DAN ELEKTROFORESIS
Prof. Dr. Slamet Ibrahim
S.DEA. Apt.
Dr. M. Insanu MSi.
Dr. Benny Permana MSi.
Pendahuluan
Kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan yang
pertama kali diperkenalkan oleh Mikhail Tswett (1906) yang
memisahkan pigmen tumbuhan (klorofil, xantofil, dll.) melalui
kolom kaca yang berisi kalsium karbonat CaCO 3
Dalam kolom kaca tersebut terbentuk zona-zona berwarna
yang terpisah akibat elusi pelarut organik yang digunakan.
Teknik pemisahan tersebut diberi nama oleh M. Tswett
sebagai Kromatografi (chroma = warna, graphien =
citra/gambaran).
Walaupun sekarang hasil pemisahannya tidak berwarna lagi
( dalam bentuk bercak ataupun grafik) teknik pemisahan ini
tetap dinamakan sebagai kromatografi.
Definisi
Kromatografi adalah metode digunakan untuk pemisahan
komponen dari suatu sampel pada mana komponen akan
terdistribusi antara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak.
Fase diam mungkin berupa padat atau cair yang terikat
pada bahan padat atau gel. Fase padat dapat berupa
terkemas dalam kolom, tersebar sebagai suatu lapisan,
atau terdistribusi sebagai lapisan film.
Fase gerak dapat berupa gas atau cairan yang mengalir
atau berpindah dengan arah tertentu (Pure & Applied
Chem, 37, 447, 1974)
Selektifitas ,
Kepekaan
Sampe
l
PEMISAHAN
PENCIRIAN
Kromatogra
m
(deteksi)
APLIKASI:
KROMATOGRAF
Noise, Drift
Identifikas
i,
Kemurnian
,
Penetapan
kadar
Klasifikasi Kromatografi
1. Berdasarkan bentuk geometri :
Kromatografi Kolom (menggunakan kolom klasik atau
kolom kapiler/modern)
Kromatografi Planar (fase diam berupa bahan padat
yang tersebar rata di atas lempeng kaca, plastik atau
logam)
2.
KROMATOGRAFI
GAS
PADAT
Berdasarkan Fase
diamnya :
KOLO
M
Padat (dinamakan
Kromatografi Gas
Padat)
Cairan (Kromatografi
Gas Cair)
ADSORPSI (KGP)
PARTISI (KGC)
Berdasarkan Mekanisme
Pemisahan :
Adsorpsi (Kromatografi
Adsorpsi)
Partisi (Kromatografi Partisi)
Fase diam
Pita terpisah
KROMATOGRAFI CAIR
PADAT
KOLO
M
CAIRAN
PLANAR
KERTAS
LAPIS TIPIS
PADAT
ADSORPSI
PARTISI
FASE TERIKAT
ADSORPSI
PENEKAN ION
PARTISI
PASANGAN
KIRALITAS
(Stereoisomer)
ION
PERTUKARAN ION
EKSKLUSI UKURAN
AFINITAS
KIRALITAS
KROMATOGRAFI CAIR
SUPERKRITIK (fase gerak berupa
gas pada suhu dan tekanan di
atas titik kritiknya: misalnya gas
CO2)
KROMATOGRAFI
KOLOM
Fase gerak
Fase diam
PARTIS
I
2
pelaru
t
Eluen
Kromatogra
m
Mekanisme Pemisahan
umum
Pemisahan kromatografi dicapai dengan mengendalikan
dan menciptakan interaksi antara : analit -fase gerak
-fase diam
Adanya interaksi antara analit-fase diam-fase gerak
menyebabkan migrasi analit yang berbeda.
Perbedaan migrasi menunjukkan waktu retensi
(kromatografi kolom) atau nilai Rf (kromatografi planar)
relatif
Pada kromatografi kolom: fase gerak mengalir karena
adanya perbedaan tekanan pada kedua ujung kolom
Pada kromatografi planar: fase gerak menaik atau
menurun karena gaya kapiler dan gaya berat/gravitasi
Komponen yg berinteraksi kuat dengan fase diam
akan ditahan lebih lama dan yang lemah atau tidak
berinteraksi akan terbawa fase gerak dengan laju
migrasi yang berbeda.
1. Kesetimbangan
Analit A terdistribusi dalam fase diam dan
fase gerak
Am
(fase gerak)
Fase diam
Fase gerak
KOEFISIEN DISTRIBUSI
(PARTISI)
KD= Cd/Cm
Ad
(fase diam)
a. Adsorpsi
Molekul analit
teradsorpsi pada
permukaan fase
diam (adsorben)
X=solut
S=pelarut
Xm + n Sads Xads + n Sm
Fase diam :
Silikat
b. Partisi
(Fase terikat, Pasangan ion, Penekanan ionik)
Am Ad,
KD=[Ad]/[Am]= Cd/Cm
Partikel padat
(pendukung)
Fase
diam:
=OH
Si
Cl
+
R
Si
-O
Si
=OH
Cl
-O
c. Pertukaran ion
Terjadi kompetisi antar ion yang terlibat. Ada
cation exchanger, atau anion exchanger
Fe
Fe
Cu
2+
, Fe
Fe
H
Cu
2+
,H
H
Fe
Fe
3+
Kesetimbangan pada
kromatografi penukar ion
Matriks gel
Molekul
pelarut
KD = Cs/Cm
VR = Vo + KDVi
KD = [VR V0]/[Vi
V0]
Molekul kecil
masuk ke dlm
gel
Molekul besar
ditolak tdk dpt
masuk pori,
maka terelusi
lebih awal:
KD=0
besar
mol
KD=1
kecil
mol
BARU
ARTI
SIMBOL
ARTI
Faktor selektifitas
Faktor pemisahan
Tinggi Pelat
/Lempeng
Faktor kapasitas
Faktor Retensi
Jumlah Pelat
/Efisiensi
HETP
neff
Neff
tm
tM
Mobil Phase
Holdup time
tr
Waktu retensi
tR
Waktu retensi
tr
tR
Wakt retensi yg
diatur
Lebar bawah/dasar
puncak
Wb
Lebar puncak