Anda di halaman 1dari 23

PENGENALAN

Mekanika fluida adalah ilmu mekanika dari zat cair dan gas yang didasarkan pada
prinsip yang sama dengan prinsip yang dipakai pada zat padat.
PENGERTIAN POKOK MEKANIKA FLUIDA
Secara umum dibagi tiga cabang :
1) Fluida statis (hidrostatik) yang dipelajari adalah : mekanika fluida tentang gas/zat
cair pada keadaan tetap.
Artinya : suatu zat cair/gas pada permukaannya dengan tekanan tetap akan tetapi
hanya berbeda ketinggiannya
2) Fluida kinematis yang dipelajari adalah : mekanika kinematis dari gas/zat cair
Artinya : zat cair/gas oleh karena gerakan dan kecepatannya atau Pengertian
Kinematika aliran mempelajari gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya yang
menyebabkan gerak.
3) Fluida Dinamis (Hidrodinamik) yang kita pelajari adalah : mekanika fluida
dinamik tentang gas/zat cair oleh karena gaya-gaya yang disebabkannya
) Pada zat cair bila diberikan gaya luar perubahannya sangat kecil sehingga dikatakan zat
cair tidak bisa ditekan volumenya (incompressible)
) Berbeda sifat tadi bila dibandingkan dengan gas, volumenya sangatlah tergantung
perubahan pada tekanan dan temperatur
Sehingga volume gas mudah berubah, sehingga dikatakan gas mudah ditekan
volumenya (compressible)

Dua macam zat tersebut baik yang bisa ditekan atau tidak dipakai dalam proses
kerja mesin-mesin fluida
Zat yang incompressible dipakai pada :
Pompa
Turbine air
Turbine oil
Kapal
Zat yang compressible dipakai pada :
Blower
Kompressor
Pesawat terbang
Turbine gas
Mesin jet
Combustion engine
Disebut mesin fluida karena prinsip kerjanya menggunakan fluida sebagai power
(tenaga)
SIFAT-SIFAT FISIS FLUIDA
Di antaranya adalah :
1) Compressibility (sifat dapat ditekan)
2) Expansi panas
3) Gaya tegangan

4) Viscositas (kekentalan)
5) Evaporability (sifat mampu
menguap)

Compressibility adalah : sifat mampu fluida untuk berubah volumenya


di bawah suatu tekanan
Perubahan relatif dari volume tiap satuan tekanan ditentukan dengan
koefisient.
Disebut dengan koefisient kompressibilitas

Tanda () menunjukkan bahwa


Penambahan tekanan positif
Menyebabkan penambahan volume negatif (diikuti pengurangan
volume)
Kebalikan dari koefisient kompressibilitas disebut Bulk Moduls

Atau bila volumenya dinyatakan dalam kerapatan massa

Expansi panas adalah : sifat dimana perubahan relatif dari volume bila
temperatur naik 1 0C

Gaya tegang (daya tarik) (sigma)


Untuk zat cair boleh dikata tidak ada karena tegangannya amat kecil
0,00036 kg/cm2 (untuk air) dan bertambah kecil dengan bertambahnya
temperatur
Molekul zat cair mempunyai daya tarik yang sama kesegala jurusan satu
terhadap yang lain
Daya tarik di permukaan yang berbatasan dengan udara tidak sama
antara yang ke atas dan ke bawah
Permukaan cairan seolah-olah berupa satu permukaan elastis yang
mendapat tegangan
Tegangan permukaan disini sama disetiap titik bekerja tegak lurus pada
setiap garis di permukaan cairan
Tegangan permukaan tidak dipengaruhi bentuk lengkungan dari
permukaan
Tegangan permukaan sebab tetesan cairan berbentuk bulat
Tegangan permukaan sebab tegangan kapiler yang menyebabkan cairan
naik dalam pipa kecil
Untuk cairan yang membasahi dinding pipa permukaan disekitar pipa
lebih tinggi dari yang di tengah

Cairan yang tidak membasahi dinding


h pipa permukaan di sekitar dinding
pipa lebih rendah dari yang di tengah

Bila adalah sudut dari kemiringan perbedaan tinggi permukaan terhadap


permukaan horisontal, maka gaya tarik tegangan permukaan = . . d .
Cos
Dimana :
d = diameter pipa
h = tinggi cairan yang naik
= berat jenis cairan
Sedangkan gaya berat cairan tertinggi (h) adalah :

Mak
a:

Viscositas (kekentalan) adalah : kemampuan zat cair untuk menahan


geseran atau peluncuran dari tempatnya
Kecepatan akan berkurang bila zat cair makin dekat dengan dinding padat
1) Kekentalan Dinamis : (eta : yunani) atau (miu)
Adalah : gaya gesek persatuan luas yang dibutuhkan untuk
menggeser lapisan zat cair dengan satu satuan kecepatan
terhadap lapisan yang berlekatan di dalam zat cair itu
Satuannya :
N. dt/m2
atau
kg/m.dt

2) Kekentalan Kinematis : (nu : yunani)


Adalah : kekentalan dinamis dibagi dengan kerapatan massa
Satuannya : m2/dt
) Kekentalan () berkurang bila suhu naik
) Untuk gas terjadi sebaliknya, bila suhu naik kekentalan pun naik

Menurut Poiseuille

= kekentalan pada t 0C
0 = kekentalan pada 0 0C
a dan b = constanta

KITA TINJAU FLUIDA YANG MENGALIR DALAM PIPA


v+
dv
dy
y+
dy

dy

v
v+
dv

Pada gambar terlihat bahwa y = 0, maka v = 0


Menurut Newton tegangan gesekan karena kekentalan fluida ini adalah :

Dimana :
dv = perubahan kecepatan sebagai akibat perubahan dy (tebal lapisan)

Maka untuk luasan yang dilewati fluida sebesar A (m2)


Besarnya gaya gesek karena fluida adalah :

Sehingga untuk fluida yang mengalir dalam pipa sepanjang 1 (m) dan berjarijari r (m)
Maka gaya gesek pada dinding pipa ditulis :

Dengan membalik persoalan dimana fluida dianggap diam sementara pipanya


berjalan
Maka : perumusan gaya gesekan fluida ini dapat dipakai dalam menghitung
gaya gesek antara body kapal terhadap air laut
Atau menghitung gaya gesek body pesawat terbang terhadap
udara , juga mesin-mesin fluida lain seperti : pompa dan lain-lain
Sehingga rumus tersebut berbentuk :

Dimana :
A = luas lambung kapal yang kontak dengan air (m2)
h = separuh dari lebar rata-rata kapal dihitung sampai garis air tampak depan
atau buritan (belakang) (m)

cm2/dt
0,01
5

0,
3
0,
2

0,00
5

0,
1

Ai
r
Udar
a

0,01
0

r
Uda
a

Ai

Pelu r
ma
s

V
cm2/dt
3,
2
2,
8
2,
4
2,
0
1,
6
1,
2
0,
8
0,
4

Peluma
s

Grafik Hubungan Viscositas dengan Suhu


V = f (t 0C)
V

0
10
15
C
Temperat 5
0
0
0
ur
Untuk viskositas kinematis
Fluida cair (air dan pelumas) semakin menurun seirama dengan
kenaikan temperatur
Fluida gas semakin naik seirama dengan kenaikan temperatur
Keadaan yang sama juga untuk viskositas dinamis seperti : minyak hydrolic
dengan index viscositas dinamis lebih besar maka relatif lebih mampu
dibebani pada temperatur tinggi bila dibanding yang berindex di bawahnya
Intinya keadaannya sama dengan fluida cair

Evaporability Adalah :
sifat dari semua zat cair
Dimana kemampuannya
masing-masing fluida

berbeda

tergantung

keadaan

spesifikasi

Kerapatan (density)
Ada 3 macam :
1) (rho = bhs yunani) = kerapatan massa (massa density)
Adalah : satuan massa per satuan isi kg/m3
2) w = berat jenis () (specific weight)
Adalah : berat per satuan isi N/m3
3) s = kerapatan relatif (relative density atau specipic gravity)
Adalah : perbandingan berat suatu benda terhadap berat air yang
mempunyai suhu 4 0C dengan isi yang sama

ALIRAN FLUIDA
Aliran zat cair dapat berbentuk
Lurus (steady)
Pada aliran steady keadaan massa
fluida yang mengalir tidak
mengalami perubahan bentuk dan arah sepanjang arus yang
dilaluinya
Tekanan dan kecepatannya hanya mengalami perubahan disebabkan
perubahan posisi (kedudukan)
Secara matematik keadaan ini dapat dijelaskan
P = f1 (x,y,z)
V = f2 (x,y,z)

Dalam hal ini kecepatan ditinjau dari sumbu x, y dan z

Atau tidak lurus (unsteady)


Pada aliran unsteady tekanan dan kecepatan mengalami perubahan
sesuai dengan posisi dan waktu selama mengalir
P = f1 (x,y,z)
V = f2 (x,y,z)

Fluida dalam keadaan mengalir kita dapat meninjau kecepatan dari tiap-tiap
titik dalam zat yang mengalir tersebut sehingga kita memerlukan beberapa
pengertian :
1) Garis aliran
Adalah : sebuah garis dimana pada tiap-tiap saat garis singgung setiap titik
sesuai dengan arah vektor kecepatan
V
Disebut juga : stream line
V
V
V
6
5
1
2
V
Gambar :
3
V
stream line
4
2) Aliran stationer
Adalah : aliran dimana setiap saat garis aliran berimpit dengan jalan aliran
3) Aliran tak stationer
Adalah : kebalikan dari stationer
4) Tabung aliran (stream tube)
Adalah : ruang tabung yang dibatasi oleh suatu bidang yang terdiri dari
V
garis-garis stream line
2
V
1

dA

Gambar : stream

dA
2

PERSAMAAN KONTINYUITAS
Debit adalah : sejumlah zat cair yang mengalir pada tiap satuan waktu
sepanjang bagian dari alirannya
Bisa dinyatakan dalam
Volume unit
Berat
Atau massa unit
Dalam Satuan Volume

dQ = V .
m3/d
dA
t
dA = diferensial luasan penampang (m 2)
V = kecepatan aliran (m/dt)
Dalam satuan Berat
dG = .
dQ

N/dt

= berat jenis (N/m3)


Dalam satuan Massa
dM = .
dQ

kg/dt

= massa jenis (kg/m3)

Kecepatan aliran berbeda-beda pada tiap penampang


Maka : harga debitnya dihitung menurut jumlah stream tude

Kecepatan rata-rata dari suatu penampang

Untuk debit yang incompressible dalam aliran stasioner selalu sama pada
semua bagian dari stream tube sehingga :

Ini Persamaan Kontinyuitas dengan mengambil kecepatan rata-rata


pada dinding yang tidak tembus fluida sehingga :

PENGUKURAN DEBIT
Cara-cara pengukuran debit adalah sebagai berikut :
1) Pengukuran debit dengan bendung (pengukuran secara langsung)
2) Perhitungan debit dengan mengukur kecepatan aliran dan luas penampang
melintang atau dengan kata lain pengukuran debit secara tidak langsung (untuk
mengukur kecepatan digunakan pelampung atau pengukur arus dengan kincir)
3) Didapat dari kerapatan larutan obat
4) Dengan menggunakan pengukur arus magnitis, pengukur arus gelombang
supersonis, meter venturi dan seterusnya.
I. a). Bendung segitiga siku-siku (sama kaki) dengan sudut 900
) Dapat dipindah-pindahkan karena bentuknya sangat sederhana
) Lazim digunakan untuk mengukur debit air yang relatif kecil
Rumus yang digunakan sebagai berikut :

Q=
kh5/2

Q = debit (m3/menit)
h = tinggi air (m)
k = koefisien debit

B
90
0

h
D

B = lebar saluran (m)


D = tinggi dari dasar saluran ke titik terendah dari bendung

Interval penerapan rumus ini adalah :


B = 0,50 1,20 m
D = 0,10 0,75 m
h = 0,07 0,26 m
h = < B/3
Jika D lebih dari 100 mm pengukuran debit tidak akan terganggu
Jika kurang dari 100 mm pengukuran akan dipengaruhi oleh dasar saluran
Jika lebar B dan dalam D melampaui interval di atas maka pengukuran
diadakan menurut syarat-syarat sebagai berikut.
Untuk :
B > 1,20 m
D > 0,75 m

Maka :
h h

0,07 m

Sebagi hasil perbandingan antara h 1 dan h 2


Maka yang lebih kecil diambil sebagai tinggi air h
h 1 = (B 0,20)
h 2 = D

b) Bendung Segi Empat


Q =kb
h3/2
Q = debit (m3/menit)
b = lebar mercu (m)
h = tinggi air (m)
k = koefisien debit

B
b
h
D

B = lebar saluran (m)


D = tinggi dari dasar saluran ke mercu bendung
Interval yang diterapkan dalam rumus ini adalah :
B = 0,50 6,30 m
D = 0,15 5,50 m
b = 0,15 5,0 m

II. b). Pengukuran kecepatan aliran dengan pelampung


Menggunakan rumus sebagai berikut :

Dimana :
Q = debit air (m3/detik)
V = kecepatan aliran
(m/detik)
A harus
= luas
) Tempat yang
dipilihpenampang
adalah bagian sungai (saluran) yang lurus
2
aliran
(msungai,
)
dengan perubahan
lebar
dalamnya air dan gradien yang kecil
Kira-kira 20
50 - 100
m
m
Tiang-tiang
penglihatan
Q=
V.A

alira
n
Garis
pelampu
ng

Garis
Garis
penglihatan
penglihatan
ke dua
pertama
) Biasanya digunakan 3 buah
pelampung yang dialirkan pada satu garis
pengukuran aliran dan diambil kecepatan rata-rata
Pelampung yang digunakan ada 2 jenis
1) Pelampung permukaan
) Bisa berupa sepotong kayu dengan diameter 15 30 cm, tebal 5 cm
supaya mudah dilihat kayu tersebut dicat
) Bahan-bahan pelampung tidak tentu bisa berupa : sepotong katu, seikat
jerami, botol dan lain-lain

Kecepatan rata-rata aliran pada penampang sungai yang diukur adalah


kecepatan pelampung permukaan dikali dengan koefisien 0,70 atau 0,90
tergantung keadaan sungai dan arah angin. DR Bazin menggunakan
koefisien 0,86

2) Pelampung tangkai
) Dibuat dari sepotong/setangkai kayu atau bambu yang diberi pemberat pada
ujung bawahnya
) Bagian tongkat di atas permukaan air antara 2 5 cm dengan posisi vertikal

25
cm

jarin
g
kerik
il

Untuk pengukuran luas penampang aliran digunakan rumus :

Dimana :
A = luas penampang aliran (m2)
d = interval lebar aliran
h = jumlah kedalaman aliran pada
setiap
interval oleh kecepatan pada permukaan
Koefisien pelampung tangkai
dipengaruhi

sampai ke dekat dasar sungai


Kedalaman pelampung tangkai tidak boleh mencapai dasar sungai sehingga
tangkai tidak dipengaruhi oleh bagian kecepatan yang lamban pada lapisan
bawah.
Jadi hasil yang didapat adalah lebih tinggi dari kecepatan rata-rata, sehingga
kecepatan pelampung harus disesuaikan dengan sesuatu koefisien

Harga koefisien tersebut dapat dihitung dengan rumus :

Dimana :
= koefisien
v = kecepatan rata-rata
u = kecepatan pelampung
tangkai
Pada angka-angka yang tertentu, koefisien dapat dihitung :

0,75
0,95

0,80
0.99

0,85

0,90

0,954
0,961
0,968 0,975
Pada 0,981
kementrian
konstruksi di Jepang, jenis pelampung, dalamnya air dan
1.000
kedalaman tangkai ditentukan sebagai berikut :

Pelampung No.

No 1

No 2

N3

No4

No5
Dalamnya air (m)
Kedalaman
tangkai
Koefisien
modifikasi

< 0,70
0,7 1,30
5,4
> 5,20
0,0
0,50
4,0
0,85
0,88

1,30 2,60
1,0
0,91

2,6
2,0

Distribusi kecepatan aliran sesuai dengan kedalaman dari permukaan air.

d = 0,6
D
V 0,6
D

d1 =
0,2 D
d2 =
D0,8 D
V 0,8

V
0,2

Distribu
si
kecepat
a) Cara satu an aliran b) Cara dua
titik
titik
Vm = (V 0,2 +
Vm = V
V 0,8)
0,6
Vm = kecepatan aliran
rata-rata

d1 =
V
0,2 D
0,2
d2 =
D
V 0,6
0,6 D
d3 =
V 0,8
0,8 D

c) Cara tiga
titik
Vm = (V 0,2 + V 0,6
+ V 0,8)

Cara 1 titik (untuk dalamnya air kurang dari 60 m)


Cara 2 dan 3 titik tergantung dari dalamnya air
Rumus Trapezoidal
Dalamnya air = D
Dan dalamnya pengukuran = d
Untuk 1 titik
Kecepatan rata-rata pada garis pengukuran d/D = 0,60
Untuk 2 titik
Kecepatan rata-rata pada garis pengukuran d/D = 0,20 dan 0,80

c) Bendung Trapesium
Pengukuran dengan menggunakan rumus :

Dimana :
Q = debit air (liter/detik)
B = lebar ambang (cm)
H = tinggi permukaan air (cm)

Anda mungkin juga menyukai