COMPANY LOGO
SEJARAH PERTAMBANGAN
Pertambangan sesungguhnya merupakan salah satu aktivitas manusia
yang tertua yang memainkan peran penting dalam peradaban manusia
Penambangan bawah tanah mulai pada jaman Neolitik (3500
2000 SM) di beberapa lokasi di Eropa, antara lain Norfolk,
UK dan Spiennes, Belgia
Kegiatan pertambangan secara terorganisir semakin berkembang
pada jaman Perunggu (2000 600 SM), terutama
pertambangan tembaga dan timah
Momentum perkembangan industri pertambangan dimulai pada
masa revolusi industri yang meningkatkan secara signifikan
kebutuhan akan bahan-bahan tambang yang merupakan bahan
baku industri
SEJARAH PERTAMBANGAN
INDONESIA
COMPANY LOGO
Lanjutan..
Lanjutan..
COMPANY LOGO
Lanjutan..
Lanjutan..
Lanjutan..
Lanjutan..
LUAS WILAYAH KP
INDISCHE
MIJN WET
1899
Tanjung enim
produksi
CONTRACT
3A
1906
MIJN
ORDINANTE
1910
1910
EKSPLORASI
TANPA HRS
DGN UU
1919
cikotok
1926
MERDEKA
1941
Puncak
produksi
tambang
nusantara
1945
NASKAH
RUU
TAMBANG
1952
PP 37 PERPU
UU TAMBANG
PERTAMA
1959
PEMBATALAN
HAK-HAK
PERTAMBANG
AN SEBELUM
1949
1960
ORBA
1963
1966
1967
PP NO. 20
+Desentralisas
i
+Dekonsentras
i
Penguasaan
Penyelenggara
an
Penguasaan
Pertambangan
(Mining Right)
Hak
Pengusahaan
(Economic Right)
BANGSA INDONESIA
NEGARA
PEMERINTAH
- Penetapan Kebijakan dan Pengaturan
- Penetapan Standar dan Pedoman
- Penetapan Kriteria Pembagian Urusan
Pusat dan Daerah
- Tanggungjawab Pengelolaan minerba
berdampak nasional dan lintas
provinsi
PROVINSI
Tanggungjawab pengelolaan lintas
Kabupaten dan/atau berdampak
regional
Perda
KABUPATEN/KOTA
Tanggungjawab pengelolaan di Wilayah
Kabupaten/Kota
Perda
PELAKU USAHA
Badan Usaha (BUMN/BUMD, Badan
Usaha Swasta) dan Perseorangan)
UndangUndang
Kepemilikan
(Mineral Right)
ng
UUD 1945
Pasal 33 ayat 3
UU No.4/2009
tentang
Pertambangan
Mineral dan
Batubara
Regulasi
Pendukung
(PP, Permen,
Kepmen,dll)
HIERARKI
KONSTIT
USI
UUD
LEGISLAS
I
UU
PP
Permen
3.
4.
5.
6.
POKOK BAHASAN
Penegakan hukum dan mekanisme sanksi yang lebih jelas, termasuk bagi
pejabat yang menerbitkan izin di luar ketentuan undang-undang (Ps. 165)
POKOK BAHASAN
10
11
12
13
14
15
16
26
PERLU DIBUAT
WILAYAH PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA
YANG MEMPERTIMBANGKAN
KESEIMBANGAN DAN
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
DEPOSIT
SUMBER DAYA MINERAL
DAN BATUBARA
27
RTRWN
WILAYAH PERTAMBANGAN
Kawasan Lindung
Kawasan Budidaya
Kawsn Peruntukkan
Pertambangan
WPN WUP
(dalam hutan lindung dengan
pola penambangan tertutup
sesuai UU 41/1999
dan PP 15 Tahun 2010)
WUP
WPR
WPN
Peruntukkan lain
WP
28
1.
2.
3.
4.
5.
2.
a.
b.
Kebutuhan mineral bukan logam dan batuan tidak dapat disuplai oleh IUP
yang eksisting untuk memenuhi pembangunan insfrastruktur di daerah
termasuk untuk bahan baku semen, keramik, pembangunan rel kereta api,
jalan, dan bandara serta pembangunan sipil lainnya.
c.
d.
Penerbitan izin mineral bukan logam dan batuan tidak melalui lelang, tetapi
melalui permohonan wilayah
e.
Alasan pengajuan :
Pembangunan infrastruktur
Sesuai
4
Kriteria Pemberian Rekomendasi:
Tidak
Terdapat pembangunan berskala nasional Sesuai
(MP3EI, Prioritas Nasional)
Pembangunan infrastruktur setempat
Ketimpangan supply-demand
Sesuai dengan RTRW Provinsi dan/atau
Kabupaten/Kota
a.
b.
PU
EKSPLORASI
FS
Kontruksi
Penambangan
pengolahan/
pemurnian
Pengngkutan/
Penjualan
pengolahan/
pemurnian
Pengangkutan/
Penjualan
Kegiatan
Usaha
Pengangkutan/
Penjualan
**)
33
Panitia Lelang :
1) Anggota panitia terdiri dari KESDM-Provinsi-Kabupaten/Kota
2) Tugas dan wewenang
3) Prosedur penentuan pemenang
4) Penunjukan pemenang berdasarkan harga dan pertimbangan teknis
5) Kesempatan sanggahan
b. Persyaratan lelang
1) Persyaratan administratif (a.n akta perusahaan dan NPWP)
2) Persyaratan teknis (pengalaman di bidang pertambangan, tenaga ahli, dll)
3) Persyaratan finansial (a.n Lap Keuangan dan Jaminan kesungguhan lelang
10% dari Kompensasi Data Informasi)
c. Usulan pemenang lelang berserta dokumen lelang diserahkan kepada
Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota u/ penerbitan IUP
d. Penerbitan IUP
e. Pemegang IUP/KK/PKP2B setelah habis masa perpanjangan ke II, akan
mendapatkan hak menyamai (right to match) pada saat wilayah eks nya dilelang.
35
PEMERINTAH
Wilayah
Kerja
dlm Kab/Kota
BUPATI / WALIKOTA
LOKAL
BUPATI
Wilayah
Kerja
lintas Kab/Kota
GUBERNUR
REGIONAL
GUBERNUR
Wilayah
Kerja
lintas Provinsi
PEMERINTAH
NASIONAL
PEMERINTAH
37
IUP EKSPLORASI
MINERAL
BATUAN
RADIO AKTIF
PROD
Max.
100.000
Min. 5.000
20 + (2x10)
Max. 25.000
Max.
50.000
Min. 5.000
20 + (2x10)
Max. 15.000
10 + (2x5)
EXPL
FS
LUAS
3 + (2X1)
1+(1)
2 + (2X1)
BATUBARA
BUKAN
LOGAM
KONS
T
PU
LOGAM
Max.
25.000
Min. 500
Jenis
ttn
1
Jenis
tertentu
3 + (1X1)
Jenis
tertent
u
1+(1)
Max. 5.000
Min. 5
3+(1x1)
Tergantung
Penugasan
LUAS
Max. 5.000
Jenis
tertentu
20 +(2x10)
5 + (2x5)
Tergantung
Penugasan
Max.1000
Tergantung
Penugasan
PP 55 Tahun 2010
RUANG LINGKUP:
A. Pembinaan pemerintah kepada pemerintah provinsi
dan pemerintah kabupaten/kota;
B. Pembinaan pemerintah, pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten/kota kepada pemegang IUP,
IPR, atau IUPK;
C. Pengawasan Pemerintah kepada pemerintah
provinsi, kabupaten/kota;
D. Pengawasan pemerintah, pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten/kota kepada pemegang IUP,
IPR, atau IUPK.
39
39
A.
B.
40
43
44
WILAYAH PERTAMBANGAN
&
IZIN USAHA
PERTAMBANGAN
Dilaksanakan
secara
WP TERDIRI ATAS
WUP
Satu WUP terdiri atas 1 (satu) atau beberapa WIUP yang berada pada lintas wilayah
provinsi, lintas wilayah kabupaten/kota, dan/atau dalam 1 (satu) wilayah
kabupaten/kota.
Luas dan batas WIUP mineral logam dan batubara ditetapkan oleh
Pemerintah
berkoordinasi dengan pemerintah daerah berdasarkan kriteria yang dimiliki oleh
Pemerintah.
Kriteria untuk menetapkan 1 (satu) atau beberapa WIUP dalam 1 (satu) WUP adalah
sebagai berikut:
letak geografis;
kaidah konservasi;
daya dukung lindungan lingkungan;
optimalisasi sumber daya mineral dan/atau batubara; dan
tingkat kepadatan penduduk
WPN
Untuk kepentingan
Perwakilan Rakyat
daerah menetapkan
tertentu dan daerah
dan lingkungan.
WPN yang ditetapkan untuk komoditas tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat diusahakan sebagian luas wilayahnya dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
WPN yang ditetapkan untuk konservasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan batasan waktu dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia.
Wilayah yang akan diusahakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
berubah statusnya menjadi WUPK.
WPR
PERTAMBANGAN BATUBARA
apabila
WIUP
berada
di
dalam
satu
wilayah
BADAN USAHA
KOPERASI;
PERSEORANGAN.
Nama perusahaan;
nama perusahaan;
luas wilayah;
Lokasi penambangan;
lokasi pengolahan dan pemurnian;
pengangkutan dan penjualan;
modal investasi;
jangka waktu berlakunya IUP;
jangka waktu tahap kegiatan;
penyelesaian masalah pertanahan;
lingkungan hidup termasuk reklamasi dan pascatambang;
dana jaminan reklamasi dan pascatambang;
perpanjangan IUP;
hak dan kewajiban pemegang IUP;
IUP
Diberikan untuk 1 jenis mineral atau batubara
Prioritas untuk jenis mineral lain jika akan diusahakan harus minta IUP baru
Jangka waktu IUP Eksplorasi:
Mineral logam
Mineral bukan logam
Mineral non logam jenis tertentu
Batuan
Batubara
- 8 tahun
- 3 tahun
- 7 tahun
- 3 tahun
- 7 tahun
Setiap pemegang IUP Eksplorasi dijamin untuk memperoleh IUP Operasi Produksi
sebagai kelanjutan kegiatan usaha pertambangannya.
IUP Operasi Produksi dapat diberikan kepada badan usaha, koperasi, atau perseorangan
atas hasil pelelangan WIUP mineral logam atau batubara yang telah mempunyai data
hasil kajian studi kelayakan
Pemegang IUP Eksplorasi mineral logam diberi WIUP dengan luas paling
sedikit 5.000 (lima ribu) hektare dan paling banyak 100.000 (seratus ribu)
ha.
Pada wilayah yang telah diberikan IUP Eksplorasi mineral logam dapat
diberikan IUP kepada pihak lain untuk mengusahakan mineral lain yang
keterdapatannya berbeda.
Pemberian IUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan setelah
mempertimbangkan pendapat dari pemegang IUP pertama.
Pemegang IUP Operasi Produksi mineral logam
diberi WIUP dengan luas paling banyak 25.000 (dua puluh lima ribu) ha
Pemegang IUP Eksplorasi mineral bukan logam diberi WIUP dengan luas
paling sedikit 500 (lima ratus) hektare dan paling banyak 25.000 (dua
puluh lima ribu) ha.
Pada wilayah yang telah diberikan IUP Eksplorasi mineral bukan logam
dapat diberikan IUP kepada pihak lain untuk mengusahakan mineral lain
yang keterdapatannya berbeda.
Pemberian IUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan setelah
mempertimbangkan pendapat dari pemegang IUP pertama.
Pemegang IUP Operasi Produksi mineral bukan logam diberi WIUP
dengan luas paling banyak 5.000 (lima ribu) ha.
Pemegang IUP Eksplorasi batuan diberi WIUP dengan luas paling sedikit 5
(lima) hektare dan paling banyak 5.000 (lima ribu) ha.
Pada wilayah yang telah diberikan IUP Eksplorasi batuan dapat diberikan
IUP kepada pihak lain untuk mengusahakan mineral lain yang
keterdapatannya berbeda.
Pemberian IUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan setelah
mempertimbangkan pendapat dari pemegang IUP pertama.
Pemegang IUP Operasi Produksi batuan diberi WIUP dengan luas paling
banyak 1.000 (seribu) ha.
IUP EKSPLORASI
MINERAL
PU
EXPL
FS
3 + (2X1)
1+(1)
2 + (2X1)
LOGAM
BATUBARA
BUKAN LOGAM
KONST
PROD
Max.
100.000
Min. 5.000
20 + (2x10)
Max. 25.000
Max. 50.000
Min. 5.000
20 + (2x10)
Max. 15.000
10 + (2x5)
Max. 25.000
Min. 500
Jenis
ttn
1
Jenis
tertentu
3 + (1X1)
Jenis
tertentu
1+(1)
Max. 5.000
Min. 5
3+(1x1)
Tergantung
Penugasan
BATUAN
RADIO AKTIF
LUAS
LUAS
Max. 5.000
Jenis tertentu
20 +(2x10)
5 + (2x5)
Tergantung
Penugasan
Max.1000
Tergantung
Penugasan
KESIMPULAN
WP
IUP
TERIMA KASIH..
COMPANY LOGO