PENDAHULUAN
Validasi merupakan suatu tindakan pembuktian dengan cara
yang sesuai bahwa setiap bahan, proses, prosedur, kegiatan,
sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam
produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil
yang diinginkan (Voight, 1995).
Apabila ketelitian dan ketepatan dari penetapan kadar tidak
memuaskan maka prosedur tersebut perlu ditinjau, dirancang
kembali, direvisi, atau diganti. Proses validasi dilakukan untuk
memastikan akurasi hasil dan meminimalisasi kesalahan. Setiap
Revalidasi Periodik
Dilakukan tiap 6 bulan
dengan 1 bets
(min.5000 ampul)
Keadaan Khusus
Setelah kegiatan
perawatan ruangan
yang besar risikonya
terhadap sterilitas
ruangan atau overhol
mesin -> validasi
awal ( dengan 3 bets
berurutan ) sebelum
fasilitas digunakan
kembali.
Kondisi
Ruang kerja
aseptis
Personel
dicapai
jika
persyarat
an berikut
terpenuhi
:
KUALIFIKASI PERSONIL
Awal
Seorang operator Pengisian harus memperoleh pelatihan
menurut program pelatihan untuk personil produk steril
yang sudah ditetapkan dan pelatihan dalam pengisian
validasi proses aseptis sebanyak 3 bets berturut-turut.
Rekualifikasi
1. Tiap operator pengisian harus melakukan proses
pengisian dalam validasi proses aseptis minimum 1
kali / tahun
2. Melakukan proses validasi aseptis
Tujuan lain:
Memberikan dokumentasi secara
tertulis bahwa prosedur produksi
yang berlaku dan digunakan dalam
proses produksi (Batch Processing
Record), senantiasa mencapai hasil
yang
diinginkan
secara
terus
menerus.
Mengurangi problem yang terjadi
selama proses produksi
Memperkecil kemungkinan
terjadinya proses ulang (reworking
process)
Meningkatkan efektifitas dan
efisiensi produksi
Proses
pengemasan
yang
dilakukan,
tidak
terjadi
ALASAN VALIDASI
1. Sebagian besar kesalahan ada di
bagian proses pengemasan.
2. Kesalahan di bagian pengemasan,
sangat sulit dideteksi.
3. Ada anggapan bahwa proses
pengemasan BUKAN proses yang
penting, sehingga pengawasan
sering diabaikan.
VALIDASI PEMBERSIHAN
Tujuan Validasi :
Untuk memberikan bukti tertulis dan
terdokumentasi bahwa :
Cara pembersihan yang digunakan tepat
dan dapat dilakukan berulang-ulang
(reliable and reproducible).
Peralatan/mesin yang dicuci tidak
terdapat pengaruh yang negatif karena
efek pencucian.
Operator/pelaksana yang melakukan
pencucian kompeten, mengikuti prosedur
pembersihan dan peralatan pembersihan
yang telah ditentukan.
Cara pencucian menghasilkan tingkat
kebersihan yang telah ditetapkan. Misal :
ALASAN VALIDASI
1. Peralatan digunakan untuk
bermacam produk.
2. Meningkatnya kontak permukaan
antara bahan dgn alat/mesin.
3. Tuntutan c-GMP.
Bahan
1. Media Fluid Thioglycolate (FTM)
2. Media Soybean Casein Digest (SCDM), atau
dikenal juga sebagai Trypticase Soy Broth (TSB).
3. Larutan Pepton
4. Inokulum dari bakteri aerobe
PROSEDUR
Verivikasi dokumen
Prosedur Kerja
Lakukan semua prosedur sesuai dengan Metode Uji Sterilitas No sampai pada tahap
pencucian terakhir
Ke dalam Larutan Pepton yang akan dipakai untuk pembilasan akhir tambahkan tidak
lebih dari 100 sel mikroba S. aureus, P. aeruginosa, B. subtilis, C. albicans, A. niger, dan
C. sporogenes.
Gunakan larutan di atas untuk pembilasan akhir saringan membrane
Catat kecepatan penyaringan dan pembilasan (ml/menit).
Potong saringan membran menjadi 2 bagian. Masukkan 1 bagian ke dalam media Fluid
Thioglycollate dan bagian lain ke dalam media Soybean Casein Digest
Inkubasikan media Fluid Thioglycolate ke dalam inkubator suhu 30 35oC dan medium
Soybean Casein Digest dalam inkubator suhu 20 25oC.
Amati kedua medium tiap hari selama 5 hari dan catat hasil pengamatan pada lembar
kerja
Pertumbuhan yang ditandai dengan kekeruhan sudah harus bisa dideteksi dalam 48
jam
Lakukan identifikasi untuk konfirmasi bahwa mikroba yang tumbuh adalah mikroba
strain yang diinokulasi sesuai Protap Cara Identifikasi Mikroba
Bila dalam 5 hari tidak tampak kekeruhan pada kedua media maka test dinyatakan
invalid dan harus dimodifikasi misalnya dengan modifikasi atau penambahan
pembilasan atau menambahkan bahan penetral antimikroba yang ada pada sediaan
Lakukan pemantauan lingkungan ruang dan LAF uji sterilitas
Lakukan kontrol positif dan kontrol negatif dari kedua larutan medium
Kriteria Keberterimaan
Metode dinyatakan valid apabila
terjadi pertumbuhan yang ditandai
dengan kekeruhan yang sudah harus
bisa dideteksi dalam 48 jam dan
identifikasi mikroba menyatakan bahwa
mikroba yang tumbuh adalah jenis
mikroba yang diinokulasikan.
DAFTAR PUSTAKA
BPOM RI. 2013. Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman Cara
Pembuatan Obat yang Baik Aneks 1 Pembuatan Produk Steril Edisi
2013. Tersedia di http://www.pom.go.id/files/pedoman_cpob.pdf
(Diakses pada tanggal 17 September 2016).
Lachman, L., 1989, Teori dan Praktek Farmasi Industri II, Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta
Voight, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, UGM Press,
Yogyakarta
Voight, R., 1971, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, UGM Press,
Yogyakarta