SINUS PARANASALIS
OLEH:
OLIMVIA DWI JULANDA
I PUTU BAGUS N
PEMBIMBING:
dr. Rini Widyastuti, Sp.THT
ANATOMI
Dorsum nasi terdiri:
1.Bagian yang keras (kranial): os.nasalis
ANATOMI
Septum nasi terdiri atas:
1.Bagian posterior terdiri atas tulang: lamina
ANATOMI
Kavum nasi, batas-batasnya:
Medial
: septum nasi
Lateral : konka superior, medius, inferior
meatus superior, medius, inferior
Anterior : introitus kavum nasi, disebut nares
Posterior
: koane
Superior : lamina kribrosa
Inferior : palatum durum
ANATOMI
Sinus Paranasalis, terdiri dari:
1. Golongan anterior:
Sinus maksilaris, sinus etmoidalis anterior, sinus
frontalis.
Ostia dari sinus ini dalam meatus medius.
Pus dalam meatus medius mengalir ke vestibulum
nasi.
2. Golongan posterior:
Sinus etmoidalis posterior, sinus sfenoidalis.
Ostia dari sinus ini dalam meatus superior.
Pus dalam meatus superior mengalir ke dalam
faring.
Palpasi Sinus
RINOSKOPIA ANTERIOR
1.Alat:
Spekulum hidung Hartmann
Pinset (angulair)-bayonet (Lucae)
Aplikator
Pipa penghisap
Kaca rinoskopi posterior
RINOSKOPIA ANTERIOR
2. Cara pemakaian spekulum
Memegang spekulum dengan tangan kiri
Posisi spekulunm horisontal, tangkai lateral,
mulutnya
hidung).
medial
(masuk
dalam
lubang
RINOSKOPIA ANTERIOR
2. Cara pemakaian spekulum
Memasukkan
RINOSKOPIA ANTERIOR
3. Tahap-tahap pemeriksaan:
A. Memeriksa vestibulum nasi
B. Memeriksa kavum nasi bagian bawah
C. Memeriksa fenomena palatum mole
D. Memeriksa kavum nasi bagian atas
E. Memeriksa vestibulum nasi
RINOSKOPIA ANTERIOR
A. Memeriksa vestibulum nasi
Pemeriksaan pendahuluan perhatikan: bibir
RINOSKOPIA ANTERIOR
B. Memeriksa kavum nasi bagian bawah
Arahkan
RINOSKOPIA ANTERIOR
RINOSKOPIA ANTERIOR
C. Memeriksa fenomena palatum mole
Cahaya lampu diarahkan ke dinding belakang
RINOSKOPIA ANTERIOR
D. Memeriksa kavum nasi bagian atas
Arahkan cahaya lampu ke kavum nasi bagian
RINOSKOPIA ANTERIOR
E. Memeriksa septum nasi (seluruhnya)
Septum deviasi berbentuk spina septi, krista
septi, huruf S.
Gelap karena :
Cahaya lampu tidak tegak lurus pada palatum mole, atau
Dinding nasofaring yang terang benderang itu dikecilkan
Rinoskopia Posterior
Ide pemeriksaan :
Menyinari koane dan dinding-dinding nasofaring dengan
cahaya yang dipantulkan oleh suatu cermin yang
ditempatkan dalam nasofaring.
Syarat yang harus dipenuhi :
Harus ada tempat yang cukup luas buat menempatkan
kaca. Untuk itu maka lidah tetap di dalam mulut dan
ditekan ke bawah dengan spatula.
Harus ada jalan yang lebar antara uvula dan faring, agar
cahaya yang dipantulkan oleh cermin, dapat masuk ke
dalam nasofaring.
Alat-alat :
Cermin yang kecil, spatula penekan lidah, lampu
spiritus
Solusio tetrakain (-efedrin) 1%.
Teknik :
Pada penderita yang sangat sensitif pemeriksaan baru
dapat dimulai 5 menit setelah ke dalam faring diberikan
tetrakain 1% (3-4x). Spatula dipegang dengan tangan
kiri, cermin dengan tangan kanan.
Pegang cermin dengan tangan kanan, punggung cermin
dipanasi pada lampu spiritus temperatur cermin dicek
dengan menyentuhkan pada punggung tangan kiri
( panasnya harus lebih sedikit dari 37 C). Tangkai
cermin dipegang seperti memegang pensil dan cermin
diarahkan ke atas.
Tahap-tahap pemeriksaan :
Tahap 1 : Pemeriksaan septum nasi (margo
posterior), koane dan
tuba kanan.
Tahap 2 : Idem kiri
Tahap 3 : Memeriksa atap nasofaring
Tahap 4 : Memeriksa kauda konka inferior