Anda di halaman 1dari 16

IRIGASI SINUS

MAXILLARIS
Arrizky Firrar D. R. T.
201610401011062

Sinus Paranasalis

Muara sinus paranasalis

Muara sinus paranasalis

Fungsi Sinus Paranasalis

Sinus Maxillaris

Sinus paranasalis terbesar


Volume : saat lahir (6-8 ml), dewasa (15
ml)
Bentuk: piramid atau segitiga
Dinding:

Anterior fosa kanina (permukaan fasial


os. maksila)
Posterior permukaan infra-temporal
maksila
Medial dinding lateral rongga hidung
Superior dasar orbita

Sinusitis Maxillaris

Patofisiol
ogi

Dipengaruhi oleh:

Patensi ostium sinus maksilaris


Kelancaran clearance
mukosiliar dalam KOM
(kompleks ostio-meastal)

Klasifikasi

(konsesus, 2004)

Gejala Klinis

Hidung tersumbat
Hiposmia/anosmia
Nyeri atau rasa tekanan pada wajah
Post nasal drip (ingus purulen turun ke tenggorokan)
Terkadang tercium bau busuk
Gejala sistemik:

Demam
Lesu

Pemeriksaan

Rhinoskopi: sekret mukopurulen pd meatus medius atau


superior, mukosa edema & hiperemis,
Transiluminasi: Tampak gelap pd sinus

Pemeriksaan penunjang

Foto Xray posisi Waters : air fluid level


CT Scan

Tatalaksana
Tujuan: mempercepat penyembuhan, mencegah
komplikasi
Sinusitis akut:

Antibiotik :
I (Amoksisilin), jika (-) perbaikan Lini II (Amoksiclav
atau Cefalosporin gen II)
Pemberian10-14 hari meski gejala hilang.
Lini

Dekongestan (pseudoefedrin 1% tetes hidung),


Analgetik, Mukolitik.

Sinusitis kronik:

Penisilin 2-4 minggu atau klindamisin


Irigasi sinus maksila atau Poetz displacement theraphy.

Irigasi Sinus Maksila

Teknik : BSEF (bedah sinus endoskopi


fungsional)
Indikasi:

Sinusitis kronik yang tidak membaik setelah


terapi adekuat
Sinusitis kronik disertai kista atau kelaian
yang irreversible
Polip ekstensif
Komplikasi sinusitis
Sinusitis jamur

Persiapan Alat & Bahan

Trokar irigasi
Sinus
Spuit 25 cc
Kassa sprotjes
Lidocain 10%
Spray
Efedrine 2%
Bengkok
Cairan PZ

Irigasi sinus maksilaris

Informed consent mengenai tindakan yang dilakukan dan meminta


persetujuan pasien.
Persiapan:

Prosedur:

Pasien: posisi duduk dan memakai celemek.


Dokter: memakai handscoon dan celemek.
Anastesi pada meatus medius dan meatus inferior dg lidokain 10%.
Berikan efedrin 2% untuk memperbesar jalan dan mengecilkan konka
Masukkan trokar dibawah konka inferior, disebelah dinding antrum dengan arah 30
derajat agak ke atas.
Setelah dinding nasoantral ditembus, angkat trokar, biarkan kanul tetap diposisi.
Pasien membuka mulut dengan kepala menunduk sambil menahan nafas.
Letakkan bengkok di mulut pasien.
Lakukan irigasi perlahan lewat kanul sambil memperhatikan cairan yang keluar.
Jika sudah bersih lakukan penyemprotan dengan larutan povidin iodine yang
dilarutkan air.
Ambil kanul perlahan dan masukkan tampon kasa untuk menghentikan
pendarahan
Perhatikan komplikasi tindakan

Kontrol 3 hari untuk melihat hasil terapi.

Anda mungkin juga menyukai