Anda di halaman 1dari 47

HUKUM TERTULIS/

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
M. Hamidi Masykur, S.H., M.Kn.

HUKUM TERTULIS
Adalah hukum yang sengaja dibuat oleh pemerintah untuk
mengatur kehidupan bersama manusia dalam masyarakat agar
dapat berjalan tertib dan teratur
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau
pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum.

LEMBAGA

MPR

PRESIDEN

DPR

PRODUK

DASAR HUKUM
DALAM UUD dan UU 10
TAHUN 2004

UUD 1945
TAP MPR
TUS MPR

Pasal 3*** UUD 1945

UU
PERPU
PP
PERPRES

Pasal 5(1)* ,Ps.20(1) ,Pasal 21UUD45


Pasal 22 UUD45
Pasal 5 (2) UUD45
UU 10 TAHUN 2004

UU

Pasal 20 (1 dan 2)* dan 21* UUD45


Lihat amandemen I, II dan IV

AZAS PEMBENTUKAN
PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN YANG BAIK
1.

kejelasan tujuan;

4.

dapat dilaksanakan;

5.

kedayagunaan dan kehasilgunaan;

6.

kejelasan rumusan; dan

7.

keterbukaan.

(pasal
10 Tahun atau
2004organ
Tentang
Pembentukan
Peraturan Perundang2. 5 UU
kelembagaan
pembentuk
yang tepat;
undangan)
3. kesesuaian antara jenis dan muatan;

AZAS MATERI MUATAN


PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN
(pasal 6 (1)1.UU pengayoman;
10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan) 2. kemanusiaan;
3.

kebangsaan;

4.

kekeluargaan;

5.

kenusantaraan;

6.

bhineka tunggal ika;

7.

keadilan;

8.

kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan

9.

ketertiban dan kepastian hukum; dan atau

10. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan

JENIS DAN HIERARKI


PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN

Undang-Undang
Dasar
NegaraPembentukan
Republik Indonesia
Tahun 1945;
(Pasal1.7 (1)
UU 10 Tahun 2004
Tentang
Peraturan
Perundang-undangan)
2. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang;
3.

Peraturan Pemerintah;

4.

Peraturan Presiden;

5.

Peraturan Daerah.

Contoh 1:
Ketentuan UUD dilaksanakan dengan UU:
Pasal 2 (1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota
Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah
yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan
undang undang
KETENTUAN PASAL 2 UUD DILAKSANAKAN DENGAN UU TENTANG
SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MPR, DPR, DAN DPRD

Contoh 2:
Ketentuan UUD dilaksanakan dengan Keppres Pasal 17 UUD
45:
(1) Presiden dibantu oleh menteri menteri negara.
(2) Menteri menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. *)
(3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. *)
KETENTUAN PASAL 17 UUD DILAKSANAKAN DENGAN KEPUTUSAN
PRESIDEN TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI DEPARTEMEN, KEPPRES
SUSUNAN ORGANISASI DEPARTEMEN

LEMBAGA NEGARA
&
PRODUK HUKUM
LEMBAGA NEGARA

MAJELIS
PERMUSYAWARATAN RAKYAT
(MPR)
Pasal 2**** UUD 45: Susunan terdiri atas anggota DPR dan
anggota DPD
Pasal 3*** UUD 45: MPR Berwenang mengubah dan menetapkan
UUD
UUD termasuk dalam jenis peraturan per-UU-an yang diatur dalam
UU no. 10 Tahun 2004

PRODUK HUKUM MPR:

(pasal 98 TAP MPR No. I/MPR/83 tentang Peraturan Tata tertib MPR)
TAP MPR
Adalah putusan Majelis yang mempunyai kekuatan hukum mengikat ke luar
dan ke dalam Majelis
TAP MPR yang memuat garis-garis besar dalam bidang legislatif dilaksanakan
dengan UU
TAP MPR yang memuat garis-garis besar dalam bidang eksekutif dilaksanakan
dengan Keppres

TUS MPR
Adalah putusan Majelis yang mempunyai kekuatan hukum mengikat ke
dalam Majelis
Pasal 2(3) UUD 45: Segala putusan MPR ditetapkan dengan suara yang
terbanyak.

PRESIDEN
Pasal 4 (1) UUD 45: Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintahan
Pasal 5 (1)* UUD 45: Presiden berhak mengajukan rancangan
undang-undang kepada DPR
Pasal 5 (2) UUD 45 :Presiden menetapkan peraturan pemerintah
untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya
Pasal 20 (3)* Jika rancangan undang undang itu tidak mendapat
persetujuan bersama, rancangan undang undang itu tidak boleh
diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.
Pasal 20 (4)* UUD 45: Presiden mengesahkan rancangan undangundang yang telah disetujui bersama untuk menjadi undang-undang

Pasal 20 (5)** UUD 45: Dalam hal rancangan undang undang


yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh Presiden
dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan undangundang
tersebut disetujui, rancangan undang undang tersebut sah menjadi
undang undang dan wajib diundangkan.

Pasal 22 UUD 45: (1) Dalam hal ihwal


kegentingan yang memaksa, Presiden
berhak menetapkan peraturan pemerintah
sebagai pengganti undangundang.

PRODUK HUKUM PRESIDEN

(Pasal 1 UU 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan)

Undang- undang adalah peraturan perundang- undangan


yang dibentuk oleh dewan perwakilan rakyat dengan
persetujuan bersama Presiden.
Peraturan pemerintah pengganti undang- undang adalah
peraturan perundang- undangan yang ditetapkan oleh
presiden dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa.
Peraturan pemerintah adalah peraturan perundangundangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan
Undang- undang sebagaimana mestinya.
Peraturan Presiden adalah peraturan peraturan
perundang- undangan yang dibuat oleh presiden.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT


Pasal 20:
(1)* DPR memegang kekuasaan membentuk UU.
(2)* Setiap rancangan UU dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat
persetujuan bersama.

Pasal 21: Anggota DPR berhak


mengajukan usul rancangan UU.*)
Kesimpulan: Presiden maupun DPR berhak
mengajukan rancangan UU

UNDANG-UNDANG
Undang- undang adalah peraturan
perundang- undangan yang dibentuk oleh
dewan perwakilan rakyat dengan
persetujuan bersama Presiden.
Paul Laban (Jerman): 2 pengertian UU
1. UU dalam arti materiel: penetapan
kaidah hukum yang tegas, sehingga
hukum mempunyai kekuatan mengikat
2. UU dalam arti formil: setiap keputusan
yang merupakan UU karena cara
terjadinya

Apabila UU telah disahkan Presiden, untuk


memiliki kekuatan hukum harus
diundangkan dalam Lembaran Negara oleh
sekretaris negara pada tanggal yang sudah
ditentukan dalam UU tersebut
Apabila tidak terdapat tanggal, maka mulai
berlaku 30 hari sejak diundangkan dalam
Lembaran negara (untuk Jawa Madura) dan
100 hari (diluar Jawa Madura)
Berlaku fictie hukum:
SETIAP ORANG DIANGGAP TELAH MENGETAHUI ADANYA SUATU
UNDANG-UNDANG, SEHINGGA BAGI ORANG YANG MELANGGGAR
KETENTUAN UU TIDAK ADA ALASAN YANG MENGATAKAN BAHWA BELUM
MENGETAHUI ADANYA UU TERSEBUT

MATERI UU
Materi muatan yang harus diatur dengan Undang-Undang berisi halhal yang mengatur lebih lanjut ketentuan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang meliputi:
1.hak-hak asasi manusia;
2.hak dan kewajiban warga negara;
3.pelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara serta pembagian
kekuasaan negara;
4.wilayah negara dan pembagian daerah;
5.kewarganegaraan dan kependudukan; dan
6.keuangan negara.
Di samping itu, materi muatan Undang-Undang juga bisa berasal dari
perintah Undang-Undang lain.

Dari 6 materi , terdapat sekitar 38 delegasian yang ditentukan


dalam UUD 1945
Dari 6 dan 38 indikasi, ditambah delegasian dari UU lain,
Permintaan atau kebutuhan masyarakat (nasional atau
internasional) dan Kebutuhan penyelenggaraan kepemerintahan
Telah ditetapkan oleh Baleg dan pemerintah terdapat 284 RUU
yang akan dibahas dalam periode 2004-2009.
Mampukah DPR dan Pem.?

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG

(PERPU / NOODVERORDENINGSRECHT)
Pasal 1 UU 10 Tahun 2004:
Peraturan pemerintah pengganti undang- undang adalah peraturan
perundang- undangan yang ditetapkan oleh presiden dalam hal ikhwal
kegentingan yang memaksa.

Pasal 22 UUD 45:


(1) Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan
peraturan pemerintah sebagai pengganti undangundang.
(2) Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan DPR dalam
persidangan yang berikut.
(3) Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan pemerintah itu harus
dicabut.

Attamimi:
Noodverordeningsrecht Presiden adalah kewenangan Presiden untuk
membentuk peraturan pengganti dan karena itu setingkat UU serta
memberlakukannya sebelum memperoleh persetujuan DPR

Keterangan:
Diperlukan agar keselamatan negara dapat dijamin oleh pemerintah dalam
keadaan genting, agar dapat bertindak cepat dan sesuai dengan UU.
BERDASAR PERTIMBANGAN KEADAAN YANG MENDESAK PERLU DIKELUARKAN
UU DENGAN SEGERA
Tetap harus dimintakan persetujuan oleh DPR
Perpu memiliki kedudukan yang sama dengan UU

Contoh PERPU
1. Undang Undang no. 56 prp
Tahun 1960 tentang Penetapan
Luas Tanah Pertanian
2. Undang Undang no. 51 prp Tahun
1960 tentang Larangan
Pemakaian Tanah tanpa Ijin yang
Berhak atau Kuasanya
3. Undang Undang no. 1 prp Tahun
1992 tentang Penangguhan Mulai
Berlakunya UU no. 14 Tahun 1992
tentang lalu Lintas dan Angkutan
Jalan

MATERI PERPU
SAMA DENGAN MATERI MUATAN UU
LEBIH KE HAL IKHWAL KEGENTINGAN YANG MEMAKSA
SUBSTANSI DIGANTUNGKAN PADA KEBUTUHAN PRESIDEN DENGAN
TETAP MEMPERHATIKAN MATERI MUATAN UU
KEABSAHAN SUBSTANSI DIGANTUNGKAN PADA PERSETUJUAN DPR

UU Darurat

(dasar: pasal 96-97 UUD Sementara dan


Pasal 96 UUDS:
Konstitusi
RIS)

Pemerintah berhak atas kuasa dan tanggungjawab sendiri menetapkan


UUDarurat. Karena keadaan yang mendesak
UUDarurat mempunyai kekatan dan sederajad dengan UU

Pasal 97 UUDS:
UUDarurat disampaikan kepada DPR pada sidang berikutnya
Jika ditolak oleh DPR maka peraturan ini tidak berlaku karena hukum

Contoh:
UU no. 1 Drt tahun 1951 tentang Pemindahan Hak-hak atas Tanah dan
Benda-benda Tetap Lainnya yang takluk pada Hukum Eropa

Kesimpulan:
Kedudukan sama dengan PERPU,
Perbedaan PERPU berdasar UUD 45, UUDarurat berdasar UUDS dan
Konstitusi RIS

PERATURAN PEMERINTAH (PP)


Pasal 1 UU 10 Tahun 2004:

Peraturan pemerintah adalah peraturan perundangundangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk
menjalankan Undang- undang sebagaimana mestinya.
Pasal 5 ayat 2 UUD 45:

Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk


menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya
Fungsi PP:

Melaksanakan ketentuan UU, karena UU hanya berisi


ketentuan pokok, sehingga ketentuan rinci diserahkan
pada peraturan lain yang lebih rendah tingkatannya
Peraturan delegasi dari UU
Materi PP:

Penjabaran, penguraian, perincian lebih lanjut dari


ketentuan UU

Contoh:

Pasal 19 UUPA : untuk kepastian hukum, diadakan pendaftaran tanah di


seluruh wilayah RI menurut ketentuan yang diatur dalam PP.
PP 10 tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah , diganti dengan PP no. 24 Tahun
1997

Pasal 67 UU no. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan: untuk


pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dalam PP
PP 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU no. 1 Tahun 1974
Ada pula PP yang berlakukan walaupun dalam UU tidak secara tegas diminta
dalam UU Perkawinan, misalnya:

PP no. 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi


pegawai negeri Sipil
PP no. 45 Tahun 1990 tentang Perubahan Atas Izin Perkawinan dan
perceraian Bagi Pegawai negeri Sipil

Mengapa menggunakan istilah


Peraturan Pemerintah?
Dokumen sidang BPUPKI dan PPKI: tidak ada penjelasan
Sangat dimungkinkan diperoleh dari nama peraturan serupa pada
masa Hindia belanda (terjemahan dari Regeringsvervodening
regering = pemerintah
Vervordening = peraturan

Presiden dengan kekuasaan eksekutif,


dalam menjalankan UU memiliki kekuasaan
menetapkan PP
Kekuasaan reglementaire
kekuasaan yang dimiliki oleh kepala
negara yang dilaksanakan secara bebas
dengan tujuan menjalankan atau secara
harfiah untuk mengatur bekerjanya suatu
UU dan untuk melaksanakan sebaikbaiknya
Kekuasaan legislatif presiden kekuasaan
reglementaire

Attamimi:
1.

PP tidak dapat mencantumkan sanksi pidana atau denda apabila UU


yang khusus dijalankan olehnya juga tidak mencantumkan sanksi
pidana atau denda.

2.

PP dapat dibentuk walau tidak ada UU yang memerintahkan dengan


tegas adanya kewenangan yang sudah dilakukan secara tidak
langsung dalam UUD 45 ayat 2 dalam wujud kekuasaan reglementaire.

3.

PP tidak dapat mengubah materi yang ada dalam UU yang dijalankan.


Mengubah materi meliputi menambah, mengurangi, menyisipi,
memodifikasi pengertian.

4.

PP hanya dapat berisi peraturan (regeling) atau kombinasi peraturan dan


penetapan (beschikking)

5.

Kecuali sangat diperlukan, PP tidak mendelegasikan lagi kewenangannya


kepada peraturan yang lebih rendah

MATERI MUATAN PP
PP adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Presiden untuk menjalankan UU sebagaimana mestinya (Pasal 1
angka 5 UU P3).
Dalam penyusunan PP ini Presiden menetapkan PP untuk
menjalankan UU sebagaimana mestinya.
sebagaimana mestinya adalah materi muatan yang diatur dalam
PP tidak boleh menyimpang dari materi yang diatur dalam UU yang
bersangkutan (Penjelasan Pasal 10 UU P3).
Pemahaman makna tersebut terkait dengan lingkup pengaturan
yang diamanatkan oleh UU itu sendiri, artinya, delegasian materi
tertentu yang diperintahkan oleh UU kepada PP tidak melebar atau
meluas melampaui apa yang diperintahkan.

Materi muatan PP adalah materi muatan UU, dalam arti bahwa PP


tersebut rangkaian yang selalu mengikuti rangkaian di depannya
dalam rangka melengkapi dan memperlancar pelaksanaan UU.
Perbedaannya hanya terletak pada larangan pencantuman pidana
dan larangan-larangan lain yang sifatnya memberikan beban
kepada masyarakat (terkait dengan HAM).
Materi muatan PP bersubstansi di sekitar tugas, fungsi, dan
wewenang kepemerintahan yang memang diperintahkan untuk
melaksanakan UU.
Ciri materi muatan PP lebih kepada hal-hal yang sifatnya teknis
atau administratif untuk menjalankan UU.

PERATURAN PRESIDEN
Peraturan Presiden adalah
peraturan peraturan perundangundangan yang dibuat oleh
presiden.
Materi muatan Peraturan Presiden
berisi
materi yang diperintahkan oleh
Undang-Undang atau
materi untuk melaksanakan
Peraturan Pemerintah.

MATERI PERATURAN PRESIDEN


Sesuai dengan kedudukan Presiden menurut
UUD, Perpres adalah peraturan yang dibuat
oleh Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara sebagai atribusi dari Pasal
4 ayat (1) UUD 45.
Perpres dibentuk untuk menyelenggarakan
pengaturan lebih lanjut perintah UU atau PP baik
secara tegas maupun tidak tegas diperintahkan
pembentukannya (Penjelasan Pasal 11 UU P3).

PP PERPRES
Persamaan:
diperintahkan oleh UU
ditandatangani Presiden dan sama-sama melaksanakan UU.

Perbedaan:
Materi Perpres mengarah pada pembentukan suatu institusi di bawah
Presiden yang pembentukannya diperintahkan UU (susunan organisasi,
tugas, fungsi, dan wewenang institusi tersebut).
Tidak terkait dengan lintas sektoral

Praktik: penentuan instrumen sering tidak konsisten.

PERATURAN DAERAH

(Pasal 1 dan 12 UU 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan)

Peraturan daerah adalah peraturan


perundang- undangan yang dibentuk oleh
dewan perwakilan rakyat daerah dengan
persetujuan bersama kepala daerah.
Materi muatan Peraturan Daerah adalah:
seluruh materi muatan dalam rangka
penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas
pembantuan, dan
menampung kondisi khusus daerah serta
penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundangundangan yang lebih tinggi.

MATERI PERDA
(UU TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH No. 32 Th. 2004)

Pasal 10: muatan umum untuk


Perda setelah dikurangi urusan
Pemerintah (pemerintah pusat)
yang meliputi (6):
1.
2.
3.
4.
5.
6.

politik luar negeri;


pertahanan;
keamanan;
yustisi;
moneter dan fiskal nasional; dan
agama.

Lanjutan.
Pelimpahan sebagian urusan Pemerintah
kepada perangkat Pemerintah atau
wakil Pemerintah di daerah atau dapat
menugaskan kepada pemerintahan
daerah dan/atau pemerintahan desa;
Pelimpahan sebagian urusan
pemerintahan kepada Gubernur selaku
wakil Pemerintah; dan penugasan
sebagian urusan kepada pemerintahan
daerah/atau pemerintahan desa
berdasarkan asas tugas pembantuan.
Delegasian dari peraturan perundangundangan di atasnya.

Pasal 7 (2) UU 10 tahun 2004: Peraturan Daerah sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf e meliputi :
a.

Peraturan Daerah provinsi dibuat oleh dewan perwakilan rakyat


daerah provinsi bersama dengan gubernur;

b.

Peraturan Daerah kabupaten/kota dibuat oleh dewan perwakilan


rakyat daerah kabupaten/kota bersama bupati/walikota;

c.

Peraturan Desa/peraturan yang setingkat, dibuat oleh badan


perwakilan desa atau nama lainnya bersama dengan kepala desa
atau nama lainnya.

Pasal 7 (3) UU 10 tahun 2004 : Ketentuan lebih lanjut mengenai tata


cara pembuatan Peraturan Desa/peraturan yang setingkat diatur
dengan Peraturan Daerah kabupaten/kota yang bersangkutan.

Pasal 26 UU 10 tahun 2004: Rancangan peraturan daerah dapat


berasal dari dewan perwakilan rakyat daerah atau gubernur, atau
bupati/walikota, masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah
provinsi, kabupaten, atau kota.
Pasal 28 UU 10 tahun 2004

Rancangan peraturan daerah yang telah disiapkan oleh gubernur atau


bupati/walikota disampaikan dengan surat pengantar gubernur atau
bupati/walikota kepada dewan perwakilan rakyat daerah oleh
gubernur atau bupati /walikota

(2) Rancangan peraturan daerah yang telah disiapkan oleh dewan


perwakilan daerah disampaikan oleh pimpinan dewan perwakilan
rakyat daerah kepada gubernur atau bupati/walikota

MATERI MUATAN
PERATURAN PER-UU-AN
SANGAT TERKAIT DENGAN JENIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
JENIS SATU JENJANG KE ATAS ATAU KE BAWAH TIPIS DAN TUMPANG
TINDIH
JENJANG SEMAKIN KE ATAS, SEMAKIN ABSTRAK, BEGITU SEBALIKNYA
JENJANG SEMAKIN KE BAWAH SEMAKIN MUDAH DILAKSANAKAN, BEGITU
SEBALIKNYA

MATERI MUATAN
PRODUK
UU

PERPU
PP
PERPRES

MATERI MUATAN
Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD 1945
meliputi :
1.hak-hak asasi manusia
2.hak dan kewajiban warga negara;
3.pelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara
serta pembagian kekuasaan negara;
4.wilayah negara dan pembagian daerah;
5.kewarganegaraan dan kependudukan;
6.keuangan negara,
Di samping itu, materi muatan Undang-Undang
juga bisa berasal dari perintah Undang-Undang
lain.
S.D.A.

DASAR
Pasal 8 UU
10/2004

Pasal 9 UU
10/2004

menjalankan UU sebagaimana mestinya

Pasal 10 UU
10/2004

materi yang diperintahkan oleh UU atau materi


untuk melaksanakan PP

Pasal 11 UU
10/2004

MATERI MUATAN
PRODUK
PERDA

MATERI MUATAN

Materi muatan Peraturan Daerah adalah


seluruh materi muatan dalam rangka
penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas
pembantuan, dan menampung kondisi khusus
daerah serta penjabaran lebih lanjut Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi.
Muatan umum untuk Perda setelah dikurangi
urusan Pemerintah (pemerintah pusat) yang
meliputi (6), pelimpahan pemerintah dan
pendelegasian UU

DASAR
UU no. 10
tahun 2004

UU no. 32
Tahun
2004

Peraturan per-UU-an selain dalam


UUD45 dan UU 10 tahun 2004
(1). Keputusan Presiden:

Keputusan = besluit= kehendak dari pemerintah atau pembuat perUU-an

Keppres dapat berupa:

Peraturan/regeling: bersifat umum, berlaku untuk semua warga negara

Penetapan: beschikking: bersifat khusus/einmahlig (bersifat satu kali,


tidak terus menerus)

Pengangkatan rektor

Pemberian tanda jasa

Pemberian grasi, abolisi

TAP MPR XX/MPR/1966 (ket.: sudah tidak berlaku): keppres bersifat


khusus (einmahlig) adalah untuk melaksanakan ketentuan UUD
yang bersangkutan, TAP MPR dalam bidang eksekutif dan Peraturan
Pemerintah.
Pendapat ini tidak sepenuhnya benar:
YA: Einmahlig: amnesti, grasi, abolisi, pengangkatan duta
TIDAK: persamaan kedudukan dalam pemerintahan

Keppres mandiri: materi muatannya bukan merupakan aturan


pelaksanaan yang menjabarkan atau memerinci peraturan
perundangan lainnya, misalnya Keppres no. 55 Tahun 1993 tentang
Pengadaan Tanah Bagi pelaksanaan Pembangunan untuk
Kepentingan Umum.

(2). Instruksi Presiden


Instruksi hanya diberikan oleh pejabat kepada bawahannya,
sehingga hanya berlaku dan mengikat kepada bawahannya
Contoh Instruksi Presiden no. 1 Tahun 1991 tentang Penyebarluasan
Kompilasi Hukum Islam, berisi instruksi Presiden kepada Menteri
Agama untuk menyebarluaskan kompilasi Hukum Islam, yang berisi:
1.

Buku I: tentang Hukum Perkawinan

2.

Buku II: tentang Kewarisan

3.

Buku III: tentang Perwakafan

(3). Menteri
Menteri adalah pembantu presiden dan dalam tugasnya
bertanggungjawab kepada Presiden
Di bidang pembuatan peraturan perundangan juga berasal dari
Presiden
Peraturan Menteri: peraturan pelaksanaan dari Peraturan pemerintah,
Keputusan Presiden atau UU
Contoh : PP Pendaftaran tanah dengan Peraturan Menteri Agraria no. 2 tahun
1978 ditetapkan biaya yang harus dipungut

Keputusan Menteri: peraturan pelaksaan dari Instruksi Presiden atau UU


Contoh: Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991 dengan Keputusan menteri Agama
no. 154 tahun 1991 tentang Pelaksanaan Instruksi Presiden no. 1 Tahun 1991.

SEKIAN ..
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai