Anda di halaman 1dari 14

1

1. Perencanaan Pengadaan

1. Penggelembungan Anggaran (Mark Up)


2. Rencana Pengadaan yang diarahkan
3. Rekayasa pemaketan untuk KKN
4. Penentuan jadwal pengadaan yang tidak realistis

2. Pembentukan Panitia Pelelangan

1. Panitia Tidak transparan


2. Integritas Panitia lemah
3. Panitia lelang yang memihak kepada peserta tertentu
4. Panitia lelang tidak independen 2
3. Prakualifikasi Perusahaan

1. Dokumen administrasi tidak memenuhi syarat


2. Dokumen administrasi tidak benar (aspal)
3. Legalisasi dokumen tidak dilakukan
4. Evaluasi tidak sesuai kriteria

4. Penyusunan Dokumen Lelang

1. Spesifikasi yang diarahkan


2. Rekayasa kriteria evaluasi
3. Dokumen lelang tidak standar
4. Dokumen lelang yang tidak lengkap 3
5. Pengumuman Lelang

1. Pengumuman lelang yang semu atau fiktif


2. Jangka waktu pengumuman terlalu singkat
3. Pengumaman lelang tidak lengkap
4. Dokumen lelang yang tidak lengkap

6. Pengambilan dokumen lelang

1. Dokumen lelang yang diserahkan tidak sama (inkonsisten)


2. Waktu pendistribusian dokumen terbatas
3. Lokasi pengambilan dokumen sulit untuk dicari
4
7. Penyusunan HPS

1. Gambaran nilai HPS ditutup-tutupi


2. Penggelembungan (mark up) untuk keperluan KKN
3. Harga dasar yang tidak standar (KKN)
4. Penentuan estimasi harga tidak sesuai aturan

8. Penjelasan (Aanwijzing)

1. Pre bid meeting yang terbatas


2. Informasi dan diskripsi terbatas
3. Penjelasan yang kontroversial
5
9. Penyerahan dan Pembukaan
Penawaran

1. Relokasi tempat penyerahan dokumen penawaran


2. Penerimaan dokumen penawaran yang terlambat
3. Penyerahan dokumen fiktif
4. Ketidak lengkapan dokumen penawaran

10. Evaluasi penawaran

1. Kriteria Evaluasi cacat


2. Penggantian dokumen
3. Evaluasi tertutup dan tersembunyi
4. Peserta lelang terpola dalam rangka berkolusi 6
11. Pengumuman calon Pemenang

1. Pengumuman sangat terbatas


2. Tanggal pengumuman sengaja ditunda
3. Pengumuman yang tidak informatif

12. Sanggahan Peserta Lelang

1. Tidak seluruh sanggahan ditanggapi


2. Substansi sanggahan tidak ditanggapi
3. Sanggahan pro forma untuk menghindari tuduhan tender diatur
4. Panitia kurang independen dan akuntabel 7
13. Penunjukan Pemenang Lelang

1. Srt penunjukkan pemenang yg sengaja ditunda pengeluarannya


2. Surat penunjukkan pemenang yang dikeluarkan dgn buru-buru
3. Surat penunjukkan pemenang yang tidak sah

14. Penandatanganan Kontrak

1. Penandatanganan kontrak yang kolutif


2. Penandatanganan kontrak yang ditunda-tunda
3. Penandatanganan kontrak secara tertutup
4. Penandatanganan kontrak tidak sah 8
15. Penyerahan Barang

1. Kualifikasi barang tidak sesuai spesifikasi


2. Kriteria penerimaan barang bias (tidak jelas)
3. Volume barang tidak sama dengan yg tertulis di dokumen lelang
4. Jaminan Pasca jual palsu

16. Penyerahan Jasa Konsultan

1. Rekomendasi palsu/tidak realistis


2. Kriteria penerimaan karya konsultan bias (tidak jelas)
3. Data lapangan dipalsukan
4. Design plagiat (tanpa dukungan design note) 9
17. Penyerahan Jasa Konstruksi

1. Volume Konstruksi tidak sesuai dgn yg diminta dlm spesifikasi


2. Kriteria penerimaan hasil kerja konstruksi bias
3. Perintah perubahan volume dlm rangka KKN / contract change
order (CCO)
4. Volume konstruksi tidak sesuai dalam rangka KKN

10
BEBERAPA CATATAN DLM KEGIATAN
PENGADAAN BARANG & JASA

1. Adanya Price List ganda yang digunakan dlm penetapan HPS


2. Kesengajaan untuk memecah nilai proyek dalam upaya
menghindari pelelangan.
3. Pengarahan pemenang lelang oleh panitia dgn menambah
syarat tertentu dlm dokumen pelelangan.
4. Adanya Program Rintisan dalam suatu proyek sehingga
pemenang lelang sudah dapat diketahui sejak awal.
5. Adanya pungutan biaya terhadap pengikut lelang yang nilainya
cukup besar padahal dlm kegiatan tsb sudah ada biaya umum.
6. Pelaksanaan pengumuman lelang hanya untuk memenuhi syarat
sahnya pelelangan dengan menggunakan surat kabar yang
kurang memenuhi syarat.

11
7. Panitia pengadaan barang tidak berperan optimal ( hanya
formalitas saja untuk melengkapi administrasi ).

8 Pengendali kegiatan, BPP, maupun Pengawas Lapangan blm


dapat berperan secara optimal.

9. Adanya perhitungan analisa biaya pekerjaan yg tidak sesuai


dgn kondisi dilapangan.

10. Pelaksanaan Aanwijzing ( Administrasi maupun teknis )


tidak dilaksanakan secara maksimal sehingga berakibat
pelaksanaan proyek banyak terjadi CCO ( pekerjaan
tambah dan kurang ).

11. Pelaksanaan tugas Panitia Pengadaan, Panitia Penerima


Barang dan Panitia Pemeriksa Barang dimasing-masing
kegiatan belum optimal dikarenakan perangkapan jabatan.

12
12. Belum dibuat / dikerjakan dengan baik administrasi kegiatan
dilapangan antara lain buku material, buku tenaga kerja, jadwal
pelaksanaan.

13. Pengendali kegiatan tidak selektif dan tidak mengkaji secara


maksimal dalam memberikan persetujuan perpanjangan waktu
dari rekanan sehingga merugikan daerah.

14. Kegiatan pemeliharaan proyek belum dilaksanakan secara


maksimal oleh penyedia barang dan jasa.

13
TERIMA KASIH
eko_supriyanto98@yahoo.co.id

14

Anda mungkin juga menyukai