Anda di halaman 1dari 14

R

A
L
U
B
I
D
N
A
M
O
R
O
P
M
TE
DISEASE

SENDI TEPOROMANDIBULAR
Diklasifikasikan sebagai sendi ginglymodiarthoidal
Secara anatomis :

Sendi terbentuk oleh kondilus mandibula


Kapsul tersebut dilapisi oleh sinovial dan ruangan
pada sendi bagian atas maupun bawah diapisi oleh
cairan sinovial.

Ruangan antara kondilus dan fossa mandibula

diduduki oleh jaringan serat kolagen yang disebut


diskus artikularis.

Otot pengunyahan yang berhubungan dengan


temporomandibula

MYOFASCIAL PAIN

MYOFASCIAL PAIN
Patofisiologi

Nyeri myofascial muncul dari otot yang hipersensitif yang disebut trigger
points. Jaringan otot pada area ini, perlekatan tendon, atau keduanya
seringkali dirasakan sebagai pita taut (taut band) yang ketika dipalpasi, akan
menghasilkan nyeri. Asal dari trigger points tidak diketahui. Tetapi,
diperkirakan karena adanya ujung saraf di otot tersensitisasi oleh substansi
algogenik yang menghasilkan zona hipersensitif

DIAGNOSIS
KRITERIA MENURUT SIMONS, DKK.

MYOFASCIAL PAIN
Gejala klinis
Myofacial pain memiliki trigger poin yang
khas yang menimbulkan rasa nyeri saat
distimulasi. Rasa sakit yang dirasa dianggap
dapat berupa sebagai rasa sakit yang
mendalam dan rasa sakit terbakar, dengan
durasi jam atau hari. Rasa sakit dapat
menyebar di caudal atau kranial.

Perawatan
Pemijatan, kompresi iskemik, mengurangi
tekanan, dan intervensi jaringan lunak dan
terapi magnet

Degenerasi sendi temporomandibular

Degenerasi sendi
temporomandibular
Patofisiologi

1)Pada stress mekanis, kartilago artikuler sangat resisten terhadap proses pengausan
dalam kondisi gerakan yang berkali-kali, kendati beban benturan yang berulang akan
menyebabkan kegagalan sendi pada tingkat kartilago.

2)Ketika sendi mengalami stress mekanis yang berulang, elastisitas kapsula sendi,
kartilago artikuler dan ligamentum akan berkurang.

3)Kartilago sendi mengalami degenerasi serta atrofi, tulang mengeras dan mengalami
hipertrofi pada permukaan sendinya dan ligament akan mengalami kalsifikasi.

4)Akibatnya terbentuk efusi sendi yang steril dan sinovitis sekunder. Selain stress
mekanis, perubahan pelumas dan imobilitas juga mempengaruhi degenerasi

Degenerasi sendi
temporomandibular
Gejala klinis
Adanya rasa sakit pada pergerakan sendi, krepitasi, keterbatasan gerak dan penyimpangan pola
gerakan sendi.
Diagnosis
Ada tiga kriteria minimum diagnosis klinis:

1.Adanya taut band yang teraba dalam otot rangka.


2.Timbulnya tempat hipersensitif dalam taut band.
3.Adanya respon kejutan lokal dengan gertakan palpasi

taut band.

Degenerasi sendi
temporomandibular
Perawatan
Mengurangi nyeri merupakan tujuan utama dari terapi medis untuk semua
defek kartilago bergejala dalam konteks skema bertahap, dimulai dengan
parasetamol (asetaminofen) pada nyeri ringan, non steroidal antiinflammatory drugs(nsaids) pada nyeri tingkat sedang, dengan penambahan
opioid pada kasus-kasus nyeri parah. Teknik pendekatan bedah rekonstruktif
diindikasikan bagi defek kartilago yang tetap simtomatik walaupun pengobatan
konservatif dan medis mencukupi.

Dislokasi mandibula

Dislokasi mandibula

KESIMPULAN
Sendi temporomandibular diklasifikasikan sebagai sendi ginglymodiarthoidal yaitu

sendi dengan pergerakan seperti engsel dan pergerakan meluncur yang dilapisi dan
dihubungkan dengan kapsula fibrosa.

American academy of orofacial pain (AAOP) mengklasifikasikan temporomandibular


disorder yang mempengaruhi, otot pengunyahan, tulang cranial, dan sendi
temporomandibular. Terapi dari ketiga klasifikasi penyakit tersebut pun berbeda.

Untuk myofacial pain perawatannya adalahpemijatan, kompresi iskemik, mengurangi


tekanan. Perawatan TMJ disorder dapat diberikan medikamentosa untuk mengurangi
rasa sakit dan pembedahan sedangkan perawatan pada dislokasi mandibula adalah
reposisi.

Anda mungkin juga menyukai