Anda di halaman 1dari 19

BLEACHING

DAN
DEODORANISASI
POK
M
O
KEL

Ahmad Ainun Najib


(1307114505)
Annisa Rahmat
(1207134762)
Gema Kesa Luckita
(1307113288)
Yanny Sartika
(1307123079)

Pengilangan Minyak Nabati


Proses Bleaching dan Deodorizing

Bleaching
Pemucatan (bleaching) adalah
suatu tahap proses pemurnian
untuk menghilangkan zat-zat
warna yang tidak disukai dalam
minyak.

Skema Bleaching

Proses Bleaching
Metode fisika
Tidak terjadi reaksi antara adsorben dan minyak
Banyak minyak yang hilang.

Metode kimia
Sedikit minyak yang hilang.
Sering terjadi reaksi antara minyak dan zat kimia

Pemucatan secara Fisika


Penggunaan Adsorben
Minyak yang akan dipucatkan dipanaskan pada
suhu sekitar 105oC, selama 1 jam. Penambahan
adsorben dilakukan pada saat minyak mencapai
suhu 70-80oC, dan jumlah adsorben kurang lebih
sebanyak 1,0-1,5 % dari berat minyak.
Selanjutnya minyak dipisahkan dari adsorben
dengan cara penyaringan menggunakan kain tebal
atau dengan cara pengepresan dengan filter press.

Adsorben
Adsorben yang digunakan dalam proses
pemucatan antara lain
..- Bleaching Clay (bleaching earth)
..- Arang (Bleaching Carbon)
..- Arang Aktif (Activated Carbon)

Bleaching Clay (bleaching earth)


Berupa tanah liat yang mengandung senyawa SiO 2,
Al2O3, Fe2O3, MgO, CaO

Arang (Bleaching Carbon)


Menggunakan arang sebagai absorben

Arang Aktif (Activated Carbon)


Mengaktifkan sisi lain (pori-pori) arang sebagai

absorben

Ekstraksi Minyak dalam Adsorben


Cara sederhana untuk mengekstraksi minyak
yang tertinggal dalam adsorben ialah
mencampurkan adsorben dengan bahan yang
akan diekstraksi minyaknya.
..- Pemisahan minyak dengan menggunakan
Surface Active Agent
..- Ekstraksi dengan Pelarut Organik

Pemucatan secara Fisika


Pemucatan dengan Pemanasan
Pemanasan minyak dalam ruangan vakum pada
suhu yang relatif tinggi, mempunyai pengaruh
pemucatan. Cara ini kurang efektif terhadap
minyak yang mengandung pigmen klorofil.
Sebelum dilakukan pemanasan, sebaiknya
minyak terlebih dahulu dibebaskan dari ion
logam terutama ion besi, sabun, (soap stock) dan
hasil-hasil oksidasi seperti peroksida, karena
pemanasan terhadap bahan-bahan tersebut
merupakan katalisator dalam proses oksidasi.

Pemucatan secara Kimia


Pemucatan dengan Cara Oksidasi
Suatu teknik pemucatan yang dilakukan dengan
menghilangkan zat warna secara oksidasi. Dimana
bahan kimia yang digunakan terdiri atas peroksida,
ozon,klorin dan klorin dioksida.
Dalam Pemucatan ini konsentrasi peroksida yang
digunakan biasanya 30-40 %. Selain itu karena
menggunakan peroksida pada hasil sampingnya
didapat senyawa hidrogen peroksida. Hidrogen
peroksida dapat berekasi dengan ion logam. Sehingga
wadah yang digunakan harus dilapisi email,
aluminium ataupun stainless stell.

Pemucatan secara Kimia


Pemucatan dengan Dikromat dan Asam
Suatu teknik pemucatan yang dilakukan untuk
menghilangkan zat warna dengan menggunakan
bahan kimia berupa dikromat dan asam. Dimana
bahan kimia yang digunakan terdiri atas natrium
dikromat, kalium dikromat, dan HCl.
Na2Cr2O7 + 4 H2SO4 NaSO4 + Cr2(SO4)3 + 4H2O + 3O
Atau
Na2Cr2O7 + 8HCl 2 NaCl + 2CrCl3 + 4 H2O + 3O
3 O + 6 HCl 3 H2O + 3 Cl2

Pemucatan secara Kimia


Pemucatan dengan Cara Reduksi
Pemucatan dengan cara reduksi kurang efektif karena
warna yang hilang dapat timbul kembali jika minyak
tersebut terkena udara.
Bahan kimia yang dapat mereduksi zat warna terdiri
dari garam-garam natrium bisulfit atau natrium
hidrosulfit yang dikenal dengan nama blankite.
Pemakaian zat pereduksi ini biasanya dicampur dengan
bahan kimia lain dengan perbandingan tertentu.
Sebagai contoh ialah penggunaan campuran larutan
natrium bisulfit 1,0 - 1,5 % dan larutan asam sulfat.
Cara pemucatan ini umumnya dilakukan terhadap
minyak yang digunakan untuk pembuatan sabun.

Terimakasih

Deodorisasi
Deodorisasi adalah suatu tahap proses
pemurnian minyak dan lemak yang
bertujuan untuk menghilangkan bau
dan rasa (flavour) yang tidak disukai
konsumen menggunakan cara destilasi
dengan suatu aliran uap pada tekanan
vakum serta suhu yang semakin tinggi
(150C -250C).

Deodorisasi dilakukan dalam alat yang bernama


deodorizer. Pada alat ini minyak diberi
perlakuan vakum dan suhu ditingkatkan disertai
pengadukan dan pengaliran gas.
Kondisi vakum menyebabkan komponen volatil
menguap dan juga berperan mengurangi
oksidasi minyak dan hidrolisis trigliserida
Ketika minyak sudah selesai dideodorisasi,
proses pendinginan minyak harus segera
dilakukan.

Deodorizer sederhana
1. Ketel deodorisasi
2. Tedeng (sekat)
3. Katup pengeluaran udara dari
dalam minyak
4. Corong pengeluaran minyak
5. Pipa penghubung antara ruang
kosong di atas permukaan minya
dengan ad. 3
6. Pipa uap ke kondensor
7. Corong pemasukan uap ke dalam
kondensor
8. Pipa pemasukan air dingin dari
bagian atas kondensor
9. Pipa pengeluaran air kondensasi
10. Ujung pipa condenser yang
terendam air
11. Pipa penghubung ke pompa
vakum

Tabel suhu deodorisasi campuran asam


lemak pada tekanan berbeda
Asam Lemak Pada :

P= 5 mm Hg 8 mm Hg (C)

P= 20 mm Hg (C)

Minyak Kacang Tanah

210 220

230 240

Minyak Kedelai

210 220

230 245

Minyak Biji Kapas

215- 225

235 250

Minyak Zaitun

210 220

230 240

Minyak Kelapa Sawit

210 215

225 235

Minyak Kelapa

200 -210

215 230

Tahap akhir deodorisasi


Pemeriksaan setelah proses deodorisasi adalah:
Persentase asam lemak bebas tidak boleh lebih
dari 0,05%.
Angka peroksida
Deodorisasi dianggap selesai apabila komponen
volatil tidak terbawa lagi dengan uap air.
Untuk minyak kedelai kandungan fosfor sebesar
2 ppm - 20 ppm dianggap telah mengalami
deodorisasi dengan baik

Anda mungkin juga menyukai