Anda di halaman 1dari 39

DASAR

PERSEDIAAN

DEFINISI

JENIS

ABC
POSITIONING MODEL

Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami konsep

persediaan sebagai dasar dalam membuat


perencanaan material

Apa itu Persediaan?


Persediaan

(inventory) atau
stok
adalah
sumber
daya
material yang dapat berbentuk
bahan
mentah,
komponen,
barang setengah jadi dan
barang jadi yang terdapat pada
sejumlah
titik
sepanjang
saluran produksi perusahaan.
Perusahaan besar bisa memiliki
lebih dari 100.000 item yang
berbeda dalam persediaan

Mengapa Menyimpan
Persediaan?
Pada dasarnya ada beberapa alasan mengapa perlu untuk

menyimpan persediaan, yaitu :


1. Mengantisipasi terhadap ketidakpastian (uncertainties).

Ketidakpastian ini meliputi:


.Ketidakpastian permintaan (demand)
Dalam hal ini untuk melindungi perusahaan dari
perubahan permintaan konsumen yang tidak diduga.
.Ketidakpastian suplai
Ketidakpastian ini bisa meliputi jumlah dan kualitas
suplai, waktu pengiriman (lead time), variabilitas dalam
produksi, biaya pemasok.
.Sebagai penyangga (buffer) untuk mengurangi efek dari
kejadian-kejadian yang tidak diinginkan
4

2. Meningkatkan pelayanan pelanggan

Dengan makin tingginya ketersediaan produk maka


pelayanan terhadap pelanggan dapat ditingkatkan.
Mengurangi biaya/ingin memperoleh manfaat
ditawarkan dari konsep skala ekonomi.

3.

a.

b.

yang

Pencapaian skala ekonomi produksi


Biaya setup yang besar mendorong perusahaan untuk
menggunakan ukuran produksi yang besar, secara ekonomis hal
ini memungkinkan amortisasi biaya setup pada sejumlah besar
unit produksi.
Penghematan dari sisi pembelian dan transportasi.
Trade-off antara ongkos simpan dan ongkos pesan. Skala
ekonomis yang ditawarkan fungsi transportasi yang menganjurkan
perusahaan untuk mengirimkan item dalam jumlah yang banyak,
dan oleh karena itu banyak persediaan yang tersimpan.
5

Jenis Persediaan
PRODUCTION SYSTEM
Production floor
Supplier

Finished
product

Raw
material

purchase
order

Work-in-process
material
order
ALIRAN MATERIAL

manufactuirng
order

Customer

Customer
order

ALIRAN INFORMASI

Jenis Persediaan
Berdasarkan bentuknya:

Bahan baku (Raw material)

Merupakan input awal dari proses transformasi menjadi produk


jadi, yaitu berupa sumber -sumber daya yang dibutuhkan
dalam produksi atau kegiatan pemrosesan.
Komponen (Components)
Komponen berhubungan dengan item-item yang belum selesai
dirangkai dalam produksi, kadang diacu sebagai sub assembly.
7

Barang setengah jadi (Work In Process / WIP))

Merupakan bentuk peralihan sementara dari bahan


baku. WIP adalah persediaan baik yang menunggu
dalam sistem untuk pemrosesan atau sedang
diproses. Persediaan WIP dapat meliputi persediaan
komponen ataupun sejumlah persedian bahan baku.
Barang jadi (Finished Goods)
Merupakan hasil akhir proses transformasi yang siap
dipasarkan. Selama produksi, sejumlah nilai
ditambahkan pada tiap tingkat operasi manufaktur,
dan diakhiri dengan produk jadi.

Berdasarkan sifat ketergantungan kebutuhan

antara satu item dengan item lainnya :


Independent demand item

Merupakan item-item yang kebutuhannya tidak


tergantung pada kebutuhan item lain.
Dependent demand item
Merupakan item-item yang kebutuhannya
tergantung pada kebutuhan item lain.
Ketergantungan permintaan ini biasanya
diwujudkan dalam bentuk struktur produk (Bill
of Materials).

Berdasarkan fungsinya, ada empat jenis yaitu :


Pipeline/ in-transit inventory
Persediaan ini muncul karena adanya lead time
pengiriman dari satu tempat ke tempat lain. Persediaan
jenis ini bisa dikurangi dengan mempercepat proses
pengiriman.
Cycle stock
Merupakan persediaan akibat motif memenuhi skala
ekonomi. Persediaan ini punya siklus tertentu. Pada saat
pengiriman jumlahnya banyak, kemudian sedikit demi
sedikit berkurang akibat dipakai atau dijual sampai
akhirnya habis atau hampir habis, kemudian mulai
dengan siklus baru lagi.
10

Safety stock

Merupakan stok pengaman yang fungsinya adalah sebagai


perlindungan terhadap ketidakpastian permintaan maupun
pasokan. Perusahaan biasanya menyimpan lebih banyak dari
perkiraan kebutuhan selama suatu periode tertentu supaya
kebutuhan yang lebih banyak bisa dipenuhi tanpa harus
menunggu. Besar kecilnya persediaan pengaman terkait dengan
biaya persediaan dan service level.
Anticipation stock
Merupakan stok yang dibutuhkan sebagai antisipasi kenaikan
permintaan akibat sifat musiman dari permintaan atas suatu
produk. Walaupun stok jenis ini pada hakekatnya mengantisipasi
permintaan yang tidak pasti, namun adanya kenaikan dalam
jumlah yang significant dapat diprediksi (bukan sekedar pola
acak).
11

Berapa banyak inventori yang


disimpan?
Laju input pasokan

Model tangki air


dari inventory

Inventory
Input
process

Laju output permintaan


Output
process

Inventory

Menjaga inventory (air dalam tangki) rendah,


dengan:
Menjaga kontak antara orang yang mengendalikan
pipa input dengan orang yang mengendalikan pipa
output...

12

Ongkos akibat ketidakcukupan persediaan

Kehilangan penjualan akibat delay dalam supply


Kehilangan kepercayaan dan penundaan pembayaran
dari pelanggan jika order tidak dikirimkan penuh
Ongkos transport yang lebih tinggi untuk memenuhi
pesananan yang dipercepat
Gangguan pada proses produksi
Inefiesiensi penjadwalan produksi
Pembelian volume kecil pada harga tinggi untuk
memenuhi shortage

13

Kerugian Adanya
Persediaan
Biaya yang lebih tinggi
Item cost (ongkos dari pembelian item)
Ordering cost (ongkos pesan)

Biaya kertas kerja, upah sekretaris, pemrosesan order

Holding cost (ongkos simpan)


Sewa gudang, asuransi, kapital tertahan

Kesulitan pengendalian
Menyembunyikan problem produksi

14

Ongkos Inventory
(konkrit)
Ongkos simpan

Ongkos untuk menyimpan per unit per perioda


Bisa terdiri dari : (1) opportunity cost, (2) storage & space charges,

(3) taxes & insurance, and (4) cost of obsolence.

Ongkos pesan
Ongkos memesan per sekali pesan
Bisa terdiri dari : (1) preparing & placing orders, (2) handling &

shipment, (3) machine setup cost , (4) inspection cost of received


orders.

Ongkos kekurangan persediaan


Kerugian sementara atau permanen akibat demand tidak bisa

dipenuhi
2 jenis : shortage / unit dan shortage / unit / period

15

Kategori Perusahaan
TYPE ORGANISASI

KARAKTER

CONTOH

A. RETAIL SYSTEMS

berhub langsung dengan konsumen

1. SALE OF GOOD

menjual barang

komputer

2. SALE OF SERVICE

menjual jasa

rs, pt

B. DISTRIBUTION SYSTEMS

membeli dlm jml besar u distribusi ke retail

distributor pupuk,dll

C. MANUFACT. SYSTEM

memproduksi barang dr RM mjd FG

1. SPECIAL PROJECT

wkt dan jml terbatas dan tertentu sesuai


kontrak

2. INTERMITTENT PROCESS

low-volume, batch, aliran kerja dikontrol


work order

3. CONTINUOUS PROCESS

volume tinggi, urutan stasiun kerja tertentu

A. PROCESS INDUSTRIES

gas, bedak, kimia, obat

B. REPETITIVE MFG

mobil, elektronik, oven, mesin cuci, AC

jembatan, satelit, pesawat

Kategori Organisasi VS Tipe


Inventory
TYPE ORGANISASI

SUP RM

WIP

FG

A. RETAIL SYSTEMS
1. SALE OF GOOD

2. SALE OF SERVICE

B. DISTRIBUTION SYSTEMS

*
*

C. MANUFACTURING SYSTEM
1. SPECIAL PROJECT

2. INTERMITTENT PROCESS

3. CONTINUOUS PROCESS

A. PROCESS INDUSTRIES
B. REPETITIVE MFG

Fungsi Inventory
Keberadaan inventori disebabkan karena kondisi
supply dan demand tidak berada pada tingkat
yang sama.
Berdasar alasan tersebut, fungsi inventori terbagi
menjadi 4 faktor fungsi :
- time,
- discontinuity,
- uncertainty, dan
- economy

Fungsi Inventory
1. Faktor waktu

waktu meliputi proses produksi dan distribusi


yang panjang yang dibutuhkan sebelum barang
sampai kepada konsumen terakhir. Waktu
dibutuhkan untuk mengembangkan jadwal
produksi, menyiapkan raw material, menyimpan
RM (transit time), menyimpan FG (Transit Time)
Perusahaan harus berusaha mereduksi leadtime.

Fungsi Inventory
Faktor Diskontinu

Melakukan treatmen terhadap variasi operasi


dependent (retailing, distribution, warehousing,
manufacturing, dan purchasing). RM mengisolasi
suplier dari dari user, WIP mengisolasi
departemen produksi dr yang lain, FG mengisolasi
konsumen dari produsen. Faktor diskontinu
menjadikan perusahaan dapat membuat jadwal
sesuai tingkat performansi yang diinginkan

Fungsi Inventory
Faktor Ketidakpastian

Faktor ketidakpastian meliputi estimasi demand,


breakdown peralatan, shipping delay, atau cuaca.
Dengan persediaan, perusahaan dapat membuat
antisipasi
Faktor Ekonomi
Perusahaan bisa mengambil keuntungan dari
alternatif reduksi biaya. Membeli atau menjual
dlm jml yg ekonomis, dll

KLASIFIKASI PERMASALAHAN
INVENTORI
1. REPETITIVENESS

a. Single order
b. Repeat Order
2. SUPPLY SOURCE
a. Outside Order
b. Inside Order,
3. KNOWLEDGE OF LEADTIME
a. Constant Leadtime
b. Variable Leadtime

KLASIFIKASI PERMASALAHAN
INVENTORI
4. KNOWLEDGE OF DEMAND
a. 1. Constant Demand
2. Variable Demand
b. 1. Independent Demand
2. Dependent Demand
5. INVENTORY SYSTEM
a. Perpetual/pd posisi reorder point
b. Periode
c. Material Requirement Planning
d. Distribution Requirement Planning
e. Single Order Quantity

Repetitiveness, keputusan inventori yang merefer

pada frekuensi order. Single order ketika order


tidak berulang. Contoh, pada konstruksi. Repeat
order merupakan order yang akan berulang dan
berulang lagi. Contoh, barang-barang
supermarket
Inside order pada perusahaan yang memproduksi
sendiri barangnya. Sedang Outside order pada
perusahaan yang memesan pada pihak luar.

Elemen Inventory :
1. DEMAND, unit yang akan diambil dari inventori

Dikategorikan menurut size (konstan/variable),


rate dan pattern. Ketika ukuran diketahui dan
konstan mrefer pada model deterministik. Jika
tidak diketahui merefer pada probabilistik.
2. REPLENISHMENT, unit yang ditaruh menjadi
persediaan
3. COST, biaya yang muncul dalam memelihara
persediaan
4. CONSTRAINT, keterbatasan manajemen dalam
mengelola demand, replenishment dan biaya

Definitions of Service Level

Percentage of requisitions / orders


satisfied at first request
Percentage of items on requisitions /orders
satisfied at first request
Percentage of times that requirements
are in stock
Percentage of satisfied replenishment
periods
Service level performance is directly
related to the level of safety stock
26

Increases in service level


resulting from increases in safety stock
100%
90%

Service level

80%
70%
60%
50%

Re-order
level

Safety
stock

Service
level

Incremental
increase in
safety stock

Incremental
increase in
service level

40%

500

50%

525

25

70%

25

25%

575

75

85%

50

15%

625

125

95%

50

10%

675

175

100%

50

5%

30%
20%
10%
0%

0
ITC

25

75

Safety stock

125

175
M11:U4:4.2-

27
6

Safety stock vs. service level


100%
90%

Service level

80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

25

75

Safety stock

125

175

28

Sistem Klasifikasi ABC


Kebanyakan perusahaan mempunyai ribuan

jenis inventory
20% dari jumlah item memiliki nilai 80% dari

total nilai inventory

A
Inventory yang mahal harus dikendalikan
dengan ketat

C
B
29

Paretos 80/20 rule


100%

80%
Vilfredo Pareto

Cumulative
annual
purchase
expenditure

20%

100%

No.of purchased items

30

Contoh Klasifikasi ABC


Percentage of items

Percentage of dollar
value

A items

10 percent

50 percent

B items

30 percent

40 percent

C items

60 percent

10 percent

31

Contoh(1)
Sebuah perusahaan memiliki 10 jenis

persediaan dan menetapkan kelas A sebesar


20%, kelas B sebesar 30% dan kelas C
sebesar 50%. Informasi lain diketahui sebagai
berikut:

32

Contoh(2)
Item
G-1
G-2
G-3
M-1
M-2
M-3
M-4
P-1
P-2
P-3

Pemakaian
per tahun (unit)
40.000
195.000
4.000
100.000
2.000
240.000
16.000
80.000
10.000
5.000

Harga (Rp
per unit)
0,07
0,11
0,10
0,05
0,14
0,07
0,08
0,06
0,07
0,09

33

Contoh(3)
Item
G-2
M-3
M-1
P-1
G-1
M-4
P-2
P-3
G-3
M-2

Nilai
Nilai Kumulatif Kelas
per tahun (Rp) (Rp)
21.450
21.450
A
16.800
38.250
A
5.000
43.250
B
4.800
48.050
B
2.800
50.850
B
1.280
52.130
C
700
52.830
C
450
53.280
C
400
53.680
C
280
53.960
C

34

The Supply Positioning Model


H

Item
9

M
Impact/
supply
risk rating

Item
7

N
N

Item
2

Item
1

Item
4
L

Impact &
supply
risk (N) =
Negligible

Item
6

Item
12

Item
11

Item
5

Item
10

Item
8

Item
3

80% of items = 20% of value20% of items = 80% of value


C

$ Expenditure

The Supply Positioning Model: approaches to managing stock


H

M
Impact/
supply
risk rating
L

Bottleneck

Critical

Highest level of safety stock

Relatively low safety stock

Short review interval

Shortest review interval

High degree of monitoring &


control

Highest degree of monitoring &


control

Leverage

Routine
High level of safety stock

Lowest safety stock

Longest review interval

Short review interval

Lowest degree of monitoring &


control

High degree of monitoring &


control

80% of items = 20% of value20% of items = 80% of value


C

$ Expenditure

The Supply Positioning Model: visualising the approaches


H

Critical

Bottleneck
Level of
safety
stock

M
Impact/
supply
risk rating

Degree of
monitoring
& control

Length of
the review
interval

Leverage

Routine
N

80% of items = 20% of value20% of items = 80% of value


C

$ Expenditure

Action Point

4.3-5

The Supply Positioning Model in your companys


warehouse
Take the five items in your companys inventory that you
selected for the previous Action Point with the impact /
supply risk rating and ABC category that you gave to it.
Now state in the table below, what you think you should
do in the case of each item in terms of the four inventory
management issues that we have been considering.
Item
1.
2.
2.
4.
5.

ABC
category

Level of
stock

Degree of
monitoring

Review
interval

Referensi
Bedworth, Integrated Production Control Systems, John

Wiley & Son, 1987


Kholid Sheikh, MRP II, Mc Graw Hill,2002
Umble, M & Srikanth LM, Synchronous Manufacturing,
Spectrum Publishing Co, Inc, 1996
Schenederjaans, Just In Time Management
Teory of Constrain, Goldrat
Shop Floor Control
Elsayed, Analysis & Control Production Systems, PHI, 1994
Fogarty, P & IM, 1991
Narasimhan, PPIC, 1985
Oden, Handbool of M&CRP, 1993

Anda mungkin juga menyukai