Anda di halaman 1dari 8

1.

Pengertian Stratifikasi Sosial


Stratifikasi merupakan suatu fenomena sosial yang
telah menjadi ciri dari setiap masyarakat di manapun
dan dari dulu sampai sekarang. Plato (Russell,
2004:147) seorang filsuf
klasik Yunani misalnya
membagi warga negara menjadi tiga kelas yakni
rakyat biasa, kaum serdadu dan golongan para
pemimpin. Golongan para pemimpin memiliki
kekuasaan politik. Jumlahnya lebih sediri dari dua
golongan di bawahnya. Golongan para pemimpin ini
pada mulanya dipilih oleh legislator, tetapi kemudian
diganti berdasarkan keturunan. Seorang filsuf yang
lain masih dari Yunani - Aristoteles (Russell, 2004;
236)
menagatakan bahwa setiap orang harus
dicintai sesuai dengan kelebihannya, yang lebih
rendah harus mencintai yang lebih tinggi dari pada
Bina Nusantara

Deskripsi singkat di atas hanya mau menunjukan bahwa tidak


semua hal dalam masyaakat diakui memiliki nilai yang sama.
Terlepas dari persoalan apakah nilai itu merupakan suatu
konstruksi sosial untuk mempertahankan status quo dari kelas
tertentu dalam suatu masyarakat, sistem stratifikasi
nampaknya tidak bisa dihindari dari kehidupan sosial.
Pitirim A. Sorokin ( Soekanto, 2006; 197) mengatakan bahwa
sistem lapisan sosial merupakan ciri yang tetap dan umum
dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Barang siapa
yang memiliki sesuatu yang berharga dalam jumlah yang
sangat banyak dianggap masyarakat memiliki kedudukan
dalam lapisan atas. Mereka hanya memiliki sedikit sekali atau
tidak memiliki sesuatu yang berharga dalam pandangan
masyarakat mempunyai kedudukan yang rendah.
Setelah kita melihat bahwa sistem stratifikasi merupakan
sesuatu yang sangat umum dan selalu ada dalam setiap
masyarakat, kita coba melihat defenisi dari stratifikasi sosial.
Bina Nusantara

Menurut Pitirim A. Sorokin (Soekanto, 2006:198) stratifikasi berasal dari


kata stratum yang berari lapisan. Lebih lanjut Sorokin menjelaskan bahwa
stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
kelas-kelas secara bertingkat. Dasar dari pembedaan ini adalah tidak
adanya keseimbangan dalam distribusi hak dan kewajiban.
2. Sifat Stratifikasi Sosial
Sifat dalam stratifikasi sosial dapat bersifat tertutup dan terbuka (Soekanto,
2006:202). Lapisan tertutup membatasi kemungkinan pindahnya seseorang
dari satu lapisan ke lapisan yang lain baik yang perpindahan horisontal
maupun vertikal. Sebaliknya dalam lapisan yang terbuka setiap masyarakat
mempunyai kesempatan untuk berusaha sesuai dengan kecakapannya
sendiri untuk naik ke lapisan atas.
Lapisan tertutup lebih didasarkan pada faktor-faktor yang bersifat ascribed,
suatu lapisan yang terjadi bukan karena usaha atau kegagalan seseorang
melainkan karena berdasarkan kelahiran. Menjadi putra mahkota di Jepang,
pangeran di Inggris atau di kerajaan Yogyakarta bukan karena pendidikan,
melainkan karena kelahiran berdasarkan tradisi masyarakat itu sendiri. Ini
berarti bahwa tidak setiap warga negara Inggris dapat menjadi pangeran
Inggris, dan tidak setiap warga Jepang akan dapat menjadi putra mahkota
Jepang. Lapisan sosial yang tertutup ini banyak dijumpai dalam sistem
kasta.
Bina Nusantara

Lapisan terbuka lebih didasarkan oleh faktor-faktor prestasi


atau usaha seseorang. Lapisan terbuka dianuti oleh hampir
semua masyarakat modern dewasa ini.
3. Kelas-Kelas Dalam Masyarakat
Kelas sosial (Soekanto, 2006:207) adalah semua orang dan
keluarga yang sadar akan kedudukannya di dalam suatu
lapisan, dan kedudukan mereka itu diketahui serta diakui
oleh masyarakat umum. Kelas sosial ini bisa didasari oleh
ukuran kekayaan, ukuran kekuasaan, kehormatan dan
penguasaan terhadap ilmu pengetahuan.
Ada pula yang menggunakan istilah kelas hanya untuk
lapisan yang berdasarkan atas unsur ekonomis. Sementara
itu, lapisan yang berdasarkan atas kehormatan dinamakan
kelompok kedudukan (status group).
Bina Nusantara

Menurut Joseph Schumpeter, kelas-kelas dalam masyarakat


terbentuk
karena
diperlukan
untuk
menyesuaikan
masyarakat dengan keperluan-keperluan yang nyata.
Berdasarkan hal tersebut di atas, kelas memberikan fasilitasfasilitas hidup yang tertentu bagi anggotanya. Misalnya,
keselematan atas hidup dan harta benda, kebebasan,
standar hidup yang tinggi sesuai dengan kedudukan yang
dalam arti tertentu tidak dipunyai oleh warga kelas yang
lainnya.
Selain itu, kelas juga memengaruhi gaya dan tingkah laku
hidup masing-masing warganya karena kelas-kelas yang ada
dalam
masyarakat
mempunyai
perbedaan
dalam
kesempatan-kesempatan menjalani jenis pendidikan atau
rekreasi tertentu.
Bina Nusantara

4. Kriteria Menggolongkan Anggota Masyarakat Dalam Suatu


Lapisan
1. Ukuran Kekayaan
Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak
termasuk dalam lapisan atas. Kekayaan tersebut dapat
dilihat pada bentuk rumah, mobil pribadi, cara menggunakan
pakaian dan kebiasaan-kebiasaan lainnya.
2. Ukuran Kekuasaan
Barang siapa memiliki kekuasaan atau mempunyai
wewenang terbesar menempati lapisan atas.
3. Ukuran Kehormatan
Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran
kekayaan dan kekuasaan. Orang yang paling disegani dan
dihormati, mendapat tempat teratas. Ukuran ini banyak
dijumpai dalam masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya
mereka adalah golongan tua atau yang pernah berjasa.
Bina Nusantara

5. Prinsip-Prinsip Umum Stratifikasi Sosial


Stratifikasi sosial merupakan karakteri dari setiap
komunitas masyarakat.
Stratifikasi sosial bersifat universal dan berubah-ubah
Stratifikasi sosial akan selalu ada pada setia generasi
Stratifikasi sosial didukung oleh pola-pola kepercayaan.
6. Distribusi Kekuasaan, Hak-Hak Istimewa dan Prestise yang
Tidak
Merata.
Kekuasaan
didefenisikan
sebagai
kemungkinan individu atau kelompok untuk memaksakan
keinginan meraka kepada yang lainnya, bahkan bila
mendapat penolakan dan pertentangan dari orang lain. Pada
saat anda memaksakan keinginan anda terhadap orang lain
yang tidak ingin dikontrol oleh anda, anda berarti memiliki
kekuasaan. Penggunaan paksaan merupakan manifenstasi
yang paling nyata dari kepemilikan kekuasaan.
Bina Nusantara

Privilege
Privilege mengacu pada hak, keuntungan dan kekebalan yang
diasosiasikan dengan suatu posisi hirarki. Distribusi privilege membagi
masyarakat ke dalam kelompok yang memiliki dan yang tidak memiliki.
Kelompok strata atas memiliki kekebalan, pendapatan, dan hak-hak
prerogatif, kebebasan, dan pilihan-pilihan yang kurang sesuai dengan
strata bawah. Privilege memiliki dua aspek utama yakni ekonomi dan
kultural. 1) beberapa privilege secara langsung dihubungkan dengan
posisi ekonomi individual. Orang-orang dengan kesejahteraan yang lebih
besar dapat memperoleh banyak keuntungan seperti pelayanan
kesehatan yang baik dan dapat menghindari setiap kesulitan hidup. 2)
norma-norma
budaya
dapat
meberikan
keuntungan
atau
ketidakberuntungan kepada orang-orang tertentu.
Prestige
Prestige mengacu pada distribusi kehormatan dan status sosial. Dalam
masyarakat pada umumnya ada kelompok yang memiliki prestige yang
tinggi, namun ada pula kelompok masyarakat dengan prestige yang
rendah.
Bina Nusantara

Anda mungkin juga menyukai