Penanganan Tuberkulosis
( International Standard for
Tuberculosis Care)
dr. Alifia Trisnaningrum
RSKP Respira
Jogjakarta
Indonesia
10%
Banglade
Pakistan
sh 4%
4%
Philippin
Nigeria 3%
es 3%
South
Russia 1%
Africa 2%
China
15%
Ind
Other ia
28% 30
%
PENATALAKSANAAN PASIEN TB
Skrining Suspek
Diagnosis TB
DIAGNOSIS TB PADA ORANG DEWASA
DIAGNOSIS TB PADA ANAK
DIAGNOSIS TB PADA ODHA
Pengobatan TB : DOTS
PADUAN REJIMEN YG ADEKUAT
PMO
JEJARING
MENCEGAH TERJADINYA MDR / XDR
do+s
DIAGNOSTIK TB
EVALUASI KLINIS
MIKROBIOLOGI
RADIOLOGI
principles of do+s
Directly Observed
Treatment Short-course
MENEMUKAN DAN
MENYEMBUHKAN
PENDERITA TB
BUKAN SEKEDAR MENGOBATI SAJA TANPA
ADA JAMINAN AKAN KESEMBUHAN
PENDERITA
Komitmen politis
1
Diagnosa sputum
-mikroskop bermutu
2
WHA 1991
3
Directly Observed
Treatment Short-course
Retrospective Study
Study in
in
Retrospective
Persahabatan Hospital
Hospital July
July 1999
1999
Persahabatan
June 2001
2001
June
DOTS SAT
Cured
47 (19,75%)
97 (7,28%)
Complete
82 (34,45%)
470 (35,26%)
Failed
4 (1,68%)
4 (0,3%)
Drop out
88 (36,9%)
670 (50,26%)
Move
17 (7,14%)
67 (5,03%)
Died
Others
25 (1,88%)
TOTAL
238
1333
DOTS STRATEGY
STRATEGY IN
IN PERSAHABATAN
PERSAHABATAN HOSPITAL
HOSPITAL
DOTS
MARCH 2002
2002 APRIL
APRIL 2003
2003 (CATEGORY
(CATEGORY I)
I)
MARCH
clinical study
study
AA clinical
Cured / complete
Failed
95 (76,61% )
5
( 4,03%)
Drop out
21 (16,93%)
Move
Died
( 1,61%)
( 0,80%)
INTERNATIONAL STANDARDS
FOR TUBERCULOSIS CARE
(ISTC) / Standard
Internasional untuk
Pelayanan Tuberkulosis
merupakan standar yang melengkapi pedoman
program penanggulangan TB Nasional yang
konsisten dengan rekomendasi WHO
ISTC
Didukung oleh
WHO
Dutch Tuberculosis Foundation ( KNCV )
American Thoracic Society (ATS)
International Union Against Tuberculosis &
Lung Disease (IUATLD)
US Centers for Disease Control & Prevention
Stop TB Partnership
Indian Medical Association
Organisasi Profesi Indonesia :
IDI, PDPI, IDAI,PAPDI, POGI, PAMKI
Tujuan ISTC
Memberi gambaran penanganan TB yang
diterima luas di setiap tingkat pelayanan.
semua praktisi (pemerintah dan swasta)
harus menggunakannya dalam
menangani pasien yang diduga atau
menderita
Standard 4.
Pemeriksaan
Evaluasi utk TB bagi pasien mikroskopik dahak bagi pasien
dgn foto toraks diduga TB
dgn batuk 2-3 mgg atau
Standard 5.
lebih
Diagnosis TB paru
Standard 2.
Standard 1
Setiap orang dengan
batuk produktif
selama 2-3 minggu
atau lebih,
yang
tidak jelas
penyebabnya
harus dievaluasi
untuk tuberkulosis
Standard 2
Semua pasien (dewasa, remaja, dan anak yang dapat
mengeluarkan dahak), yg diduga menderita TB paru
harus menjalani pemeriksaan dahak mikroskopik
minimal 2 kali, sebaiknya 3 kali.
Pemeriksaan mudah,
Tingkat kepositivan
Pemeriksaan
I: 83-87%,
II: > 10-12%,
III: >3-5%
Standard 3
Pada semua pasien
(dewasa,remaja
dan anak) yg diduga menderita
TB ekstraparu, spesimen dari
bagian tubuh yg sakit harus
diambil,
utk pemeriksaan mikroskopik.
Jika fasilitas dan sumber daya
tersedia, harus dilakukan biakan
& pemeriksaan histopatologi
Skrofuloderma
Gonitis TB
Standard 4
Semua orang dgn
temuan foto toraks
diduga tuberkulosis
harus menjalani
pemeriksaan dahak
secara mikrobiologi
Pemeriksaan R
Tidak ada pola rntgen yang
khas untuk mengambarkan
penyakit TB.
10-15% dari penderita TB yang
pasti (dg. biakan positif) tidak
terdeteksi pada rntgen.
50% dari penderita yang
didiagnosa TB melalui rntgen
ternyata bukan TB.
Toman K. Tuberculosis case finding and chemotherapy. WHO, 1979
Pemeriksaan Mikroskopis
Kesepakatan antar
pemeriksa
Standard 5
Kriteria diagnosis
TB paru BTA dahak(-)
minimal pemeriksaan
dahak mikroskop
3 kali negatif (termasuk
minimal 1 kali dahak pagi)
Standard 9.
Standard 7
Setiap praktisi yang mengobati pasien tuberkulosis
mengemban tanggung jawab kesehatan masyarakat
yang penting:
*memberikan paduan obat yg memadai
**mampu menilai kepatuhan pasien akan pengobatan,
serta
***dapat menangani ketidak-patuhan bila terjadi
Standard 8
Semua pasien (termasuk pasien HIV) yang
belum pernah diobati harus diberi paduan
obat lini pertama yang disepakati secara
internasional menggunakan obat yang
biovaibilitinya
sudah diketahui.
Fase awal terdiri dari RHZE
diberikan selama 2 bulan.
Fase lanjutan yang dianjurkan adalah
INH dan rifampisin yang selama 4 bulan.
PADUAN OAT
KATEGORI I
KATEGORI II
- 2RHZE/4R3H3*
2(RHZE)/4(RH)3*
- 2RHZE/4RH
- 2RHZE/6HE
- 2RHZES/RHZE/5R3H3E3*
2(RHZE)S/(RHZE)/5(RH)3E3*
- 2RHZES/RHZE/5RHE
KATEGORI
Kategori I
Standard 9
Untuk membina dan menilai kepatuhan
Standard 10
Semua pasien harus dimonitor responsnya
terhadap terapi, penilaian terbaik ialah
pemeriksaan dahak mikroskopik berkala
paling tidak 2 spesimen
*waktu fase awal pengobatan selesai (2
bulan),
** pada lima bulan
*** dan pada akhir pengobatan
Standard 14
Di daerah dengan prevalensi HIV tinggi
pada populasi umum dan
daerah dengan
kemungkinan Tb dan infeksi HIV muncul
bersamaan,
Konseling dan
uji HIV diindikasikan
bagi semua pasien tuberkulosis
sebagai bagian penatalaksanaan
rutin.
Standard 14
Di daerah dengan prevalensi HIV tinggi pada
populasi umum dan daerah dengan kemungkinan
tuberkulosis dan infeksi HIV muncul bersamaan,
konseling dan uji HIV diindikasikan bagi semua
pasien tuberkulosis sebagai bagian penatalaksanaan
rutin.
Di daerah dengan prevalensi HIV yang lebih
rendah, konseling dan uji HIV diindikasikan bagi
pasien tuberkulosis dengan gejala dan/atau tanda
kondisi yang berhubungan dengan HIV dan pada
pasien tuberkulosis yang mempunyai riwayat risiko
tinggi terpapar HIV
Standar 15
Semua pasien TB-HIV seharusnya
dievaluasi untuk menentukan
perlu/tidaknya pengobatan
antiretroviral diberikan selama
masa pengobatan TB.
Perencanaan yang tepat untuk
mengakses obat antiretroviral
seharusnya dibuat untuk pasien
yang memenuhi indikasi.
Standart 16
Pasien HIV stlh dievaluasi tidak Tb aktif
harus diterapi Tb laten dengan INH 6-9
bulan
Standart 19
Standard 19.
Pemberian INH pada anak < 5 th dan orang
dgn infeksi HIV yang kontak dengan pasien
TB
Standard 20.
Setiap UPK yang merawat pasien TB harus
mengembangkan dan mengimplementasikan
rencana pencegahan infeksi TB
Standard 21
Semua provider harus melaporkan
semua kasus TB (kasus baru maupun
kasus pengobatan ulang) dan hasil
pengobatannya kepada dinas kesehatan
setempat sesuai dengan ketentuan hukum
dan kebijakan yang berlaku
Terima kasih
Matur Nuwun
Thank You
Syukron
Arigato
Gozaimasu
Sakalangkong