Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN

GAGAL JANTUNG

EKO DIAN HADI S

PENDAHULUAN

Penyakit KV penyebab utama


kematian diseluruh dunia
30% kematian diseluruh dunia oleh
karena penyakit KV
40% terjadi dinegara maju
28% terjadi dinegara berkembang
Gagal jantung adalah salah satu
manifestasi penyakit KV yang paling
banyak menyebabkan kematian
Ada sekitar 23 juta orang menderita
gagal jantung

Di Indonesia data secara nasional ttg


gagal jantung masih belum ada
Riset Kesehatan Dasar 2007 ;
penyakit jantung masih merupakan
penyebab kematian tertinggi di RS
Indonesia
RS Cipto Jakarta tahun 2006 di irja
dan irna didapatkan 3,23% kasus
gagal jantung dari total 11.711
penderita

definisi
Tahun 1980, Dr. Braunwald :
patofisologi kelainan fungsi jantung
yang bertanggungjawab atas
kegagalan jantung untuk
memompakan darah dalam jumlah
memadai untuk mencukupi
kebutuhan metabolisme jaringan

Menurut WHO : sindroma yang


ditandai sesak napas dan kelelahan
yang berhubungan dengan penyakit
jantung (Dep Kardiologi dan
Vaskuler, Unair, 2013)
ESC : sindroma dengan gejala khas
berupa sesak napas, edema tungkai,
fatique dan tanda khas peningkatan
tekanan VJ, ronkhi paru dan
pergeseran apeks (McMurry et
all,2012)

Ada beberapa istilah gagal jantung:

Gagal jantung kiri; sindroma klinis ditandai kongesti paru karena


ventrikel kiri tidak mampu memompakan darah yang datang dari
paru, peningkatan tekanan sirkulasi paru menyebabkan cairan
terdorong ke jaringan paru (Fuster, 2011)
Gagal jantung kanan; sindroma klinis ditandai kongesti jaringan
adanya edema perifer, asites, peningkatan JVP, ditandai
penurunan fungsi sistolik RV (RV dilatasi dan TR)
Gagal jantung kongestif; gabungan dari kedua gambaran tersebut

KLASIFIKASI NYHA (McMurray et all, 2012)


kelas

definisi

istilah

Tidak ada pembatasan fisik. Aktifitas fisik


biasanya tidak menimbulkan rasa capek,
sesak atau nyeri angina

Disfungsi kiri asimtomatik

II

Pembatasan ringan terhadap aktivitas.


Aktivitas fisik bisa menimbulkan gejala
ringan

Gagal jantung ringan

III

Pembatasan berat terhadap aktivitas.


Pada saat keadaan istirahat terasa
nyaman, namun aktifitas fisik yang ringan
menimbulkan gejala (sedang)

Gagal jantung sedang

IV

Tidak dapat melakukan aktivitas tanpa


menimbulkan rasa tidak nyaman. Timbul
gejala ketika istirahat (berat)

Gagal jantung berat

Klasifikasi Komplikasi Gagal Jantung pada IMA


(Kelas Killip), (Lip et all, 2000)
Kelas Killip
I
II
III
IV

Gambaran Klinis
Tidak ada tanda disfungsi ventrikel
kiri atau gagal jantung
Kriteria diagnostik termasuk ronki,
S3 gallop, HT vena pulmonal
Dengan atau tanpa disertai kongesti
Gagal jantung berat, edama paru
Syok kardiogenik

Hospital
Mortality (%)
6
30
40
80-90

Insidens gagal jantung menurut populasi


Framingham ( Stephen G.Ball et all, 1996)
180
160
140
120
100

Column1
pria

80
60
40
20
0
45-54

55-64

65-74

75-84

85-94

etiologi gagal jantung di Inggris (Stephen G Ball et all,1996)


60

19

10

8
5

penyakit jantung iskemik

kardiomiopati

katup

hipertensi

lain-lain

Sebab-sebab gagal jantung


Kelainan mekanis

Kelainan miokardium

Gangguan irama

Peningkatan beban
tekanan:
Sentral (Stenosis Ao)
HT sistemik
Peningkatan beban vol:
Regurgitasi katub
Beban awal
meningkat
Obstruksi pengisian
ventrikel
MS atau trikuspid
Tamponade ventrikel
Restriksi endokardium
dan miokardium
Aneurisma ventrikuler
Dis-sinergis ventrikel

Primer:
Kardiomiopati
Gg neuromuskuler
miokarditis
Metabolik (DM)
Keracunan (alkohol,
kobalt)

1. Henti jantung
2. VF
3. Taki/bradikardia
ektrim
4. Asinkronik listrik dan
gg konduksi

Sekunder:
Iskemia
Gg metabolik
Inflamasi
Penyakit infiltrasi
Peny. Sistemik
PPOK
Obat depresan miokard

FAKTOR RESIKO GAGAL


JANTUNG
PJK
- Setelah 7- 8 tahun pasca infark lebih
dari 1/3 pasien akan mengalami
gagal jantung, terutama oleh karena
disfungsi ventrikel kiri
- Faktor resiko penyakit PJK juga
merupakan faktor resiko gagal
jantung

Hipertensi
- HT berkontribusi terjadinya gagal
jantung oleh karena prevalensinya
lebih banyak daripada infark miokard
- Data Framingham Study 75% insiden
gagal jantung disebabkan oleh HT
- Wanita lebih beresiko 3 x lebih besar
daripada laki laki yang hanya 2 x
beresiko terjadinya gagal jantung

DM
- Wanita DM 5 x lebih besar dari pria
DM 2x resiko terjadinya gagal
jantung
- DM ekuivalen dengan terjadinya PJK
- Angka harapan hidup penderita
gagal jantung akan memburuk jika
disertai dengan DM

Gejala klinis
Gejala Mayor
Dyspnea
Orthopnea
PND
Edema tungkai
Edema paru
Fatique
Exercise intolerance
cachexia

Gejala Minor
Penurunan BB
Batuk
Nocturia
Palpitasi
Sianosis perifer
depresi

Tanda-tanda Gagal jantung


Tanda Mayor

Tanda Minor

Takikardia
Peningkatan JVP
Refluks hepatojugular (+)
Pulmonary rales
Takipnea
S3
Hepatomegali
Edema tungkai
Asites
Efusi pleura

MR
Kardiomegali
Splenomegali
Hipotensi
Pulsus alternans
Extrasistole
AF
Penurunan BB

Pengkajian keperawatan
Anamnesis
keluhan utama: dispnea, kelemahan
fisik,edema sitemik
RPS: kronologis keluhan utama
(DNP, orthopnoe, batuk, dispnoe,
aktivitas terganggu dll)
RPD: RPK, R. pekerjaan dan habit,
psikososial

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum
B1
B2
B3
B4
B5
B6

Pemeriksaan Diagnostik
EKG
Echokardiografi
X-ray
DL, biomaker BNP (Brain Natriuretic
Peptide), ANP (Atrial Natriuretic
Peptide)
elektrolit,
RFT

Pemeriksaan Echocardiografi

Skematik Pemeriksaan Echo

Gambaran Echocardiografi Abnormal


Mode scheet

Abnomality

Clinical implication

LV ejection fraction

Reduced <50%

LV global systolic
dysfunction

LV fractional
shorthening

Reduced <25%

LV radial systolic
dysfunction

LV end-diastolic

Incrassed (diameter
60mm/>32 mm/m2,
vol >97 ml/m3)

Volume overload HF

LV end-sistolic

Incraessed (diameter
> 45 mm/>25
mm/mm2, volume
>43 ml/m3

Volume overload HF

LV outflow tract
velocity time integral

Reduced <15 cm

Reduced LV stroke
volume

LV regional function

Hypokinetic,
akinetic,dyskinetic

MI/ishemia,
Cardiomiophaty,
myiocarditis

Parameter related to
systolic function

Penatalaksanaan Medis

Oksigen
V.dilator/nitrat
Diuretika
Digitalis
Inotropik positif
Sedatifa
diet

Diagnosa keperawatan
Aktual/resiko tinggi penurunan curah
jantung b/d penurunan kontraktilitas
ventrikel kiri
Aktual/resiko tinggi pola napas tidak
efektif b/d perembesan cairan,
kongesti paru sekunder

Aktual/resiko tinggi penurunan curah


jantung b/d penurunan kontraktilitas
ventrikel kiri
TUJUAN: setelah 3 x 24 jam
penurunan curah jantung teratasi
KH : klien melaporkan penurunan
episode dispnea, TD dbn, tidak
terjadi aritmia

Kaji dan laporkan tanda penurunan


curah jantung
Catat bunyi jantung
Palpasi nadi perifer
Awasi adanya pengeluaran urine,
catat jumlah dan kepekatan urine
Istirahatkan klien tirah baring optiml
Atur posisi tirah baring semifowler
atau duduk di kursi

Berikan oksigen tambahan dengan nasal


kanul/sesuai dengan indikasi
Hindari manuver dinamik seperti
berjongkok sewaktu melakukan BAB dan
mengepal ngepalkan tangan
Kolaborasi pemberian obat
diuretika
spironolaktone
Captopril
Digitalis
Inotropik positif

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai