HNP Lumbal
HNP Lumbal
PENDAHULUAN
HNP yaitu keluarnya nukleus pulposus dari discus melalui robekan annulus
fibrosus hingga keluar ke belakang atau dorsal menekan medulla spinalis
mengarah ke dorsolateral menekan radix spinalis sehingga menimbulkan
gangguan
PENDAHULUAN
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Kawin/tidak
Pendidikan
Alamat
Jakarta Pusat
Tanggal masuk
Nomor CM
: Ny. L
: 57 tahun
: Perempuan
: Menikah
: SLTA
: Jl Dukuh Pinggir No 16 RT 01/05 Kebun Melati, Tanah Abang,
: 26 Juni 2016 Pukul 12.02 WIB
: 158845
Nyeri punggung
bawah sejak 1
hari SMRS
Nyeri seperti
ditusuk, panas,
terus menerus
Nyeri menjalar
ke tungkai dan
betis kiri serta
bokong kanan
Terasa berat
saat
membungkuk,
batuk, pilek
Terasa nyeri
saat aktivitas,
membaik saat
istirahat
Nyeri punggung
bawah sudah
dirasakan sejak
1 tahun lalu
Tidak menjalar
Hilang timbul
Riwayat trauma
jatuh terduduk 2
tahun lalu
Berobat 3 kali di
RS yang
berbeda tidak
membaik
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PASIEN
Kesadaran
: Compos Mentis,
(Eye 4 Movement 6 Verbal 5)
VAS
:8
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 78x/menit
Pernafasan
: 18x/menit
Suhu
: 36,5C
GCS 15
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Kepala
mudah dicabut.
Mata
Mulut
Leher
Thoraks
- Jantung
- Paru-paru
Abdomen
Status Psikis
Cara Berfikir
Tingkah laku
Kecerdasan
Baik
Baik
Baik
Perasaan Hati
Ingatan
Baik
Baik
Status Neurologi
Kepala
: (-)
Bentuk
: Normocepali
Brudzinski I
: (-)
Brudzinski II
: (-)
Pulsasi
: (-)
Laseque
: (-)
Simetri
: (+)
Kernig
: (-)
Leher
Sikap
: Tegak
Pergerakan : Aktif
AFASIA MOTORIK
Afasia sensorik : (-)
Afasia motorik : (-)
Disartria
: (-)
NERVUS CRANIALIS
Nervus kranialis
Kanan
Kiri
Subjektif
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Dengan beban
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tajam penglihatan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Lapang penglihatan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Melihat Warna
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Fundus okuli
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
N. I (Olfactorius)
N. II (Opticus)
NERVUS CRANIALIS
Nervus kranialis
Kanan
Kiri
Tidak dilakukan
(+)
(-)
(-)
(-)
Tidak dilakukan
(+)
(-)
(-)
(-)
3mm
Bulat isokor
(+)
(+)
(+)
Tidak dilakukan
3mm
Bulat isokor
(+)
(+)
(+)
Tidak dilakukan
N. III (Oculomotorius)
Sela mata
Pergerakan bulbus
Strabismus
Nistagmus
Eksoftalmus
Pupil
Besar
Bentuk
Refleks Cahaya langsung
Refleks cahaya tidak langsung
Refleks konvergensi
Melihat gambar
NERVUS CRANIALIS
Nervus kranialis
Kanan
Kiri
Pergerakan mata
Baik
Baik
Sikap bulbus
Baik
Baik
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
(+)
(+)
Mengunyah
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Menggigit
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Refleks kornea
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Sensibilitas muka
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
N. IV (Trokhlearis)
Melihat gambar
N. V (Trigeminus)
Membuka mulut
NERVUS CRANIALIS
Nervus kranialis
Kanan
Kiri
Baik
Baik
(-)
Baik
Baik
(-)
(+)
(+)
(+)
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
(+)
(+)
(+)
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
N. VI (Abducen)
Pergerakan mata (ke lateral)
Sikap Bulbus
Melihat gambar
N. VII (Fascialis)
Mengerutkan dahi
Menutup mata
Memperlihatkan gigi
Perasaan lidah (2/3depan)
Hiperakusis
NERVUS CRANIALIS
Nervus kranialis
Kanan
Kiri
Detik Arloji
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Suara berbisik
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tes Swabach
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tes Rinne
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tes Weber
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Sensibilitas faring
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
N. VIII (Vestibulokoklearis)
N. IX (Glossofaringeus)
NERVUS CRANIALIS
Nervus Cranialis
Kanan
Kiri
N.X (Vagus)
Arkus faring
Berbicara
Menelan
Nadi
Refleks Okulokardiak
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
N. XI (Accesorius)
Mengangkat bahu
Memalingkan kepala
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(-)
Baik
(+)
(-)
Baik
N. XII (Hypoglossus)
Pergerakan lidah
Tremor lidah
Artikulasi
BADAN
Respirasi:Baik
Gerakan kolumna vertebralis: Bebas aktif
ANGGOTA
GERAK ATAS
Motorik
Pergerakan
:
Aktif Akif
Kekuatan :
5555 5555
Trofi
: Normotrofi Normotrofi
Tonus
:
Normotonus Normotonus
REFLEKS
FISIOLOGIS
Biseps
+2
+2
Triseps
+2
+2
Hofman-Tromner:
(-) (-)
Refleks Patologis
Sensibilitas
Taktil
dilakukan
Suhu
dilakukan
Nyeri
Diskriminasi 2 titik
dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak
Tidak dilakukan
Tidak
:
:
(+)
Tidak dilakukan
(+)
Tidak
ANGGOTA
GERAK BAWAH
Motorik
Pergerakan
:
Aktif Akif
Kekuatan :
5555 5555
Trofi
: Normotrofi Normotrofi
Tonus
:
Normotonus Normotonus
REFLEKS
FISIOLOGIS
Patella
+2
+2
Achilles
+2
+2
Refleks Patologis
Klonus
Sensibilitas
Babinski
Chaddock
Schaeffer
Oppenheim
Gordon
Paha :
Kaki :
:
:
:
:
:
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Taktil
Suhu
Nyeri
Diskriminasi 2 titik
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
:
:
:
:
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
(+)
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
(+)
Koordinasi, Gait,
Keseimbangan
Gerak Abnormal
Cara berjalan
: Antalgic gait
Tes Romberg
: Tidak dilakukan
Disdiakokinesis : Tidak dilakukan
Ataksia
: Tidak dilakukan
Rebound phenomena : Tidak dilakukan
Tandem gait
: Tidak dilakukan
Finger to nose : Dalam batas normal
Nistagmus
: Negatif
Uji dix-hallpix
: Tidak dilakukan
Tremor
Athetose
Mioklonik
Chorea
: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
Alat Vegetatif
Miksi
: (+)
Defekasi
: (+)
Releks anal
: Tidak dilakukan
Reflex kremaster
: Tidak dilakukan
Reflex bulbokavernosus
: Tidak dilakukan
Patrick
: (-)
Kontra Patrick
Laseque
: (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Tanggal 26 Juni 2016 Pukul 23.30 WIB
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Leukosit
11.700
/uL
5000-10.000
Eritrosit
4,45
juta/uL
4,6-6,2
Hemoglobin
12,3
g/dL
14-16
Hematokrit
38
42-48
Trombosit
366.000
ribu/uL
150.000-450.000
127
mg/dL
< 200.000
HEMATOLOGI
Darah Rutin
KIMIA KLINIK
Glukosa test
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil MRI Tanggal 30 Juni 2016
Kesan :
Bulging ke
posterior L3
-4, L5S1 yang me
nekan thec
al sac
dan tidak m
enekan for
amen
neurale kan
an
Bulging ke
posterior L4
-5
yang mene
kan thecal
sa c
dan menek
an foramen
neurale kan
an
Parsial ann
ular tear
Degenerati
ve disc dise
ase
L3-4, L4-5,
L5-S1
RESUME
Ny. L datang dengan keluhan nyeri punggung bawah menjalar ke tungkai sejak 1 hari
SMRS. Nyeri terasa tajam seperti ditusuk-tusuk dan terasa panas, menjalar sampai ke
paha, lutut, hingga betis sebelah kiri dan juga menjalar pada bokong sebelah kanan.
Terasa nyeri saat pasien beraktivitas atau berjalan lama, memberat saat
membungkuk, batuk, bersin dan mereda apabila beristirahat. Keluhan nyeri punggung
bawah sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, tanpa disertai penjalaran. Keluhan
nyeri hilang timbul dengan pemberian obat. Sudah berobat 3 kali di RS yang berbeda
namun tidak ada perbaikan. Sebelumnya memiliki riwayat jatuh terduduk 2 tahun yang
lalu. Riwayat operasi hipertiroid 2 kali pada tahun 1996, sampai saat ini
mengkonsumsi obat hormon tiroid. Riwayat operasi mioma uteri 1 kali pada tahun
2009.
Pemeriksaan fisik, GCS 15 (compos mentis), VAS 8, tekanan darah 120/80 mmHg,
nadi 78 x/menit, regular, kuat, isi cukup, equal, pernafasan 18 x/menit, teratur, suhu
Ax1
Diagnosis klinis : Ischialgia
Diagnosis etiologis : HNP lumbal
Diagnosis topis : L3-L4, L4-L5,
L5-S1
Diagnosis patologis : Degenerasi
diskus
Planning
Non Medikamentosa :
Bedrest
Exercise
Medikamentosa :
IVFD RL 12 jam / kolf
Injeksi Ketorolac 3x1 ampul
Injeksi Tramadol 2x1 ampul
Tab Ranitidin 2x1
Tab Valium 3x2 mg
PROGNOSIS
AdAd
Fungtionam
Vitam
Ad Sanationam
Dubia
Bonam
Ad Bonam
Dubia Ad bonam
Tanggal
Subjektif
29 Juni 2016 Nyeri pinggang menjalar ke
FOLLOW-UP
Objektif
GCS 15, CM
TD 110/80 mmHg, HR 60x/menit,
RR 16x/menit,
Suhu 36,6C
Mata : CA-/-, SI-/-, Pupil isokor 3mm,
RCL/TL +/+
TRM : (-)
LNK: (-)
Motorik 5555/5555
5555/5555
Refleks fisiologis +2/+2
+2/+2
Refleks patologis:
Babinsky -/GCS 15, CM
TD 110/80 mmHg, HR 74x/menit
RR 18x/menit,
Suhu 36,4C
Mata : CA-/-,SI-/-, Pupil isokor 3mm,
RCL/TL +/+
TRM : (-)
LNK: (-)
Motorik 5555/5555
5555/5555
Refleks fisiologis +2/+2
+2/+2
Refleks patologis:
Babinsky -/-
Assessment
K = ischialgia
E = HNP
T = vertebra lumbosakral
P = degenerasi diskus
Planning
IVFD RL / 12 jam
Inj Ketorolac 3x1gr / drip
dalam NaCl0,9% 100cc
Esperison 3x1 tab
Caps Gabapentin 2x300mg
Ranitidin 2x1 tab
Inj Tramadol 2x1gr dalam RL /
12 jam
K = ischialgia
E = HNP
T = vertebra lumbosakral
P = degenerasi diskus
IVFD RL / 12 jam
Inj Ketorolac 3x1gr / drip
dalam NaCl0,9% 100cc
Esperison 3x1 tab
Caps Gabapentin 2x300mg
Ranitidin 2x1 tab
Inj Tramadol 2x1gr dalam RL /
12 jam
Rencana fisioterapi
Tanggal
Jumat, 01 Juli
2016 (14.00)
02 Juli 2016
(14.00)
Subjektif
FOLLOW-UP
Objektif
GCS 15, CM
TD 120/80 mmHg, HR 76x/menit,
RR 18x/menit,
Suhu 36,5C
Mata : CA-/-, SI-/-, Pupil isokor 3mm,
RCL/TL +/+
TRM : (-)
LNK: (-)
Motorik 5555/5555
5555/5555
Refleks fisiologis +2/+2
+2/+2
Refleks patologis:
Babinsky -/Chaddock -/-
Assessment
K = ischialgia
E = HNP
T = vertebra lumbosakral
P = degenerasi diskus
Planning
K = ischialgia
E = HNP
T = vertebra lumbosakral
P = degenerasi diskus
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
Kira-kira 80% penduduk seumur hidup pernah sekali merasakan
nyeri punggung bawah.
Pada setiap saat lebih dari 10 % penduduk menderita nyeri
pinggang.
Insidensi nyeri pinggang di beberapa negara berkembang lebih
kurang 15-20% dari total populasi, yang sebagian besar merupakan
nyeri pinggang akut maupun kronik.
Penelitian kelompok studi nyeri PERDOSSI Mei 2002 menunjukkan
jumlah penderita nyeri pinggang sebesar 18,37% dari seluruh
pasien nyeri.
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko nyeri pinggang bawah
Faktor demografi
Usia
Gender / jenis kelamin
Status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan
Faktor pekerjaan
Aktivitas fisik
Pekerjaan yang monoton
Ketidakpuasan terhadap pekerjaan
Faktor kesehatan
Faktor psikologis
Depresi
Variasi anatomis
Abnormalitas pada imaging
PATOFISIOLOGI
Berdasarkan mekanismenya herniasi nukleus pulposus merupakan
nyeri campuran antara nyeri nosiseptif dan nyeri neuropatik
Lesi serabut saraf aferen yang diakibatkan oleh kompresi dari
materi nukleus pulposus
Menginduksi aktivasi sel imun dan rekuitmen dari sel inflamasi ke
arah sel yang mengalami lesi sehingga terjadi kaskade inflamasi.
Pada kaskade inflamasi, sel mast diaktivasi sehingga melepaskan
TNF yang mengsensitisasi nosiseptor dan berkontribusi pada
rekruitmen neutrofil dan makrofag.
Pada sel saraf neutrofil dan makrofag keduanya memproduksi dan
mensekresi neurotransmitter, neuropeptida dan mediator inflamasi.
Mediator tersebut secara langsung mengaktivasi nosiseptor dan
menyebabkan sensitisasi nosiseptor serta berkontribusi pada
terjadinya nyeri neuropatik sehingga timbul nyeri baik yang
spontan maupun hiperalgesia primer
GEJALA KLINIS
Nyeri punggung
postur abnormal
keterbatasan gerak dari tulang belakang (terutama pada saat fleksi)
nyeri radikuler, bersifat tajam dan terbakar
Gangguan sensorik yang mengikuti pola dermatom, berkurang atau bahkan
tidak adanya refleks tendon merupakan lesi pada akar saraf yang
merupakan bentuk nyeri nya.
Temuan klinis motorik (kelemahan umum, atrofi otot atau fasikulasi) lebih
jarang ditemukan dibandingkan dengan gejala sensorik fokal atau
perubahan refleks.
Gejala dan tanda-tanda biasanya unilateral
Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat,
batuk,bersin akibat bertambahnya tekanan intratekal.
DIAGNOSIS
Anamnesis
Sifat nyeri yang menjalar, nyeri yang diperberat saat beraktivitas, batuk atau
bersin, membaik atau tidak ada perbaikan saat istirahat
Gejala defisit neurologis yang progresif, kelemahan otot, rasa kebas,
gangguan miksi dan defekasi
Penurunan berat badan secara drastis, demam berkepanjangan tanpa sebab
yang jelas
Riwayat keganasan dalam keluarga
Riwayat infeksi kronik (paru, traktus urinarius, kulit)
Riwayat trauma sebelumnya
Faktor risiko (usia, jenis kelamin, berat badan, pekerjaan)
Faktor psikologis
DIAGNOSIS
Mencakup pemeriksaan palpasi abdomen dan rektum serta perkusi sekitar
angulus vertebra untuk menyingkirkan adanya nyeri punggung yang
disebabkan dari organ viseral
Inspeksi punggung kemungkinan dapat ditemukan adanya perubahan
curvatura tulang belakang (skoliosis) atau ketidaksimetrisan otot paraspinal
Nyeri punggung yang diakibatkan struktur tulang pada pemeriksan fisik
ditemukan ketika palpasi atau perkusi pada prosesus spnosus
Hambatan dan terasa nyeri saat fleksi lumbal.
Hiperekstensi dari spine (dengan posisi pasien pronasi atau berdiri)
Patrick sign dan kontra patrick dapat positif
Tes straight legraising (SLR) dan crossed SLR dapat positif
Pemeriksaan neurologis meliputi kelemahan fokal atau atrofi otot, perubahan
refleks fokal, berkurangnya sensasi di kaki, dan tanda-tanda dari cedera
tulang belakang.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan laboratorium rutin jarang diperlukan untuk evaluasi awal
nyeri punggung bawah akut yang nonspesifik (<durasi 3 bulan). Jika
terdapat faktor-faktor risiko dari penyebab yang serius, maka
pemeriksaan laboratorium [hitung darah lengkap (CBC), laju endap
darah (ESR), urine] di indikasikan.
CT scan lebih unggul untuk mendeteksi fraktur yang melibatkan
struktur tulang belakang posterior, craniocervical dan craniothoracic
junction, tulang vertebra C1 dan C2, fragmen tulang dalam kanalis
tulang belakang, atau malalignment;
MRI lebih unggul untuk melihat struktur jaringan lunak
CT-myelography merupakan pencitraan yang optimal untuk melihat
lateral kanal tulang belakang dan lesi tulang
Jarum EMG lebih tinggi nilai diagnostiknya dibandingkan dengan
konduksi saraf untuk radiculopathy.
Penatalaksanaan
Dalam melakukan tatalaksana penderita dengan nyeri punggung bawah baik akut maupun
kronik, sebaiknya dilakukan secara bertahap mulai dari terapi konservatif
o Medikamentosa
antiinflamasi non streoid (OAINS)
relaksan otot
analgetik opioid
analgetik nyeri neuropatik
Antidepresan
kortikosteroid
obat anestesi lokal
o Intervensi bedah
(1)
kelemahan motor progresif dari cedera akar saraf terlihat pada pemeriksaan klinis atau EMG,
(2)
gangguan usus atau kandung kemih serta tanda-tanda lain dari kompresi tulang belakang
(3)
nyeri incapasitating akar saraf meskipun telah pengobatan konservatif minimal selama 4 minggu, dan
(4)
nyeri incapasitating berulang meskipun telah menjalani pengobatan konservatif
Prognosis
Dengan operasi 90% perbaikan fungsi secara baik dalam 1 tahun
Perbaikan motoris biasanya lebih cepat dari pada sensorik
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan/prognosis adalah:
diagnosis etiologi spesifik, usia lanjut, pernah nyeri pinggang
sebelumnya dan gangguan psikososial
Sebagian besar pasien sembuh secara cepat dan tanpa gangguan
fungsional. Rata-rata 60-70% sembuh dalam 6 minggu, 80-90% dalam
12 minggu.
PEMBAHASAN
Pasien Tn. L usia 57 tahun Keluhan Nyeri punggung
bawah. Nyeri menjalar ke tungkai kiri dan bokong kanan.
Riwayat Trauma (+).
PEMBAHASAN
Riwayat kebiasaan mengangkat berat
PEMBAHASAN
degenerative disc disease L3-4, 4-5, L5-S1
KESIMPULAN
Hernia nukleus pulposus (HNP) didefinisikan sebagai herniasi materi inti dari anulus ke kanalis
vertebra. Risiko terjadinya herniasi nukleus pulposus meningkat pada orang yang memiliki
kelebihan berat badan. Herniasi diskus jarang ditemukan pada usia dibawah 20 tahun. Proses
degenerasi diskus (nucleus pulposus dan anulus fibrosus) meningkat seiring dengan peningkatan
usia yang mungkin dapat asimtomatik juga dapat menimbulkan gejala nyeri. Faktor genetik
mungkin berperan dalam predisposisi degenerasi diskus. Pekerjaan dan aktivitas: duduk yang
terlalu lama, mengangkat atau menarik barang-barang berat, sering membungkuk atau gerakan
memutar pada punggung, latihan fisik yang berat. Gejala yang sering ditemukan berupa nyeri
punggung bawah dengan penjalran ke tungkai. Untuk menegakkan diagnosis ernia nukleus
pulposus perlu dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang seperti MRI
yang merupakan pemeriksaan gold standard hernia nukleus pulposus. Prinsip penatalaksaan
pada hernia nukleus pulposus adalah meredakan nyeri, mengembalikan fungsi sarafnya dan
mencegah kekambuhan dengan obat-obatan analgetik. Hal ini bisa dilakukan berupa terapi
konservatif dan pembedahan atau kombinasi keduanya.
TERIMA KASIH