Anda di halaman 1dari 23

CONSULTING SERVICE

OLEH INTERNAL AUDITOR

POKOK BAHASAN
DEFINISI
PERBEDAAN CONSULTING DAN
ASSURANCE
STANDAR CONSULTING SERVICE
CONTOH CONSULTING SERVICE

DEFINISI
Berdasarkan Standar Internasional Praktik Profesional Audit
Internal yang diterbitkan oleh The Institute of Internal Auditors :
Jasa consulting/konsultansi adalah jasa yang bersifat
pemberian nasihat, yang pada umumnya diselenggarakan
berdasarkan permintaan spesifik dari klien. Sifat dan ruang lingkup
jasa konsultansi didasarkan atas kesepakatan dengan klien.
Jasa konsultansi pada umumnya melibatkan dua pihak, yaitu (1)
seorang atau sekelompok orang yang memberikan nasihat
auditor internal; dan (2) seorang atau sekelompok orang yang
menerima nasihat klien penugasan.
Ketika melaksanakan jasa konsultansi, auditor internal harus
selalu
mempertahankan
obyektivitas
dan
tidak
menerima/mengambil alih tanggungjawab manajemen.

PERBEDAAN
CONSULTING DAN ASSURANCE
URAIAN

CONSULTING SERVICE

ASSURANCE SERVICE

Maksud utama
penugasan

Memberikan jasa
nasihat, diklat, atau
fasilitasi

Memberikan penilaian
independen

Pihak yang terlibat

Ada 2 pihak yakni:


1. Customer
orang/grup/pencari/p
enerima jasa
2. Auditor intern
orang/grup yang
menawarkan/membe
rikan jasa

Ada 3 pihak yakni:


1. Auditor intern
orang/grup yang
melakukan penilaian
independen
2. Auditan orang/grup
yang terlibat
langsung dalam
proses,
sistem/subyek
permasalahan lain
3. Pengguna
orang/grup yang
mengandalkan
penilaian independen

Sumber
: Internal
Auditing/ Assurance
and Consulting
Services (Reding K.F
et al, 2009 dalam
Sifat dan
lingkup
Tergantung
pada
Ditentukan
oleh
Prihardono,2011)

fungsi

Cont
URAIAN
Pelaksanaan Standar

Komunikasi / laporan
hasil penugasan

CONSULTING SERVICE
1. Struktur kurang
komplek
2. Standar
implementasi tidak
seketat dan
sebanyak jasa
assurance

ASSURANCE SERVICE
1. Struktur kompleks
2. Standar
implememntasi lebih
ketat dan banyak
dibandingkan jasa
assurance

1. Hanya untuk
1. Untuk auditan dan
penerima jasa
pengguna
2. Jenis informasi
2. Jenis informasi yang
bervariasi, sesuai
dikomunikasikan
dengan lingkup dan
serupa
maksud penugasan
3. Format laporan tidak
3. Laporan di
variatif
distribusikan dalam
4. Bentuknya lebih
berbagai format yang
formal
Sumber : Internal Auditing/ Assurance and
Consulting Services (Reding K.F et al, 2009 dalam
berbeda
Prihardono,2011)
4. Bentuknya dapat
formal atau informal
5

STANDAR CONSULTING
SERVICE
Mengacu pada Standar Internasional Praktik Profesional Audit Internal
yang diterbitkan oleh The Institute of Internal Auditors (IIA).
Memberikan prinsip dasar yang menggambarkan pelaksanaan audit
internal, memberikan suatu kerangka kerja dalam melaksanakan dan
meningkatkan nilai tambah audit internal secara luas, menetapkan
dasar untuk mengevaluasi kinerja audit internal dan mendorong
peningkatan proses dan operasional organisasi.
Terdiri atas Standar Atribut dan Standar Kinerja. Standar Atribut
mengatur atribut organisasi dan individu yang melaksanakan audit
internal. Standar Kinerja mengatur sifat audit internal dan menetapkan
kriteria mutu untuk mengukur kinerja jasa audit internal tersebut.
Standar Implementasi diterbitkan sebagai aturan yang lebih rinci dari
Standar Atribut dan Standar Kinerja, dengan menyajikan persyaratan
tertentu dengan kode (C) untuk jasa Consulting/ konsultansi.

STANDAR ATRIBUT
Tujuan,
Kewenangan,
dan Tanggung
Jawab

Independensi dan Objektivitas

Kecakapan dan
Kecermatan Profesional

Harus
didefinisikan
secara
formal
dalam
suatu
piagam
audit
internal,
dan
harus
sesuai
dengan
Definisi
Audit
Internal,
Kode Etik, dan
Standar.
Kepala
Audit
Internal
(KAI)
harus
mengkaji
secara
periodik
piagam
audit
internal
dan
menyampaikanny
a
kepada
Manajemen
Senior dan Dewan
untuk
memperoleh

audit
internal
harus
Aktivitas
independen dan auditor internal harus
obyektif
dalam
melaksanakan
tugasnya.
Independensi Organisasi
Kepala
Audit
Internal
harus
bertanggungjawab kepada suatu level
dalam organisasi yang memungkinkan
aktivitas
audit
internal
dapat
melaksanakan tanggung jawabnya.
Objektivitas Individual
Auditor Internal harus memiliki sikap
mental tidak memihak dan tanpa
prasangka,
serta
senantiasa
menghindarkan diri dari kemungkinan
timbulnya pertentangan kepentingan.
Kendala terhadap Independensi
atau Objektivitas
Auditor Internal dapat memberikan
jasa konsultansi terhadap kegiatan
yang sebelumnya pernah menjadi
tanggung jawabnya.
Jika auditor internal memiliki potensi

Kecakapan
Kepala Audit Internal harus
menolak
penugasan
konsultansi
atau
memperoleh
saran
dan
bantuan yang kompeten,
jika
auditor
internalnya
tidak memiliki pengetahuan,
keterampilan,
atau
kompetensi
untuk
melaksanakan seluruh atau
sebagian
penugasan
tersebut.
Kecermatan Profesional
(Due Professional Care)
Harus memperhatikan :
1) Kebutuhan dan harapan
klien, mencakup sifat,
saat, dan komunikasi
hasil penugasan;
2) Kompleksitas relatif dan
7
luasnya
cakupan
pekerjaan
yang

STANDAR KINERJA
1. Mengelola Aktivitas Audit
Internal
2. Sifat Dasar Pekerjaan
3. Perencanaan Penugasan
4. Pelaksanaan Penugasan
5. Komunikasi Hasil Penugasan
6. Pemantauan Perkembangan
7. Komunikasi Penerimaan Risiko
8

Mengelola Aktivitas Audit Internal


Kepala Audit Internal harus mengelola aktivitas audit internal secara efektif
untuk meyakinkan bahwa aktivitas tersebut memberikan nilai tambah bagi
organisasi.
Perencanaan
Kepala Audit Internal harus mempertimbangkan penerimaan rencana
penugasan konsultansi berdasarkan potensi peningkatan manajemen risiko,
nilai tambah, dan peningkatan kegiatan operasional yang dapat diberikan dari
penugasan tersebut. Penugasan yang diterima harus tercakup dalam
perencanaan.
Komunikasi dan Persetujuan
Kepala Audit Internal mengkomunikasikan rencana aktivitas audit internal dan
kebutuhan sumber daya, termasuk perubahan interim yang signifikan, kepada
Manajemen Senior dan Dewan untuk dikaji dan disetujui. Kepala Audit Internal
juga harus mengkomunikasikan dampak dari keterbatasan sumber daya.
Pengelolaan Sumber Daya
Kepala Audit Internal harus memastikan bahwa sumber daya audit internal
telah sesuai, memadai, dan dapat digunakan secara efektif dalam rangka
pencapaian rencana yang telah disetujui.
Kebijakan dan Prosedur
Kepala Audit Internal harus menetapkan kebijakan dan prosedur untuk
9
mengarahkan/memandu aktivitas audit internal.

Cont
Koordinasi
Kepala Audit Internal harus berbagi informasi dan mengkoordinasikan
kegiatannya dengan seluruh penyedia jasa asurans dan konsultansi eksternal
dan internal lain, untuk memastikan bahwa lingkup penugasan telah sesuai
dan meminimalkan duplikasi aktivitas.
Laporan kepada Manajemen Senior dan Dewan
Kepala Audit Internal harus melaporkan secara periodik tujuan, kewenangan,
tanggung jawab, dan kinerja aktivitas audit internal terhadap rencananya.
Laporan tersebut juga harus mencakup risiko signifikan yang dihadapi,
pemasalahan tentang pengendalian, risiko terjadinya kecurangan, masalah
tata kelola, dan hal lainnya yang diperlukan atau diminta oleh Manajemen
Senior dan Dewan.
Penyedia Jasa Eksternal dan Tanggung Jawab Organisasi pada Audit
Internal
Apabila terdapat penyedia jasa eksternal yang memberikan jasa audit internal
pada aktivitas audit internal organisasi, penyedia jasa tersebut harus
memberikan pemahaman bahwa organisasi memiliki tanggung jawab untuk
memelihara aktivitas audit internal yang efektif.
10

Sifat Dasar Pekerjaan


Aktivitas audit internal harus melakukan evaluasi dan memberikan
kontribusi dalam peningkatan proses tata kelola, manajemen risiko, dan
pengendalian dengan menggunakan pendekatan yang sistematis dan
teratur.
Tata Kelola
Aktivitas audit internal harus menilai dan memberikan rekomendasi
yang sesuai untuk peningkatan proses tata kelola dalam pencapaian
tujuan-tujuan pengembangan etika dan nilai-nilai yang sesuai dalam
organisasi; memastikan bahwa pengelolaan dan akuntabilitas kinerja
organisasi telah efektif; mengkomunikasikan informasi risiko dan
pengendalian pada area yang sesuai dalam organisasi; dan
mengkoordinasikan kegiatan dan mengkomunikasikan informasi
secara efektif diantara Dewan Pengawas, auditor eksternal dan
internal, serta manajemen.
Manajemen Risiko
Aktivitas audit internal harus mengevaluasi efektivitas dan
memberikan kontribusi pada peningkatan proses manajemen risiko.
11

Cont
Selama penugasan konsultansi, auditor internal harus memperhatikan
risiko yang terkait dengan tujuan penugasan serta harus waspada terhadap
risiko lain yang signifikan.
Auditor Internal harus menerapkan pengetahuan mengenai risiko yang
diperolehnya melalui penugasan konsultansi dalam penugasan evaluasi
proses manajemen risiko organisasi.
Ketika membantu manajemen dalam penyusunan atau peningkatan proses
manajemen risiko, auditor internal harus menolak menerima tanggung
jawab manajemen yang sebenarnya melakukan pengelolaan risiko.
Pengendalian
Aktivitas audit internal harus membantu organisasi memelihara
pengendalian yang efektif dengan cara mengevaluasi efisiensi dan
efektivitasnya serta mendorong pengembangan berkelanjutan.
Auditor
Internal
harus
menerapkan
pengetahuannya
mengenai
pengendalian yang diperolehnya melalui penugasan konsultansi dalam
penugasan evaluasi proses pengendalian organisasi.

12

Perencanaan Penugasan
Auditor Internal harus menyusun dan mendokumentasikan rencana untuk
setiap penugasan yang mencakup tujuan penugasan, ruang lingkup,
waktu, dan alokasi sumber daya.
Pertimbangan Perencanaan
Auditor Internal harus membuat nota kesepahaman dengan klien
penugasan konsultansi yang memuat tujuan, ruang lingkup, tanggung
jawab masing-masing pihak, dan harapan lain klien. Untuk penugasan
yang signifikan, nota kesepahaman ini harus didokumentasikan.
Tujuan Penugasan
Tujuan harus ditetapkan untuk setiap penugasan.
Tujuan penugasan konsultansi harus diarahkan pada proses tata kelola,
risiko, dan pengendalian, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat
dengan klien.
Tujuan penugasan konsultansi harus konsisten dengan nilai, strategi,
dan tujuan organisasi.
Ruang Lingkup Penugasan
Ruang lingkup penugasan yang ditetapkan harus memadai untuk dapat
mencapai tujuan penugasan.
13

Cont
Dalam penugasan konsultansi, auditor internal harus memastikan bahwa ruang
lingkup penugasan telah memadai untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati. Jika Auditor Internal merasa berkeberatan tentang ruang lingkup
selama penugasan, keberatan tersebut harus didiskusikan dengan klien untuk
menentukan kelanjutan penugasan.
Selama penugasan konsultansi, auditor internal harus memperhatikan
pengendalian yang terkait dengan tujuan penugasan serta waspada terhadap
berbagai permasalahan pengendalian yang signifikan.
Alokasi Sumber Daya Penugasan
Auditor Internal harus menentukan sumber daya yang sesuai dan memadai
untuk mencapai tujuan penugasan, berdasarkan evaluasi atas sifat dan tingkat
kompleksitas setiap penugasan, keterbatasan waktu, dan sumber daya yang
dapat digunakan.
Program Kerja Penugasan
Auditor Internal harus menyusun dan mendokumentasikan program kerja untuk
mencapai tujuan penugasan
Program kerja penugasan konsultansi berbeda dalam bentuk dan isinya,
tergantung pada sifat setiap penugasan.
14

Pelaksanaan Penugasan
Auditor Internal harus mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan
mendokumentasikan informasi yang memadai untuk mencapai tujuan
penugasan.
Pengidentifikasian Informasi
Auditor Internal harus mengidentifikasi informasi yang memadai,
handal, relevan, dan berguna untuk mencapai tujuan penugasan.
Analisis dan Evaluasi
Auditor Internal harus mendasarkan kesimpulan dan hasil
penugasannya pada analisis dan evaluasi yang sesuai.
Pendokumentasian Informasi
Auditor Internal harus mendokumentasikan informasi yang relevan
untuk mendukung kesimpulan dan hasil penugasan
Kepala Audit Internal harus menetapkan kebijakan kustodian dan
retensi penyimpanan dokumentasi penugasan konsultansi, termasuk
penyampaiannya kepada pihak internal maupun eksternal
organisasi. Kebijakan tersebut harus konsisten dengan ketentuan
organisasi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
ketentuan lainnya.
Supervisi Penugasan
15

Komunikasi Hasil Penugasan


Auditor Internal harus mengomunikasikan hasil penugasannya.
Kriteria Komunikasi
Komunikasi harus mencakup tujuan, dan ruang lingkup penugasan,
serta kesimpulan, rekomendasi, dan rencana tindak lanjutnya. Bentuk
dan isi komunikasi progres dan hasil akhir penugasan konsultansi
bervariasi dalam bentuk dan isinya, tergantung pada sifat penugasan
dan kebutuhan klien.
Kualitas Komunikasi
Komunikasi yang disampaikan harus akurat, objektif, jelas, ringkas,
konstruktif, lengkap, dan tepat waktu.
Jika komunikasi akhir mengandung kesalahan atau kealpaan, Kepala
Audit Internal harus mengkomunikasikan informasi yang telah dikoreksi
kepada semua pihak yang sebelumnya telah menerima komunikasi
asli.
Pengungkapan atas Penugasan yang Tidak Patuh terhadap
Standar
Apabila ketidakpatuhan terhadap Definisi Audit Internal, Kode Etik, atau
Standar mempengaruhi suatu penugasan, komunikasi hasil penugasan
harus mengungkapkan prinsip atau aturan perilaku pada Kode 16
Etik,

Cont
Penyampaian Hasil Penugasan
Kepala Audit Internal bertanggungjawab mengkomunikasikan
hasil akhir penugasan konsultansi kepada klien.
Dalam penugasan konsultansi, permasalahan tata kelola,
manajemen risko, dan pengendalian, dapat sekaligus
diidentifikasi. Apabila isu tersebut berpengaruh signifikan
terhadap organisasi, maka hal tersebut harus dikomunikasikan
kepada Manajemen Senior dan Dewan.
Pendapat Umum
Apabila terdapat pendapat umum, maka pendapat tersebut
harus memperhatikan ekspektasi Manajemen Senior dan
Dewan, serta pemangku kepentingan lainnya, dan harus
didukung oleh informasi yang cukup, reliabel, relevan dan
bermanfaat.
17

Pemantauan Perkembangan
Kepala Audit Internal harus menetapkan dan
memelihara sistem untuk memantau disposisi
atas hasil penugasan yang telah dikomunikasikan
kepada manajemen.
Aktifitas audit internal harus memantau disposisi
hasil penugasan konsultansi untuk memantau
tindakan perbaikan yang telah dilakukan oleh
klien sesuai dengan hasil kesepakatan penugasan
konsultansi.

18

Komunikasi Penerimaan Risiko


Dalam hal Kepala Audit Internal menyimpulkan
bahwa manajemen telah menanggung risiko yang
tidak dapat ditanggung oleh organisasi, Kepala
Audit Internal harus membahas masalah ini
dengan manajemen senior. Jika Kepala Audit
Internal meyakini bahwa permasalahan tersebut
belum terselesaikan, maka Kepala Audit Internal
harus mengkomunikasikan hal tersebut kepada
Dewan Pengawas.

19

CONTOH CONSULTING
SERVICE
Contoh Consulting Service yang dilaksanakan oleh BPKP antara lain:
1. Pemberian Nasehat (Advisory Consulting Engangements)
Membantu para pembuat keputusan dengan menilai programprogram atau kebijakan yang sedang ebrjalan, proses bisnis serta
berbagai informasi tentang praktek-praktek terbaik dalam rangka
memberikan nilai tambah bagi organisasi
Misal : Kajian atas pengelolaan PNBP, Kajian atas dana hibah, Kajian
atas kegiatan pembangunan jaringan distribusi dan gas bumi
2. Pendidikan dan Pelatihan (Training Consulting
Engangement)
Memberikan pengetahuan yang dibutuhkan mengenai subyek
tertentu
Misal : Sosialisasi SPIP dan diklat SPIP, Good Corporate Governance,
Manajemen Risiko, Fraud Control Plan, Akuntansi Keuangan Daerah

20

Cont
3. Fasilitasi (Fasilitative Consulting Engangements)
Memfasilitasi suatu proses yang dibutuhkan dalam subyek
tertentu
Misal : Asistensi penyusunan pedoman, asistensi penyusunan
Good Corporate Governance, pendampingan dan monitoring
pembangunan beberapa proyek, pengadaan sistem SKPD
4. Campuran (Blended Engangements)
Gabungan antara penugasan consultative dan assurance
Misal : pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) oleh
BUMN yakni kegiatan identifikasi, pengukuran dan pemetaan
risiko dan memberikan usulan pengelolaan risiko BUMN yang
terkait dengan kewajiban publiknya untuk mendisribusikan
produk yang dihasilkannya
21

REFERENSI
Standar Internasional Praktik Profesional Audit
Internal (Standar), 2012, The Institute of Internal
Auditors
Prihardono, Djoko, 2011, Peran Consulting dan
Assurance BPKP Dalam Mewujudkan Tata Kelola
Yang Baik Pasca Terbitnya Inpres No. 4 Tahun
2011

22

~ TERIMA KASIH ~

23

Anda mungkin juga menyukai