal
: Sonor pada seluruh lapangan paru
: Cor S1,S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo vesikuler, wheezing (-/-), rhonki (-/-)
Abdomen
I : Soefel
A : Bising usus (+)
P : Nyeri tekan (-) pada seluruh kuadran, defans
muskular (-), hepar/ lien/ renal tidak teraba
P : Timpani
Ekstremitas
Akral hangat:
Motorik: 5 5
5 5
+/+Edema: -/Sensorik: + +
+ +
Test Provokasi
Yergason test
Apley scratch test
Moseley test
(-)
Adson manuver
Tinel test
(-)
Phalen test
(-)
Prayer test
Finkelstein
Promet test
(-)
kanan
(-)
(+)
kiri
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Diagnosa
Frozen Shoulder Dextra
Penatalaksanaan
Initial Planning Diagnosa: Ro X-Ray Shoulder
Dextra
Initial Planning Terapi:
Na. diclofenac 2 x 1 (k/p)
Dexametason 2 x 1
KIE latihan untuk sendi bahu kanan
TERIMA
KASIH