Klasifikasi Material Teknik

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

BAB I.

Klasifikasi Material
Teknik

BAJA KARBON
Baja karbon (carbon steel) adalah salah
satu jenis logam paduan besi karbon
terpenting dengan prosentase berat karbon
hingga 2,11%.
Baja karbon diklasifikasikan menjadi :
1. Baja karbon rendah (< 0,2 % C),
2. Baja karbon sedang (0,2 s.d 0,5 % C)
3. Baja karbon tinggi (>0,5% C)

BAJA PADUAN
Jika penambahan elemen-elemen lain selain
karbon untuk tujuan-tujuan tertentu cukup
signifikan, baja diklasifikasikan sebagai baja
paduan (alloy steel), sebagai contoh adalah
baja perkakas (tool steel) dan baja tahan
karat (stainless steel). Klasifikasi Baja Paduan
Baja Paduan Rendah (Jika jumlah
unsur paduan selain carbon < 8 %)
Baja Paduan Tinggi (Jika jumlah unsur
paduan selain carbon > 8 %)

BESI COR (CAST IRON)


Paduan berbasis besi karbon lain yang juga
penting adalah besi tuang atau besi cor (cast
iron), yaitu besi dengan kadar karbon lebih dari
2,11% hingga 4-6%, yang diklasifikasikan :
1. Besi tuang kelabu (grey cast iron),
2. Besi

tuang ulet atau nodular (ductile or


nodular cast iron),
3. Besi tuang putih (white cast iron),
4. Besi tuang mampu tempa (malleable cast
iron).

Sifat-sifat mekanik bahan sangat

dipengaruhi oleh jenis dan komposisi bahan


logam serta perlakuan terhadap bahan
tersebut.
Sifat sifat mekanik logam antara lain, keras
(hardness), liat (ductile), lunak, tangguh
(toughness).
Bahan logam dikatakan keras apabila
memiliki ketahanan terhadap penetrasi
terhadap logam lain atau bahan pembanding
standar ( sebagai contoh bahan pembanding
adalah intan), atau memiliki kemampuan
melakukan penetrasi terhadap logam lain

Bahan Logam dikatakan liat apabila


memiliki kemampuan dibentuk dengan
proses penarikan dingin tanpa putus
(contoh tembaga).
Bahan logam dikatakan lunak apabila
mampu dibentuk dengan proses
penekanan dingin tanpa pecah/retak
(contoh : Timah).
Bahan logam dikatakan tangguh apabila
mampu menahan pembebanan gabungan
dan berulang dalam rentang waktu
tertentu tanpa rusak.

Sifat-sifat mekanik dapat dirubah dg

merubah komposisi bahan atau memberikan


perlakuan panas terhadap bahan tersebut.
Bila dikaitkan dengan proses produksi, maka
sifat bahan dikategorikan :
1. mampu mesin (machine ability) atau tidak
mampu mesin,
2. mampu bentuk atau tidak mampu bentuk.
. Apabila bahan dapat dikerjakan dengan
mudah pada mesin konvensional (mesin
produksi yang mamakai alat potong dan
menghasilkan tatal), disebut mampu mesin.
. Logam mampu bentuk apabila dapat
dibentuk dengan proses penekanan tanpa
retak atau pecah.

Logam mempunyai beberapa sifat antara lain:


1. sifat mekanis,
2. sifat fisika,
3. sifat kimia,
4. sifat konduktifitas thermal,
5. sifat konduktifitas listrik.
Sifat mekanis adalah kemampuan suatu logam
untuk menahan beban yang diberikan pada logam
tersebut. Pembebanan yang diberikan dapat
berupa pembebanan statis (besar dan arahnya
tetap), ataupun pembebanan dinamis (besar dan
arahnya berubah). Sifat mekanis pada logam,
antara lain: kekuatan bahan (strength), kekerasan
elastisitas, kekakuan, plastisitas, kelelahan bahan.

Secara garis besar fungsi dari ilmu kekuatan


bahan yakni :
1. Menentukan dimensi yang proporsional
(Apabila beban dan
2. Menentukan beban maksimum (Apabila
dimensi dan bahan diketahui atau
ditentukan).
3. Menentukan bahan yang sesuai atau cocok
(Apabila beban dan dimensi diketahui).
4. Mengontrol kekuatan bahan (Apabila beban,
dimensi dan bahan diketahui) dengan
melakukan comparisson studi antara
tegangan yang terjadi dengan tegangan
yang diizinkan.

Gaya Dalam ialah gaya yang terjadi didalam


suatu elemen konstruksi (batang) sebagai
akibat adanya pengaruh gaya dari luar.
Gaya dalam diklasifikasikan menjadi 2 jenis,
yaitu:
1. Gaya normal (gaya aksial) yakni gaya
dalam yang bekerja tegak lurus terhadap
penampang potong atau sejajar dengan
sumbu batang. Arah gaya satu sumbu.
2. Gaya geser (gaya melintang) yakni gaya
dalam yang bekerja sejajar dengan
penampang potong atau tegaklurus
terhadap sumbu batang. Arah gaya tidak
satu sumbu.

Ditinjau dari arahnya (beban) dan akibatnya terhadap


komponen yang menahannya, pembebanan dikategorikan
menjadi 5 jenis, yaitu :
1. Pembebanan Tarik yakni apabila gaya yang bekerja sejajar
dengan garis sumbu atau tegak lurus terhadap penampang
potong berorientasi kerja keluar (menjauh) sehingga
mengakibatkan batang atau elemen konstruksi mengalami
perpanjangan.
2. Pembebanan Tekan yakni apabila gaya yang bekerja sejajar
dengan garis sumbu atau tegak lurus terhadap penampang
potong berorientasi kerja kedalam (menuju) sehingga
mengakibatkan batang atau elemen konstruksi mengalami
perpendekan.
3. Pembebanan Bengkok yakni apabila gaya yang bekerja
dengan jarak tertentu terhadap penampang potong yang
mengakibatkan momen bending pada batang atau elemen
konstruksi tersebut.
4. Pembebanan Geser yakni apabila gaya yang bekerja sejajar
dengan penampang potong atau tegak lurus terhadap garis

Apabila suatu gaya dalam ditahan oleh


penampang batang maka didalam penampang
batang tersebut akan mengalami adanya
tegangan.
Tegangan ialah besarnya gaya yang diberikan
per satuan luas penampang.
Ditinjau dari arah gaya dalam yang terjadi,
tegangan diklasifikasikan menjadi 2 jenis,
yaitu :
1. Tegangan Normal yakni tegangan yang
terjadi karena pengaruh dari Gaya Normal.
2. Tegangan Geser yakni tegangan yang terjadi
karena pengaruh Gaya Geser.

Anda mungkin juga menyukai