Anda di halaman 1dari 62

MODUL LOKAKARYA

BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN IBU

MODUL 1

PENGENALAN BUKU SAKU


PELAYANAN KESEHATAN
IBU

MODUL LOKAKARYA BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN IBU

LATAR BELAKANG
PENYUSUNAN BUKU SAKU

MODUL LOKAKARYA BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN IBU

LATAR BELAKANG
PENYUSUNAN BUKU SAKU

Proses penyusunan Buku Saku Pelayanan


Kesehatan Ibu secara resmi dimulai tahun 2010,
sebagai salah satu usaha mempercepat penurunan
angka kematian ibu di Indonesia, yang belum
sesuai dengan harapan.

Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan


Indonesia tahun 2007, angka kematian ibu di
Indonesia adalah sebesar 228/100.000 kelahiran
hidup, sedangkan target MDG 5 di tahun 2015
adalah sebesar 102/100.000 kelahiran hidup.

Kematian
maternal
adalah isu
global

Safe Motherhood
Initiative
Millenium Development
Goals

Tren
kematian ibu
di Indonesia
Sumber: SDKI

Target MDGs 2015:

102

/ 100.000

PENYEBAB KEMATIAN
IBU DI INDONESIA

Preeklampsi/Eklampsi

Perdarahan

Infeksi

Penyakit yang menyertai ibu


(tuberkulosis, HIV/AIDS, penyakit
jantung, penyakit liver, dll)

PENYEBAB KEMATIAN IBU TAHUN 2015

Welladatika (2014) di RSCM : Penyebab tersering kematian ibu adalah indirect


causes (44%) yang sebagian besar (40%) disebabkan oleh penyakit jantung.
Welladatika A, Ocviyanti D, Suastika AV. Telaah penyebab kematian maternal selama 5 tahun (2008-2012) di RSUPN Dr. Cipto Mangkusumo Jakarta. PIT HOGSI Makassar 2014.

Safe Motherhood

Keluarga berencana

Asuhan Antenatal yang


berkualitas

Persalinan yang bersih


dan AMAN

Pelayanan Obstetri dan


Neonatal Emergensi

LATAR BELAKANG
PENYUSUNAN BUKU SAKU

Nyatanya, di tahun 2010, angka persalinan ditolong


tenaga kesehatan di tahun 2010 telah mencapai
82%, sedangkan angka cakupan pemeriksaan
antenatal adalah 93%, sehingga kemudian timbul
pertanyaan mengenai bagaimanakah sebenarnya
kualitas pelayanan kesehatan ibu di Indonesia.

Penelitian dalam skala kecil, anekdot, dan hasil


pengamatan di beberapa fasilitas kesehatan
mengindikasikan rendahnya kualitas pelayanan
kesehatan ibu.

LATAR BELAKANG
PENYUSUNAN BUKU SAKU

Asumsi ini diperkuat oleh hasil dari sebuah studi


yang dilakukan di 18 rumah sakit di 6 provinsi di
Indonesia yang menyebutkan rendahnya kualitas
pelayanan kesehatan dan manajemen penyakit
pada anak, sehingga WHO Indonesia pun
mengadakan penelitian serupa untuk pelayanan
kesehatan ibu di tahun 2012, dan memulai
penyusunan Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu
sebagai bakal acuan bagi penelitian tersebut di
tahun 2010.

LATAR BELAKANG
PENYUSUNAN BUKU SAKU

Penyusunan Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu


dan instrumen penilaian kualitas pelayanan
kesehatan ibu dikerjakan oleh Himpunan Obstetri
dan Ginekologi Sosial Indonesia, bekerja sama
dengan Ikatan Bidan Indonesia, Kementerian
Kesehatan RI, dan WHO Indonesia, serta didukung
oleh UNFPA, UNICEF, dan USAID.

LATAR BELAKANG
PENYUSUNAN BUKU SAKU

Penilaian kualitas pelayanan kesehatan ibu di


Indonesia kemudian dilakukan di tahun 2012,
dengan kerja sama berbagai lembaga tersebut
serta Pusat Pelatihan Kesehatan UI.

Selama proses pengambilan data, draf Buku Saku


Pelayanan Kesehatan Ibu, yang juga menjadi dasar
penyusunan instrumen penilaian, disosialisasikan
ke tenaga-tenaga kesehatan di 20 kabupaten di
Indonesia.

LATAR BELAKANG
PENYUSUNAN BUKU SAKU

Hasil penelitian kualitas pelayanan kesehatan ibu


di Indonesia, yang menunjukkan belum optimalnya
tatalaksana kehamilan dan persalinan oleh tenaga
kesehatan, semakin menguatkan pentingnya
keberadaan Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu.

METODOLOGI
PENYUSUNAN BUKU SAKU

MODUL LOKAKARYA BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN IBU

METODOLOGI
PENYUSUNAN BUKU SAKU

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu disusun berdasarkan


panduan klinis dari WHO yang berlaku internasional,
panduan klinis dari Kementerian Kesehatan RI yang
berlaku nasional, atau panduan klinis berbasis bukti yang
telah diakui oleh asosiasi profesi bidang keilmuan terkait
(mis. RCOG, ACOG, POGI).

METODOLOGI
PENYUSUNAN BUKU SAKU

Apabila untuk suatu topik tersedia lebih dari satu


panduan klinis yang memberikan rekomendasi
yang berbeda, maka akan dicari panduan dengan
basis bukti yang paling valid, atau yang lebih
sesuai dengan kondisi lokal di Indonesia.

METODOLOGI
PENYUSUNAN BUKU SAKU

Panduan klinis yang telah diadaptasi tersebut


kemudian kembali ditelaah oleh mitra bebestari
yang terdiri dari dokter spesialis obstetri dan
ginekologi, dokter umum, dan bidan dari berbagai
institusi di Indonesia.

METODOLOGI
PENYUSUNAN BUKU SAKU

Selain itu, masukan juga diperoleh dari dokter


umum, dokter spesialis obstetri dan
ginekologi, dan bidan yang bekerja di 100
fasilitas kesehatan di 10 provinsi di Indonesia.

METODOLOGI
PENYUSUNAN BUKU SAKU

Setelah menjalani revisi, draf buku saku kemudian


disosialisasikan secara tertutup di kalangan dokter dan
mahasiswa spesialis obstetri dan ginekologi dalam
acara Konferensi Obstetri dan Ginekologi Indonesia.

METODOLOGI
PENYUSUNAN BUKU SAKU

Masukan yang didapatkan dari kegiatan tersebut


kemudian digunakan kembali untuk menyempurnakan
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu.
Draf akhir buku saku kemudian dilengkapi ilustrasi dan
diperiksa kembali oleh tim editor sebelum akhirnya
dicetak dan diperbanyak.

METODOLOGI
PENYUSUNAN BUKU SAKU

Kemudian, buku saku yang telah dicetak


didistribusikan serta diperkenalkan di kalangan dokter
spesialis obstetri dan ginekologi, dokter umum, bidan,
serta mahasiswa dalam berbagai kesempatan.

PETUNJUK PENGGUNAAN
BUKU SAKU

MODUL LOKAKARYA BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN IBU

PETUNJUK
PENGGUNAAN
BUKU SAKU

TUJUAN. Tujuan penyusunan Buku Saku Pelayanan


Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan adalah untuk memberikan rekomendasi
tatalaksana kehamilan, persalinan, dan nifas, baik
yang normal maupun yang disertai komplikasi atau
kondisi medis lain guna mencegah kesakitan dan
kematian ibu dan bayi di Indonesia.

PETUNJUK
PENGGUNAAN
BUKU SAKU

TARGET PEMBACA. Buku ini ditujukan bagi semua


tenaga kesehatan terutama bagi dokter dan bidan yang
bekerja di fasilitas kesehatan dasar dan rumah sakit
rujukan, khususnya Puskesmas PONED dan RS PONEK.

PETUNJUK
PENGGUNAAN
BUKU SAKU

PERINGATAN. Buku Saku Pelayanan Kesehatan


Ibu merupakan panduan yang bersifat umum
sehingga pengguna buku ini juga perlu
memperhatikan kondisi klinis pasien, kebutuhan,
serta sumber daya lokal yang kadang memerlukan
tatalaksana yang berbeda dari yang sudah tertera
di dalam buku ini.

PETUNJUK
PENGGUNAAN
BUKU SAKU

PERINGATAN. Pengguna buku ini juga perlu


memperhatikan peraturan mengenai kewenangan
profesi dan kompetensinya dalam menjalankan
panduan klinis yang ada di buku ini (misalnya
Permenkes No. 1464/Menkes/Per/X/2010 yang
mengatur praktik bidan). Konsultasi atau rujukan ke
tenaga kesehatan atau fasilitas kesehatan yang
lebih kompeten dianjurkan apabila menemukan
kasus yang tidak dapat ditangani sendiri.

PETUNJUK
PENGGUNAAN
BUKU SAKU

PERINGATAN. Buku saku ini hanyalah sebuah panduan


praktis yang dapat membantu penggunanya mengingat
langkah-langkah tatalaksana minimal untuk kasus klinis
di tempat kerja, sehingga tidak memuat seluruh teori
dan materi yang perlu dikuasai oleh tenaga kesehatan.
Buku saku ini pun tidak dimaksudkan untuk menjadi
pengganti buku teks ataupun bahan pembelajaran
lainnya. Para pembaca tetap dianjurkan untuk membaca
berbagai referensi lain untuk melengkapi pengetahuan
dan informasi yang didapat dari buku saku ini.

PETUNJUK
PENGGUNAAN
BUKU SAKU

PEMBAGIAN BAB DAN ISI BUKU. Buku Saku


Pelayanan Kesehatan Ibu dibagi menjadi 7 (tujuh)
bagian, yaitu:
1.

Prinsip utama pelayanan kesehatan ibu

2.

Kehamilan, persalinan, dan nifas normal

3.

Kegawatdaruratan pada kehamilan dan persalinan

4.

Kehamilan dan persalinan dengan penyulit obstetrik

5.

Kehamilan dan persalinan dengan penyulit nonobstetrik

6.

Masalah nifas

7.

Kontrasepsi

PETUNJUK
PENGGUNAAN
BUKU SAKU

CARA MENCARI SEBUAH TOPIK. Terdapat


beberapa cara yang dapat memudahkan pembaca
mencari sebuah Buku Saku Pelayanan Kesehatan
Ibu:

Kode warna

Daftar Isi

Indeks

Tabel Diagnosis Banding

Algoritma Tatalaksana Kasus Penyulit

PETUNJUK
PENGGUNAAN
BUKU SAKU

KODE WARNA. Seperti telah


dijelaskan di atas, buku saku
ini dibagi menjadi 7 bagian.
Masing-masing bagian ditandai
oleh sebuah kode warna yang
terlihat dari sisi samping buku.

PETUNJUK
PENGGUNAAN
BUKU SAKU

DAFTAR ISI. Pembaca dapat


mencari topik yang diinginkan
secara manual dari daftar isi
yang ada, berdasarkan tujuh
kategori yang ada.

PETUNJUK
PENGGUNAAN
BUKU SAKU

INDEKS. Pembaca dapat


mencari topik yang diinginkan
secara langsung menggunakan
indeks, yang ada di halaman
343.

PETUNJUK
PENGGUNAAN
BUKU SAKU

TABEL DIAGNOSIS
BANDING. Pembaca dapat
mencari topik yang diinginkan
berdasarkan gejala pasien.
Tabel diagnosis banding di
halaman 77 dapat membantu
pembaca mencari diagnosis
banding dari suatu gejala.

PETUNJUK
PENGGUNAAN
BUKU SAKU

ALGORITMA TATALAKSANA
KASUS PENYULIT. Pembaca
dapat dengan cepat menemukan
algoritma tatalaksana kasus
penyulit untuk topik
perdarahan pervaginam pada
kehamilan lanjut, perdarahan
pascasalin, pingsan, kejang,
dan sesak pada ibu hamil dan
pascasalin di sampul buku saku.

PETUNJUK
PENGGUNAAN
BUKU SAKU

LATIHAN

Carilah topik preeklampsia di dalam buku saku


dengan berbagai metode pencarian yang
berbeda!

KODE WARNA: preeklampsia adalah komplikasi


obstetrik yang muncul pada masa kehamilan hingga
pascasalin, ditandai dengan kode warna jingga.

DAFTAR ISI: preeklampsia adalah komplikasi


obstetrik yang muncul pada masa kehamilan hingga
pascasalin, sehingga bisa ditemukan di bagian
empat, halaman 111.

PETUNJUK
PENGGUNAAN
BUKU SAKU

LATIHAN

Carilah topik preeklampsia di dalam buku saku


dengan berbagai metode pencarian yang berbeda!

INDEKS: preeklampsia ada di dalam daftar topik yang


dimulai dengan huruf P. Topik preeklampsia dapat
ditemukan di halaman 111.

TABEL DIAGNOSIS BANDING: preeklampsia adalah salah


satu diagnosis banding untuk gejala tekanan darah
tinggi saat kehamilan, dapat ditemukan di bab 4.8.

ALGORITMA: tidak ada algoritma untuk preeklampsia.

KASUS 1
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN

Ny. N 30 tahun, G2P1, datang ke puskesmas pada


tanggal 10 Oktober 2013 untuk melakukan
pemeriksaan kehamilannya. Hari pertama haid
terakhirnya 14 Maret 2013. Sebelumnya, ia sudah
melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 3
kali.Pada tanggal 9 Mei 2013 Ny. N melakukan
pemeriksaan kehamilan pertama dan melakukan
pemeriksaan USG dengan hasil sesuai dengan
kehamilan 8 minggu, janin tunggal intrauterin.

KASUS 1
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
Saat ini tidak ada keluhan dan gerakan janin dirasakan
aktif.Kenaikan berat badan selama kehamilan 5 kg. BB
sebelum hamil 54 kg, TB 160 cm (IMT 21).Pada pasien
ini didapatkan: tinggi fundus uteri 27 cm, bokong,
punggung di sisi kanan ibu, kepala, 5/5, DJJ 156 kali
per menit.Dari hasil pemeriksaan laboratorium pada
usia kehamilan 26 minggu didapatkan: Hb 10.6
g/dL.Selama kehamilan pasien mendapatkan
suplementasi zat besi dalam bentuk sediaan sulfas
ferosus 1x sehari dan asam folat 400 ug/hari.

KASUS 1
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
1. Berapa usia kehamilan saat ini?
JAWABAN:
Berdasarkan hari pertama haid terakhir dan
pemeriksaan USG, usia kehamilan pasien saat ini
adalah 30 minggu dengan taksiran persalinan 21
Desember 2013.

KASUS 1
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
2. Bagaimana cara melakukan
pemeriksaanLeopold?
JAWABAN:
Lihat video palpasi abdomen menggunakan
manuver Leopold I-IV.

Leopold I: menentukan
tinggi fundus uteri dan
bagian janin yang
terletak di fundus uteri

KASUS 1
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN

Leopold II: menentukan


bagian janin pada sisi kiri
dan kanan ibu (dilakukan
mulai akhir trimester II)

Leopold III: menentukan


bagian janin yang terletak
di bagian bawah uterus
(dilakukan mulai akhir
trimester II)

KASUS 1
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN

Leopold IV: menentukan berapa


jauh masuknya janin ke pintu
atas panggul (dilakukan bila
usia kehamilan >36 minggu)

CATATAN: Jangan lupa lakukan juga auskultasi


denyut jantung janin menggunakan fetoskop
atau Doppler (jika usia kehamilan > 16 minggu)

KASUS 1
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
3.

Bagaimanapertumbuhan janinpada kasus ini?


JAWABAN:
Tinggi fundus uteri yang normal pada usia kehamilan 30
minggu adalah 28-32 cm. Pada pasien ini tinggi fundus
uteri adalah 27 cm (di bawah persentil 5). Pada keadaan
ini perlu dicurigai adanya janin kecil masa
kehamilan/pertumbuhan janin terhambat atau jumlah
cairan ketuban yang berkurang/oligohidramnion. Langkah
selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan USG atau
merujuk pasien untuk melakukan pemeriksaan USG
apabila alat tidak tersedia.

KASUS 1
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
4.

Apa masalah yang muncul dari hasil


pemeriksaan laboratorium pada kasus ini?
Bagaimana tatalaksana selanjutnya?
JAWABAN:
Pada pasien ini didapatkan anemia dengan kadar
Hb 10.6 g/dL. Apabila memungkinkan cari penyebab
anemia. Dengan melakukan pemeriksaan tambahan
seperti pemeriksaan apus darah tepi, atau ferritin
untuk melihat cadangan besi.

KASUS 1
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
Apabila pemeriksaan lanjutan tidak memungkinkan,
pasien dapat diberikan sediaan besi yang mengandung
besi elemental 60 mg sebanyak 2-3x/hari.
Pemberian sediaan besi ini selain untuk terapi juga untuk
mendiagnosis adanya defisiensi besi pada pasien.
Lakukan pemeriksaan kadar hemoglobin setelah 1 bulan
pemberian. Apabila ada kenaikan kadar hemoglobin,
lanjutkan pemberian sampai hingga 3 bulan, namun
apabila tidak ada perbaikan segera rujuk pasien ke pusat
pelayanan yang lebih tinggi untuk mencari penyebab
anemia lainnya.

KASUS 1
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
5. Edukasiapa yang dapat diberikan terkait
kenaikan berat badan ibu?
JAWABAN:
Pasien dengan IMT 21 (normal), kenaikan BB yang
dianjurkan selama kehamilan adalah 11.5-16 kg
(1-1.5 kg/bulan). Pada pasien ini kenaikan BB
hanya 5 kg dan janin kecil saat usia kehamilan 30
minggu. Malnutrisi ini mungkin juga merupakan
penyebab anemia pada pasien.

KASUS 1
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
Berikan tambahan makanan pemulihan untuk ibu
hamil yang tersedia di puskesmas. Selain itu berikan
informasi kepada ibu nutrisi yang dianjurkan selama
kehamilan. Pada ibu hamil normal kebutuhan kalori
tambahan selama hamil adalah 300-500 kcal.
Namun karena kenaikan BB pada pasien kurang dari
yang direkomendasikan, kebutuhan kalori yang
diperlukan lebih banyak lagi.

KASUS 1
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN

Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 2.1: Asuhan
Antenatal, halaman 22.

KASUS 2
PINGSAN PADA
KEHAMILAN
Ny. K, berusia 36 tahun, G2P2, usia kehamilan 33
minggu, datang ke rumah sakit tempat Anda bekerja
diantar suami karena kesadarannya menurun. Awalnya,
sekitar 4 jam yang lalu, Ny. K dibawa ke Puskesmas oleh
suaminya karena merasa tidak sehat, mengeluh sakit
perut hebat, dan pingsan. Terdapat riwayat
preeklampsia berat saat kehamilan sebelumnya,
sehingga persalinan dilakukan dengan seksio sesarea.
Selama di perjalanan, kesadaran Ny. K naik turun.
Karena itu, Ny. K diberikan oksigen dan dipantau tanda
vitalnya secara berkala. Frekuensi nadinya 150 kali per
menit, sedangkan tekanan darah tidak tercatat.

KASUS 2
PINGSAN PADA
KEHAMILAN

Saat tiba di rumah sakit, kesadaran Ny. K sedikit


membaik. Namun, saat dipindahkan ke ruang gawat
darurat, ia kembali pingsan. Kesadarannya terlihat
sangat menurun, dan ia berhenti berespons terhadap
suara. Tim yang terdiri atas dokter umum, bidan, dan
perawat segera memeriksa kondisi Ny. K. Ia tetap tidak
memberikan respons terhadap rangsang suara maupun
nyeri. Tidak terlihat usaha bernapas dan pulsasi arteri
radialis sulit teraba.

KASUS 2
PINGSAN PADA
KEHAMILAN
1. Tindakan apa yang tim Anda lakukan
selanjutnya untuk menangani kasus ini?
JAWABAN:

Deklarasikan situasi gawat darurat (misal code blue).


Panggil bantuan dokter spesialis obstetri, dokter
spesialis anestesi, dan dokter spesialis anak serta
menghubungi petugas di kamar bedah dan ICU untuk
menyiapkan segala perlengkapan serta sarana jika
sewaktu-waktu perlu dilakukan seksio sesarea
perimortem dan perawatan lanjutan di ICU.

KASUS 2
PINGSAN PADA
KEHAMILAN

Sambil menunggu tim bantuan resusitasi, dapat


dilakukan :

Posisikan ibu dalam posisi berbaring ke sisi kiri


dengan sudut 15-30 atau bila tidak memungkinkan,
dorong uterus ke sisi kiri yang ditujukan untuk
memperbaiki venous return dan mencegah
terjadinya kompresi vena abdominalis oleh uterus
yang masih berisi bayi.

Bebaskan jalan napas. Tengadahkan kepala ibu ke


belakang (head tilt) dan angkat dagu (chin lift).
Bersihkan benda asing di jalan napas.

KASUS 2
PINGSAN PADA
KEHAMILAN

Sambil menjaga terbukanya jalan napas, lihat


dengar rasakan napas ibu (lakukan cepat, kurang
dari 10 detik) dengan cara mendekatkan kepala
penolong ke wajah ibu. Lihat pergerakan dada,
dengar suara napas, dan rasakan aliran udara dari
hidung/mulut ibu.

Jika ibu bernapas normal, pertahankan posisi, berikan


oksigen sebagai tindakan suportif.

Lanjutkan pemantauan untuk memastikan ibu tetap


bernapas normal.

KASUS 2
PINGSAN PADA
KEHAMILAN

Sambil menjaga terbukanya jalan napas, lihat


dengar rasakan napas ibu (lakukan cepat, kurang
dari 10 detik) dengan cara mendekatkan kepala
penolong ke wajah ibu. Lihat pergerakan dada,
dengar suara napas, dan rasakan aliran udara dari
hidung/mulut ibu.

Jika ibu bernapas normal, pertahankan posisi, berikan


oksigen sebagai tindakan suportif.

Lanjutkan pemantauan untuk memastikan ibu tetap


bernapas normal.

KASUS 2
PINGSAN PADA
KEHAMILAN

Jika ibu tidak bernapas atau bernapas tidak normal,


periksa pulsasi arteri karotis dengan cepat (tidak
lebih dari 10 detik).

Bila nadi teraba namun ibu tidak bernapas atau


megap-megap (gasping), berikan bantuan napas
(ventilasi) menggunakan balon-sungkup atau melalui
mulut ke mulut dengan menggunakan alas (seperti
kain, kasa) sebanyak satu kali setiap 5-6 detik.
Pastikan volume napas buatan cukup sehingga
pengembangan dada terlihat. Cek nadi arteri karotis
tiap 2 menit.

KASUS 2
PINGSAN PADA
KEHAMILAN

Bila nadi tidak teraba, segera lakukan resusitasi


kardiopulmoner. Dalam posisi ibu yang tetap miring,
lakukan penekanan dada di pertengahan sternum.
Kompresi dilakukan dengan cepat dan mantap,
menekan sternum sedalam 5 cm dengan kecepatan
100-120x/menit.

Setelah 30 kompresi, buka kembali jalan napas lalu


berikan 2 kali ventilasi menggunakan balon sungkup.
Tiap ventilasi diberikan dalam waktu 1 detik. Berikan
ventilasi yang cukup sehingga pengembangan dada
terlihat. Kemudian lanjutkan kompresi dada dan
ventilasi dengan perbandingan 30:2.

KASUS 2
PINGSAN PADA
KEHAMILAN

Pasang kanul intravena (2 jalur bila mungkin)


menggunakan jarum ukuran besar (no. 16 atau18
atau ukuran terbesar yang tersedia) dan berikan
cairan sesuai kondisi ibu.

KASUS 2
PINGSAN PADA
KEHAMILAN

Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 3.1: Resusitasi
Jantung Paru pada Kehamilan, halaman 64.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Buku Saku Pelayanan Kesehatan


Ibu,
silakan hubungi:

WHO Country Office for Indonesia


Gedung Dr. Adhyatma Lantai 6, Kementerian
Kesehatan RI
Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav 4-9 Jakarta
Telp: (021) 5201126
Email: floranitar@who.int

Anda mungkin juga menyukai