Anda di halaman 1dari 76

BAB 1

Pendidikan Tinggi Hukum di Indonesia

Berfikir
yuridis

Menyelesaikan persoalan hukum


dengan hukum yang berlaku.
Berfikir
=
Logika

Yuridis
=
kaidah hukum
yang berlaku

Keadilan
=
Inti dari Hukum

BAB 2
Manusia, Masyarakat, dan Kaidah

Manusia, Masyarakat, dan


Kaidah
Objek Studi Ilmu Hukum
bukan hukum yang menyatakan Kausalitasdeterministik (mutlak), tetapi hukum yang
mengatur tentang perilaku manusia dalam
hubungan antar satu dengan lainnya
Wujud hukum: kaidah perilaku manusia
Sumber: dorongan, hasrat, kemauan
manusia
Sunaryati hartono: manusia punya akal,
perasaan dan kemauan sendiri

BAB 3 (Kaidah)

Pengertian Kaidah = pedoman perilaku


manusia mengenai apa yang boleh, atau
dilarang oleh orang dalam masyarakat
Fungsi Kaidah menurut Hans Kelsen =
memerintah, memberi wewenang,
mengizinkan, menderogasi
(mengesampingkan hukum tertentu)
Kaidah memiliki kekuatan objektif yang
berarti berlaku secara umum

Klasifikasi Kaidah

Klasifikasi J. H. P. Bellefroid (abadi & tidak abadi)


Klasifikasi J. Van Kan (kaidah agama, kaidah
kesusilaan, kaidah kesopanan, kaidah hukum)
Klasifikasi Soediman Kartohadiprojo (sosial &
bukan sosial)
Klasifikasi W. L. G. Lemaire
Golongan kaidah hukum
Golongan kaidah bukan hukum (kaidah agama,
kaidah budi nurani, kaidah moral positif, kaidah
kesopanan, kaidah kebiasaan)

Kaidah Bukan Kaidah


Hukum

Kaidah Agama = mengatur individu dengan tuhan,


sanksinya pembalasan diakhirat
Kaidah Budi Nurani = berasal dari diri sendiri dan
ditegakkan oleh diri sendiri, sanksinya penyesalan
Kaidah Moral Positif = baik buruk perbuatan
ditentukan oleh pendapat masyarakat, sanksinya
pengucilan
Kaidah Kesopanan = kaidah ini lebih diarahkan
pada bentuk luar dari perilaku manusia untuk
menghindari perasaan tersinggung, sanksinya
celaan
Kaidah Kebiasaan = perilaku yang diulang-ulang

BAB 4 (Kaidah Hukum)

1.
2.
.

.
.

Pengertian Kaidah Hukum =


Quid ius (apa itu hukum ?) tidak ada definisi yang pasti
Quid iuris ( apa yang berlaku sebagai hukum? )
Aliran Legisme = hakim sebagai corong uu,
menitikberatkan kepastian hukum (fiducia dalam kasus
arres perusahaan bir)
Aliran Bebas = uu sebagai alat bantu hakim,
mengabaikan kepastian hukum
Aliran Modern = tidak diatur dalam uu dapat di
tafsirkan oleh hakim, lebih seimbang antara kepastian
hukum dan keadilan

Apakah Manusia Itu?

Pendekatan Sosiologis
Manusia -> Makhluk Hidup -> 2
aspek: Individual dan kebersamaan
dengan manusia lain.

Prof. Soediman Kartohadiprodjo (1965)


4 unsur dasar manusia
1. Raga
2. Rasa
3. Rasio
4. Rukun

Eksistensi Manusia
Di dalam diri manusia terdapat Naluri Self-Preservasi (mempertahankan
eksistensi)
Bahaya yang mengancam eksistensi manusia
Timbul dari dalam diri manusia itu sendiri
Berasal dari luar diri manusia.
Manusia terdorong untuk melawan bahaya tersebut dengan melakukan pelbagai
usaha untuk mendapatkan segala sesuatu yang diperlukan (kebutuhan)
Kebutuhan yang dianggap penting -> kepentingan
Kepentingan:
Jasmani
rokhani
Untuk memenuhi kebutuhan manusia harus melakukan pelbagai perbuatan atau
tingkah laku (perilaku)

Aspek Eksistensi Manusia


Selalu berada dengan sesamanya (ko-eksistensi)
Paul Vinogradoff (Common Sense in Law, 1956), no
human being stands entirely isolated in this world
Sunaryati-Hartono
Manusia adalah serempak Individu dan anggota
masyarakat (makhluk sosial)
Aristoteles, manusia = Zoon Politikon
Soediman Kartohadiprodjo
Zoon Politikon = man is a social and political being

Hubungan antar manusia = hubungan


sosial
Hubungan sosial => interaksi sosial
=> jaringan relasi sosial (masyarakat)
Fungsi: secara fisik dan secara psikis

Setiap perilaku manusia akan


menimbulkan Akibat (negatif atau positif)
Tidak ada yang mau dirugikan -> timbul
harapan berkembang menjadi tuntutan
agar berperilaku dengan cara tertentu ->
tidak merugikan
Ketidakpastian -> membahayakan
Maka, membutuhkan kepastian
Manusia buat prediktabilitas

Hati Nurani (geweten,


conscience)

Martabat kemanusiaan, demi


kesempurnaan dirinya sebagai manusia.
Menuntut cara dalam berperilaku.
Tuntutan cara berperilaku, melalui proses
objektivitas -> berlaku secara umum
Situasi sama -> cara berperilaku sama
Kaidah atau norma

Kaidah atau Norma

Fungsi: pedoman berperilaku


Apa yang boleh dan tidak boleh

KESIMPULAN
Manusia -> Makhluk Hidup -> Naluri
Mempertahankan Eksistensinya ->
Melindungi Diri Dari Bahaya -> Memenuhi
Kebutuhan -> Hubungan Antar Individu
-> Interaksi Sosial -> Masyarakat ->
dituntut berperilaku secara tertentu ->
proses Objektivasi -> Kaidah ->
PEDOMAN

Bab 5 (Tujuan Hukum)

Pengertian : hukum di bentuk untuk


bertujuan memenuhi kebutuhan
masyarakat yang terus berkembang
agar terwujudnya masyrakat yang
ideal,yang dalam pemenuhan tujuan
terserbut setiap hukum haruslah di
landasi oleh 3 teori dasar yaitu
1. Teori etis
2. Teori utilitas
3. Teori pengayoman

Teori etis

Ahli : aristoteles
Tujuan : mewujudkan keadilan(ius
suum cuique tribuere)
Jenis keadilan :
1. Keadilan distributif
2. Keadilan komutatif

Aliran : hukum bebas

Teori utilitas

Ahli : jeremy betham


Tujuan : mewujudkan kebahagian bagi
semua orang,oleh karena itu perlu
adanya keapstian hukum(lex dura ,sed
tamen scripta
Aliran : legalitas

Teori Pengayoman

Tujuan : memberikan pengayoman kepada


semua manusia yang berarti melindungi
manusia dalam arti aktif dan pasif
Dalam arti :
1. Pasif
2. aktif

Definisi umum tentang


1.
2.
3.
4.
5.

Keadilan
Keadilan
Keadilan
Keadilan
Keadilan

komutatif
distributif
vindikatif
protetktif

Bab 6 (Hukum dan Sikap


Batin)

Tujuan hukum mewujudkan masyrakat


yang ideal yaitu masyarakat yang tertib
dan tentram dalam mencapai tujuan
tersebut hukum mengatur perilaku
manusia
1. Hukum bersifat :Normatif
2. Atributif

Dalam perbuatan manusia terdapat unsur


1. Objektif (perilakunya)
2. Subjektif (sikap batinnya)

Bab 7 (Kesadaran Hukum)

Pengertian kesadaran hukum


Kebiasaan dapat menjadi kebiasaan hukum
karena adanya kesadaran hukum
Hukum kebiasaan terdiri dari 2 unsur :
1. Unsur materiil atau unsur fakta
2. Unsur intelektuaal atau unsur psikologis

2 faktor kaidah hukum di katakan efektif


apabila taat,faktor yang membuat taat
adalah:
1. Kesadaran hukum(internal dari manusia)
2. Sanksi(external dari manusia)

Apabila seseorang memiliki kesadaran hukum maka


memahami :
1.
2.
3.
4.
5.

Kesadaran hukum dapat dibedakan menjadi 2 :


1.
2.

Apa kaidah yang mengatur perilakunya


Kepatuhan pada kaidah hukum secara lansung berkaitan dengan
terwujudnya ketertiban dan keadilan
Seyogiyanya ia mematuhi kaidah hukum
Kepatuhan dan tuntutan pada kaidah hukum itu adil,perlu dan sesuai
dengan martabat manusia
Adanya dan tuntutan kepatuhan pada kaidah hukum itu berarakar
dalam perhomatan atas martabat manusia
Kesadanran hukum pribadi
Kesadaran hukum umu

Fungsi hukum:
1.
2.

Sarana control sosial


Sarana mengarahkan masyarakat lebih baik

Bab 8
Hubungan Antara Hukum dan Sanksi

Hubungan antara hukum dan sanksi, dapat


diartikan juga sebagai hubungan antara hukum
dan kekuasaan.
Mengapa?
Dikarenakan sanksi hukum itu berperan dalam
mewujudkan efektifitas hukum
Dan efektifitas hukum itu diwujudkan sebagai
kekuatan untuk mempengaruhi perilaku
manusia
Dan untuk dapat mempengaruhi, diperlukan
suatu kekuasaan

J Van Kan mengatakan bahwa hukum itu


memaksa
Prof van der pot mengatakan bahwa
bedanya kaidah hukum dan kaidahkaidah sosial lain adalah bahwa kaidah
hukum itu bersifat memaksa, dan sifat
memaksa ini diwujudkan dalam bentuk
sanksi hukum. Oleh karenanya, sanksi
hukum ini merupakan pembeda kaidah
hukum dari kaidah2 lainnya.

Jadi yang membuat suatu kaidah menjadi


kaidah hukum adalah faktor sanksi.
Semua ini didasari oleh pendapat dari Thomas
Hobbes yang mengatakan bahwa inti dari
hukum itu adalah sanksi
Pada dasarnya semua kaidah itu memaksa,
dikarenakan semua kaidah meletakan
kewajiban yang menuntut kepatuhan.
Walaupun memang dalam kehidupan nyata
sifat memaksa itu diwujudkan dalam bentuk
sanksi

Sanksi adalah akibat yang timbul dari


perilaku manusia yang dapat
dikenakan terhadap manusia tersebut,
dalam rangka sbg keharusan untuk
mematuhi kaidah perilaku.

Wujud konkret dari sanksi bermacammacam tergantung dari jenis kaidah sanksi
yang bersangkutan
Dari hakikat substansi sanksi dapat
dibedakan sanksi positif dan negatif
Sanksi juga dapat dibedakan menjadi
sanksi hukum dan sanksi bukan hukum
Dimana sanksi hukum terorganisasi
Dan sanksi bukan hukum itu tidak
terorganisasi

Penerapan sanksi bukan hukum


tergantung pada masing2 masyarakat
contoh : sanksi sosial dan perasaan
bersalah
Sanksi hukum juga macam2 : contoh
sanksi administrasi, sanksi pidana

Analisis Normatif

Apakah sanksi esensial??


Walaupun hukum itu bersifat memaksa,
namun tidak berarti sesuai dengan
kenyataan
Kaidah hukum tidak seperti hukum alam,
oleh karena itu dapat dipaksakan
Pendapat org yang melihat sanksi hukum
sebagai unsur esensial dari kaidah hukum,
mengidentifikasikannya dengan
kekuasaan

Manusia itu punya FREEWILL,,


Hukum hadir untuk menciptalan
ketertiban
Namun di lain pihak, freewill itu sendiri
menentukan apakah kaidah hukum itu
akan ditaati atau tidak.
PADAHAL justru hukum itu hadir untuk
menghindari manusia dari kekacauan
akibat freewill itu sendiri

Oleh karena itu hukum harus dapat


mempengaruhi kemauan bebas
manusia sedemikian rupa
Hukum memerlukan suatu cara, suatu
daya upaya agar manusia mau
mematuhi hukum
Dan cara tersebut adalah SANKSI

Jadi sanksi itu bukan unsur esensial


dari hukum
Bukan unsur konstitutif yang
menyebabkan hukum ada, melainkan
sebagai suatu sarana untuk
menghadapi kemauan bebas manusia
tersebut

Analisis Sosiologis
Hukum efektif apabila mampu mempengaruhi
perilaku manusia ke arah yang dikehendaki
Agar hukum itu dapat mempengaruhi perilaku warga
masyarakat dengan sungguh2 maka ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi :
Pertama : pada dasarnya memuat pesan, maka harus
disampaikan. Teknik penyampaiannya yang penting
Kedua : apa yang dikehendaki adalah sesuatu yang
memang dapat dilaksanakan oleh penerima pesan
Ketiga : harus ada sesuatu yang dapat mendorong
masyarakat

Berkaitan dengan syarat ketiga C.J.M


Schuyt berpendapat bahwa :
Pertama : teori paksahukum itu
dipaksakan oleh sanksi
Kedua : teori konsensus persetujuan
terhadap kaidah hukum yang bersangkutan
Sanksi hukum bukanlah satu2nya faktor
dalam mengefektifkan hukum, banyak
faktor lain seperti faktor internal,
lingkungan sosial, DLL

BAB 9 (Perbedaan dan


Hubungan Antar Kaidah)

Perbedaan kaidah hukum dan agama


Kaidah agama diciptakan oleh Tuhan,
dan diturunkan oleh nabi
Sedangkan kaidah hukum diciptakan
oleh manusia dan untuk manusia

Perbedaan kaidah hukum dan kaidah


kesusilaan
Sasaran utama dari tiap kaidah kesusilaan
adalah sikap batin dari orang yang
bersangkutan.
Menuntut cara berperilaku tertentu demi
kepentingan pelaku itu sendiri
Dalam menilai baik buruknya seseorang,
maka yang menentukan adalah langsung
sikap batin yang bersangkutan.

Sanksi pada kaidah kesusilaan tidak


terorganisasikan

Perbedaan kaidah hukum dan kaidah kesopanan


Tujuan kurang lebih sama
Sama-sama menghendaki terwujudnya
ketertiban
Bedanya : kesopanan itu lebih ke ketertiban saja
Pelaksanaan sepenuhnya diserahkan kepada
kemauan bebas masing2
Sedangkan pada kaidah hukum yang
dikehendaki adalah ketertiban yang berkeadilan

Hubungan kaidah hukum dan kaidah bukan


hukum
Antara dua itu terdapat perbedaanperbedaan
Hubungan antara kedua kelompok kaidah
itu adalah :
Hubungan yang saling melemahkan
Hubungan yang saling menguatkan daya
berlaku kaidah dari masing2 kelompok
kaidah

Sekurang-kurangnya ada tiga


kemungkinan

Bab10
Penggolongan (Klasifikasi) Hukum

Ukuran ukuran dalam


penggolongan hukum

1. Sumber sumber hukum (akan


dibahas di bab berikutnya)
2. Wilayah berlakunya kaidah hukum
3. Bentuk kaidah hukum
4. Sifat kaidah hukum
5. Waktu berlaku kaidah hukum
6. Isi kaidah hukum
7. Fungsi pengaturan kaidah hukum
8. Wujud kaidah hukum

Penggolongan berdasarkan
wilayah waktu

Tradisional : Hukum Nasional dan


Hukum Internasional
Hans Kelsen (Austria) 4 lingkungan :
Waktu, Ruang, Personal, dan Material
Prof. Soerjono Soekanto dan Punadi
Purbacaraka : Kaidah Hukum Alam dan
Kaidah Hukum Positif

Penggolongan berdasarkan
bentuk kaidah hukum

Hukum Tertulis : Dikodifikasikan dan


Tidak Dikodifikasikan
Hukum tidak tertulis

Penggolongan berdasarkan
sifat dan kekuatan sanksi

Kaidah hukum yang memaksa


(dwingendrecht, compulsory law)
contoh : Pasal 338 KUHP (pembunuhan
biasa) dan Pasal 2 UU Perkawinan No.
1/1974 (syarat sah)
Kaidah hukum yang mengatur
(aanvullendrecht = hukum pelengkap /
hukum penambah) Pasal 1152
KUHPdt tentang Gadai dan Perjanjian
jual-beli

Penggolongan berdasarkan
waktu / masa berlaku

Ius Constitutum (Hukum Positif atau


Tata Hukum)
Ius Constituendum (Hukum yang dicita
citakan)
Tambahann : Hukum Alam (Hukum
Asasi)

Penggolongan berdasarkan
isi kaidah hukum
Prof. Belleforid
Publik : Kaidah hukum yang mengatur hal ketatanegaraan
Privat : Kaidah hukum yang mengatur tata tertib Masyarakat
Prof. van Apeldoorn (Kepentingan yang dilindungi)
Publik : Kaidah hukum yang mengatur kepentingan umum
Privat : Kaidah hukum yang mengatur kepentingan khusus /
istimewa
Prof. Paul Scholten (Asas hukum yang mendasari jenis
kaidah hukum)
Publik (Hk Istimewa) : Asas khusus untuk membatasi
kekuasaan hukum privat
Privat : Asas umum yang mengatur masalah hukum biasa
yang dihadapi manusia

Penggolongan berdasarkan
isi kaidah hukum (2)
Drs. E. Utrecht, SH (Besarnya kepentingan negara /
pemerintah)
1. Hukum Publik terdiri dari :
a. Hukum Publik dalam arti sempit (HTN dalam arti
luas)
b. Hukum Pidana
c. Hukum Acara (Tatausaha Negara, Perdata, Pidana)
d. Hukum Perburuhan
e. Hukum Pajak
f. Hukum Internasional Publik
2. Hukum Privat terdiri atas :
g. Hukum Perdata
h. Hukum Dagang

Penggolongan berdasarkan
isi kaidah hukum (3)
3. Hukum Perselisihan
a. Hukum Perselisihan Nasional
- Hukum Antar Golongan (Hukum Intergentil)
- Hukum Antar Daerah (Hukum Interlokal)
- Hukum Antar Wilayah (Hukum Interregional)
-Hukum Antar Agama
- Hukum Antar Waktu
b. Hukum Perselisihan Internasional
4. Hukum Ekonomi

Penggolongan berdasarkan
fungsi kaidahnya

Kaidah Hukum Material (Hubungan


antar manusia)
Kaidah Hukum Formal (Tata cara dalam
menegakkan kaidah hukum material)

Penggolongan berdasarkan
wujud kaidah hukum

Hukum Obyektif (berlaku umum)


Hukum Subyektif (hak dan kewajiban
yang muncul dari hukum obyektif)
Penyalahgunaan Hak (Belanda =
Misbruik van Recht, Prancis = Abus de
Droit)

Bab 11
Beberapa Pengertian Pokok dalam
Hukum

Subyek Hukum dan Obyek


Hukum
1. Subyek Hukum
a. Manusia (Pasal 3 KUHPdt)
b. Badan Hukum : - Memiliki kekayaan terpisah dari
anggotanya
- Memiliki hak dan kewajiban terpisah dari anggotanya
- Memiliki sifat berkesinambungan, hak dan kewajiban
tetap ada walau anggotanya berganti
Badan Hukum dapat berbentuk Korporasi (PT, Parpol,
dsb) atau Yayasan.
2. Obyek Hukum
-Bermanfaat bagi Subyek Hukum
-Dapat dikuasai oleh Subyek Hukum
-Dapat dijadikan Obyek dalam suatu hubungan Hukum

Subyek Hukum dan Obyek


Hukum (2)

Umumnya yang dianggap Obyek Hukum itu


adalah benda (zaak), benda dibedakan menjadi :
A. Benda berwujud mobil, rumah, dll
B. Benda Tidak Berwujud hak cipta, hak
merek, dll
C. Benda Bergerak atau Benda Tetap,
pembedaannya dilakukan atas dasar :
. Sifat benda (dapat dipindahkan atau tidak)
. Tujuan pemanfaatan dari benda yang bersangkutan
(khusus untuk benda tetap)
. Penetapan oleh Undang - Undang

Peristiwa hukum

Pengertian
Peristiwa Hukum dapat dibedakan antara yang merupakan
perbuatan subyek hukum dan yang bukan perbuatan
subyek hukum.
Perbuatan subyek hukum dapat dibedakan antara
perbuatan hukum (akibat hukum dikehendaki) dan
bukan perbuatan hukum (akibat hukum tidak
dikehendaki)
Perbuatan hukum dapat dibedakan antara Perbuatan
hukum bersegi satu dan perbuatan hukum bersegi
dua.
Perbuatan subyek hukum yang bukan perbuatan hukum
dibedakan menjadi perbuatan yang tidak melawan
hukum dan perbuatan yang melawan hukum

Hak

a.
b.

Pengertian
Hak dapat dibedakan ke dalam :
Hak Mutlak HAM, Hak Publik Mutlak,
Hak Keperdataan Mutlak
Hak Nisbi (relatif) Hak untuk
menuntut orang lain untuk
memberikan, melakukan, atau tidak
melakukan sesuatu.

BAB 12
Sumber Hukum

Arti sumber hukum


Sumber Hukum dalam arti Sejarah
-Sumber untuk mengetahui hukum apa yang berlaku pada
suatu waktu di tempat tertentu Dokumen, piagam, vonis,
kontrak tertulis, novel, tulisan, dll
-Sumber bahan yang digunakan sebagai pembentuk UU
Penggunaan sistem hukum
2. Sumber Hukum dalam arti Sosiologi Situasi dan system
sosio-ekonomi, keyakinan keagamaan, dan kondisi
kebudayaan.
3. Sumber Hukum dalam arti filsafat
-Sumber dari isi hukum . Bila suatu hukum atau aturan
hukum dapat dikatakan baik? Ukuran apa yang dapat
digunakan untuk menguji aturan hukum atau system hukum
tertentu?
- Sumber kekuatan mengikat hukum. Atas dasar apa warga
masyarakat wajib mematuhi kaidah hukum?
1.

Sumber hukum formal


1. Undang Undang Semua UU adalah keputusan pemerintah.
Keputusan pemerintah dibedakan ke dalam tiga jenis yaitu; Peraturan
(Regel), Penetapan atau Ketetapan (Beschikking), dan Vonis.
Keputusan Pemerintah yang disebut undang undang dibedakan ke
dalam dua macam , yakni : UU dalam arti Materiil dan UU dalam arti
Formal.
Penjelasan Asas Hukum Perundang undangan :
a. Lex Superior Derogat Legi Inferiori Penjelasan Hak Uji Materil dan
Formil.
Contoh : UU No. 39/2008 tentang Kementrian dikesampingkan oleh
Keputusan Presiden No. 121 tahun 2014 tentang Pembentukan
Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun
2014-2019.
b. Lex Posterior Derogat Legi Priori saat berlaku dan berakhir UU.
Contoh : UU No. 32/2004 Pemerintahan Daerah menghapus berlakunya
UU No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah
c. Lex Specialis Derogat Legi Generali . Contoh : KUHD mengesampingkan
Buku III KUHPdt, UU No. 15/2003 tentang Pemberantasan Terorisme
mengesampingkan UU N0. 8/1981 tentang Hukum Acara Pidana

Sumber hukum formal (2)


2. Kebiasaan
Penjelasan Kebiasaan, Hukum Kebiasaan, Adat, Hukum
Adat
Secara umum dapat dibedakan menjadi tiga jenis Hukum
Kebiasaan, yaitu ; Hukum Kebiasaan Umum (Negara),
Hukum Kebiasaan Setempat (Provinsi atau Kabupaten),
dan Kebiasaan Khusus atau Kebiasaan Kelompok (Profesi)
3. Traktat
Subyek Hukum Internasional : Negara yang berdaulat,
Negara dominion, Badan Internasional, Tahta Suci Vatikan,
Perusahaan Multinasional
Proses Pembentukan Traktat ; Tahap Penetapan, Tahap
Persetujuan, Tahap Ratifikasi, dan Tahap Pelantikan.

Sumber hukum formal (3)


4. Yurisprudensi
Faktor yang mempengaruhi pembentukan hukum
oleh peradilan :
A. Kelemahan pembentuk UU dalam mengetahui segala
hal secara lengkap
B. Kelemahan pembuat UU dalam mengikuti kecepatan
proses perkembangan dari masyarakat.
C. Penerapann ketentuan perundang undangan
memerlukan penafsiran
D. Terdapat hal tertentu dalam suatu kasus secara
rasional seharusnya berlaku bagi kasus sejenis
E. Adanya peradilan kasasi oleh Mahkamah Agung.

Bab XIV
Sistem Hukum dan
Asas Hukum

Sistem Hukum

Pengertin Sistem
Sistem adalah gambaran sederhana dari suatu
gejala/objek dalam dunia kenyataan.
Suatu sarana abstrak untuk mengungkap dan mempelajari
gejala-gejala konsepsional,konkret atau abstrak.
Pengertian Subsistem
Suatu sistem yang tersusun atas beberapa subsubsistem.
Pendekatan Sistem
Metode studi atau cara untuk mengeksplisitkan organisasi
suatu keseluruhan kedalam jaringan saling berkaitan
antarkomponen,yang sedemikian rupa sehinggap yang
majemuk itu menjadi jelas

Ciri sistem

Terdiri dari bagian-bagian yang lebih


kecil,yaitu subsistem.
Sistem bukan penambahan dari
subsistem,tetapi merupakan satu
keutuhan yang dibentuk oleh
subsistem-subsistem.
Adanya hubungan ketergantungan
antar subsistem.
Memiliki tujuan yang ditetapkan.

Unsur-Unsur Sistem Hukum

1. Idiil (Kaidah/Asas) -> Legal


Substance
2. Operasional
(Pengadilan,Advokatur,Kenota
riatan)-> Legal Structure
3.Aktual (Perilaku) -> Legal
Culture

Tujuan dari Sistem Hukum :

Mewujudkan ketertiban social


Memberikan penyelesaian konflik tanpa
kekerasan
Memberikan jaminan pengembangan
diri dan otonomi para warga
masyarakat
Mewujudkan keadilan
Menganalisasi perubahan sosial

Asas Hukum
Kaidah pokok yang paling umum dan tidak dapat
diabstraksikan lagi.
Bertujuan untuk menjaga agar konkretisasi nilai ke
dalam norma tidak menyimpang dan memastikan
pelaksaan normanya sesuai dengan nilai-nilai yang
diangkap baik.
Asas adalah jembatan antara nilai/kaidah dan hal
konkrit.
Contoh :
Nilai kemanusiaan
Perlindungan HAM
Pasal
dalamUU HAM
(Abstrak)
(Nilai)
(Konkrit)

Contoh Asas Hukum

Unus testis nullus testis,kesaksian


satu orang bukanlah kekasian
Pacta sunt servanda,perjanjian
mengikat para pihak
Cogitationis poenam nemo
patitur,orang tidak dapat dihukum
untuk apa yang ada didalam
pikiran

Bab XVIII
Penemuan
Hukum

Seorang hakim tidak dapat menolak mengadili perkara


yang diajukan,dengan alasan peraturannya belum
lengkap atau tidak jelas.

Dalam hal peraturan yang belum jelas, hakim harus


berinisiatif untuk menyelesaikan perkara tersebut

nisiatif yang dimaksud adalah Penemuan Hukum atau Reachtsivinding

Metode Penemuan Hukum


Penafsiran Hukum
Konstruksi
Hukum

1.Otentik
2.Gramati
kal
3.Historis
4.Sistemat
is
5.Sosiologi

1.Analog
i
2.Pengh
alusan
Hukum
3.Argum
entum A
contrario

Penafsiran Hukum

Penafsiran Otentik

Penafsiran terhadap istilah dalam Peruuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Penafsiran Gramatikal

Penafsiran yang dilakukan terhadap tata kalimat yang digunakan pembuat UU dalam
Peruuan tertentu

Penafsiran Sejarah :

Penafsiran dengan cara melihat sejarah pembentukannya .

Penafsiran Peraturan Perundang Undangan -> melihat notulensi


Penafsiran Hukum -> melihat sistem hukum pada saat hukum itu
dibuat
Penafsiran Penafsiran Sistematis
Penafsiran yang dilakukan dengan melihat sistematika hukumnya .
Penafsiran Sosiologis

Penafsiran Peruuan dengan menyesuikan peraturan Peruuan dengan hal konkrit


yanga ada di dalam masyarakat.

Konstruksi Hukum

Konstruksi Analogi
Memasukan suatu perkara ke dalam lingkup
pengaturan suatu peraturan peruuan yang
sebenarnya tidak dimaksudkan untuk menyelesaikan
perkara yang bersangkutan.
Konstruksi Penghalusan Hukum
Peraturan yang sebenarnya ada dan digunakan untuk
menyelesaikan perkara, tetapi tidak dapat digunakan
Argumentum A Contrario
Menerapkan pengecualian untuk tidak menerapkan
aturan pada suatu kasus yang memperlihatkan
kesamaan,

Anda mungkin juga menyukai