Anda di halaman 1dari 35

RESUSITASI JANTUNG

PARU
Didi Rahmadi
2004730020

RJP

usaha mengembalikan fungsi


pernafasan, sirkulasi dan penanganan
akibat henti nafas (respiratory arrest)
dan henti jantung (cardiac arrest) di
mana fungsi tersebut gagal total oleh
suatu sebab yang datang tiba-tiba,dan
yang memungkinkan untuk hidup normal
selanjutnya bila kedua fungsi tersebut
bekerja kembali.

3 Fase RJP
Fase I : bantuan hidup dasar
Untuk Oksigenasi Darurat

Airway Control
Breathing support
Circulation Support

Fase II : bantuan hidup lanjut


Untuk memulai lagi sirkulasi spontan

Drugs and fluid


Elektrocardiography
Fibrilation Treatment

Fase III : pengelolaan pasca resusitasi


Untuk pengelolaan intensif pasca
resusitasi

Gauging
Human mentation
Intensive Care

Bantuan hidup dasar

Indikasi

Henti Nafas
Henti jantung

Airway control

Merupakan pembebasan jalan napas dan


menjaga agar jalan napas tetap
terbuka .

Letakkan pasien pada posisi telentang


Menentuakan ada tidaknya pernapasan : look,
listen, feel.
Lakukan manuver triple airway ekstensi
kepala , mendorong kedepan, membuka mulut)

Head tilt : leher ekstensi dgn 1 tangan


chin lift manuver : dagu ditarik kedepan
Jaw thrust manuver.: menarik rahang bawah dan
mendorong ke atas

Bila rongga mulut ada cairan, lendir atau benda


asing bersihkan dahulu sebelum memberikan
napas buatan.

Look, listen, Feel

Jaw thrust manuver

Head tilt

chinlift

Breathing Support

Merupakan usaha ventilasi buatan dan


oksigenasi secara intermiten.
tekniknya dengan menggunakan udara
atau dengan tambahan oksigen , mulut
ke mulut, mulut ke hidung atau mulut ke
sungkup muka/laring, mulut ke stoma,
mulut ke pipa trakea, laryngeal mask
airway, atau dari bag ke sungkup muka,
sungkup laring, pipa trakea,atau
menggunakan ventilator.

Mouth to mask

Bag-mask-ventilation

Laryngeal mask airway


(LMA)

Ventilasi buatan

Posisi pasien telentang, ekstensi kepala


Tarik napas , tiupkan dgn napas biasa pd org
dewasa & perlahan-lahan pd anak. Perhatikan
pengembangan dada.
Bila dada mengembang tiupan dihentikan, lepas
mulut penolong dari pasien, biarkan pasien
bernapas pasif.
Perhatikan apakah denyut nadi teraba. Suara
jantung terdengar dgn steteskop.
Bila nadi teraba ventilasi diteruskan, bila tdk
teraba lakukan pijatan jantung.

Circulation support

tindakan resusitasi jantung untuk


mempertahankan sirkulasi darah dgn
cara mimijat jantung kemampuan
hidup sel-sel saraf otak dapat
dipertahankan.
Pasien ditidurkan terlentang pd alat
keras.
Sebelum kompresi jantung lakukan
pukulan pd tulang dada untuk
merangsang jantung berdenyut.

Tehnik kompresi jantung

Letakkan kedua tangan diatas permukaan


dinding dada pd bagian ujung sternum.
Beri tekanan berarah ventrikel kebawah
3-5 cm dgn tekanan 30-50 kg. gerakan
1x/detik.
Penekanan detik, kemudian lepas dgn
cpt & tunggu dtk lagi.
Kompresi harus teratur, halus dan tidak
terputus-putus.

kompresi harus dibarengi ventilasi


buatan, 30 x kompresi diiringi 2 x napas
buatan.
Selama kompresi jantung dilakukan
pemeriksaan denyut nadi arteri karotis
dan pupil secara berkala.

Pertolongan lanjut

Tujuan untuk mengembalikan sirkulasi


spontan dan stabilitas sistem
kardiovaskuler yaitu dgn pemberian
cairan dan obat-obat.

Drugs

untuk mengatasi hipotensi diberikan


dopamin 200 mg dilarutkan dlm 250-500
ml garam fisiologis. Metaraminol
(aremine) 100 mg atau levartenol 8 mg
dimasukkan dlm botol infus.
untuk mengatasi asidosis metabolik
diberikan na-bikarbonat dosis awal 1
mEq/kg bb i.v

elektrokardiography

Untuk melihat apakah pasien mengalami


suatu fibrilasi ventrikel, asistol, dimana
pengobatannya berbeda.

Fibrillation treatment

Paddle 1 ditempatkan di bawah klavikula


kanan dekat tulang dada atas, paddle 2
di iga ke lima antara garis midklavikular
kiri dan garis aksilar depan kiri.
Difibrilasi luar : arus serah :

Dewasa :100-360 joule (wsec)


Anak : 100-200 Wsec
Bayi
: 50-100 Wsec

Bantuan jangka panjang

Tindakan perawatan pasca resusitasi


sampai pasien sadar kembali atau
pertolongan dihentikan setelah kematian
serebral.

Gauging

Pengukuran dan pemeriksaan untuk


monitoring penderita secara terus
menerus, dinilai, dicari penyebabnya
dan kemudian mengobatinya

Human mentention

Merupakan tindakan resusitasi lanjut dari


otak dan sistem saraf untuk mencegah
terjadinya kelainan neurologik yg
menetap.

Intensive Care

Perwatan jangka panjang dengan


mempertahankan homestasis
ekstrakranial dan homeostasis
intrakranial agar fungsi pernapasan,
kardiovaskuler, metabolik, fungsi ginjal
dan hati menjadi optimal.

Daftar Pustaka

Sudayo, Aru W Dkk. Ilmu Penyakit


Dalam, Jilid I Edisi 2, Departemen
Penyakit Dalam FK UI, Jakarta Juni 2006.
Latief, Sai Dkk. Petunjuk Praktis
Anastesiologi Edisi Kedua. FK UI, Jakarta
2007.
Staff Pengajar Bagian Anatesiologi
Anastesiologi Fkui : Jakarta, 1989.
Modul Pbl & Manual Csl Sistem Emergency
And Traumatolgi. FK UMJ Jakarta : 2003
Modul Kuliah Emergency FK UMJ. Airway
Problem And Airway Management.
Jakarta : 2003

Anda mungkin juga menyukai