Anda di halaman 1dari 44

HUBUNGAN FREKUENSI

ANTENATAL CARE DENGAN


KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR
RENDAH DI KOTA BANJAR
TAHUN 2015

FIQROTUL UMAM
NIM: G1A014108

LATAR BELAKANG PENELITIAN


Pelayanan

kesehatan khususnya di Indonesia


akhir-akhir ini telah menjadi sorotan masyarakat
terhadap kinerja yang telah diberikan. Menurut
Undang-Undang Kesehatan No.36, 2009 bahwa
pembangunan kesehatan untuk meningkatan
kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan yang optimal.
Dari segi Kesehatan indikator yang digunakan
indikator derajat kesehatan yang dipengaruhi
oleh Umur Harapan Hidup yang ditentukan oleh
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi
serta angka kematian Balita,(Depkes RI, 2013)
2

Pada

umumnya kehamilan
berkembang dengan normal dan
menghasilkan bayi sehat dan cukup
bulan melalui jalan lahir
Oleh karena itu pelayanan antenatal
merupakan cara penting untuk
memonitor dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan
mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah
bayi baru lahir yang berat badannya 3

Menurut

Henderson (2006), kunjungan


antenatal care (ANC) adalah kontak
ibu hamil dengan pemberi
perawatan/asuhan dalam hal mengkaji
kesehatan dan kesejahteraan bayi
serta kesempatan untuk memperoleh
informasi dan memberi informasi bagi
ibu dan petugas kesehatan.

Angka

Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih


tergolong tinggi, jika dibandingkan dengan
negara lain di kawasan ASEAN. Berdasarkan
SDKI 2012 angka kematian neonatal 19/1000
kelahiran hidup, angka kematian bayi 32/1000
kelahiran hidup, sedangkan angka kematian
balita 40/1000 kelahiran hidup.

Menurut

UNICEF, penyebab kematian neonatal


terbesar (34%) disebabkan oleh kondisi bayi yang
kecil (berat badan lahir sangat rendah hingga
rendah. Secara global, diperkirakan 15% dari bayi

Dari

hasil RISKESDAS 2013 angka


BBLR di Indonesia mencapai 10,2% .
Sedangkan di Jawa Barat 10,8% dan
jumlah BBLR 18.997 kejadian
Di Kota Banjar pada tahun 2015
terdapat 131 kejadian BBLR dan 22
kasus meninggal karena BBLR
sedangkan Kematian Bayi di Kota
Banjar 45 kematian bayi artinya 48%
kematian bayi disebabkan oleh BBLR.
6

Tujuan khusus

MANFAAT PENELITIAN
1. MANFAAT TEORITIS
1.

Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
meningkatkan wawasan ilmu Pengetahuaan
kebidanan yang berkaitan dengan hubungan
frekwensi ANC dan Kejadian BBLR.

Manfaat Praktis
Bagi Dinas Kesehatan Kota Banjar
Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan terutama kualitas Pelayanan
kesehatan ibu hamil

10

Bagi ibu hamil


Diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan ibu hamil tentang frekuensi
ANC dan Kejadian BBLR
Bagi peneliti
Dapat memberikan masukan untuk
pengembangan penelitian ANC dengan kejadian
BBLR

11

Keaslian penelitian
Peneliti, Tahun

Judul

Heri sugianto, HUBUNGAN


ANTARA
FREKUENSI
ANTENATAL
CARE
DENGAN
KEJADIAN BERAT
BAYI
LAHIR
RENDAH
DI
PONDOK
BERSALIN
AN
NISAA
KARANGJATI
KALIJAMBE
SRAGEN2008

Metode

Hasil

Deskriptif

Terdapat

analitik

hubungan

retrospektif

antara
frekuensi
antenatal
care

dengan

kejadian
berat

bayi

lahir

rendah

di

pondok

bersalin
AnNisaa
Karangjati,

12

Perbedaan

penelitian ini dengan


penelitian sebelumnya adalah metode
penelitian dimana penulis akan
melakuakan penelitian dengan
metode deskriptif, dan terdapat
perbedan di tempat yang akan di teliti
oleh penulis sedangkan penelitian
sebelumnya menggunakan metode
penelitian deskriptif analitik
retrospektif dan tempat sampel
pengambilan data yang berbeda.
13

DAFTAR PUSTAKA
UNICEF.

2012. Low Birth weight.


http://www.childinfo.org,
Kemenkes RI. 2014.Profil Kesehatan
Indonesia 2013. Jakarta; Pusat Data
dan Informasi .
Husein, S., 2014. Pengaruh Antenatal
Care terhadap Kejadian Berat Bayi
Lahir Rendah (BBLR). Jurnal Biometrika
dan Kependudukan, 3(2), pp.160-167.
14

BAB II
Materi

pustaka

Kehamilan
Trimester 1
Perkembangan minggu pertama dimulai dengan
proses ovulasi hingga implantasi. Proses ini
dimulai dengan masuknya sperma ke ovum lalu
nukleus sperma dan ovum akan menyatu dan
terbentuk zigot. . Setelah siap untuk implantasi
morula terus membelah menjadi blastokista
kemudian blastokista ini akan berkembang
menjadi trofoblas dan akan menjadi plasenta

15

Perkembangan minggu kedua blastokista


sebagian tertanam ke dalam stroma
endometrium
Pada minggu ketiga terbentuk lapisan
ektoderm, mesoderm, dan endoderm dan
pada saat yang bersamaan terbentuk villi
primer yang sudah memiliki inti
masenkim, tempat munculnya pembuluh
kapiler kecil yang siap memasok zat-zat
makanan dan oksigennya

16

Perkembangan pada minggu ketiga sampai


ke empat disebut massa embrionik.
Masing-masing dari ketiga lapisan mudigah
membentuk organ spesifik. Lapisan
ektoderm membentuk susunan saraf pusat,
sistem saraf tepi, epitel sensorik telinga,
hidung, dan mata, termasuk rambut dan
kuku, kelenjar hipofisis, kelenjar mammae,
dan kelenjar keringat serta gigi
Pada minggu ketiga wajah sudah
menyerupai manusia. Letak mata dan letak
telinga mendekati letak definitifnya. Alat
kelamin luar berkembang sedemikian rupa.
17

Trimester

II

Pada bulan ke empat dan ke lima


janin memanjang dengan cepat
Pada bulan keenam kulit janin
kemerahan dan terlihat berkeriput,
karena tidak ada jaringan ikat di
bawah kulitnyaPada bulan keenam
kulit janin kemerahan dan terlihat
berkeriput, karena tidak ada jaringan
ikat di bawah kulitnya
18

Trimester

III

Pertambahan berat badan sangat


mencolok pada dua bulan terakhir
kehamilan. Selama dua bulan
terakhir janin memperoleh kontur
yang membulat karena endapan
lemak di bawah kulit, pada akhir
bulan kesembilan kepala telah
mendapatkan ukuran-ukuran lingkar
terbesar pada semua bagian tubuh
19

Bayi berat lahir rendah


Definisi

bayi berat lahir rendah (BBLR)


adalah apabila berat badan lahirnya kurang
dari 2500 gram.(Nurmalasari,2015)
Menurut Departemen Kesehatan RI Bayi
berat lahir rendah adalah bayi yang lahir
dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
tanpa memandang masa kehamilan. Berat
lahir adalah berat bayi yang ditimbang
dalam 1 jam setelah lahir. Untuk keperluan
bidan di desa berat lahir masih dapat
diterima apabila dilakukan penimbangan
dalam 24 jam pertama ( Depkes RI, 2010)
20

Menurut

Wiknjosastro (2010), WHO


(2013) membagi umur kehamilan
dalam 3 kelompok, yaitu :
Pre-term :kurang dari 37 minggu
lengkap (kurang dari 259 hari).
Term:mulai dari 37 minggu sampai
kurang dari 42 minggu lengkap (259 293 hari)
Post-term :42 minggu lengkap atau
lebih (294 hari atau lebih)
21

Menurut

Ayurai (2012), bayi dengan berat


badan lahir rendah dapat dibagi menjadi
dua golongan :
a. Pramunitas murni
Prematuritas murni adalah neonatus dengan usia
kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai
berat badan yang sesuai dengan masa kehamilan
atau disebut juga neonatus preterm / BBLR / SMK
(sesuai masa kehamilan).

b. Dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan
kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
kehamilan, di karenakan mengalami gangguan
pertumbuhan dalam kandungan.
22

Menurut

Saifuddin (2010),
diklasifikasikan berdasarkan berat
badan waktu lahir, yaitu:
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yaitu
bayi lahir dengan berat 1.500-2.500 gram
Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR),
yaitu bayi lahir dengan berat <1.500 gram
Berat Badan Lahir Ekstrem Rendah
(BBLER), yaitu bayi yang lahir dengan
berat <1.000 gram

23

Faktor yang menyebabkan


BBLR
Menurut

Manuaba (2011), faktor - faktor


yang dapat yang dapat menyebabkan
terjadinya BBLR adalah :
A. Faktor ibu
Gizi saat hamil yang kurang.
Umur kurang dari 20 tahun/diatas 35 tahun
Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
(kurang dari 1 tahun)
Paritas
Penyakit Ibu.

24

Faktor kehamilan

1) Hamil dengan hidramnion


2) Perdarahan antepartum
3) Komplikasi hamil meliputi
preeklamsi/eklamsi dan ketuban
pecah dini.

25

C.. Faktor janin


1). Cacat bawaan
2). Infeksi dalam rahim

D. Fakor eksternal
a. Pendidikan
. Sosial Ekonomi
E. Frekuensi pemeriksaan selama
kehamilan

26

Antenatal Care

Suatu

program perawatan antepartum


komprehensif yang melibatkan perawtan
terpadu mengenai medis dan psikososial
yang secara maksimal dimulai dari
konsepsi gingga
antepartum(Cunningham,2012)
Perawatan antenatal juga merupakan
suatu kesempatan untuk
menginformasikan kepada para wanita
mengenai tanda tanda bahaya dan
gejala yang memerlukan bantuan segera
dari petugas kesehatan (WHO, 2011)
27

Antenatal

Care memiliki tujuan untuk


memberikan pelayanan semaksimal mungkin
mengenai fisik, mental ibu dan janin selama
kehamilan, persalinan serta pascafartus.
Adapun tujuan khususnya agar dapat
mendeteksi sedini mungkin mengenai keluhan
serta penyulit penyulit lainnya yang
mengganggu kehamilan dan persalina bahkan
saat nifas, menurunkan morbiditas dan
mortalitas ibu dan bayi, dan memberikan
edukasi mengenai Keluarga Berencana baik
selama kehamilan, persalinan dan nifas.
(Depkes RI,2012)
28

Kunjungan

antenatal untuk
pemantauan dan pengawasan
kesejahteraan ibu dan anak minimal
empat kali selama kehamilan dalam
waktu, yaitu sampai dengan kehamilan
trimester I (<14 minggu) satu kali
kunjungan, dan kehamilan trimester II
(14-28 minggu) satu kali kunjungan,
dan kehamilan trimester III (28-36
minggu dan sesudah minggu ke-36)
dua kali kunjungan (Hanafiah, 2011)
29

Kerangka Pemikiran

30

Hipotesis
Terdapat hubungan positive
antara frekuensi Antenatal care
dengan kejadian BBLR di Kota
Banjar tahun 2015

31

III. METODE PENELITIAN


Rancangan

Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah


Case Control yaitu salah satu jenis
studi analitik yang mempelajari
hubungan antara paparan
(exposure) dan hasil jadi (outcome)
dengan cara membandingkan antara
kelompok kasus dan control
berdasarkan status paparannya
(Notoatmojo, 2010)
32

B.

Populasi dan Sampel

1. Populasi
a. Populasi target
Populasi target pada penelitian ini adalah
ibu hamil

b. Populasi terjangkau
Populasi terjangkau pada penelitian ini
adalah ibu hamil di wilayah Kota Banjar

.
33

2.

Sampel

Sampel penelitian ini adalah seluruh


ibu hamil yang melahirkan di wilayah
Kota Banjar baik yang melakukan
antenatal care di wilayah Kota Banjar
atau di tempat lain .

34

a.

Kriteria inklusi

1) Bersedia menjadi subjek penelitian yang


dibuktikan dengan informed consent.
(Lampiran)
2) Wanita hamil
3) Komunikatif
b.

Kriteria eksklusi

1) Genetik
2) Penyakit Ibu
3) Jauhnya dari faskes
4) umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 30
tahun
35

C.

Variabel Penelitian

. Variabel bebas
Variabel bebas pada penelitian ini
frekuensi antenatal care

Variabel terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah
kejadian BBLR di Kota Banjar.

36

Variable perancu
Terkendali
Usia ibu
Umur kehamilan anterm

Tak terkendali
Faktor Sosial ekonomi
Faktor genetik

37

D.

Definisi Operasional
Variabel
Variabel

Variabel
Dependen

Kejadian
BBLR

Definisi Operasional

BBLR adalah salah satu


hasil dari ibu
hamil yang menderita
energi kronis dan akan

Skala
kateg
ori

mempunyai status
gizi buruk.
Variabel

Frekuensi

Independe

kunjungan

nt

Antenatal
Care

Ibu hamil sebaiknya


memeriksakan
kehamilan pada usia
kehamilan 28 minggu di
periksan
4
minggu
sekali, 28-36 minggu
2kali dalam seminggu ,
lalu umur kehamilan 3640
1kali
dalam
seminggu
(salimah,2006)

Kateg
ori

38

E.

Pengumpulan Data
1. Alat dan Bahan
a. Alat
1) lembar pengambilan data yang diisi oleh
responden atau wawancara yang berpedoman pada
kuisioer
2) Catatan data yang menunjukan kasus Bayi Berat
Lahir Redah (BBLR)

2.

Cara pengumpulan data

Pengambilan data BBLR dari Institusi Dinas


Kesehatan Kota Banjar
Memberikan kuisioner atau melakukan
wawancara dengan berpedoman pada kuisioner
39

F.

Tata Urutan Kerja


Tata urutan kerja yang akan dilakukan pada penelitian ini
adalah :
1. Tahap persiapan meliputi :

Konsultasi dengan pembimbing


Pengajuan judul penelitian
Penyusunan dan seminar proposal
Pengurusan perijinan penelitian

2.

Tahap pelaksanaan meliputi :

Pengisian informed consent pada subjek penelitian


Pengumpulan data
3.

Tahap pengolahan data dan analisis data untuk


mengetahui bagaimana hubungan frekuensi Antenatal
Care dengan kejadian Bayi Berat Lahir.
4. Tahap penyusunan hasil penelitian
40

G.

Analisis Data

Analisis univariat digunakan untuk


mendeskripsikan data yang didapat. Dalam
penelitian ini, data yang akan dideskripsikan
meliputi : Frekuensi kunjungan Antenatal Care,
usia,.
Terdapat 2 analisis bivariat yang akan dilakukan
dalam penelitian ini. Yangpertama, analisis untuk
mengetahui Hubungan Frekuensi Antenatal Care
dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kota
Banjar.Penelitian ini menggunakan metode cross
sectional yang terdiri dari 1 variabel yaitu: berapa
banyak frekuansi kunjungan pemeriksaan
Antenatal Care
41

H.

Waktu dan Tempat


Penelitian
Penelitian karya tulis ilmiah yang
berjudul Hubungan Frekuensi
Antenatal Care dengan Kejadian
Bayi Berat Lahir Rendah di Kota
Banjar 2015 ini akan
dilaksanakan pada :
Waktu
: November 2016
Maret 2017
42

Kegiatan

BULAN
November

Desember

Januari

Februari

Maret

Persiapan

Pelaksanaa

n
Pengolahan

dan analisis
data
Penyusuna
n
laporan

43

44

Anda mungkin juga menyukai