Kelompok 1
1.Dian Ika Rahmawati
2.Leli Sriwahyuni
3.Niki Wjaya sari
4.Natalia Manik
5.Renno Noviandri
6.Slamet Riyadi
7.Kurnia suandari
Asam Amino
Sistem HMS
(Hexosamonofosfat Shunt)
Pada sistem HMS, glukosa dioksidasi menjadi glukonat.
Dari 6-phosphoglukonat dan ribose 5-phosfat terbentuklah
piruvat dan asetat. Mikroorganisme ini tidak dapat
mensintesis asam glutamate dari piruvat dan laktat, tetapi
dapat memproduksi asam glutamate dari malat dan sitrat.
Malat dihasilkan dari reaksi enzim, karena asam dengan 4
karbon dibutuhkan untuk pembentukannya. Asam sitrat
dibentuk dari asetat dan oksalat kemudian dioksidasi menjadi
asam glutamate melalui NADP-dehidrogenasie khusus,
misalnya
isositrat-dehidrogenase
dan
L-glutamate
dehidrogenase yang terhadap dalam ion ammonium.
Corynebacterium
Beberapa spesies Corynebacterium: Corynebacterium
diphteriae dan Corynebacterium glutamicum.
Corynebacterium diphteriae adalah bakteri tanah gram positif
yang
tidak
bergerak.
Mengandung
katalase
dan
menggunakan metabolism fermentasi untuk memecah
karbohidrat.
Corynebacterium
glutamicum
dapat
menghasilkan
Monosodium Glutamat (MSG) yang berguna sebagai penguat
rasa, menghilangkan rasa tidak enak yang terdapat pada
makanan tertentu dalam pembuatan makanan.
Klasifikasi ilmiah
Kingdom
Phylum
Orde
Sub orde
Family
Genus
Spesies
: Bacteria
: Actinobacteria
: Actinomycetales
: Corynebacterineae
: Corynebacteriaceae
: Corynebacterium
: Glutamicum
MSG
Monosodium Glutamat (MSG) adalah kristal putih yang biasanya dibuat sebagai
pelengkap bumbu masak yang mempunyai cita rasa yang kuat. Monosodium
Glutamat (MSG), merupakan turunan kimia L-Glutamic acid monosodium salt,
yang jika di-Indonesia-kan menjadi garam natrium dari asam glutamate(natrium
glutamate atau sodium glutamate). Sodium itu nama lain dari Natrium. Sedangkan
ikatan aslinya adalah asam glutamat atau glutamic acid yang mampu mengikat
dua ion positif. Karena unsur Na hanya memiliki satu valensi, maka masih ada
satu unsur asam. Karena yang diikat baru satu, maka disebut mono, artinya satu.
Satu sodium asam glutamat alias monosodium glutamat disingkat menjadi MSG.
Dan rumus kimianya: C5H8NNaO4. Dari strukturnya MSG memiliki satu karbon
asimetrik yaitu karbon empat dari kiri. Karbon tersebut terikat oleh 4 gugus yang
saling berbeda sehingga merupakan bentuk isomer yang aktif. Bentuk garam yang
terikat pada karbon empat dari kiri ini memiliki kekutan membangkitkan atau
mempertegas citarasa dari daging, ikan atau jenis makanan lainnya
Kristalisasi Monosodium
Glutamate
murni asam glutamate yang berasal dari proses
Kristal
pemurnian asam
glutamate digunakan sebagai dasar penggunaan MSG. Asam glutamat yang
dipakai dalam proses ini harus mempunyai kemurnian lebih besar dari 95%
sehingga bisa didapatkan MSG yang berkualitas baik. Untuk mengubah asam
glutamate menjadi MSG, Kristal tersebut dilarutkan dalam air sambil
dinetralkan dengan NaOH atau NaHCO 3 sampai pH menjadi 6,6-7. Pada
keadaan ini asam glutamate sudah bereaksi dengan Na + dan membentuk
larutan MSG. larutan ini mempunyai derajad kekentalan sekitar 26-28 OBE pada
suhu 30OC dengan konsentrasi MSG antara 52-55 g/l larutan. Untuk lebih
menjernihkan cairan MSG yang berwarna kuning jernih dan juga untuk
menyerap kotoran lainnya ke dalam cairan ini ditambahkan arang aktif
sebanyak 5% b/v. kemudian diaduk dan didiamkan selama 1 jam untuk lebih
menyempurnakan proses penyerapan warna dan impurity lainnya. Arang aktif
ini akan bekerja lebih baik pada pH di bawah netral
Hal ini dikarenakan pH larutan asam glutamate yang dinetralkan ini diatur di
bawah pH netral. Cairan berisi arang aktif dan MSG ini kemudian disaring
dengan menggunakan vakum filter dan menghasilkan filtrat serta cake yang
berisi arang aktif dan impurity lainnya. Jika kekeruhan dan warna dari filtrat
tersebut sudah sesuai dengan yang diinginkan, maka cairan ini bisa
dikristalkan. Kristalisator hampa udara banyak digunakan untuk
pengkristalan ini. Setelah cairan MSG tersebut memiliki kekentalan 26 OBE,
larutan ini kemudian diuapkan pada kondisi vakum 64 cmHg atau setara
dengan temperatur didih 60OC. Pemekatan dilakukan sampai konsentrasi
68-69 g MSG / liter larutan. Karena cairan sudah mencapai fase jenuh, maka
pemberian umpan akan menyebabkan terbentuknya MSG. Umpan yang
diberikan sekitar 2%. Inti kristal yang terbentuk ini secara perlahan-lahan
akan diikuti dengan pemekatan larutan sehingga diperoleh kristal yang lebih
besar. Proses kristalisasi ini berlangsung sekitar 14 jam.
Kristal MSG yang dihasilkan dari proses ini dipisahkan dengan metode
sentrifugasi dari cairannya. Filtrat hasil penyaringan dikembalikan pada
proses pemucatan. Kristal MSG yang dihasilkan setelah disaring
kemudian dikeringkan dengan uap panas dalam lorong pengering,
kemudian diayak dengan ayakan bertingkat sehingga didapat tiga
ukuran kristal, yaitu LLC (Long Large Crystal), LC (Long Crystal), dan
RC (Regular Crystal). Sedangkan Fine Crystal yang merupakan kristal
sangat kecil dikembalikan pada proses sebagai umpan balik. Hasil MSG
yang sudah diayak dalam bentuk kering tersebut selanjutnya
dimasukkan ke dalam karung plastik berukuran 50 Kg atau sesuai
dengan yang diiinginkan untuk kemudian disimpan sementara dalam
gudang penyimpanan sebelum digunakan untuk keperluan dan tujuan
yang lainnya (Budiyanto, 2003).
Kristal MSG
lauk-pauk. MSG juga hadir dalam berbagai makanan olahan seperti daging
kalengan dan daging olahan beku, saus tomat, mayones, kecap, sosis, makanan
ringan, beberapa produk olahan keju, bumbu mie instan, dan lain-lain.Penggunaan
MSG kadang-kadang tersembunyi di balik label makanan dengan nama yang
berbeda. Jika Anda melihat penyedap rasa alami, protein hidrolisat dan rempahrempah dalam label makanan Anda, bukan berarti di dalamnya tidak ada MSG.
Justru di situlah sebenarnya MSG itu sembunyi, hanya saja namanya diubah agar
tidak ada orang yang mengetahuinya.
Banyak sekali kontroversi mengenai penggunaan MSG ini. Ada yang menyatakan
bahwa MSG itu tidak berbahaya bagi tubuh, namun tidak sedikit pula yang
menentang hal itu dan menyatakan bahwa MSG sangat berbahaya bagi tubuh
manusia, bahkan dalam kurun waktu yang cukup lama dapat menyebabkan
kematian.
MSG adalah bubuk putih yang cepat larut dalam air atau air liur. Setelah larut, MSG terurai
menjadi natrium dan glutamat. Glutamat adalah asam amino nonesensial yang ditemukan
di hampir semua protein. Di Amerika Serikat, MSG termasuk dalam daftar bahan makanan
yang aman menurut Food and Drug Administration. Selain itu, Komite Ilmiah Uni Eropa
juga menilai bahwa MSG merupakan zat makanan yang aman untuk dikonsumsi oleh
manusia. Di Jepang sebagai negara penemu MSG pertama kali mengatakan bahwa MSG
adalah zat aditif pada makanan yang boleh digunakan tanpa pembatasan tertentu. Bahkan
di negara kita Indonesia sendiripun, MSG termasuk bahan makanan yang dianggap aman
oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) hal ini disampaikan sendiri secara
langsung oleh kepala BPOM Ibu Husniah Rubiana Thamrin, dalam rapat dengan Komisi IX
DPR RI, Rabu 25 Mei 2009. Micin, MSG, penyedap rasa, ataupun sejenisnya merupakan
bahan makanan yang aman dikonsumsi oleh masyarakat. Asosiasi pangan dunia juga
telah menguji kalau efek negatif yang selama ini beredar di masyarakat tentang
penggunaan micin tidak terbukti.
Selain dampak negatif, berdasarkan hasil studi yang dilakukan FDA (Food and
Drug Administration)tahun 1995, konsumsi MSG bisa menimbulkan efek samping
berupa:
Rasa terbakar di bagian belakang leher, lengan depan dan dada
Rasa kaku pada bagian belakang leher, yang akan menjalar ke lengan dan
punggung
Rasa nyeri, hangat dan lemah pada wajah, pusat, punggung atas, leher dan
lengan
Muka terasa tegang
Sakit di dada
Sakit kepala
Mempercepat detak jantung
Kesulitan bernapas
Mengantuk
Lemah dan lelah
Kanker
Sindrom Restoran Cina (Chinese Restaurant
Syndrome)
Hipertensi
Kerusakan retina
Kerusakan hipotalamus dan struktur otak lain
Ketergantungan
Kesimpulan
1.
2.
3.
TERIMA KASIH