Anda di halaman 1dari 28

FARMASI KLINIK

Ahmad saleh

Farmasi Klinik
Pelayanan kefarmasian orientasi pasien
Ruang lingkup pelayanan

Pelayanan obat atas resep dokter


Audit medik
Audit klinis
Uji coba klinis
Tim nutrisi perenteral total
Tim kemoterapi
Pemantauan obat terapeutik
Promosi kesehatan
Pelayanan antikoagulansia
Pemanatauan riwayat pengobatan pasien
Membuat kajian obat baru
Perawatan dan pengobatan luka
dll

TUJUAN
Memaksimalkan efek terapeutik

Ketepatan indikasi
Ketepatan pemilihan obat
Ketepatan pengaturan dosis
Evaluasi terapi

Meminimalkan resiko
Memastikan resiko terkecil
Meminimalkan masalah ketidakamanan pemakaian obat

Meminimalkan biaya
Menghormati pilihan pasien
Mengikutsertakan pasien dalam pengobatan
Hak pasien diakui dan diterima semua pihak

3 peran farmasis dalam peresepan


Sebelum masukan farmasis dlm
kebijakan
Selama mempengaruhi dalam
pengetahuan, sikap, atau ikut dalam tim
Sesudah mengoreksi dan
menyempurnakan peresepan

Karakteristik praktek farmasi klinis

Berorientasi kepada pasien


Terlibat langsung di rawat inap
Bersifat pasif, memberi bila diminta
Berperan aktif, memberi masukan selama
proses peresepan
Bertanggung jawab terhadap setiap
tindakan yang dilakukan
Menjadi mitra tenaga kesehatan lain

Keterampilan farmasi klinis


Mengaplikasikan pengetahuan terapeutik
Mengkorelasikan keadaan penyakit dengan
pemilihan obat
Menggunakan catatan kasus obat
Menginterpretasikan hasil data laboratorium
Menerapkan pendekatan penyelesaian masalah
yang sistematik
Mengidentifikasi kontra indikasi obat
Mengenal reaksi yang tidak dikehendaki yang
mungkin terjadi

Contd
Membuat keputusan tentang formulasi dan
stabilitas
Mengkaji literatur medis dan obat
Menulis laporan medis
Merekomendasikan pengaturan dosis
Mengkomunikasikan secara efektif informasi
Menanggapi pertanyaan
Membuat instruksi yang jelas
Berargumentasi terhadap suatu kasus
Memberikan pendapat atau saran
Menyajikan laporan kasus

Aktivitas farmasi klinis

Pemantauan dan pemeriksaan peresepan


Mencermati penyiapan dan penyimpanan obat
Memeriksa ketepatan penggunaan obat
Menilai kesesuaian bentuk sediaan obat yang
digunakan
Memberikan informasi obat
Membuat penilaian terapeutik
Mengidentifikasi pasien dan faktor resiko medikasi
Membantu memformulasi dan menerapkan
kebijakan peresepan
Menganalisis efektivitas biaya

Contd
Memeriksa kesesuaian obat dan ketepatan dosis
Memantau terapi obat
Menanyakan riwayat pemakaian obat saat pasien
masuk rumah sakit
Mewawancarai pasien
Mengkonsultasi pasien
Pencampuran obat suntik secara aseptis
Penanganan obat sitostatika
Penyiapan totalparenteral nutrisi
Mengelola rekam medis
Menerapkan kebijakan dan pedoman peresepan
Terlibat dalam kegiatan uji klinis
Pengkajian penggunaan obat

Faktor penghambat pelaksanaan


pelayanan farmasi klinik

Kurangnya pengetahuan teknis


Kurangnya kemampuan berkomunikasi
Tekanan kelompok kerja/ketidaknyamanan kerja
Kurangnya motivasi dan keinginan untuk
berubah
Kurang percaya diri
Kurangpelatihan dalam arus kerja yang sesuai
Kurangnya persepsi tanggung jawab
Kurangnya staf di FRS

Strategi memajukan praktek


farmasi klinik
Mempertinggi kemampuan atau memberdayakan
farmasis
Mengintruduksi atau mengenalkan praktek farmasi klinik
kepada petugas kunci di rumah sakit
Mendorong/mendukung farmasis dalam praktek farmasi
klinik
Menjalin hubungan baik dengna tenaga kesehatan lain
Memulai dengan kegiatan sederhana
Menentukan tujuan-tujuan yang jelas, latihan dan
sumber-sumber yang diperlukan
Menetapkan standar untuk praktek farmasi klinik

ETIKA
MUKADIMAH
Bahwasanya seorang apoteker di dalam
menjalankan tugas kewajibannya serta dalam
mengamalkan keahliannya harus senantiasa
mengharapkan bimbingan dan keridhaan Tuhan
Yang Maha Esa
Apoteker di dalam pengabdiaanya kepada nusa
dan bangsa serta di dalam mengamalkan
keahliaannya selalu berpegang teguh kepada
sumpah dan janji apoteker.
Menyadari akan hal tersebut apoteker di dalam
pengabdian profesinya berpedoman pada satu
ikatan moral yaitu :

BAB I
KEWAJIBAN UMUM
PASAL 1 - 8 : Sumpah/Janji
Setiap apoteker harus menjunjung tingg, menghayati
dan mengamalkan sumpah apoteker
Setiap apoteker harus berusaha dengan sungguhsungguh menghayati dan mengamalkan kode etik
apoteker
Setiap apoteker harus senantiasa menjalankan
profesinya sesuai kompetensi apoteker Indonesia serta
selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada
prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan
kewajibannya
Setiap apoteker harus selalu aktif mengikuti
perkembangan di bidang kesehatan pada umumnya
dan di bidang farmasi pada khususnya

Contd..
Di dalam menjalankan tugasnya setiap
apoteker harus menjauhkan diri dari usaha
mencari keuntungan diri semata yang
bertentangan dengan martabat dan tradisi
luhur jabatan kefarmasian
Seorang apotekerharus berbudi luhur dan
menjadi contoh yang baik bagi orang lain
Seorang apoteker harus menjadi sumber
informasi sesuai dengan profesinya
Seorang apoteker harus aktif mengikuti
perkembangan peraturan perundanganundangan di bidang kesehatan pada
umumnya dan di bidang farmasi pada
khususnya

BAB II
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP
PENDERITA

PASAL 9 :
Seorang apoteker dalam melakukan
pekerjaan kefarmasian harus mengutamakan
kepentingan masyarakat dan menghormati
hak asazi penderita dan melindungi makhluk
hidup

BAB III

Kewajiban apoteker terhadap teman sejawat


PASAL 10 : setiap apoteker harus
memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana
ia ingin diperlakukan
PASAL 11: sesama apoteker harus selalu saling
mengingatkan dan saling menasehatiuntuk
mematuhi ketentuan-ketentuan kode etik
PASAL 12 : awtiap apoteker harus
mempergunakan setiap kesempatan untuk
meningkatkan kerjasama yang baik sesama
apoteker didalam memelihara keluhuran martabat
jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa
saling mempercayai di dalam menunaikan
tugasnya

BAB IV
Kewajiban apoteker terhadap
sejawat petugas kesehatan lainnya
PASAL 13 : setiap apoteker harus
mempergunakan setiap kesempatan untuk
membangun dan meningkatkan hubungan
profesi, saling mempercayai, menghargai dan
menghormati sejawat petugas kesehatan.
PASAL 14 : setiap apoteker hendaknya
menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan
yang dapat mengakibatkan
berkurangnya/hilangnya kepercayaan
masyarakat kepada sejawat petugas kesehatan
lain.

BAB V
PENUTUP
Setiap apoteker bersungguh-sungguh
menghayati dan mengamalkan kode etik
apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas
kefarmasiannya sehari-hari. Jika seorang
apoteker baik dengan sengaja maupun tidak
sengaja melanggar atau tidak mematuhi kode
etik apoteker Indonesia maka dia wajib
mengakui dan menerima sanksi dari
pemerintah, Ikatan /organisasi profesi, farmasi
yang menanganinya (ISFI) dan
mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan
Yang Maha Esa.

Pengelolaan klinis

Praktek berbasis bukti


Audit klinis
Pengembangan profesional berkelanjutan
Penatalaksanaan terhadap kinerja yang
buruk
Memantau pelayanan klinis
Manajemen resiko
Penelitian dan pengembangan

Praktek berbasis bukti


Praktek pengobatan berbasis bukti berarti
mengintegrasikan keahlian klinis individual
dengan bukti klinis eksternal terbaik yang
tersedia dari penelitian sistematik
Praktek berbasis bukti didefinisikan
sebagai penggunaan bukti terbaik yang
teliti, tegas, dan bijaksana dalam
pembuatan keputusan tentang pelayanan
pasien individu.

Contd

Hasil penelitian terbaik


Sistem formularium
Pemantauan resep
Audit klinis dan tinjauan penggunaan obat
Adanya pedoman praktek klinis
Memeriksa jurnal-jurnal baru

AUDIT
Audit klinis: sustu analisis kritis sistematis terhadap
kualitas pelayanan klinis, meliputi prosedur yang
digunakan untuk diagnosis dan pelayanan, penggunaan
sumber daya dan hasil ayng didapat kualitas hidup
pasien
Audit profesional: studi beberapa bagian struktur, proses
dan hasil praktek kefarmasian yang dilaksanakan oleh
farmasis pribadi atau kelompok praktisi yang tergabung
dalam aktivitas yang berkaitan untuk mengukur derajat
pencapaian sasaran yang disepakati, penggunaan
sumber daya, dan haisl yang diperoleh pada pasien.
Siklus audit: proses audit melibatkan penetapan standar,
pengukuran praktek saat initerhadap standar,
mengidentifikasi bidang masalah atau kekurangan, dan
memastikan keefektivan prosedur atau kebutuhan untuk
melaksnakan kebutuhan

TAHAPAN

Pemilihan topik
Tujuan dan sasaran audit
Penetapan standar
Perencanaan program audit
Pengumpulan data-data metode, statistik
yang sesuai
Pengkajian data dan membuat kesimpulan
Perubahan yang berpengaruh

SIKLUS AUDIT

STANDAR
PELAYANAN

Melaksanakan
perubahan

Mengamati praktek
Saat ini

Membandingkan praktek
Dengan standar

Pemantauan pelayanan klinis

Audit klinis
Manajemen resiko
Survei pasien
Jaminan kualitas termasuk organisasi
Umpan balik dari stakeholder

Pengembangan profesional berkelanjutan


Apa yang seharusnya dikerjakan
dan tidak bisa

Identifikasi kebutuhan pelatihan

Tentukan jawaban akan kebutuhan

Dalam bentuk kelas resmi atau


pengalaman praktek

Ambil bagian dalam pelatihan

Catat kegiatan

Kaji kinerja

Kerjakan saat ini


Apa yang sudah dipelajari ? Dapatkah
dikerjakan saat ini ? Atau belum dapat
diekrjakan saat ini ? Bagaiamana hal ini
akan berpengaruh pada praktek anda

Identifikasi dan perbaikan kinerja


Deskripsi dan spesifikasi pekerjaantinjauan tahunan dapat sangat bermanfaat
Penilaian kinerja melibatkan manajer lini
Tentukan kinerja untuk manajer senior
Kinerja ditentukan berkaitan dengan
kompetensi
Pendekatan tanpa kesalahan lebih baik
Dukungan selalu diberikan setiap
kesalahan

Manajemen resiko
Penurunan resiko kejadian yang tidak
dikehendaki yang terjadi di organisasi
melalui penilaian sistematis, peninjauan
dan kemudian mencari jalan untuk
mencegah kesalahan berikut

Anda mungkin juga menyukai