Deformation
Monitoring Using
InSAR
Pengamatan Deformasi Gunung Api dengan
InSAR
Lukman Jundi
Gunung Api
Gunung Api
Wilayah Indonesia terletak di pertemuan antara tiga buah
lempeng yaitu lempeng Eurasia, IndoAustralia dan Pasifik.
Hal inilah yang membuat Indonesia kaya akan gunung api
yang aktif.
Di Indonesia tercatat 129 gunung api, 13% dari seluruh
gunung api di dunia. Sampai saat ini sekitar 80 gunung
api dinyatakan berpotensi meletus.
Gunung Api
Fenomena letusan gunung berapi sulit untuk dideteksi,
hanya bisa dilihat dan diamati kecenderungan melalui
indikasi ilmiah (melalui perekaman seismograf) maupun
alami (perubahan keadaan flora dan fauna).
Letusan gunung berapi menyebabkan kerusakan besar
sehingga perlu dilakukan pemantauan agar kerugian yang
ditimbulkan
dapat
dikurangi.
Gunung Api
Fenomena ini dapat menyebabkan terjadi gejala yang
biasa disebut dengan deformasi.
Deformasi merupakan suatu fenomena dimana objek objek alamiah maupun buatan manusia mengalami
perubahan bentuk dari kondisi
awalnya, biasanya terjadi perubahan posisi seperti naik,
turun dan bergeser.
Prasetyo,
Prasetyo,
Prasetyo,
Keterbatasan InSAR
Penggunaan darirepeat passInSAR untuk studi deformasi secara umum
terkendala oleh dua faktor utama (Klees, R dan Massonet., 1998), yaitu:
Pengaruh atmosfer.
Penentuan perubahan permukaan bumi menggunakan teknologi InSAR
didasarkan atas asumsi bahwa propagansi sinyal radar terpengaruh didalam
atmosfer. Penundaan jalur (path delay) terjadi pada lapisan ionosfer dan
troposfer. Penundaan jalur ionosfer disebabkan oleh adanya variasi nilai total
elektron (Total Electron Content/TEC) sepanjang jalur dan gangguan
perjalanan ionosfer (Traveling Ionosphere Disturbances). Serta adanya
gangguan cuaca ekstrim pada lapisan troposfer juga akan mempengaruhi
hasil pencitraan InSAR. Akibat pengaruh atmosfer ini akan menimbulkan
artifak (bercak segitiga) pada inteferogram. Path Delay yang menyebabkan
terjadinya artifak terdiri atas dua komponen yaitu komponen kering (sekitar
2,3 m pada arah vertikal) dan komponen basah (kecil tapi intensitasnya tinggi)
disebabkan oleh bervariasinya kuat konsentrasi uap air secara spasial dan
temporal. Secara teknis, perubahan 20% kelembaban udara secara spasial
dan temporal akan menimbulkan kesalahan sekitar 10 cm pada citra
deformasi. Metode eliminasi pengaruh atmosfer adalah salah satunya dengan
CONTOH KASUS
DARI PAPER :
STUDI DEFORMASI GUNUNG MERAPI MENGGUNAKAN
TEKNOLOGI
INTERFEROMETRY SYNTHETIC APERTURE RADAR (InSAR)
ITS-Undergraduate-17709-Paper-610841
LOKASI PENELITIAN
Gunung Merapi terletak di Jawa Tengah dengan
ketingian 2.968 m (9.737kaki). Lokasinya
meliputi Klaten, Boyolali,
Magelang (Jawa Tengah) dan Sleman (DI
Yogyakarta). Gunung dengan koordinat
11032`30`` LS 110026`30`` BT (Sumber
:ESDM).
Baselin
Squint
e (m)
Master
Slave
20100616
20100916
92
20100916
20101101
46
PERBANDINGAN
PERUBAHAN
PERBANDINGAN
PERUBAHAN
PERBANDINGAN
PERUBAHAN
PERBANDINGAN
PERUBAHAN
KESIMPULAN
Teknologi InSAR sangat potensial digunakan untuk mendapatkan
model deformasi gunung aktif dalam kurun waktu tertentu. Hasil
pengolahannya dipengaruhi oleh DEM yang digunakan, kualitas dan
korelasi data. Semakin banyak data yang digunakan dengan
kualitas dan korelasi yang baik, maka semakin teliti juga hasil
deformasi yang didapat.