Anda di halaman 1dari 24

EFFUSI

PLEURAL

By : AFRIDON, S.Kp.
M.Kep

1.
Pengertian
Efusi Pleura adalah :
Penumpukan cairan dalam rongga pleura,
antara pleura parietalis dengan viseralis

2. Etiologi
1. Hambatan reabsorbsi cairan dari rongga
pleura karena adanya bendungan seperti
decompensasi cordis
2. Pembentukan cairan yang berlebihan karena
radang

3.

Penyakit yg terkait dg efusi


pleura

a. Pleuritis karena bakteri piogenik


Bakteri aerob : streptokokus pneumonia,
staphylokokus aureus
Bakteri anaerob : peptostreptokokus
Permukaan pleura ditempeli oleh bakteri yang
berasal dari parenkim paru dan menjalar secara
hematogen.

Penyakit yg terkait Lanjutan


b. Pleuritis karena tuberkulosa
Terjadi sebagai komplikasi TB paru
Cairan bersifat eksudat dg jumlah
leukosit antara 500 2000 / cc
Timbulnya cairan efusi karena reaksi
hipersensitifitas terhadap tuberkulo
protein
Diagnosa utama : ada kuman TB dlm
cairan efusi / biopsi pleura
6

Penyakit yg terkait Lanjutan

c. Efusi pleura karena gangguan sirkulasi


1. Gangguan Kardiovaskuler
Penyebab : Decompensasi cordis
Terjadi akibat peningkatan tek. vena
sistemik & tek. kapiler pulmonal akan
menurunkan kapasitas reabsorbsi pemb.
Darah sub pleural & penurunan aliran
getah bening, sehingga filtrasi cairan ke
rongga pleura dan paru meningkat
8

Penyakit yg terkait Lanjutan


2. Emboli Pulmonal
Menyebabkan menurunnya aliran darah
arteri pulmonal sehingga terjadi iskemia
maupun kerusakan parenkim paru
Permeabilitas pleura meningkat
sehingga cairan masuk ke rongga pleura
( cairan bersifat eksudat )
9

Penyakit yg terkait Lanjutan


3. Hipoalbuminemia
Efusi terjadi karena rendahnya tekanan
osmotik protein cairan pleura di
bandingkan dgn tekanan osmotik darah.
Cairan bersifat transudat

10

4.
Patofisiologi

Normal : rongga pleura tidak kosong, tapi berisi


cairan pelumas 10 20 cc, berfungsi :
Memudahkan pergeseran pleura satu sama
lainnya yg bergerak teratur
Mencegah terjadinya iritasi pleura
Abnormal : Pleura dapat terisi beberapa liter
cairan
11

Patofisiologi Lanjutan

Mekanisme Dasar Terjadinya Efusi Pleura


1. Peningkatan tekanan kapiler sub pleural
2. Penurunan tekanan osmotik koloid darah
3. Peningkatan tekanan negatif intra pleural
4. Adanya inflamasi
5. Perbedaan tekanan hidrostatik dg osmotik
koloid menyebabkan reabsorbsi cairan
pada suatu sisi pleura meningkat
12

5. Manifestasi
Klinik

Subjektif

Nafas pendek
Nyeri dada pleuritik : akhir inspirasi

Objektif
Hipoxemia : bila ventilasi terganggu
Perkusi pekak, fremitus melemah
Penurunan suara nafas pada area yg sakit
Batuk dan banyak sputum
Panas tinggi ( coccus ), sub febril ( tuberkulosis )
Tachipnea, banyak keringat
14

6. Pemeriksaan
Diagnostik
a. Radiologis / foto thorak
Permukaan cairan yg terdapat dlm rongga akan
membentuk bayangan seperti kurva dg permukaan
daerah lateral lebih tinggi dari medial
b. Biopsi Pleura
Pengambilan jaringan pleura

15

Pemeriksaan diagnostik Lanjutan


c. Torakosintesis / Pungsi pleura
aspirasi cairan pleura
Sebaiknya dilakukan dg posisi duduk
Aspirasi dilakukan pd bagian bawah paru
yaitu pada garis aksilaris anterior & posterior
sela iga ke-8 dg memakai jarum abbocath no
14/16
Pengeluaran cairan sebaiknya tdk melebihi
1000 1500 cc pd setiap aspirasi
16

BIOPSI PLEURA &


ANALISA CAIRAN PLEURA

Pemeriksaan diagnostik Lanjutan


1. Warna Cairan
Normal : agak kekuningan ( sorous
xanthochrome )
Pada trauma infark paru, keganasan, kebocoran
aneurisma aorta cairan agak kemerahan
Pada empiema cairan kuning kehijauan &
agak purulen
Infeksi amoeba cairan merah kecoklatan

18

Pemeriksaan diagnostik Lanjutan


Test Rivalta
Cara :
Meneteskan cairan serosa dlm larutan
Rivalta ( asam asetat glasial )
Bila terdapat kekeruhan berupa awan,
maka dikatakan test Rivalta positif
19

Karakteristik Cairan
Transudat
Lebih jernih
Kandungan protein
< 3 gr%
Test Rivalta negatif
Berat jenis < 1,016
Mengandung sel
mesoteloid

Eksudat
Lebih keruh, lebih tua
Kandungan protein > 3
gr%
Test Rivalta positif
Berat jenis > 1,016
Mengandung sel radang
( lekosit, limfosit,
makrofag, kuman )

20

Pemeriksaan diagnostik Lanjutan

2. Sitologi
Sel neutrofil : menunjukkan infeksi akut
Sel limfosit : menunjukkan infeksi kronik
seperti pleuritis tuberkulosa, limfoma maligna
Sel mesotel & eritrosit : adanya infark paru
Sel besar dg banyak inti : arthritis reumatoid

3. Bakteriologi
mengidentifikasi kuman dlm cairan pleura
21

7. Penatalaksanaan
1. Obati penyakit penyebab
2. Lakukan aspirasi cairan pleura / pemasangan
WSD ( Water Seal Drainage ) bila :
a. Adanya gejala subjektif seperti nyeri, dispnea dan
rasa berat dalam dada
b. Akumulasi cairan melewati sela iga ke 2,
terutama bila di hemithorak kanan, karena dapat
menekan vena cava superior
c. Suhu tetap / makin tinggi setelah 3 mgg
d. Penyerapan cairan lambat ( > 6 - 8 mgg )
22

8. Proses Keperawatan
A. Pengkajian, meliputi ;
Pemenuhan ADL seperti aktivitas,
nutrisi, istirahat dan tidur,
kenyamanan dll
Sistem pernafasan
Sistem kardiovaskuler
Psikologis, sosial & spritual
23

Proses Keperawatan lanjutan


B. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru yg
dimanifestasikan dg perubahan kedalaman pernafasan,
penggunaan otot bantu pernafasan
2. Rasiko gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh b/d intake yg kurang dimanifestasikan
dg anoreksia
3. Intoleransi aktifitas b/d ketidakseimbangan suplai O2 dg
kebutuhan untuk beraktifitas
NB : Intervensi ( tugas mandiri )

24

Anda mungkin juga menyukai