Anda di halaman 1dari 11

AKAD MUSYARAKAH

Shabrina 052
Afiqalisya 339

Dasar Syariah
Al Quran
Maka mereka berserikat pada sepertiga. (QS.an-Nisa:12)
Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berserikat itu sebagian mereka berbuat dzalim kepada
sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan
mengerjakan amal shaleh. QS.Shad:24
As Sunnah
Hadits Qudsi dari Abu Hurairah: Aku (Allah) adalah pihak
ketiga dari dua orang yang berserikat, sepanjang salah
seorang dari keduanya tidak berkhianat terhadap lainnya.
Apabila seseorang berkhianat terhadap lainnya maka Aku
keluar dari keduanya. (HR.Abu Dawud dan al-Hakim dari Abu
Hurairah).

Rukun Musyarakah
1. Pelaku (para mitra)
2. Obyek musyarakah
3. Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul)
4. Nisbah keuntungan

Ketentuan Syariah
1. Pelaku
a) Para mitra harus cakap hukum dan baligh
b) Setiap mitra dianggap sebagai wakil dari
mitra lain dan dari usaha kerjasama

2. Obyek Musyarakah
a) Modal
b) Kerja

1. Modal
Modal yang diberikan harus tunai.
Modal yang diserahkan dapat berupa uang tunai, emas, perak,
atau aset perdagangan
Jika modal dalam bentuk non kas, maka harus menggunakan
nilai tunainya
Modal yang diserahkan oleh setiap mitra harus dicampur.
Dalam kondisi normal, setiap mitra memiliki hak untuk mengelola
aset kemitraan.
Mitra tidak boleh meminjam uang atas nama usaha musyarakah,
demikian juga meminjamkan uang kepada pihak ketiga
Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau
menginvestasikan modal itu untuk kepentingannya sendiri
Pada prinsipnya dalam musyarakah tidak boleh ada penjaminan
modal,
Modal yang ditanamkan tidak boleh digunakan untuk membiayai
proyek atau investasi yang dilarang oleh syariah.

2. Kerja

Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar


pelaksanaan musyarakah,
Tidak dibenarkan bila salah seorang di antara mitra
menyatakan tidak ikut serta menangani pekerjaan dalam
kemitraan tersebut.
porsi kerja antara satu mitra dengan mitra lainnya tidak
harus sama.
Setiap mitra bekerja atas nama pribadi atau mewakili
mitranya.
Para mitra harus menjalankan usaha sesuai dengan
syariah.
Seorang mitra yang melaksanakan pekerjaan di luar
wilayah tugas yang ia sepakati, berhak mempekerjakan
orang lain untuk menangani pekerjaan tersebut.
Jika seorang mitra mempekerjakan pekerja lain untuk
melaksanakan tugas yang menjadi bagiannya, biaya yang
timbul harus ditanggungnya sendiri.

c)

Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul) Akad


dapat dilakukan secara lisan atau secara tertulis,
melalui korespondensi atau menggunakan cara
cara komunikasi modern. Namun bentuk perjanjian
musyarakah secara tertulis lebih baik dengan
disaksikan oleh saksi-saksi yang memenuhi syarat
untuk menghindari persengketaan di kemudian
hari.

d)

Nisbah

a. Nisbah diperlukan untuk pembagian keuntungan dan harus


disepakati oleh para mitra diawal akad
b. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan kedua
belah pihak.
c. Keuntungan harus dapat dikuantifikasi dan ditentukan dasar
perhitungan keuntungan
d. Keuntungan yang dibagikan tidak boleh menggunakan nilai
proyeksi akan tetapi harus menggunakan nilai realisasi
keuntungan,
e. Mitra tidak dapat menentukan bagian keuntungannya sendiri
dengan menyatakan nilai nominal tertentu
f. Pada prinsipnya keuntungan milik para mitra namun
Diperbolehkan mengalokasikan keuntungan untuk pihak
ketiga bila disepakati
Kerugian
kerugian akan dibagi secara proporsional sesuai dengan
porsi modal dari masing masing mitra.

Berakhirnya akad musyarakah


Jika :
salah seorang mitra menghentikan akad,
salah seorang mitra meninggal, atau hilang
akal. Dalam hal ini mitra yang meninggal
atau hilang akal dapat digantikan oleh salah
seorang ahli warisnya yang cakap hukum
(baligh dan berakal sehat) apabila disetujui
oleh semua ahli waris lain dan mitra lainnya.
modal musyarakah hilang/habis.

Penentuan Nisbah
1. Pembagian keuntungan proporsional sesuai modal
Menurut pendapat ini, keuntungan harus dibagi di
antara para mitra secara proporsional sesuai modal
yang disetorkan, tanpa memandang apakah jumlah
pekerjaan yang dilaksanakan oleh para mitra sama
ataupun tidak sama. Apabila salah satu pihak
menyetorkan modal lebih besar, maka pihak tersebut
akan mendapatkan proporsi laba yang lebih besar.
2. Pembagian keuntungan tidak proporsional dengan
modal
Menurut pendapat ini, dalam penentuan nisbah yang
dipertimbangkan bukan hanya modal yang disetorkan,
tapi juga tanggung jawab, pengalaman, kompetensi
atau waktu kerja yang lebih panjang.

Akuntansi untuk pengelola dana


Akuntansi untuk pengelola musyarakah
dilakukan oleh mitra aktif atau pihak yang
mewakilinya.

Anda mungkin juga menyukai